Yulia Citra Lestari, seorang istri tercinta Rayyan Kahesdra. Jarak diantara mereka sangat berbeda. Yulia, diusianya 24 tahun ini ia masih memikirkan nasib yang sama. Setiap ibunya tinggal bersama dengan anaknya ada yang selalu mencurigakan antar suami dan ibunya.
Entah mengapa, desus kian memarak jika suaminya ada hubungan dengan ibunya. Lantas, bagaimana Yulia bisa diam begitu saja.
Apakah Yulia akan mencari tahu kebenarannya ataukah Yulia diam begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rohima_Cahaya18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali Masuk RS
"Arghhhh!!" kesakitan memegang kakinya, namun Rayyan harus kuat agar menemukan Yulia.
Alfan terus meneriakkan suara agar adiknya mendengar suara Abangnya. Namun, sebaliknya Alfan sampai mendengar suara kakek dari arus bawah sungai.
"Tolong!!!"
"Tolong, ada perempuan hanyut. Tolong...
Alfan menemukan jika Yulia dapat di temukan, Kakek tersebut merasa tidak asing oleh pemuda tersebut. Namun karena gelap keadaannya, Yulia harus mendapatkan perawatan medis agar Yulia dapat di selamatkan.
"Kek, terimakasih sudah menyelamatkan adik saya, saya ucapkan terimakasih sebanyak mungkin, kek."
"Sama-sama anak muda, bawalah perempuan ini secepatnya. Karena tadi kakek lihat jika perempuan ini mengalami benturan keras, semoga selamat sampai tujuan," ucapnya tersenyum namun tiba-tiba Alfan ingin memberikan uang sudah tak ada lagi keberadaan sang kakek.
"Aamiin, Kek."
Firasat Alfan merasa ganjal, tetapi ia tetap bersyukur masih ada orang baik mau menolongnya. Terlebih lagi, saat ini ada deru mobil Rafa menuju kemari. Namun Alfan tak mau sekedar menumpang, ia tahu betapa terkejutnya ucapan Veni yang membuat dirinya masih mengingat kalimat itu. Jika bukan karena Yulia, pasti tidak akan bertemu dengan orang sombong seolah-olah mereka telah mencapai kemenangan.
"Ayo, naik! Maaf kalau gue minta maaf, tapi lihatlah adikmu, lihat itu darahnya banyak. Cepat, naik," desak Rafa untuk segera ikut mengantarkan Yulia ke RS terdekat.
Alfan pun pasrah, siapa lagi orang yang mau menolongnya di daerah lokasi sunyi.Namun, Alfan justru masih benci dengan perkataan mereka yang semudah itu menghina.
Veni ikut dengan anaknya, ia terlalu emosi saat Yulia mendorong Rayyan, tetapi saat ini belum tepat untuk meminta maaf pada mereka. Veni ingin Yulia selamat dari bencana yang ia hadapi, tapi ingin rasanya Yulia menikah dengan Rafa bukan dengan Rayyan.
"Cepat Rafa, kondisi Yulia butuh perawatan medis. Mama ga mau kalau Yulia tidak selamat, Mama takut," gelisah hati Veni ia tak mungkin tak meminta maaf pada Yulia karena sudah melukai hati Yulia.
"Iya, Ma!"
Saat Rafa menghantar Yulia, disana yang tidak lebih jauh dari semak-semak, Rayyan merasakan ngilu yang berlebihan. Rayyan merasakan kesakitan pada kaki sebelah kiri, tak tahu jika ada ular disana. Niat hati ingin mencari keberadaan istrinya, malah di patok ular.
Rayyan yang melambaikan tangan pada mobil tersebut, namun Veni mengenali suara itu. Tapi hatinya berbisik jika ia malah tak suka keberadaan Rayyan, tetapi Rafa tak mau jika ia sakit.
Mereka berhenti karena Rayyan terus memegangi kaki yang sakit, tak perduli jika ada Alfan. Baginya ia tak mau Yulia kenapa-kenapa.
"Masuk, cepat."
"Terimakasih Bg Rafa."
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, tidak perlu jika dirinya marah besar. Melihat Alfan juga Yulia di permalukan, niatnya ingin membuat surprise karena Rafa menyukai Yulia, malah kedatangan Rayyan membuat rusuh.
Alhamdulillah sampailah juga di RS Umum, walaupun tak ramai pengunjungnya tetapi disana terkenal ramah dokternya. Alfan sedih adiknya badan sudah dingin, tapi ia ingat pesan kakek tersebut. Alfan merasa kehilangan sepenuhnya, bodoh jadi seorang Abang. Tetapi Alfan tak menyerah, Adiknya di taruh di brankar.
Begitu lah juga Rayyan, keduanya di rawat di RS yang sama. Namun bibir pucat Rayyan mulai membiru. Veni tidak mau jika Rayyan harus hilang. Tetapi Veni memaafkan segala kesalahan yang terjadi pada anaknya.
"Maaf, Pak, Bu! Kami akan memberikan pelayanan terbaik untuk kedua anak ibu, mohon kerja sama nya."
Alfan hanya bisa pasrah dengan cobaan yang selalu datang.