NovelToon NovelToon
Ditolak Ibu Pria Miskin, Dinikahi Pria Asing

Ditolak Ibu Pria Miskin, Dinikahi Pria Asing

Status: tamat
Genre:Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Suami ideal / Tamat
Popularitas:30.3k
Nilai: 5
Nama Author: Eys Resa

follow IG Othor @ersa_eysresa

Di usia 30, Aruni dicap "perawan tua" di desanya, karena belum menemukan tambatan hati yang tepat. Terjebak dalam tekanan keluarga, ia akhirnya menerima perjodohan dengan Ahmad, seorang petani berusia 35 tahun.

Namun, harapan pernikahan itu kandas di tengah jalan karena penolakan calon ibu mertua Aruni setelah mengetahui usia Aruni. Dia khawatir akan momongan.

Patah hati, Aruni membuatnya menenangkan diri ke rumah tantenya di Jakarta. Di kereta, takdir mempertemukannya dengan seorang pria asing yang sama sekali tidak dia kenal.

Apakah yang terjadi selanjunya?
Baca kisah ini sampai selesai ya untuk tau perjalanan kisah Aruni menemukan jodohnya.
Checkidot.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eys Resa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20

Kabar tentang pertemuan Aruni dan Ahmad benar-benar mengusik ketenangan Rico di Belanda. Meskipun ia berusaha untuk tetap profesional, pikirannya terus saja melayang pada Aruni. Rasa cemburu dan khawatir campur aduk di benaknya. Ia tidak bisa lagi menunda kepulangannya dan tinggal lebih lama disana.

"Tomi, aku putuskan untuk pulang hari ini juga," kata Rico kepada asistennya. Mereka sedang berada di ruang rapat setelah presentasi besar.

Tomi, seorang pemuda cekatan yang sudah terbiasa dengan keputusan mendadak Rico, mengangkat alis. "Hari ini juga, Pak? Tapi masih ada beberapa hal yang perlu diselesaikan..."

"Aku tahu. Kamu selesaikan sisanya," potong Rico tegas, sorot matanya menunjukkan bahwa keputusannya bulat. "Laporan akhir bisa kamu kirimkan via email. Urusan klien biar aku follow up dari Jakarta. Ada sesuatu yang harus aku lakukan."

Dengan patuh, Tomi mengangguk. "Baik, Pak. Akan saya urus semua."

Rico segera membereskan meja kerjanya, Dan segera pulang. Dia segera mengemas barang-barang pribadinya di apartemen sewaan, dan buru-buru menuju bandara sore itu juga. Setelah berjam-jam berada di pesawat, melintasi benua dan zona waktu, akhirnya Rico tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta saat pagi menjelang siang. Tubuhnya terasa lelah, namun semangatnya untuk bertemu Aruni jauh lebih besar dari rasa kantuknya.

Ia langsung pulang ke apartemennya di pusat kota. Ia berpikir, percuma juga kalau dia pergi ke rumah Amar siang-siang begini, Aruni pasti belum pulang dari sekolah. Nanti sore setelah istirahat dia akan pergi ke rumah Amar untuk berkunjung.

Namun, seberapa keras Rico mencoba untuk tidur tapi tidurnya terasa tidak tenang. Meskipun tubuhnya sangat membutuhkan istirahat, pikirannya terus berputar pada Aruni. Hanya tidur sebentar saja dia sudah terbangun. Ia melirik jam di dinding, sudah pukul 12 siang.

"Ya ampun gini amat ya, rasanya jatuh cinta. Kalai belum ketemu orangnya hati rasanya nggak tenang. " gumamnya.

Rico segera bangkit dari ranjang. Rasa rindu dan cemas yang memuncak mengalahkan rasa lelahnya. Ia memutuskan untuk tidak menunggu sampai sore. Dengan cepat, ia mandi membersihkan tubuhnya. berharap setelah mandi rasa lelahnya segera menghilang.

Dengan Mengenakan kemeja kasual berwarna biru gelap dan celana chino, Rico mengambil kunci mobilnya. Destinasinya bukan rumah Amar sahabatnya, melainkan sekolah tempat Aruni mengajar. Dia berniat menjemput Aruni di sekolah.

Perjalanan dari apartemennya menuju sekolah Aruni terasa lebih panjang dari biasanya karena kemacetan Jakarta yang bertepatan dengan jam makan siang. Namun, Rico tidak peduli. Sepanjang jalan, ia membayangkan bagaimana reaksi Aruni saat melihatnya. Apakah dia akan terkejut? Senang? Atau justru marah karena ia menghilang begitu saja?

"Ya Ampun, kenapa macet sih, kapan Jakarta akan bebas dari macet. Apa setelah menikah nanti aku bawa saja Aruni tinggal di Jepang atau di Belanda sekalian. " gumamnya lagi menahan kesal.

"Biasanya aku nggak pernah se-setress ini saat menghadapi kemacetan. Kenapa sekarang jadi begini. " Rico kembali merutuki dirinya.

"Aruni, kamu sudah membuatku gila. Fix, kita harus menikah secepatnya. " tekadnya bulat.

Akhirnya, set lah melewati k macetan yang panjang, mobil Rico tiba di depan gerbang sekolah dasar itu. Suasana terlihat ramai dengan anak-anak yang sudah mulai keluar, dijemput orang tua mereka. Rico memarkirkan mobilnya agak jauh, lalu berjalan mendekat ke pagar sekolah. Ia melihat beberapa guru wanita berdiri di depan gerbang, mengawasi anak-anak muridnya. Mata Rico langsung tertuju pada satu sosok yang ia cari. Aruni.

Aruni tampak sedikit lelah namun tetap tersenyum ramah kepada murid-muridnya. Ia mengenakan seragam guru berwarna krem dengan hijab di kepalanya. Jantung Rico berdesir melihatnya. Ia menunggu sejenak hingga Aruni agak senggang.

"Aruni!" panggil Rico pelan dari balik pagar.

Aruni menoleh, mencari sumber suara. Matanya melebar begitu melihat sosok Rico berdiri di sana, dengan senyum tipis di bibirnya. Betapa terkejutnya Aruni melihat Rico sudah menunggunya di depan pagar sekolah. Ia mengira Rico masih di Belanda, atau setidaknya akan memberi kabar terlebih dahulu.

"Ri...Rico?" Aruni tergagap, tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Rico tersenyum. "Hay, Aruni." tangannya melambai

Sontak teman-teman Aruni ikut menoleh ke sumber suara.

"Duh siapa cowok cakep itu, Bu Aruni? "

"Pacar Bu Aruni ya, cakep banget bu. Nemu dimana. "

Bisik-bisik itu terdengar jelas di telinga Aruni, tapi Aruni tidak menghiraukannya dan berjalan mendekati Rico.

Mereka terlihat canggung setelah lama tak bertemu. Ada banyak hal yang ingin diucapkan, namun kata-kata seolah tertahan di tenggorokan. Aruni merasakan pipinya menghangat, antara kaget, senang, dan sedikit malu.

"Mas kapan pulang?" tanya Aruni akhirnya.

"Baru saja sampai pagi tadi," jawab Rico. "Aku langsung ke sini. Aku ingin menjemputmu."

Aruni tak bisa menyembunyikan senyumnya. Perasaan lega dan bahagia membanjiri hatinya. "Kok nggak bilang-bilang?"

Rico tertawa kecil. "Sengaja. Biar jadi kejutan. Aku ingin memastikan kamu baik-baik saja." Ia melirik sekilas ke arah keramaian sekolah. "Sudah selesai kan? Ayo, kita makan siang. Aku traktir."

"Tapi... Aku harus pulang dulu ke rumah Tante Dina," kata Aruni.

"Nggak perlu. Kita makan siang dulu, nanti aku antar pulang," Rico menawarkan, matanya memancarkan kerinduan yang mendalam. "Ada banyak hal yang ingin aku ceritakan, dan aku yakin kamu juga punya banyak pertanyaan."

Aruni mengangguk, tidak bisa menolak. Ia merasa senang, sangat senang. Rico tidak melupakannya. Pria itu datang, dan kehadirannya membawa kelegaan yang luar biasa.

Aruni berpamitan dulu untuk kembali ke kelas mengambil tasnya, lalu berpamitan kepada rekan-rekannya. Dia tidak peduli jika harus mendapatkan gunjingan dari teman kerjanya. Yang penting sekarang dia pergi dengan Rico.

Rico membuka pintu mobilnya untuk Aruni. Mereka melaju menuju sebuah restoran yang nyaman. Di sana, di tengah hidangan makan siang yang lezat, Rico dan Aruni mulai melepas rindu dan mencairkan suasana. Rico bercerita tentang proyeknya di Belanda, tentang betapa sibuknya ia di sana, dan mengapa ia tidak bisa memberikan kabar. Ia menjelaskan bahwa ia sengaja ingin melihat reaksi Aruni, ingin tahu apakah Aruni merindukannya juga. Aruni pun menceritakan kegelisahannya, keraguannya, dan bagaimana ia terus berdoa untuk mendapatkan jawaban.

"Aku minta maaf sudah membuatmu cemas, Aruni," kata Rico, menggenggam tangan Aruni di atas meja. "Tapi aku ingin kamu tahu, aku nggak pernah main-main. Hatiku selalu bersamamu, bahkan saat aku jauh."

Aruni membalas genggaman tangan Rico, air mata kebahagiaan menggenang di matanya. Rasa rindu yang selama ini tertahan, kini tumpah ruah dalam pertemuan tak terduga ini. Kebimbangan yang ia rasakan selama ini, seolah sirna begitu saja di hadapan Rico.

Di tengah kehangatan pertemuan kembali, Rico dan Aruni merasakan ikatan mereka semakin kuat, menepis semua keraguan. Namun, apakah Rico akan segera menyampaikan niatnya untuk melamar Aruni secara resmi, dan bagaimana Aruni akan menyikapi keseriusan ini setelah trauma masa lalunya?

1
Tira Aneri
suukaaa
Rea Sitta
Luar biasa
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒃𝒂𝒈𝒖𝒔 𝒄𝒆𝒓𝒊𝒕𝒂𝒏𝒚𝒂 👍👍👍👏👏👏😍😍😍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒂𝒑𝒑𝒚 𝒆𝒏𝒅𝒊𝒏𝒈 👏👏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒏𝒚𝒆𝒔𝒆𝒍𝒌𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒏𝒊𝒉 𝒐𝒓𝒕𝒖𝒏𝒚𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 🤔🤔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒋𝒖𝒏𝒊𝒐𝒓 𝒕𝒍𝒉 𝒉𝒂𝒅𝒊𝒓 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒃𝒆𝒏𝒆𝒓" 𝒎𝒆𝒏𝒋𝒂𝒈𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒈𝒆𝒕 👍👍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒂𝒚𝒂 𝒉𝒂𝒓𝒂𝒑 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒔𝒆𝒈𝒆𝒓𝒂 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒋𝒏𝒈𝒏 𝒍𝒆𝒎𝒃𝒆𝒌 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒉𝒓𝒔 𝒌𝒖𝒂𝒕 𝒅𝒂𝒏 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒔 💪💪💪
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒉𝒓𝒔𝒏𝒚𝒂 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒅𝒆𝒔𝒂 𝒂𝒅𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒊 𝒖𝒏𝒅𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒅 𝒎𝒆𝒓𝒆𝒌𝒂 𝒕𝒉 𝒌𝒍 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒑𝒕 𝒔𝒖𝒍𝒕𝒂𝒏 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒑𝒕 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒈𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒍𝒃𝒉 𝒅𝒓 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒊𝒂𝒑 𝒎𝒂𝒔 𝑹𝒊𝒄𝒐 🤭🤭
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒆𝒑𝒐 𝒏𝒊𝒉 𝒔𝒊 𝒃𝒊𝒃𝒊 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒄𝒆𝒑𝒂𝒕 𝒉𝒂𝒎𝒊𝒍 𝒚𝒂 𝒃𝒊𝒂𝒓 𝒎𝒆𝒎𝒃𝒖𝒏𝒈𝒌𝒂𝒎 𝒎𝒖𝒍𝒖𝒕" 𝒘𝒂𝒓𝒈𝒂 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒉 𝒋𝒂𝒉𝒂𝒕 𝒔𝒂𝒎𝒂 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 😏😏
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒔𝒆𝒎𝒐𝒈𝒂 𝒃𝒂𝒉𝒂𝒈𝒊𝒂 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒍𝒖 🤲🤲
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒌𝒂𝒔𝒊𝒉𝒂𝒏 𝒋𝒈 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒚𝒂 𝒌𝒂𝒓𝒏𝒂 𝒊𝒃𝒖𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒈 𝒆𝒈𝒐𝒊𝒔 𝒋𝒅 𝒃𝒊𝒌𝒊𝒏 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒎𝒆𝒓𝒂𝒏𝒂 😔😔
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒑𝒂𝒔𝒕𝒊 𝒚𝒈 𝒅𝒂𝒕𝒂𝒏𝒈
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝑹𝒊𝒄𝒐 𝒔𝒅𝒉 𝒈𝒂𝒌 𝒔𝒂𝒃𝒂𝒓 𝒏𝒊𝒉 😅😅
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝒈𝒊𝒎𝒂𝒏𝒂 𝒚𝒂 𝒓𝒆𝒂𝒌𝒔𝒊 𝑨𝒉𝒎𝒂𝒅 𝒅𝒂𝒏 𝒃𝒖 𝒀𝒂𝒏𝒕𝒊 𝒑𝒂𝒔 𝒕𝒉 𝑨𝒓𝒖𝒏𝒊 𝒅𝒊 𝒍𝒂𝒎𝒂𝒓 🤔🤔😏😏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!