tentang dia yang ingin mengubah hidupnya menjadi lebih baik. kehidupan pertamanya yang di perlakukan buruk hingga mati tragis dalam penyiksaan, membuat dia bertekad untuk memperbaiki hidupnya dengan mengambil keputusan yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SEMBILAN BELAS
"Kak, aku mau nanya" tanya Gladis setelah tuan Thomas pergi. Alex berpindah duduk ke tempat tuan Thomas duduk sebelumnya agar berhadapan dengan Gladis.
"Nanya aja".
" Apa nama lengkap kakak? cuman Alexo Cedric doang kan?" tanya Gladis, dia bukannya takut kalau pacarnya dari keluarga Vincent, hanya saja dia merasa gak pantas untuk menjadi pacar seorang anak triliuner. Belum lagi kalau keluarga besar Alex tau kalau mereka pacaran. Walau keluarga Zarca sangat kaya tapi tidak bisa di bandingkan dengan keluarga Vincent.
"Alexo Cedric Vincent" jawab Alex santai, dia tersenyum tipis melihat keterkejutan Gladis, seperti nya dia sekarang sedikit mengerti tentang bisikan Gladis dan laki-laki tua tadi.
"Yah.... beneran Vincent, bukan kaleng-kaleng dong pacar ku? Tapi kalau keluarga besarnya tau dia pacaran denganku, apa keluarga nya akan memberiku uang yang banyak buat ninggalin kak Alex kayak di novel-novel dan drama-drama? " batin Gladis gelisah sendiri. walau dia suka uang tapi bukan dengan cara itu.
TIKK!!!
Alex menyentil pelan dahi mulus pacarnya, membuat Gladis meringis kecil lalu mengembungkan pipinya kesal.
"Mikir apa hm? " tanya Alex lembut, Gladis segera menatap Alex serius dengan mata bulatnya yang nampak imut dimata Alex sendiri. Dia bahkan sampai menggigit pipi bagian dalam untuk menahan kegemasan nya.
"Kak, keluarga kakak sangat kaya. Kalau mereka tau kita pacaran, apa aku akan alami hal kayak di drama? " tanya Gladis khawatir. Alex mengerutkan keningnya bingung.
"Kayak drama? "
Gladis mengangguk, " iya... kayak misalkan mereka kasih aku uang yang banyak, trus suruh aku ninggalin kakak. Gitu.. "jawab Gladis. Alex berusaha menahan tawanya, andai Gladis tau bagaimana keluarga nya, pasti dia akan berpikir dua kali untuk mengenali mereka.
"Lalu apa kamu terima uang itu trus ninggalin aku? " tanya Alex serius sambil mempertahan mulutnya agar tak tertawa. Omong-omong dia penasaran dengan jawaban pacarnya.
"Apa dia bakalan jawab gak akan terima uang itu dan gak akan ninggalin gue? " batin Alex mencoba menebak, karena menurutnya Gladis bukan gadis yang memandang materi.
"Sebenarnya aku ragu kak" ucap Gladis sedih, Alex menaikkan sebelah alisnya. Dia heran, kenapa? "Aku kan suka uang, gimana dong? " lanjut Gladis dengan wajah melasnya. Alex tidak bisa berkata-kata mendengar kelanjutan ucapan pacarnya. Apa pacarnya sejujur dan sepolos ini?
" Tapi kak Al tenang aja, aku terima uang yang banyak itu, kalau bisa tawarin nominal yang lebih banyak, lalu baru setelahnya kita kabur berdua diam-diam. Gimana? "tanya Gladis, wajahnya terlihat senang seakan-akan dia menemukan solusi yang baik. Emangnya mau kabur ke mana? Pasti keluarga nya akan menemukannya dengan cepat.
Alex terkekeh pelan sambil menggeleng-geleng kan kepalanya, ada-ada saja pikiran kekasihnya. Sangking gemasnya dengan gadis di depannya membuat nya mencubit pipi sang pacar.
"Ihhhh sakit kak" cemberut Gladis sambil mengusap-usap pipinya, ini benar-benar sakit tapi laki-laki di depannya tidak merasa bersalah sama sekali justru dia tertawa pelan sekarang.
"Kenapa ketawa? " tanya Gladis.
"Seharusnya kamu gak perlu mikirin hal-hal yang belum terjadi" ucap Alex, "dan itu gak akan pernah terjadi " lanjutnya dalam hati.
"Kita harus waspada kak".
"Baiklah, terserah kamu aja, tapi perlu kamu ingat, aku akan menjagamu bahkan dari keluarga ku sendiri kalau mereka macam-macam" ucap Alex panjang lebar, membuat Gladis sedikit tenang.
"Glad" panggil Alex setelah mereka saling terdiam beberapa saat.
"Ada apa kak? " tanya Gladis sambil meminum jusnya melalui sedotan.
"Aku lupa nanya tentang sekolahmu, kemarin bukannya kamu bilang mau masuk sekolah? udah daftar? " tanya Alex. Rencana nya, kalau Gladis belum daftar, mau dia daftarkan di sekolah yang sama dengannya.
"Udah kak".
"Di mana? ".
"Di Van's High School. Tapi karena sebelumnya aku di panti jadi aku daftar lewat beasiswa" Jawab Gladis, Alex hampir bernapas lega sebelum mendengar kata beasiswa. Kalau gak lulus beasiswa di sana, mereka gak akan bisa sekolah di tempat yang sama.
"Kenapa harus beasiswa? " tanya Alex kesal, "udah coba daftar ke sekolah lain? jaga-jaga kalau gak lulus? " tanya nya lagi. kalau gak daftar ke sekolah elit yang lain sebelum pengumuman Van's High School buat jaga-jaga, bisa-bisa Gladis gak bisa sekolah di tempat elit dan cuma bisa ke tempat sekolah umum.
"Aku mau berusaha sendiri kak, lagian aku sebelum nya di panti, aku mana punya uang buat daftar masuk van's High school kalau bukan beasiswa? " ucap Gladis panjang lebar. "Aku daftar sekolah lain nanti aja pas pengumuman" lanjutnya.
"Kalau nunggu pengumuman dulu, nanti kamu gak bisa masuk sekolah elit lain Gladis Agnia" geram juga Alex lama-lama.
"Aku bisa ke sekolah umum kak, lagian sama-sama belajar kok"
"Apa keluargamu yang sekarang gak bisa sekolahin kamu di sekolah elit? " tanya Alex penasaran, apa keluarga pacar nya ini kesulitan biaya?
"enggak kak, mereka sangat mampu malah, cuman aku mau usaha dulu" jawab gladis. Dia memang tau kalau papi udah daftarin dia ulang tapi dia sangat berharap lulus lewat beasiswa, karena itu menunjukkan kalau dia mampu. Soal dia sudah di daftarin ulang akan dia kasih tau Alex nanti saja setelah pengumuman.
"Aku akan daftar... "
"Jangan macam-macam kak, kalau gak aku marah" potong Gladis cepat karena dia tau apa yang akan di katakan Alex.
"Ck! Tapi... "
"Sshhh... " Gladis meletakkan telunjuknya di depan bibir, " kita masih bisa bertemu walaupun beda sekolahkan" ucapnya tenang. Alex kembali berdecak kesal. Melihat itu Gladis tersenyum, sepertinya dia tidak jadi memberitau Alex setelah pengumuman beasiswa kalau dia sudah di daftar ulang oleh papi jika misal kan dia tidak lulus. Dia berpikir akan memberi kejutan saja pada Alex saat di sekolah nanti. Melihat Alex yang ngotot ingin dia sekolah di Van's High school, sepertinya Alex sekolah di sana.
Alex menghela napasnya pasrah, "beritau aku hasil pengumuman nanti" katanya. Sebenarnya dia bisa mencari tau sendiri tentang siapa saja yang lulus, tapi dia ingin Gladis sendiri yang memberitau nya. Dia bisa saja melakukan sesuatu terhadap nilai-nilai yang ada di Van's High school seperti menukarkan nilai Gladis dengan nilai orang lain tanpa di ketahui, tapi dia bukan orang yang licik seperti itu sehingga merugikan orang-orang yang tidak bersalah karena kehilangan beasiswa, dan pun Gladis juga pasti tidak menyukai hal tersebut. Dia tidak mau Gladis marah padanya.
"Kalau gak lulus? " tanya Gladis penasaran dengan pendapat Alex.
"Aku bakal pindah ke sekolah yang sama denganmu"
*******