NovelToon NovelToon
Selalu Mengingatmu

Selalu Mengingatmu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa Fantasi / Diam-Diam Cinta / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:260
Nilai: 5
Nama Author: Fayylie

Olivia pernah memberanikan diri melakukan hal paling gila di hidupnya: menyatakan perasaan ke cowok populer di sekolah, Arkana. Hasilnya? Bukan jawaban manis, tapi penolakan halus yang membekas. Sejak hari itu, Olivia bersumpah untuk melupakan semuanya, terlebih dia harus pindah sekolah. Namun, dia pikir semua sudah selesai. Sampai akhirnya, takdir mempertemukan mereka lagi di universitas yang sama.
Arkana Abyaksa—cowok yang dulu bikin jantungnya berantakan. Bedanya, kali ini Olivia memilih berpura-pura nggak kenal, tapi keadaan justru memaksa mereka sering berinteraksi. Semakin banyak interaksi mereka, semakin kacau pula hati Olivia. Dari sana, berbagai konflik, candaan, dan rasa lama yang tak pernah benar-benar hilang mulai kembali muncul. Pertanyaannya, masih adakah ruang untuk perasaan itu? Atau semuanya memang seharusnya berakhir di masa lalu? Dan bagaimana kalau ternyata Arkana selama ini sudah tahu lebih banyak tentang Olivia daripada yang pernah dia bayangkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fayylie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19

Malam itu suasana aula latihan masih panas gara-gara insiden jatuhnya Oliv. Semua kontestan dan senior panik, suara gaduh nyaris nggak bisa dikendalikan. Hingga seorang laki-laki yang sejak tadi berdiri di dekat pintu akhirnya maju dengan langkah lebar. Tubuhnya tegap, wajahnya dewasa, tatapannya tenang tapi sigap. Dialah Arjuna, atau yang biasa dipanggil Juna.

Tanpa banyak basa-basi, dia langsung jongkok di samping Oliv. “Tenang, jangan panik. Gue dokter. Gue cek dulu, ya.”

Senior yang sempat maju menghentikan riuh langsung manggut-manggut, lega ada sosok yang lebih ngerti. Juna dengan cekatan meraba pergelangan kaki Oliv, memastikan nggak ada patah, cuma bengkak karena salah pijak. Oliv menggertakkan gigi, wajahnya meringis tapi mencoba tetap kalem.

“Kayaknya cuma terkilir, tapi harus dicek rontgen biar pasti. Gue bawa ke rumah sakit, nggak apa-apa, kan?” Juna menoleh ke senior.

Senior yang tahu siapa dia langsung mengangguk. “Ya, kak, silakan. Aman. Gue percaya sama lo.”

Oliv sempat menoleh ke arah teman-temannya yang masih terpaku. Lea, Teresa, Jevan, Devon, bahkan Arka menatap penuh tanda tanya. “Gue baik-baik aja, kok. Paling ini cuma keseleo. Besok balik lagi latihan, tenang aja.”

Mereka akhirnya membiarkan Juna membantu Oliv bangkit. Dengan sigap, Juna memapah Oliv itu keluar ruangan, sementara semua mata mengikuti sampai sosok mereka menghilang di balik pintu.

......................

Begitu pintu tertutup, ruangan mendadak sunyi. Baru setelah beberapa detik, Lea buka suara. “Eh… siapa cowok tadi?”

Senior yang duduk di kursi langsung nyeletuk, “Itu Arjuna. Dulu alumni sini, jurusan kedokteran. Malah pernah jadi juara kontes ini juga.”

“Ohh…” semua langsung manggut-manggut.

Devon nggak tahan buat nanya lagi, “Terus, ada hubungan apa sama Olive?”

Senior itu nyengir, nada suaranya agak bergosip, “Nggak tau pasti, ya… tapi lo liat sendiri tadi kan? Khawatir banget tuh dia sama Olive. Bisa aja ada sesuatu.”

Devon mendecak kagum sambil geleng kepala. “Wih, keren juga tuh Arjuna. Tapi ya tetep, masih nggak ngalahin kerennya gue.”

Semua kontan melotot ke arahnya. Teresa sampe nyorakin, “Ih pede banget lo, Von!”

Tawa langsung meledak, riuh menutupi rasa tegang yang masih tersisa. Bahkan Arka yang biasanya dingin pun cuma menghela napas, jelas masih kepikiran Oliv tapi nggak ikutan nimbrung.

......................

Sementara itu, di rumah sakit, Juna duduk di ruang tunggu dengan kantong plastik berisi obat di tangannya. Dia baru saja selesai menebus resep dari dokter jaga. Pas balik ke ruangan, dia nemuin Oliv udah duduk santai di ranjang pasien sambil main HP.

“Udah mendingan?” Juna nyamperin.

Oliv mengangguk. “Lumayan. Paling perih kalo digerakin.”

Juna naruh kantong obat di meja, lalu duduk di kursi samping ranjang. Oliv spontan nyodorin ponselnya. “Liat, deh. Nih… kejadian tadi udah jadi bahan omongan netizen.”

Di layar HP, ada postingan foto dan video Juna yang lagi nolongin Oliv. Caption-nya heboh, ‘Momen heroik! Mantan kontestan nolongin Olive pas jatuh dari panggung!’ bahkan ada yang nambahin, ‘Fix mereka cocok banget, jangan kasih kendor netizen!’

Juna ngakak. “Ya ampun, ini lucu banget. Orang nggak tau aja lo adik gue.”

Oliv manyun. “Apanya yang lucu? Nih orang-orang jadi mikir gue udah punya pasangan. Gimana kalo orang jadi males deketin gue? Nanti gue dikira nggak jomblo.”

Juna malah makin ketawa sampe mukanya merah. “Lo serius mikirin itu? Astaga, Via, sumpah… ini kocak banget. Gue ngakak.”

“Yaelah, Kak! Jangan ketawa, dong! Serius ini!” Oliv cemberut, mukanya merah karena kesal. “Pokoknya menyebalkan. Udah gitu mereka malah bilang kita cocok lagi. Padahal… ya lo tau sendiri lah!”

Juna senyum gemes, tangannya otomatis ngacak-ngacak rambut Oliv. “Dasar bocah. Dari dulu juga lo gitu, takut banget orang salah paham.”

“Bocah apaan! Gue udah gede, tau!” Oliv nyolot.

“Ya di mata gue, lo tetep adik kecil gue. Nggak bakal berubah.”

Oliv mendengus. Tapi Juna tiba-tiba menatap lebih serius. “Vi, lo sebenernya takut nggak ada yang deketin lo… atau takut ada orang yang salah paham gara-gara gosip ini?”

Pertanyaan itu bikin Oliv refleks panik. Matanya membesar, jemari langsung gelisah. “L-lo… udah tau? Apa Stefan yang cerita ke lo?”

Juna menaikkan satu alis. “Emang gue butuh Stefan buat tau hal-hal kayak gitu? Gue kakak lo, Liv. Dari dulu gue ngerti banget, bahkan soal orang yang itu juga gue tau.”

Wajah Oliv langsung pucat. “Argh… Kak! Jangan bahas itu, dong!”

Juna terkekeh. “Kenapa? Malu? Atau takut ketauan kalo perasaan lo masih sama kayak dulu?”

Oliv buru-buru narik selimut nutupin wajah. “Gue nggak tau lo ngomong apa…”

Juna cuma nyengir, nyender di kursi. “Yaudah, pura-pura aja terus. Gue sih senyum-senyum aja kalo inget masa itu.”

Hening sesaat. Suara mesin monitor pasien di ruangan sebelah samar terdengar, sementara Oliv masih sembunyi di balik selimut. Pipinya panas, jantungnya deg-degan, bukan cuma karena jatuh dari panggung tadi… tapi karena kata-kata kakaknya yang kayak sengaja nusuk tepat di tempat paling rahasia.

Dan Juna? Dia cuma duduk di sana, tetap jadi kakak gemesin sekaligus ngeselin, sambil senyum penuh arti. Dia tahu lebih banyak daripada yang Oliv kira. Termasuk tentang seseorang yang namanya masih disimpan rapat-rapat di hati adiknya itu.

1
Sara la pulga
Gemesinnya minta ampun!
Nụ cười nhạt nhòa
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
°·`.Elliot.'·°
Aku beneran suka dengan karakter tokoh dalam cerita ini, thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!