Karen Aurellia tidak pernah menyangka diusianya yang baru menginjak dua puluh tahun, akan menikah dengan pria yang lebih tua darinya. Pria itu adalah Darren William Bratajaya, pemuda cerdas yang telah meraih gelar profesor di Universitas London.
Saat mengetahui akan dinikahi seseorang bergelar profesor, yang ada dalam bayangannya adalah seorang pria berbadan gempal dengan perut yang buncit, memakai kacamata serta memiliki kebotakan di tengah kepala seperti tokoh profesor yang sering divisualkan film-film kartun.
Tak sesuai dugaannya, ternyata pria itu berwajah rupawan bak pangeran di negeri dongeng! Lebih mengejutkan lagi, ternyata dia adalah dosen baru yang begitu digandrungi para mahasiswi di kampusnya.
Bacaan ringan, bukan novel dengan alur cerita penuh drama. Hanya sebuah kisah kehidupan Rumah Tangga pasutri baru, penuh keseruan, kelucuan, dan keuwuan yang diselipi edukasi pernikahan. Baca aja dulu, siapa tahu ntar naksir authornya 🤣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 : Keromantisan Mereka
Darren terkesiap menerima ciuman dadakan dari istrinya. Entah kenapa terasa sungguh manis setiap perempuan itu bersikap nakal padanya.
"Itu ciuman tanda terima kasih karena udah ajak aku kencan di kampus," ucap Karen menunduk malu-malu.
Darren tersenyum kemudian mengusap kepala Karen dengan lembut. Ia sedikit memajukan kepala perempuan itu, kemudian mengecup keningnya dengan penuh penghayatan. Kini, giliran Karen yang terperanjat menerima ciuman dari suaminya.
"Ini ciuman tanda terima kasih karena bawakan makan malam dan mau temani aku kerja," ucap Darren sambil menahan senyum.
Pipi mereka sama-sama mengembung karena menahan tawa. Sejenak, mata Karen dan Darren saling menatap dalam. Entah siapa yang mulai, keduanya memiringkan kepala sembari mendekatkan wajah satu sama lain. Embusan napas mereka saling menyatu, seiring kedua bibir itu dipertemukan. Hangat. Dalam. Romantis.
Darren sedikit menjauhkan bibirnya dari bibir Karen, hanya untuk kembali menatap manik perempuan itu. "Di awal pernikahan kita, aku sempat berpikir gimana caranya supaya kamu gak betah nikah sama aku. Tapi seiring berjalannya waktu, aku malah berusaha cari cara supaya kamu tetap terus di sisiku. Aku rasa itu karena aku dah sayang ma kamu. Maka dari itu, jadikan aku satu-satunya pria yang ngasih kamu kebahagiaan. I got your back!" ucapnya lambat-lambat sambil memegang sebelah pipi Karen. Itu adalah kalimat paling jujur yang pernah ia utarakan pada seorang perempuan.
(N: i got your back \= aku siap melindungimu)
Pada saat ini, Karen hanya mampu menatap diam manik legam pria itu. Rasanya seperti bermimpi mendengar perkataan Darren barusan. Selama ini, ada sebuah kecemasan dan ketakutan dalam dirinya kalau perasaan yang ia miliki terhadap pria itu hanya bertepuk sebelah tangan. Itulah kenapa dia berusaha menekan perasaannya untuk tidak berkembang lebih besar. Tapi tak disangka, malam ini, pria itu lebih dulu mengungkap perasaannya.
"Aku juga sayang ma kamu. Bahkan dari sebelum kita nikah, aku udah sering perhatiin kamu, mengagumi kamu diam-diam. Pas aku tahu pria yang akan jadi suami aku itu kamu, aku gak bisa menahan rasa senang. Tapi aku berpura-pura—"
Karen tak melanjutkan kalimatnya saat Darren langsung mengunci mulutnya dengan sebuah ciuman. Bibir mereka kembali bertemu dan mulai bergesekan lembut. Saling menyesap bergantian, mencicipi satu sama lain, bertukar rasa dan beradu napas penuh gairah. Serasa enggan melepaskan pertautan bibir mereka.
Darren mengakhiri ciuman mereka, dengan menarik sedikit ujung bibir bawah Karen. "Kita pulang, ya?" Jari jempol Darren bergerak lembut di atas permukaan bibir basah perempuan itu.
Karen mengangguk pelan. Darren mulai mengemudikan mobil. Karen heran karena jalan yang mereka tuju bukanlah arah ke kediaman kakek Aswono, melainkan arah apartemen mereka.
"Kok kita pulang ke apartemen?"
"Emang salah? Kan itu rumah kita!"
"Tapi kan kita belum pamit sama kakek dan Oma kamu."
"Aku dah hubungi Oma tadi kok. Aku bilang malam ini kita tidur di apartemen," ucap Darren sambil mengedipkan sebelah mata.
Setibanya di apartemen, Karen langsung membanting tubuhnya di kasur empuk dalam posisi telungkup. "Kok malas ganti pakaian, ya. Maunya langsung bobo aja," cetus Karen dengan suara yang terdengar berat karena menahan kantuk.
Darren turut menelangkupkan tubuhnya di samping Karen. "Mandi bareng, yuk!" ajak pria itu bernada rendah.
"Ih, gak mau! Aku, kan, lagi datang bulan," tolak Karen dengan mata yang mulai tertutup.
Darren meringis sambil mengusap kasar wajahnya. Ia lupa jika istrinya sedang datang bulan. Padahal tujuannya kembali ke apartemen tentu saja untuk bisa bercinta dengan perempuan itu. Apalagi malam ini mereka telah mengetahui isi hati masing-masing.
...----------------...
Sinar matahari telah menjelajahi setiap sudut kota Jakarta pagi hari ini. Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul enam pagi, tetapi sepasang insan itu masih bergelung dalam selimut. Darren membuka kelopak matanya yang berat saat ia merasakan cahaya pagi menembus gorden kamar mereka. Ia terkejut ketika menyadari dirinya terlambat bangun. Ya, wajar saja karena dia terbiasa bangun subuh hari.
Darren memasang senyum tak berdaya ketika melihat Karen tertidur dalam pelukannya dengan sebelah tangan yang dimasukkan ke dalam piyamanya. Ia mengangkat tangan perempuan itu dengan penuh hati-hati, kemudian bangun dari tempat tidur untuk memulai aktivitas.
Dua jam kemudian, ia baru saja selesai menghidangkan bubur ayam yang dimasaknya dengan menggunakan slow cooker. Pria yang memiliki darah Belanda dari garis keturunan omanya itu memang cukup ahli dalam memasak. Keahliannya ini muncul karena dia dididik sejak dini untuk mempelajari basic life skill seperti yang pernah Oma Belle katakan pada Karen. Selain itu, dia lama tinggal di luar negeri sehingga membuatnya terbiasa hidup mandiri.
Setelah menyajikan bubur ayam di atas meja makan, Darren pun masuk ke kamar. Ia menggeleng-geleng kepala seraya berkacak pinggang melihat Karen yang masih tertidur. Saat hendak membangunkan perempuan itu, ia tak bisa menahan tawa melihat mulut istrinya yang terbuka lebar.
Darren sengaja mengapit mulut Karen yang terbuka agar tertutup. Tindakannya ini lantas membangunkan perempuan itu. Tapi tak berlangsung lama, setelah itu dia malah kembali tertidur. Asal tahu saja, Karen memiliki kelebihan dapat tidur di manapun dengan begitu mudah dan cepat, tapi sulit untuk dibangunkan.
"Karen, Sayang ... ayo bangun!"
Darren kembali membangunkan Karen dengan berbisik mesra di telinganya. Sayangnya, sama sekali tidak ampuh. Yang ada perempuan itu malah mengubah posisi tidurnya sambil menarik selimut hingga ke atas kepala.
"Ya, ampun. Nih orang tidur udah kayak kebo!"
Darren menepiskan selimut dari tubuh istrinya, lalu menggoyang-goyangkan tubuhnya untuk kembali membangunkannya. Perempuan itu malah memunggunginya, memiringkan kepala seraya membenamkan telinga kirinya di bantal.
Masih belum bangun juga, ia pun mengeluarkan jurus terakhir. "Masih enggak mau bangun?" Darren menggelitik beberapa titik tubuh istrinya.
Sontak saja, Karen menjadi belingsatan dibuatnya. "Iya ... iya ... aku bangun. Berhenti dong!" pinta Karen yang sudah seperti cacing kepanasan.
Karen duduk di depan meja makan dengan mata yang masih layu. Saking mengantuk, ia malah mengambil garpu untuk menyendok bubur. Darren menggeleng-geleng pelan seraya mengambil garpu di tangan istrinya. Kemudian ia pun menyuapinya perempuan itu layaknya seorang balita.
.
.
.
Wajib baca
Novel ini misi kepenulisan Noveltoon, artinya kerangka cerita sudah disiapkan dari Noveltoon, dan tugas saya hanya mengembangkan sesuai dengan gaya kepenulisan saya. Ini pertama kalinya aku bikin novel full romance, dengan tema pasaran kek gini. Kalau pembaca setiaku pasti tahu karya-karya asliku kek gimana. Aku sengaja bawainnya dengan narasi yang santai biar ceritanya gak kek sinetron gais 😆🤣
Tolong berikan pendapat kalian tentang nopel ini di kolom komen. Suka gak sih kalian ma nopel ini?
keasikan baca jadi lupa kasih bintang 😂😂😂😂😂😂🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🙏🏼
notif'y ada d berbagai judul novel kak yu 😅