NovelToon NovelToon
Jerat Cinta Tuan Mafia

Jerat Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Kriminal dan Bidadari
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

Dewi, seorang pelayan klub malam, tak sengaja menyaksikan pembunuhan brutal oleh mafia paling ditakuti di kotanya. Saat mencoba melarikan diri, ia tertangkap dan diculik oleh sang pemimpin mafia. Rafael, pria dingin dengan masa lalu kelam. Bukannya dibunuh, Dewi justru dijadikan tawanan. Namun di balik dinginnya Rafael, tersimpan luka dan rahasia yang bisa mengubah segalanya. Akankah Dewi bisa melarikan diri, atau justru terperangkap dalam pesona sang Tuan Mafia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 20

Pagi itu, mentari belum sepenuhnya menyapa dari balik tirai jendela. Udara di kamar masih sunyi dan hangat oleh dekapan Rafael yang memeluk tubuh Dewi dari belakang. Tapi, ketenangan itu pecah saat rasa mual mendadak menyergap perut Dewi dengan hebat. Ia menggeliat, tubuhnya terkejut, lalu buru-buru menyingkirkan tangan besar Rafael yang melingkar di pinggangnya.

Tanpa mempedulikan apakah pria itu akan terganggu atau tidak, Dewi langsung bangkit dari tempat tidur dan berjalan tergesa-gesa ke arah kamar mandi. Langkahnya cepat, napasnya tertahan, dan detak jantungnya berpacu seperti genderang perang.

“Ughh…” gumamnya lirih sebelum akhirnya terduduk di depan kloset dan memuntahkan isi perutnya.

Tak ada makanan yang keluar, hanya cairan bening yang terasa pahit dan asam. Tubuhnya lemas, keringat dingin membasahi pelipisnya, dan kepalanya berdenyut hebat seperti dihantam palu godam.

Rafael yang baru saja terjaga karena menyadari gerakan Dewi yang tiba-tiba, mengerjapkan mata dan duduk di ranjang. Matanya langsung mencari-cari sosok istrinya. dan betapa terkejutnya ia saat melihat Dewi lari ke arah kamar mandi tanpa sempat mengatakan apa pun.

Ia bangkit dengan langkah lebar, menyibak selimut yang masih menyelimuti pinggangnya, lalu menyusul ke kamar mandi. Saat tiba di ambang pintu, hatinya mencelos melihat Dewi tengah terduduk lemas dengan wajah pucat, tangannya bergetar, dan tubuhnya menunduk di samping kloset.

Tanpa bicara, Rafael langsung mendekat, berlutut di belakang Dewi, dan dengan lembut menepuk punggungnya yang bergetar. Sentuhannya pelan, hampir seperti belaian. Wajahnya menunjukkan kekhawatiran yang tak biasa.

“kamu sakit?” tanyanya pelan, suaranya dalam dan lembut.

Dewi hanya mengangguk lemah. Tangannya meraih ujung wastafel untuk menopang tubuhnya yang nyaris ambruk. Nafasnya terengah, dadanya naik turun tak beraturan.

“Kepalaku… pusing sekali…” ucapnya dengan suara serak, nyaris tak terdengar.

“Ayo, kembali ke kasur,” ucapnya datar, namun tangannya tetap lembut mengangkat tubuh Dewi yang lemah.

Dewi tak melawan. Tubuhnya terlalu lelah untuk membantah. Ia bersandar di dada Rafael, membiarkan pria itu membawanya kembali ke ranjang. Rafael membaringkannya dengan hati-hati, menarik selimut menutupi tubuh Dewi, lalu berjalan cepat menuju meja samping dan meraih ponselnya.

Dengan satu sentuhan, ia membuka daftar kontak, dan mengetuk nama yang sudah sangat ia kenal. dokter pribadi yang selama ini menjadi bayangan dingin dalam hidupnya. Seorang pria yang tak hanya mempelajari tubuh manusia, tapi juga menyimpan sisi gelap yang tak berbeda jauh dari dirinya sendiri.

Tanpa banyak basa-basi, Rafael menekan tombol telepon.

“Datang ke sini. Sekarang,” ucapnya singkat dan datar.

Tak lama, suara ketukan pintu menggema di lorong rumah megah itu. Pintu dibuka oleh asisten rumah tangga yang langsung mempersilakan pria tinggi besar itu masuk. Postur tubuhnya hampir menyamai Rafael. berwajah tajam, dengan tatapan seolah tak pernah mengenal simpati.

Tanpa basa-basi, dokter itu melangkah masuk ke kamar dan menatap Dewi yang terbaring lemah. Ia mendekat, membenahi alat-alat medis yang dibawanya, lalu menatap Rafael sekilas sebelum menoleh pada pasiennya.

“Apa yang kau rasakan?” tanyanya datar, namun menusuk.

Dewi membuka mata perlahan, suaranya lemah. “Kepalaku pusing… perutku mual…”

Dokter itu mengangguk kecil. Ia mulai melakukan pemeriksaan. mengecek tekanan darah, suhu tubuh, serta kondisi abdomen Dewi. Tak ada satu pun ekspresi yang muncul dari wajahnya. Tangannya bekerja cepat, presisi, dan penuh pengalaman.

Setelah selesai, pria itu berdiri. Ia menoleh, tak ke Dewi, tapi langsung ke Rafael yang berdiri di samping tempat tidur.

Tanpa berkata apa-apa, sang dokter mengulurkan tangan ke arah Rafael. Sebuah gerakan yang membuat Rafael sedikit mengernyit, namun tetap membalasnya dengan satu jabat tangan.

Setelah tangan mereka terlepas, barulah pria itu membuka suara.

“Selamat. Istrimu mengandung.”

Dewi menatap mereka dengan mata membelalak, tubuhnya membeku. Di dadanya, jantungnya berdegup kencang, tak karuan. Napasnya tercekat.

“A-apa…?” bisiknya pelan. “Aku hamil…?”

Tak ada suara dari Rafael. Ia hanya memandangi Dewi, wajahnya tetap dingin seperti biasa, namun matanya… matanya berubah. Ada sesuatu di sana. Campuran antara keterkejutan dan… beban?

Dewi menggigit bibirnya. Air mata perlahan mengalir dari sudut matanya. Ia tak tahu apakah harus bahagia atau bersedih. Di satu sisi, ia akan menjadi seorang ibu. Namun di sisi lain… anak itu berasal dari seorang pria yang dulu ia anggap sebagai monster.

Dokter itu kembali bersuara, nadanya datar seperti sebelumnya.

“Lalu, apa kau akan mempertahankan bayi itu?” tanyanya langsung kepada Rafael, tanpa basa-basi, seolah itu hanya keputusan medis biasa.

Rafael menatap lurus ke arah Dewi yang masih terbaring, wajah pucatnya menyimpan seribu ketakutan dan ketidakpastian. Sorot mata Rafael berubah lebih tajam, namun ada kilatan pengakuan di sana.

“Tentu saja,” jawabnya tegas namun dingin. “Itu satu-satunya pewaris yang aku punya. Dan aku akan merawatnya.”

Seketika udara di kamar itu terasa membeku. Tak ada kata lain yang terucap. Dewi hanya memejamkan mata, menahan isak yang hendak pecah. Ia tahu, hidupnya tidak akan pernah sama lagi.

Setelah dokter pergi dan pintu tertutup rapat, suasana kamar menjadi sunyi. Hanya suara detak jam dan napas Dewi yang terdengar pelan di antara keheningan itu.

Rafael duduk di tepi ranjang, memperhatikan wajah Dewi yang mulai menangis dengan perlahan. Air mata itu mengalir tanpa suara, namun cukup membuat dada Rafael terasa sesak.

Pelan-pelan, Rafael mengangkat tangannya dan menyentuh pipi Dewi yang basah. Ia mengusap air mata itu dengan lembut, lalu bertanya dengan suara rendah,

“Kenapa kamu menangis?”

Dewi tidak langsung menjawab. Ia hanya diam, menggigit bibirnya menahan isak. Rafael menunggu.

“Kau tidak menginginkan bayi itu?” tanyanya lagi, kali ini lebih hati-hati.

Dewi menarik napas panjang, lalu berkata dengan suara gemetar,

“Aku takut…”

Matanya menatap kosong ke langit-langit. Suaranya lirih dan penuh rasa khawatir.

“Aku takut anak ini tumbuh jadi seperti kamu. Aku takut… dia akan menjadi orang yang dingin, kasar, dan menyakiti orang lain… seperti yang kamu lakukan. Aku takut, Rafael.”

Tangisnya pun pecah. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, tubuhnya bergetar hebat.

Rafael tak berkata apa-apa untuk beberapa saat. Ia bisa merasakan ketakutan Dewi… dan untuk pertama kalinya, ia benar-benar mengerti.

Pelan, ia menggenggam tangan Dewi yang gemetar dan menatapnya dengan serius.

“Itu tidak akan terjadi,” ucap Rafael tenang namun tegas.

“Aku tidak akan membiarkan anakku hidup di jalan yang sama sepertiku.”

Ia menunduk, suaranya mulai melembut.

“Aku akan melindunginya. Aku akan memastikan dia tumbuh dengan kasih sayang, bukan dengan kebencian. Aku janji.”

Dewi menatapnya dalam diam, masih dengan air mata di pipinya. Ia belum tahu apakah bisa mempercayai Rafael sepenuhnya. Tapi saat pria itu menggenggam tangannya dengan kuat dan hangat, hatinya mulai luluh. Meski masih ada rasa takut, perlahan muncul harapan bahwa anak itu bisa tumbuh dalam kehidupan yang lebih baik.

1
Myōjin Yahiko
Bikin nagih bacanya 😍
Silvia Gonzalez
Gokil abis!
HitNRUN
Bingung mau ngapain setelah baca cerita ini, bener-bener seru!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!