Aliza Azzahra harus menikah dengan laki-laki yang menjebaknya. Aliza di grebek warga bersama Dhafian, seorang pria yang sengaja mengatur rencana agar bisa menikahi dirinya untuk tujuan pembalasan dendam.
Dhafian hanya ingin membalaskan dendam atas kematian ayahnya yang berkaitan dengan Paman Aliza. Orang yang selama ini tinggal bersama Aliza saat kedua orangnya meninggal dalam kecelakaan.
Meski Aliza mengetahui pernikahan itu untuk dendam. Tetapi tidak satupun rahasia suaminya yang tidak dia ketahui. Dhafian kerap kali berterus terang kepadanya.
Bagaimana Aliza menjalani pernikahannya dengan pria yang dipenuhi dengan dendam.
Apakah kemuliaan hatinya mampu menaklukkan seorang Dhafian?
Lalu bagaimana perjalanan pernikahan mereka berdua yang penuh dengan lika-liku, air mata dan diwarnai dengan keromantisan tipis-tipis.
Mari para pembaca untuk mengikuti ceritanya dari bab 1 sampai akhir, jangan boom like dan jangan suka nabung Bab.
Ig. ainunharahap12.
Ig. ainuncefeniss
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19 Pasangan Romantis
Ketika Dhafian berbicara dengan Daniel dan juga yang lainnya. Lukcy bersama istri dan anaknya juga menghampiri mereka.
"Tuan Lucky, akhirnya Anda datang juga. Saya pikiran Anda tidak akan datang ke acara spesial ini," ucap Marsel.
"Saya mana mungkin tidak datang ketika teman saya sedang meresmikan bisnisnya," sahut Lucky.
"Apakah ini Putri kalian?" tanya istri dari Marcel.
"Benar! ini putri kami. Arum ayo perkenalkan diri kamu!" sahut Mayang.
Arum yang terlihat sangat tidak mood hanya terpaksa untuk memperkenalkan dirinya dengan sopan kepada orang-orang yang lebih tua di sana.
"Kalian berdua ini berteman sejak dulu apa tidak ada rencana untuk menjodohkan anak kalian!" celetuk Marcel tiba-tiba menyinggung masalah perjodohan antara Ardito dan Arum.
"Tidak. Om, Ardito memiliki calon istri," sahut Arum dengan santai yang membuat Aliza langsung menoleh ke arahnya yang jelas saja yang dimaksud Arum adalah dirinya yang padahal dia sudah menikah.
"Benarkah, wau saya sepertinya ketinggalan berita dan saya sangat berharap jika saat pernikahan nanti saya tidak dilupakan untuk diundang," sahut Marsel yang membuat Daniel tersenyum tipis.
Suasana sedikit menjadi canggung karena Arum menyinggung masalah perjodohan yang padahal orang yang dia bicarakan juga ada di sana. Ardito tidak menanggapi yang sekarang suasana hatinya sedang tidak baik ketika melihat calon istrinya bersama dengan pria lain.
"Tuan Lucky Anda sangat jarang sekali ketika ada pertemuan apakah Anda sangat sibuk dengan urusan di kepolisian?" tanya Marcel.
"Benar sekali, untuk saat ini saya memang sedang mengurus masalah yang serius karena ada target yang harus diselesaikan," jawab Lucky yang melihat ke arah Dhafian.
Aliza juga melihat ke arah suaminya itu yang tahu jika apa yang dikatakan Lucky adalah sebuah sindiran.
"Semoga saja semua diberi kelancaran," sahut Marsel.
"Terima kasih untuk doanya dan biasanya semakin banyak orang berdoa maka usaha saya akan semakin dipermudah," ucap Lucky. Dhafian hanya berusaha untuk tenang dalam situasi seperti itu.
"Kita sebaiknya menikmati acara peresmian ini, ini bukan hanya kebahagiaan untuk kami berdua dan juga kebahagiaan untuk orang-orang yang hadir di tempat ini. Dhafian saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada kamu meluangkan waktu kamu, Kamu orang yang sangat sibuk," ucap Marsel.
"Saya meluangkan waktu sebanyak mungkin untuk datang ke acara tuan yang sangat bergengsi ini, jadi bagi saya semua itu bukanlah sebuah masalah," ucap Dhafian dengan tersenyum.
Mereka tampak mengobrol yang walau di dalam hati masing-masing ada sesuatu yang pasti memiliki urusan tersendiri dari semua orang. Hanya Marsel serta istrinya yang tidak tahu apa-apa. Ditengah peranan itu tiba-tiba saja terdengar suara alunan musik yang sangat romantis.
Terlihat beberapa pasangan mulai memasuki area yang terlihat romantis baik yang tua dan muda.
Dhafian yang tiba-tiba mengulurkan tangannya kepada Aliza yang membuat Aliza bingung.
"Sayang, ayo kita berdansa!" ajak Dhafian yang begitu sangat lembut.
Permintaan itu sudah jelas mengundang kekesalan di wajah Arum dan juga Ardito.
"Aku tidak bisa berdansa," jawab Aliza.
"Kamu akan bisa, karena setiap apa yang aku bisa maka istriku juga akan bisa," ucap Dhafian tersenyum yang akhirnya menggenggam tangan sang istri dan mengajaknya ke area dansa.
Dengan tangan mereka yang satu bergenggaman dan satu lagi tangan Dhafian berada di pinggang Aliza dan satu tangan Aliza yang berada di bahu Dhafian. Seperti yang dikatakan Aliza sebelumnya bahwa dia tidak bisa berdansa dan ternyata Dhafian aku mengimbanginya sehingga pasangan suami istri itu mampu mencuri perhatian orang-orang yang ada di sana.
Orang yang berdansa tiba-tiba saja berhenti dan lebih tertarik untuk melihat pasangan yang sangat unik itu. Dhafian dan Aliza sama-sama tidak menyadari bahwa mereka menjadi tontonan yang membuat pasangan lain iri melihat keromantisan mereka.
Aliza dengan kecantikannya yang memancarkan dari tatapan matanya yang sekarang memutarkan tubuhnya dengan tangan yang tidak lepas dari suaminya yang mengarahkan dirinya, keromantisan yang ditunjukkan dari tatapan mata itu semakin membuat Ardito dan Arum panas.
"Apa kau sengaja Dhafian datang ke tempat ini dan Aliza. Kau benar-benar ingin menunjukkan kepadaku bahwa kau berhasil mendapatkan apa yang aku miliki," batin Ardito.
"Aliza kamu benar-benar wanita munafik, kamu mengatakan dijebak dalam pernikahanmu dan lihatlah bagaimana kamu menikmati peranmu," batin Arum.
Sampai beberapa menit pasangan itu berdansa yang sekarang kedua tangan Dhafian sudah berada di pinggang Aliza dengan jarak mereka yang sangat dekat bertepatan di bawah lampu yang menerangi keduanya.
Dhafian memajukan wajahnya yang mencium lembut kening sang istri yang membuat mereka mendapatkan tepuk tangan meriah dari para tamu yang ada di sana. Ada yang bahagia dan ada yang terbakar cemburu.
Aliza terlihat hanya biasa saja yang tidak baper dengan apa yang dilakukan Dhafian. Dia juga memahami jika Dhafian hanya memanfaatkannya yang ingin membuat orang-orang semakin marah.
Ternyata bukan hanya mencium lembut kening istrinya. Dhafian juga mencium pipi Aliza dan lebih mengejutkan lagi mencium bibir yang tertutup oleh cadar itu yang membuat Aliza melotot dan tangannya hampir saja refleks mendorong suaminya itu dan untung saja ditahan Dhafian.
"Jangan gugup, kita pasangan sama istri," ucap Dhafian dengan tersenyum miring.
Arum ternyata tidak bisa menahan diri yang langsung meninggalkan tempat itu yang sangat muak melihat Aliza dan Dhafian yang pamer kemesraan di tempat itu.
Aliza pasti sangat malu dengan apa yang dilakukan Dhafian yang membuatnya menunduk setelah mereka berdua selesai dan sah dan pasangan itu mendapat banyak pujian dari orang-orang lain.
****
"Arkkkk sial!" umpat Arum yang berteriak benar-benar marah dengan apa yang dia lihat.
"Aliza kamu masih berani mengatakan jika kamu dijebak dalam pernikahan ini. Kamu sejak awal benar-benar sudah mengincar Dhafian. Aku selama ini menceritakan dia kepada kamu dan ternyata kamu mencari tahu siapa dia dan merebutnya dariku. Kamu benar-benar jahat Aliza!" umpat Arum yang menggerakkan Kedua telapak kakinya ke lantai.
"Kamu jangan hanya menyalahkan Aliza saja," Arum membalikkan tubuhnya ketika mendengar suara itu dan siapa lagi jika bukan Ardito.
"Kau terlalu kecintaan kepadanya sehingga membela dirinya. Apa kau sadar jika selama ini kau hanya dimanfaatkan!" tegas Arum.
"Aliza sangat berbeda dengan dirimu. Aliza tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba saja terjebak dalam semua ini. Aku sangat tahu siapa Dhafian dan dia memang sengaja melakukan semua ini," ucap Ardito.
"Aku tidak menyangka jika kau masih berpikiran bahwa Aliza adalah wanita yang polos setelah apa yang kau lihat. Apa matamu buta jika dia juga sangat menikmati perannya," sahut Arum.
"Aku tahu kamu sangat marah ketika orang yang kamu sukai ternyata tidak peduli kepadamu dan memperlihatkan bagaimana dia kepada wanita lain. Tetapi aku mengatakan secara jelas kepada kamu Arum jika semua bukan karena Aliza. Dia benar-benar tidak tahu apa-apa," tegas Ardito
"Terserah apa yang kamu katakan, jika kamu masih mengharapkan dia masuk ke dalam hidup dan seharusnya kamu saat ini berusaha dan bukan berbicara denganku agar dia kembali padamu!" tegas Arum yang tidak mengatakan apapun lagi dan langsung berlalu dari hadapan Ardito.
Bersambung....