Fishya merupakan istri seorang wakil CEO, berusaha menghentikan temannya Erlina yang mencoba bunuh diri.
Erlina memegang pisau di rumah sakit, hendak mengiris nadinya."Fishya! Kamu tidak mengerti perasaanku. Suamiku meninggal karena over dosis narkotika. Lalu bisnisnya hancur. Sedangkan kamu bisa hidup bahagia, dengan suami menjadi wakil CEO. Jika bisa aku ingin hidup sepertimu!" Teriaknya.
"Erlina sabar dulu. Kehidupanku tidak sebaik yang kamu duga." Fishya mendekat, mencoba menghentikan.
Tapi.
Srak!
Erlina menusuk tubuh Fishya, kemudian baru membunuh dirinya sendiri. Sepasang sahabat yang mati di saat yang sama.
***
Tapi keajaiban tiba-tiba terjadi, mereka kembali ke masa SMU.
Erlina yang mengetahui masa depan, dengan percaya diri merebut kekasih Fishya. Menyakini dirinya akan dapat hidup senang sebagai istri wakil CEO.
Sedangkan Fishya yang juga mengetahui masa depan hanya tersenyum."Baik, kita bertukar pasangan. Aku akan memungut samapahmu." Batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KOHAPU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Oh... Mantan
Peluh membasahi rambutnya, mengalir hingga ke bagian wajahnya. Ekstrakulikuler Wushu tidak begitu populer di sekolah ini.
Beberapa bulan telah berlalu, kini tujuan Virgo berubah. Gerakan wushu yang dulu kaku kini terlihat begitu halus. Memakai pedang sebagai senjatanya. Melompat, kemudian mendarat dengan anggun.
Game tidak pernah disentuh olehnya. Pertarungan yang nyata mungkin lebih menarik. Bentuk tubuh dibalik pakaian mungkin juga sudah sedikit berubah.
Tapi mungkin satu hal yang sama.
"Virgo!" Fishya tersenyum membawa kotak bekal untuknya. Merekam semuanya menggunakan handycam, sesuai permintaan Troy.
Virgo membalas senyumannya. Kemudian mengakhiri gerakannya. Kemudian menunduk memberi hormat.
"Bagus! Apa kamu memiliki pelatih pribadi?" Tanya sang pelatih bertepuk tangan, kagum.
"Selalu ada jalan untuk curang, termasuk miliki pelatih pribadi." Ucap Virgo pada sang pelatih di sekolahnya.
Sang pelatih hanya tersenyum, mempertimbangkan Virgo untuk mewakili sekolah pada kompetisi Wushu yang akan datang.
Pemuda yang melangkah mendekati Fishya. Menatap bagaimana wanita ini tersenyum, semakin diperhatikan semakin terlihat cantik. Tidak! Dirinya tidak boleh terlihat tertarik pada Fishya agar gadis yang masih menyukai Andika ini tidak menjauh.
"Ini air untukmu. Tetap semangat! Aku yakin Erlina sudah mulai kembali memperhatikanmu." Harapan palsu yang sengaja diucapkan sang rubah. Dirinya perlahan harus memiliki pangeran ini.
"Benar... mungkin saja." Virgo tiba-tiba memeluknya, membuat Fishya membulatkan matanya."Aku memelukmu karena ingin membiasakan diri, untuk berakting di depan Erlina nanti."
Fishya melepaskan pelukannya."Benar-benar kucing kecil dalam kardus!"
"Rubah putih!" Cibir Virgo.
Dua orang yang berjalan menelusuri lorong, mencari tempat beristirahat guna menikmati makan siang yang dibuat Fishya.
"Kenapa tidak mengatakan pada semua orang kalau kamu tidak jatuh bangkrut?" Tanya Fishya kala mereka sampai di kantin.
"Seperti yang kamu katakan. Erlina menyukai pria yang sederhana, maka aku akan menjadi pria sederhana." Jawab Virgo menikmati makan siang buatan Fishya yang beberapa bulan ini sudah tinggal di rumahnya.
"Benar! Dia akan menyukaimu cepat atau lambat." Fishya mencuri kesempatan memegang jemari tangan Virgo. Pemuda yang menghentikan kunyahannya. Hanya tersenyum, tangannya dipegang, bahkan disentuh seperti ini? Dasar siluman rubah penggoda! Tapi sialnya Virgo suka.
"Dia akan kembali padaku." Pemuda yang benar-benar tidak menyia-nyiakan kesempatan. Fishya adalah miliknya...hanya miliknya. Sampah yang telah dibuang oleh Andika tidak mungkin dirinya akan kembalikan.
"Rupanya kalian sedang disini." Cibir Erlina melangkah mendekati mereka.
"Kenapa? Cemburu?" Fishya bersandar pada bahu Virgo. Seolah-olah mengejek, padahal masih dalam rangka mencari kesempatan dalam kesempitan.
Erlina malah tertawa."Siapa yang akan cemburu pada pria yang dipenuhi dengan aura kegagalan."
"Satu-satunya kegagalan dalam hidupku adalah pernah jatuh cinta padamu." Jawab Virgo penuh senyuman. Tidak ada dusta sama sekali.
Fishya membulatkan matanya. Dalam hal ini Virgo benar-benar hebat. Kasihan sekali pemuda baik-baik ini harus dimanfaatkan olehnya. Jujur saja dirinya tidak tega.
"Pecundang miskin..." Erlina menumpahkan kekesalannya, mengingat Virgo adalah sumber masalah dalam hidupnya sebelum waktu terulang. Menyiram Virgo menggunakan es teh.
"Fishya..." Gumam Virgo berlindung pada Fishya. Bagaikan tidak berdaya, membuat Fishya menghela napas.
"Erlina, bagaimana pun Virgo begitu baik pada keluargamu. Apa kesalahannya?" Tanya Fishya malah membalas pelukan Virgo, mencuri kesempatan dalam kesempitan.
"Kesalahannya? Kesalahannya adalah ada dalam hidupku. Dan mempengaruhimu agar tidak menurut padaku." Erlina menatap penuh hina.
Kemudian tersenyum, menatap betapa buruk nasib Fishya yang harus bersama pecundang ini."Aku dengar ayahmu membuka jasa EO. Cukup terkenal di media sosial. Bahkan pacarmu ini (Virgo) bekerja sambilan sepulang sekolah. Karena mengingat pertemanan kita yang begitu memuakan, aku ingin menggunakan jasa EO ayahmu."
"Untuk kapan?" Tanya Fishya mencium aroma uang.
"Seminggu lagi, acara ulang tahun sekaligus pertunanganku dengan Andika. Aku akan mengundang semua tamu dari kalangan atas." Jawab Erlina penuh senyuman.
"Deposit 50%. Kamu bisa langsung ajukan permintaan melalui situs atau ke kantor kami." Fishya masih terlihat tersenyum ramah. Sedangkan Virgo mulai mencemaskan sesuatu.
Wanita ini (Erlina) sudah pasti akan mempermalukan mereka dalam pesta.
Erlina tertawa kecil."Aku harap kalian berdua akan hadir. Tapi jangan lupa kenakan seragam pelayan. Jangan baju gembel."
"Baik! Terserah apa kata tuan putri." Fishya menghela napas penuh rasa syukur. Itu artinya bulan ini jadwal EO sudah penuh. Tidak boleh ada booking lagi.
"Kenapa tersenyum?" Tanya Virgo tidak mengerti.
"Kenapa tidak sedih?" Tanya Fishya lebih tidak mengerti lagi.
Virgo mengerutkan keningnya, memaksakan diri untuk menangis."Fishya! Dia bertunangan dengan Andika. Apa kelebihan Andika dibandingkan denganku!?" Teriaknya menjerit, kembali memeluk Fishya mencuri kesempatan dalam kesempitan.
"Lepas!" Fishya mendorong sedikit kepala Virgo agar menjauh darinya. Dengan cepat dirinya menghubungi Ghana.
Namun, sebelum nomor tersambung, wajah kecewa kucing dalam kardus menggangu fikirannya."Sudah! Sudah! Kamu boleh bersandar di bahuku."
Tapi bukan Virgo namanya kalau menurut."Aku lebih nyaman begini." Ucapnya berbaring di bangku panjang menjadikan paha Fishya sebagai bantalnya.
"Tau kata bahu?" Tanya Fishya berusaha tersenyum.
"Tidak tau, tolong ajari aku." Jawab Virgo antusias. Ingin rasanya Fishya mencaci makhluk satu ini. Tapi dirinya harus bersabar. Menghela napas, mulai berusaha menghubungi Ghana. Agar memberikan kontrak kala Erlina menyerahkan deposit.
Namun, Virgo cemas akan hal lain. Ayah dan ibunya mengatakan akan pulang dalam beberapa hari. Apa akan menyukai Fishya atau mengusirnya?
***
Begitu cerdas, begitu tajam jika sudah memiliki ambisi, itulah Andika. Menghela napas menatap nilai 98 di lembar kertas ujiannya.
Di saat buntu seperti ini, selalu ada Fishya yang membawakan cemilan untuknya. Bukan cemilan mahal, mungkin hanya kacang atau buah-buahan yang harga perkilo nya paling murah di pasar.
Notifikasi pesan masuk dari Erlina terlihat. Andika menatap jenuh, berusaha mengatur suaranya agar terlihat ceria. Padahal aslinya menjadi kapten tim basket, ditambah dengan belajar mati-matian. Sudah menguras seluruh tenaganya.
"Erlina, apa kamu sudah makan?" Ucapnya basa basi. Tapi kalimatnya to the point.
"Sudah... Andika, mau clubbing bersamaku malam ini? Aku punya beberapa teman baru." Erlina terdengar antusias.
"Sayang, maaf...aku bekerja paruh waktu di perusahaan ayahmu. Ditambah dengan mempertahankan beasiswaku. Aku benar-benar kelelahan. Aku bertahan hanya untukmu." Ucap Andika memegang foto kebersamaannya dengan Fishya. Menatap wajah ceria mantan kekasihnya.
"Aku mengerti. Tapi---" Kalimat Erlina disela.
"Sebagai suami yang baik, harus berkorban untuk istri. Dan istri menikmati kerja keras suami. Aku begitu mencintai Erlina, karena itu akan berusaha lebih meyakinkan ayahmu." Andika menghela napas, meminum segelas susu. Sebuah kebiasaan kala hidupnya dua tahun ini diatur oleh Fishya.
"Pertunangan sekaligus ulang tahunku seminggu lagi. Aku sudah menyewa jasa EO, orang tua Fishya untuk persiapan. Kali ini mereka akan hancur." Kalimat dari Erlina membuat dirinya menyeringai.
Bagaimana Fishya akan menyerah. Menunggunya untuk memiliki segalanya...
Siluman ular dan rubah putih yang dulu menjalin hubungan. Apa mereka akan kembali bersama?
BTW aku suka cover nya thor mnggambrkn fishya bgt🥰