NovelToon NovelToon
Sistem Autopilot

Sistem Autopilot

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Sistem / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Khusus Game

Pangeran Dari kerajaan Vazkal tiba-tiba mendapatkan sistem auto pilot saat kerajaannya diserang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khusus Game, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

apakah cinta itu tentang memiliki, atau perasaan untuk saling melindungi

Dion melangkah angkuh di halaman istana Vazkal yang kini menjadi miliknya. Pandangannya menyapu tumpukan material aneh yang berkilauan.

"Apa ini?" tanyanya kepada seorang pengawal dengan nada jijik. "Tumpukan sampah apa ini, memenuhi halaman istana? Aku tidak mengerti untuk apa benda-benda tidak berguna ini dikumpulkan di sini."

Pengawal itu tergagap, "Itu... itu material yang Pangeran Sekya kumpulkan, Yang Mulia. Katanya untuk membuat senjata baru."

Dion tertawa mengejek, "Senjata? Omong kosong! Buang semua ini! Aku tidak mau ada barang rongsokan di istanaku. Ganti dengan permadani mahal, patung diriku yang agung, dan air mancur indah. Aku ingin istana ini mencerminkan kekuasaanku, bukan kebodohan pangeran pecundang itu!"

Pengawal itu mengangguk cepat, lalu segera memerintahkan beberapa prajurit untuk membersihkan semua material tersebut, tanpa menyadari nilai sebenarnya dari setiap benda yang mereka buang.

Eliana, yang berdiri tidak jauh dari sana dan mendengar setiap perintah Dion, hanya tersenyum tipis. Dalam hatinya, ia bergumam, "Heuheu, orang bodoh tetaplah bodoh." Ia menatap material-material yang kini diangkut pergi itu dengan tatapan penuh makna, seolah tahu betul betapa besar kesalahan yang baru saja dilakukan Dion.

Desas-desus tentang material yang dibuang itu akhirnya sampai ke telinga Pangeran Sekya melalui bisikan para penggosip. Sebuah senyum tipis terukir di bibirnya.

"Material itu dibuang?" gumamnya dalam hati. Ia segera mendekati salah satu orang yang bergosip itu.

"Maaf, Tuan," katanya dengan suara pelan, "bisakah Anda memberitahu saya, di mana mereka membuang material-material itu? Saya sangat membutuhkannya."

Orang yang bergosip itu menoleh, menatap Sekya dengan tatapan curiga. Ia tidak mengenali sosok di hadapannya sebagai Pangeran Sekya, melainkan hanya melihat seorang pria dengan pakaian sederhana yang tampak asing.

"Untuk apa kau menanyakan itu?" tanyanya dengan nada kasar. "Itu bukan urusanmu, orang asing. Mereka membuangnya di tempat pembuangan sampah lama di luar gerbang kota. Tapi jangan harap kau bisa mengambilnya, itu sudah dijaga ketat oleh prajurit Lamina."

Pangeran Sekya mengangguk, menyerap informasi itu. Sebuah ide berani muncul di benaknya. Ia tahu risikonya sangat besar, tetapi ini adalah kesempatan emas.

"Baiklah," bisiknya pada dirinya sendiri, "aku akan mencuri sedikit saja. Cukup untuk membuat beberapa senjata untuk diriku sendiri. Ini berisiko, tapi patut dipertaruhkan demi masa depan."

Pada malam harinya, Pangeran Sekya mengendap-endap menuju tempat pembuangan sampah lama di luar gerbang kota. Ia bergerak tanpa suara, menyelinap di antara bayangan, seperti seorang pembunuh profesional. Setiap prajurit Lamina yang berjaga di sana dihabisi dengan cepat dan senyap, tanpa sempat mengeluarkan suara sedikit pun. Gerakannya presisi, menusuk dari balik kegelapan, meninggalkan para penjaga tergeletak tanpa nyawa di tanah.

Setelah memastikan area itu aman, Pangeran Sekya segera bergerak cepat. Ia mengambil material-material langka itu secukupnya, memilih yang paling penting dan mudah dibawa. Dengan hati-hati, ia memasukkannya ke dalam tas yang sudah disiapkan. Begitu selesai, ia segera pergi dari sana, menghilang ke dalam kegelapan malam tanpa meninggalkan jejak.

Pangeran Sekya kemudian kembali ke dalam gua tersembunyi yang terletak di hutan wilayah Kerajaan Vazkal, tempat persembunyiannya selama ini. Dengan hati-hati, ia meletakkan material-material langka yang berhasil dicurinya itu di sudut gua, di samping peralatan dan perlengkapan sederhana miliknya. Cahaya redup dari obor kecil menerangi kilauan aneh dari material-material tersebut, seolah menyimpan potensi besar yang siap diwujudkan.

Pangeran Sekya menatap material-material itu, lalu bertanya pada sistem di benaknya:

"Sistem, apa yang bisa kubuat dengan semua material ini? Aku butuh senjata yang bisa mengubah segalanya."

Suara sistem itu merespons dengan cepat, nadanya datar namun penuh informasi:

{Analisis material selesai, Pangeran Sekya. Dengan material ini, Anda dapat menciptakan sebuah busur panah otomatis. Busur ini mampu mengisi amunisi sendiri dan memiliki kekuatan tembus yang luar biasa, bahkan bisa menembus jantung naga dengan sekali serang.}

Mata Pangeran Sekya berkilau mendengar penjelasan itu. Sebuah senyum lebar terukir di wajahnya, membayangkan kekuatan busur panah otomatis yang akan ia miliki. Ia tidak sabar untuk segera membuatnya, namun ia menyadari satu hal penting.

"Sistem," bisiknya dalam hati, "aku tidak tahu caranya. Bagaimana aku bisa membuat senjata secanggih itu dengan tanganku sendiri?"

Suara sistem itu terdengar lagi, nadanya datar, namun kali ini ada sedikit "ejekan" yang terselip, seolah tak percaya Pangeran Sekya bisa lupa.

{Pangeran Sekya, Anda tampaknya melupakan kapabilitas Sistem. Sistem dirancang untuk memandu Anda dalam setiap proses, termasuk perancangan dan pembuatan. Anda hanya perlu menyediakan alat dasar, dan Sistem akan mengarahkan setiap gerakan tangan Anda dengan presisi sempurna. Apakah Anda ingin menunda pembuatan senjata ini karena kelalaian memori?}

Pangeran Sekya mendengus, merasa sedikit malu namun juga geli.

"Kalau begitu, kenapa dulu kau tidak menyuruhku saja langsung membuatnya? Kenapa malah menyuruhku ke pandai besi dan membuat sketsa segala? Kau ini suka sekali membuatku repot!"

Suara sistem itu terdengar datar, namun Pangeran Sekya bisa 'merasakan' ada nada malas yang samar.

{Pangeran Sekya, jumlah material yang Anda kumpulkan saat itu terlalu banyak. Proses pembuatan massal membutuhkan banyak tenaga dan waktu. Sistem tidak dirancang untuk melakukan kerja fisik berskala besar. Lebih efisien jika Anda menyerahkan tugas itu kepada banyak pandai besi. Lagipula, Sistem juga punya batasan, Anda tahu.}

Tanpa membuang waktu, Pangeran Sekya segera mulai mengumpulkan alat-alat dasar yang ia miliki di dalam gua. Ia mencari palu, pahat, dan beberapa perkakas lain yang bisa digunakan untuk membentuk material. Ia juga mengumpulkan kayu-kayu kuat dari hutan sekitar untuk kerangka busur panah, serta tali-tali yang kokoh. Setiap benda yang ia temukan, ia letakkan di dekat tumpukan material langka, siap untuk memulai proses pembuatan senjata yang akan mengubah nasibnya.

Semalaman penuh, Pangeran Sekya sibuk membuat senjata itu. Cahaya obor di gua berkedip-kedip, menerangi setiap gerakan tangannya yang presisi. Ya, memang sistemlah yang menggerakkan tubuhnya, memandu setiap pukulan palu, setiap pahatan, dan setiap ikatan tali dengan akurasi yang sempurna. Pangeran Sekya merasakan otot-ototnya bekerja, namun ia tahu bahwa kecerdasan di baliknya adalah milik sistem, yang tak pernah lelah merancang dan mewujudkan senjata impiannya.

Pagi pun tiba, menyambut Pangeran Sekya dengan hangat. Ia keluar dari gua, menghirup udara segar dan membiarkan cahaya mentari pagi menyentuh wajahnya. Dengan senyum penuh kemenangan, ia mengacungkan tangannya ke langit yang cerah, memamerkan busur panah otomatis barunya yang berkilauan, sebuah simbol harapan dan kekuatan yang baru saja ia ciptakan.

Sementara itu, di istana Vazkal yang kini dikuasai Lamina, Dion merasa jengkel bukan kepalang. Sudah berkali-kali ia mencoba mendekati Eliana, bahkan mengajaknya berhubungan ranjang, namun Eliana selalu menunjukkan ekspresi datar, tanpa gairah sedikit pun.

"Apa maumu sebenarnya, Eliana?" gumam Dion frustrasi, menatap Eliana yang berbaring kaku di sampingnya. "Aku sudah memberimu semua kemewahan, tapi kau tetap seperti patung es! Apa kau tidak punya perasaan sama sekali?"

Eliana hanya menoleh, tatapannya kosong, membuat Dion semakin geram. Kemudian, Eliana tersenyum tipis, sebuah senyuman yang penuh ejekan.

"Kau sama sekali tidak memuaskanku, Dion," katanya, suaranya dingin dan menusuk. "Kau tidak ada apa-apanya dibandingkan Pangeran Sekya. Dia bahkan bisa membuatku tunduk hanya dengan sebuah ciuman, sementara kau... kau tidak bisa melakukan apa-apa."

Eliana melanjutkan ejekannya, tatapannya kini semakin tajam.

"Dalam pertarungan, kau tak bisa mengalahkan Sekya secara langsung. Dalam kecerdasan? Apalagi, otakmu jauh di bawahnya. Bahkan dalam memuaskan wanita, kau juga kalah darinya. Setidaknya, tahu diri lah. Ketika seorang pria memiliki keinginan besar, maka harus ditopang dengan kemampuan yang memadai."

Dion yang mendengar setiap kata itu, merasakan amarahnya memuncak. Wajahnya memerah padam, urat-urat di lehernya menonjol. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, ia bangkit dari ranjang dengan kasar. Ia masih tak mengenakan pakaian, hanya celana saja, lalu melangkah cepat keluar dari kamar, meninggalkan Eliana sendirian dengan senyum kemenangan tipis di bibirnya.

Setelah Dion pergi, Eliana bangkit dari ranjang. Ia berjalan perlahan menuju jendela besar kamarnya, menatap langit pagi yang mulai membiru. Pikirannya melayang jauh, memikirkan Pangeran Sekya. "Apa dia sudah makan?" gumamnya lirih. "Apa dia tidur nyenyak? Semoga dia baik-baik saja." Eliana kemudian berdiri tanpa busana di depan jendela, membiarkan angin pagi menyentuh kulitnya.

"Maafkan aku, cintaku," bisiknya, suaranya nyaris tak terdengar, penuh kepedihan. "Aku terpaksa membiarkan kesucianku hilang, karena ini yang kau inginkan. Bahkan jika kau mencintai wanita lain di luar sana, semoga kebahagiaan selalu menyertaimu. Tapi aku... aku akan terus berdiri di sini, menunggumu untuk kembali."

1
Rizky Fathur
Thor buat satu bab lagi cepat tangkap pangeran lamino buat mcnya kejam siksa pangeran lamino buat Dion memohon lepaskan adiknya tapi Buatkan mcnya langsung bantai pangeran lamino dengan kejam buatkan Dion menjadi gila Thor
Khusus Game
Sabak bang sabak
Rizky Fathur
buat satu bab lagi Thor cepat hancurkan kerajaan lamina Thor
Rizky Fathur
Thor ko belum update
Rizky Fathur
Thor cepat bab selanjutnya hancurkan kerajaan lamina tangkap ayahnya Dion dan ibunya Dion dan adiknya Dion Siksa mereka dengan kejam buat Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya tidak bebaskan keluarganya Thor bautkan mcnya bilang aku akan menghukum mati kalian dan kerajaan lamina akan menjadi milikku bautkan mcnya ketawa kejam Thor bautkan Dion ketakutan Thor
Rizky Fathur
lanjut update thor buat satu bab lagi Thor buat bantai kerajaan keluarga dion kemudian tangkap ayah dan ibunya Dion dan adiknya siksa dengan kejam Thor baut Dion minta bebaskan keluarganya bautakan mcnya berkata dengan kejam aku akan membantai kalian semua kerajaan kalian akan menjadi milikku bautkan Dion ketakutan Thor bautkan dion minta ampun tapi tidak di maafkan Thor bautkan diom di hukum mati dengan hukuman mati yang paling kejam Thor
Rizky Fathur
cepat bantai Dion dengan kejam Thor buatkan dia minta ampun Tapi mcnya tidak memberikan ampunan buatkan juga mcnya bantai keluarga Dion dengan kejam buatkan Dion menangis karena menyesal Thor
Khusus Game: siap komandan
total 1 replies
Khusus Game
jika suka karya ini tolong di like ya. karena 1 like dari kalian membuat pikiran author bisa berjalan. wkwkwkw
MoonShape: baguss thor...
total 1 replies
Khusus Game
support author dengan cara like dan komen.
Khusus Game
Sabak bang Sabak... wkwkwk
Rizky Fathur
Thor cepat bantai dion dengan kejam Thor
Rizky Fathur
Thor cepat bantai pangeran Dion dengan kejam Thor
Khusus Game: udh update bang
total 1 replies
キャットマスター
keren baget sumpah MC-nya gak ada embel embel lemah cuma di awal cerita sedikit naif tapi makin ke sini kenaifan hilang dengan muncul kepercayaan diri yang tinggi. mantap thor lanjutkan karyamu 👍
Talklesswinmore
Asyik banget bacanya!
Ichigo Kurosaki
Ga nyesel baca. 🙌
Wesal Mohmad
Karakternya juara banget. 🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!