NovelToon NovelToon
Salah Kamar

Salah Kamar

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintamanis / CEO / Cinta setelah menikah / Percintaan Konglomerat
Popularitas:241.2k
Nilai: 5
Nama Author: Qinan

Rupanya salah masuk kamar hotel saat liburan membuat Gia Adrian harus rela terjebak dalam sebuah pernikahan konyol dengan pria asing dan begitu juga dengan Gio Hadikusumo terpaksa menerima pernikahan tersebut padahal dirinya merasa tak melakukan apapun.

"Aku tidak mau menikah dengan gadis manja dan liar sepertinya," ucap pria tampan nan macho dengan pandangan sedingin es gunung himalaya tersebut.

"Ck, kamu kira aku juga mau menikah dengan pria dingin dan kolot sepertimu? hidupku pasti akan penuh sial nanti," umpat Gia menolak mentah-mentah pernikahannya. Ia masih sangat muda dan masih ingin bersenang-senang.

"Pokoknya kami tidak ingin menikah, kami hanya salah masuk kamar!" ucap mereka bersamaan saat kedua orangtuanya memaksakan sebuah pernikahan demi menjaga nama baik keluarga masing-masing.

Gia anak gaul metropolitan, kaya raya dan manja serta gemar hang out bisakah bersatu dengan Gio pria kepulauan yang dingin dan serius yang selalu menjunjung tinggi adat istiadat keluarga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Laki-laki mokondo

Gia terkejut karena rupanya mereka akan pergi ke pasar bukan mall atau butik ternama, sejauh ini yang ia tahu dari situs intenet pasar adalah tempat yang lumayan kotor dan juga penuh orang.

"Apa disini tidak ada mall? minimal butik lah atau ruko kamu tahu ruko kan?" ucapnya sembari mengikuti langkah panjang sang suami dan tiba-tiba pria itu berhenti mendadak hingga membuat Gia menabrak punggung lebarnya.

"Oh astaga." gadis itu pun sontak mengusap keningnya, sebenarnya itu punggung apa batu pikirnya?

Gio berbalik badan menatapnya. "Ada." ucapnya menanggapi dan tentu saja itu membuat Gia langsung mengulas senyum manisnya, jadi mereka akan pergi ke mall?

"Kamu serius?" tukasnya dengan tak sabar.

"Hm, ada dalam pikiranmu." sahut pria itu lantas berlalu menuruni anak tangga.

Gia yang menyadari sedang dikerjai pun langsung mengerucutkan bibirnya. "Tunggu, bukankah aku sedang dipingit!" ucapnya ketika hendak menuruni anak tangga menyusul sang suami yang kini telah berada di halaman rumahnya.

"Selama perginya bersamaku itu tak masalah," sahut Gio lantas memunguti beberapa sampah di halamannya tersebut.

"Peraturan macam apa itu?" Gia hanya menggeleng kecil, padahal malas sekali ia pergi ke pasar karena disana pasti becek dan juga bau.

Sesampainya di halaman gadis itu langsung mengedarkan pandangannya, tak ada mobil suaminya disana mungkin kah di parkir diluar?

"Kita akan naik apa?" tanyanya kepada sang suami yang baru kembali dari mencuci tangannya.

"Sepeda," sahut pria itu dengan santai sembari berlalu mengambil sepeda gunung yang terparkir tak jauh dari sana.

Tentu saja Gia langsung melotot. "Ka-kamu serius?" ucapnya ingin memastikan.

"Hm, ayo naiklah!" perintah Gio kemudian.

"Ta-tapi ..." Gia enggan naik, masa cantik-cantik begini naik sepeda seperti itu pikirnya.

"Mau naik sendiri atau ku gendong?" ucap Gio lagi mulai tak sabar dan terdengar seperti sebuah ancaman bagi Gia hingga membuatnya mau tak mau langsung duduk diatas sepeda tersebut.

"Dasar mesum," umpatnya dengan kesal.

Dengan berpegangan baju pria itu dari belakang Gia nampak menahan tubuhnya agar tidak jatuh mengingat jalanan yang kurang begitu halus tak peduli menjadi tontonan beberapa tetangganya. Gia yang memang pada dasarnya ramah nampak membalas sapaan mereka di sepanjang jalan bak artis ibu kota dan itu membuat Gio hanya menggeleng kecil.

Tiba-tiba sepedanya sedikit oleng hingga keduanya hampir saja jatuh jika saja Gia tak segera memeluk perut pria itu, terasa liat dan juga keras. Ini perut atau tembok pertahanan pikirnya dan otak nakalnya pun mulai berkelana membayangkan sesuatu yang tak seharusnya ia bayangkan hingga membuatnya langsung menggeleng cepat.

"Kenapa?" ucap Gio ketika gelengan gadis itu sampai membuat sepedanya sedikit goyang.

"Tidak, apa masih lama?" tanyanya mengalihkan pembicaraan, masa ia mengatakan apa yang sedang ada dipikirannya memang ia wanita apaan.

"Sebentar lagi," sahut Gio dan benar saja tak berapa lama mereka telah sampai di sebuah pasar tradisional dengan bangunan beton bercampur kayu.

Gia yang baru turun dari sepeda pun langsung terpaku, apa ini yang namanya pasar? dilihatnya banyak orang keluar masuk pasar baik pembeli maupun kuli panggul lalu pandangannya jatuh ke lantai tanah bercampur batu dan semen yang telah rusak nampak becek karena hujan semalaman.

"Ayo!" ajak Gio setelah memarkirkan sepedanya.

Gia sedikit pun tak beranjak dari tempatnya berdiri, serius pria itu mengajaknya berbelanja pakaian disini?

"Ayo!" ajak Gio lagi namun Gia langsung menggeleng cepat.

"Apa tidak ada tempat lain yang berjualan pakaian? misal online?" ucapnya kemudian.

"Belanja online bisa berhari-hari akan sampai sedangkan kamu butuh pakaian hari ini dan juga untuk acara syukuran nanti malam." Gio mencoba memberikan pengertian.

Gia langsung mengangkat kedua tangannya. "Gendong belakang kalau begitu!" ucapnya dengan wajah memelas dan mau tak mau Gio berbalik badan lalu duduk berjongkok sampai gadis itu naik ke punggungnya.

"Jika seperti ini kamu seperti orang lumpuh," ucap pria itu seraya melangkah masuk kedalam pasar.

"Biarin saja siapa suruh kamu tidak ajak ku ke mall," Gia tak peduli meskipun saat ini menjadi tontonan banyak orang.

Gio terus melangkah sembari sesekali menyapa atau membalas sapaan orang yang dikenalnya disana.

"Eh ada mas Gio, apa itu mbak Rania? duh romantisnya," ucap seseorang tiba-tiba ketika Gio menurunkan Gia didepan sebuah penjual pakaian.

"Oh bukan rupanya, kirain mbak Rania." imbuh wanita itu lagi ketika melihat wajah Gia.

Gio hanya tersenyum tipis menanggapinya namun tidak dengan Gia, memang secantik apa wanita bernama Rania itu sampai menjadi idola semua orang?

"Tidak mungkin, mbak Rania tidak semanja itu." celetuk yang lainnya.

"Benar, mbak Rania juga lebih anggun." tambah yang lainnya lagi.

Gia yang mendengarnya pun ingin sekali membungkam mulut mereka satu persatu, apa mereka tidak bisa melihat ia juga tak kalah cantik?

"Ayo pilihlah mana yang kamu suka!"

Suara Gio langsung membuyarkan lamunan Gia akan rencananya untuk membalas mereka, padahal pandangannya sudah fokus ke sebuah getuk didalam ember yang entah jenis kue apa untuk menyumpel mulut mereka yang suka membandingkannya dengan wanita bernama Rania itu.

Kini Gia menatap satu persatu pakaian yang digantung dihadapannya itu, benar-benar bukan seleranya. Rata-rata semua pakaian panjang entah itu berjenis daster maupun jenis lainnya.

"Apa kamu serius menyuruhku memilih ini semua?" ucapnya menatap sang suami yang nampak menunggunya sembari duduk disebuah kursi.

"Hm, kamu pilih sendiri atau aku yang memilihkannya." sahut pria menanggapi.

Gia menatapnya remeh, ia tidak yakin selera pria itu bagus bahkan soal perempuan juga kemudian gadis itu pun terpaksa mengambil beberapa daster yang tak terlalu panjang dan selebihnya ia akan memesan online saja.

Lalu diulurkannya sebuah kartu debet kepada sang penjual untuk membayar semua barang belanjaannya mengingat entah kemana suaminya pergi karena tiba-tiba tak ada disekitar sana.

"Dasar laki-laki mokondo dia pasti sengaja pergi biar tidak membayar belanjaanku awas saja jika datang nanti," gumamnya dengan kesal.

"Maaf mbak kami hanya menerima uang cash," ucap sang penjual.

"Hah?" Gia nampak bingung, ia bahkan tak pernah memegang uang cash karena belanja di kota cukup menggunakan kartu atau scan barcode didalam ponsel.

"Jika ini ada?" Gia mengulurkan ponselnya, mungkin membayar dengan uang elektronik bisa.

Penjual itu pun langsung melotot. "Apa kamu seorang penipu?" tudingnya to the point.

"A-apa?" Gia nampak terkejut, enak saja cantik-cantik begini dibilang penipu.

"Kamu pasti sengajakan membayar dengan barang-barang aneh itu untuk mengelabuhi kami kan?dasar penipu jika memang tidak punya uang tidak usah belanja disini mana banyak lagi yang diambil." penjual itu pun kembali mengambil belanjaan di tangan Gia dengan kasar.

Gia langsung emosi. "Apa kamu bilang? bahkan toko ini beserta kamu bisa ku beli jika mau enak saja mengatakan ku penipu." balasnya tak terima.

"Hah mau beli toko ini? membayar baju-baju itu saja tidak mampu," penjual itu pun langsung tertawa mengejek bersama penjual lainnya.

Gia yang tak bisa menahan emosinya pun langsung mengedarkan pandangannya untuk mencari laki-laki mokondo yang tiba-tiba pergi saat waktunya ia membayar.

"Gioooooo!"

1
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
mampuslah
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
kau aja ga ada usaha sama sekali
@$~~~rEmpEyEk~~k@c@Ng~~~$@
ihh sdh kau reguk manis madunya baru kau blg begitu
sryharty
mau gentayangan buat nagih utang ya gia
wkwkwk
🕳️
up up diink🙄🙄🙄
վօօղíҽ̀z࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Jangan bilang kalau mau bikin ontran-ontran pada Tania 😂😂😂..
Ooohhh tapi nanti kalau zonk jangan pernah menyesal sudah memberi pinjaman 😂..
Penasaran akal bulusnya kira-kira apa ya 😂...
Tapi jangan sebut nama Gia kalau tidak bisa membuat lawanya berasa dapat double kill 😂...
վօօղíҽ̀z࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Tuh kan sebenarnya Gia anak yang manis hanya saja butuh seseorang yang benar2 mau membimbingnya dan dilakukan oleh orang yang tepat..
Secara tidak langsung aksimu membuat Gia tersadar bisa membuka pikiran dan mata hatinya...
Sejenak Gia mampu melawan egonya..
վօօղíҽ̀z࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Memohon untuk kembali ke kota asalnya kan bukan berarti harus berpisah Gioooo...
Di sini peranmu masih terbilang minimalis ...
Jika kamu mau berbincang empat mata dari hati ke hati dengan Gia menjelaskan tujuan pernikahan yang akan jalani serta mau di bawa kemana hubungan kalian selanjutnya, tentunya Gia juga akan berpikir serta mendengarkan..

Lha dirimu pun tidak pernah ada obrolan serius membahas rumah tangga kalian..
Yang ada ya Gia nya seringkali memohon dan minta pulang..
Karena kamu tidak memberikan kepastian..
Tidak pernah memberi kesempatan membuka pintu dan ruang pada Gio untuk berkeluh kesah dan menyampaikan isi hatinya apa yang dia mau..
Kalian berdua butuh komunikasi dua arah , apa yang sebenarnya kalian mau dan inginkan..
Biar Gia juga bisa sejalan seiya sekarang seperti apa yang kamu mau..
Kalau kamu mau berusaha membimbingnya sebenarnya Gia bisa diatur..
Tidak seburuk seperti yang kamu pikirkan...
Gia minta pulang karena dia juga merasa penasaran..
Sebenarnya apa yang sudah direncanakan oleh orang tuanya beserta teman2 nya..
Kenapa mereka susah sekali dihubungi seperti sengaja menjauh dari Gia..
Itu yang menjadi pertanyaan besar buat Gia..
Cobalah sesekali ajak Gia ngobrol sersan (serius tapi santai), biar dia merasa dihargai dan dibutuhakan ...
Rasanya sedikit egois juga di case ini hanya kamu yang mengetahui dari awal jika memang ada niat perjodohan.
Sedangkan Gia tidak mengetahui sama sekali..
վօօղíҽ̀z࿐༅ɯιƚԋ ʅσʋҽ࿐༅
Open minded Gio, dengarkan nasehat kakek Hadikusumo..
Beliau tentu tidak akan menjerumuskan hidupmu..
Dari perjodohan itu beliau berharap kamu bisa melepaskan masa lalaumu..
Masa lalu yang menurut kakek tidak baik2 saja..
Firasat serta feeling orang yang lebih tua seperti kakek biasanya lebih tajam dan peka..
Mungkin beliau mengetahui sesuatu hal tentang Rania yang kamu sendiri pun bahkan tidak mengetahuinya ...
Tidak mungkin kakek bertindak gegabah memberikan jalan dan restu perjodohan dengan Gia..

Dan yang lebih penting jangan menjadi pecundang Gio...
Sedari awal jika memang punya niat tidak mau bertahan dan berusaha mempertahankan yaa jangan menyentuh Gia..
Enteng banget ngomongnya setelah merenggut mahkota berharga milik Gia seketika mau balek kanan dan lari dari kenyataan. /Sob/..
Gara-gara othor ini bikin huruf-hara, mulut nyablaknya Gio 🙊😂✌...
Readers mulai tantrum...
ˢ⍣⃟ₛ 𝐀⃝🥀JB_Adin💜⃞⃟𝓛 §𝆺𝅥⃝
benarvtuh kata kakek masa habis manis kamu buang,, secara pelan2 gia pasti nanti akan menurut kok.

hayo gia apa yg akan kmu lakukan pada Tania
Rahmawati
bener tuh nasehat kakek, barang yg udah dipakai mending di rawat aja
Rohima
suka bnget sama novel ini antusiasme bnget buat nunggu up kakanya tiap hari, apalagi pas libur gelisah bnget nunggunya, kecintaan bnget sama alurnya nggk ngebosenin, kadang pas nunggu ku baca ulang" hihihihi
lucu aja sma mereka😁
tiap baca aku selalu bayangin visualnya kak bara valentino sama esta pramanita
kyak cocok bnget melekat bnget sama mreka visualnya 😊😊😊
semangat upnya tor👍👍👍👍
kalok boleh crazy up lh ya sekali "😊😊😊😊
Rohima
suka bnget s
Piet Mayong
gia kalau kamu gabut mending ngerjain Tania aja dirumah biar g garing hidupmu🤣🤣🤣
Sugiharti Rusli
wah si Gia mau melakukan apa dia di depan kamar si Tania tuh nanti😛😛😛
Sugiharti Rusli
sejatinya memang si Gia itu kalo mau merubahnya butuh kesabaran dan contoh yang nyata sih yah, buktinya ketika melihat suaminya menyapu dia berinisiatif menggantikannya,,,
Sugiharti Rusli
tapi apa yah maksud kakeknya Gio bilang mengulangi hal yang semu itu, apalagi sang kakek tahu kalo Gio dan Gia sudah menjadi suami-istri secara utuh🤔🤔🤔
Sugiharti Rusli
jadi sejatinya si Gio pun sudah tahu kalo dia dijodohkan sama Gia, dan pertemuan dulu mereka di club karena mau melihat bagaimana calon istrinya itu😆😆😆
Sugiharti Rusli
oh ternyata kakek Hadikusumo teman baik ayahnya Gerard yah sepertinya beliau ini,,,
Retno Harningsih
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!