NovelToon NovelToon
AFTER MARRIAGE

AFTER MARRIAGE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Single Mom / Selingkuh / Pengganti / Cerai
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Ana_nanresje

Terkejut. Itulah yang dialami oleh gadis cantik nan jelita saat mengetahui jika dia bukan lagi berada di kamarnya. Bahkan sampai saat ini dia masih ingat, jika semalam dia tidur di kamarnya. Namun apa yang terjadi? Kedua matanya membulat sempurna saat dia terbangun di ruangan lain dengan gaun pengantin yang sudah melekat pada tubuh mungilnya.

Di culik?

Atau

Mimpi?


Yang dia cemaskan adalah dia merasakan sakit saat mencubit pipinya, memberitahukan jika saat ini dia tidak sedang bermimpi. Ini nyata!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana_nanresje, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19_Ayah Pengganti

" R-Rai," bibir Aya bergerak pelan. Hanya ada dia dan Rai saja di ruangan itu. Vallen memberikan waktu pada Aya untuk menjelaskan semuanya.

Aya hanya bisa menunduk memilin selimut yang menutupi kakinya. Dia tidak memiliki keberanian yang cukup besar, rasa takut kian bertambah saat Rai diam saja dan enggan untuk membuka suara.

" Maaf. Maafkan aku. Aku menutupinya darimu," Wajah Aya mendongak saat Rai menghampirinya lalu membawa Aya kedalam pelukannya. Pria itu memeluknya erat seakan akan Aya akan menghilang darinya jika dia lengah sedikit saja. Keduanya terdiam, membiarkan waktu terus berjalan.

" Harusnya aku yang minta maaf, maafkan aku Ay."

Aya mengerutkan kening dibalik bahu lebar milik Rai " Untuk apa minta maaf? Kamu tidak melakukan kesalahan apapun padaku!"

" Tidak," Rai menarik diri dari pelukan itu lalu menangkup wajah Aya " Aku tidak menepati janjiku padamu. Aku tidak bisa menjagamu dengan baik, aku gagal." Ucapnya penuh penyesalan.

" Rai," Aya menatapnya " Ini bukan salahmu. Tuhan sudah mengatur semuanya untukku. Aku harus menjalaninya dan berusaha untuk menerimanya."

" Tapi aku merasa kecewa pada diriku sendiri karena tidak bisa menjagamu dengan baik. Andai aku selalu mengawasi mu mungkin aku tidak akan kehilanganmu."

" Rai dengarkan Aku," Aya berusaha membuat Rai menatap kearahnya. Pria itu terlihat sangat menyesali kesalahannya" Ini bukan salahmu. Ingat uni bukan salahmu. Aku baik-baik aja. Selama ada kalian aku baik-baik saja. Okay?!"

" Tapi Ay...."

" Aku baik-baik saja. Kamu percayakan sama Aku?" Sorot mata Aya  yang lembut dan teduh membuat Rai kembali tenggelam ke dalam tatapannya. Rai benar&benar merasa kecewa pada dirinya sendiri karena membiarkan Aya hidup menderita selama di tanah kelahirannya.

" Siapa?"

" Siapa pria yang berani membuat wanita sebaik dirimu seperti ini? Katakan, siapa dia?" Aya memalingkan wajahnya. Dia tidak ingin membahas Ramon untuk saat ini. Hatinya tidak ingin kembali terluka dengan mengorek sebuah luka. Tapi dia tidak punya pilihan lain selain menceritakannya.

Rai menggenggam tangan Aya lalu mengusapnya lembut. Sebenarnya Dia sudah mendengar semuanya saat Aya bercerita pada Vallen tapi dia belum mendapatkan sebuah nama, nama pria yang berani mencampakkan Aya wanita yang dicintainya. 

" Rai apa aku sangat Hina?"

" Kenapa kamu berbicara seperti itu?"  Rai semakin menggenggam erat tangan Aya membuat wanita itu kembali menghadap kearahnya " Aku berusaha untuk menerimanya. Aku berusaha untuk memulainya dari awal tapi dia membuang ku. Apa aku sehina itu?"

" Kanaya,"

" Aku berusaha mencoba untuk menjalaninya. Aku berusaha menjadi istri yang baik untuknya. Aku berusaha menunaikan kewajibanku sebagai istrinya bahkan aku berusaha untuk menerima masa lalunya. Tapi..... tapi kenapa dia tetap menyingkirkan ku?"

Mata Aya mulai berembun. Hidungnya terlihat memerah dengan bibir yang bergetar menahan tangisan. Rai kembali membawa Aya kedalam pelukannya dan berusaha untuk menenangkannya " Aku tahu aku tidak punya apa-apa. Hiks. Aku tahu aku sebatang kara. Hiks. Tapi aku berhak bahagia. Hiks. Kenapa dia memperlakukanku seperti ini?"

" Setelah aku memberikan semuanya. Hiks. Dia mencampakan ku dan membuang ku. Hiks. Bahkan dia selalu mengatakan kalau aku hanya orang asing untuknya. Hiks.!"

" Apa dia tidak memiliki hati nurani? Hiks. Aku juga manusia. Hiks. Kenapa dia sangat kejam padaku Rai. Hiks. Kenapa?" Aya melampiaskan amarahnya pada Rai. Tangannya memukul Rai dengan brutal disertai tangisan yang menyayat hati bagi siapa saja yang mendengarnya.

Rai mengepalkan tangannya dibalik punggung Aya. Rahangnya mengetat dengan bola mata yang memerah " bahkan dia tidak memperdulikan calon anaknya sendiri. Hiks. Dia membiarkanku pergi dan mempertahankan wanita lain disana. Hiks."

" Cukup Ay, cukup!" Rai meminta Aya untuk tidak lagi mengorek lukanya. Ini benar benar menyakitkan saat kalimat kalimat itu keluar dari mulut Aya. Rai tidak menyangka jika Aya akan hidup menderita seperti saat ini. Lagi dan lagi pria itu menyalahkan dirinya sendiri karena gagal menjaga wanitanya.

" Dengarkan Aku," Rai menghapus air mata yang masih mengalir di pipi Aya. Matanya menatap dalam kedalam hazel hitam Aya yang penuh dengan luka " Aku akan ikut membesarkan anakmu."

" Hiks." Aya memalingkan wajahnya lalu meraih tangan Rai yang menangkup pipinya " jangan lakukan itu," ucapnya sembari menggelengkan kepala " Kamu berhak bahagia dan mendapatkan yang lebih baik dariku."

" Tidak ada yang lebih baik darimu Ay, hatiku sudah terkunci untukmu." Rai berusaha meyakinkan Aya jika dia bersungguh sungguh dengan ucapannya " Andai saja aku satu langkah lebih cepat mungkin ini semua tidak akan terjadi padamu. Maafkan aku karena terlambat untuk mengikatmu. Aku butuh waktu untuk memperbaiki diri dan memantaskan diri untukmu. Kamu terlalu sempurna untukku maka dari itu aku mencoba untuk menjadi lebih baik."

" Tapi hidupku tidak lagi sama seperti dulu. Aku hanya wanita yang dicampakkan suaminya di saat hamil seperti ini. Hiks!"

" kamu tetap Kanaya yang aku kenal seperti dulu. Ingat mimpi kita?" Aya langsung menoleh saat kata mimpi itu meluncur dari mulut Rai " Kita akan menjadi suami istri yang bahagia. Memiliki banyak anak lalu hidup menua sampai rambut kita memutih. Aku yang bekerja dan kamu mengurus rumah. Kita masak bersama, liburan bersama, susah senang pun kita akan bersama. Aku mau kamu yang terakhir aku lihat di saat aku memejamkan mata dan kamu yang pertama aku lihat disaat aku membuka mata."

" Itu mimpiku dan mimpimu juga. Ayo kita wujudkan dan aku perlu bantuanmu untuk mewujudkannya!" Aya menjatuhkan kepalanya pada dada Rai. Dia kembali menangis dan menumpahkan air matanya disana.

Itulah impian pernikahan Aya. Dia ingin hidup dengan orang yang tulus mencintai dan menyayanginya. Bukan seperti saat ini pernikahan yang baru seumur jagung yang berada di ujung tanduk.

" Jangan lakukan itu. Aku akan menjadi aib untukmu." Aya tidak bisa membuat hidup Rai ikut hancur karenanya. Biarlah semua penderitaan ini Aya yang menanggungnya. Cukup berada disampingnya dan mensupport nya bagi Aya itu sudah cukup.

" Kamu bukan aib begitupun calon anak kita. Dia adalah anugerah yang Tuhan titipkan untuk kita. Jadi kamu mau kan menikah denganku?" Lengkungan bulan sabit tercetak jelas di bibir Rai. Pria itu tersenyum dengan tulus kearahnya.

Aya kembali meneteskan air matanya. Hatinya benar benar tersentuh dan menghangat saat kata kata itu terekam jelas ke gendang telinganya. Pria seperti apa sebenarnya Rai? Kenapa dia memiliki hati seperti malaikat yang mau menerima Aya dengan semua kekurangan dan penderitaannya. 

" Jangan cemaskan Daddy dan Mommy. Mereka pasti sangat senang mendapatkan kabar kalau mereka akan segera mendapatkan cucu dari calon menantu idamannya ini." Rai berkata jujur. Kedua orang tuanya pasti sangat senang jika mendengar dia akan menikahi Aya, Wanita yang sangat di inginkan mommy nya untuk menjadi menantunya.

Hubungan Aya dan keluarga Rai memanglah sangat dekat. Aya sudah tidak canggung lagi saat bertemu dengan mereka, karena Rai sudah sering mengajak Aya main kerumahnya. Karena sifat dan kepribadiannya yang baik Aya mendapat nilai plus dari mommy Rai, selain itu karena kecerdasannya juga Aya sangat unggul di kampusnya membuat dirinya terkenal dan disuka banyak orang. Dia sangat humble dan murah senyum.

" Jangan nangis lagi okey? Kasian calon anak kita kelelahan gara-gara maminya nangis terus." Aya tak bisa menyembunyikan kedutan di kedua ujung bibirnya. Air matanya kembali membuat jalur namun kali ini air mata itu adalah air mata haru.

" Jadi?" Tanya Rai memastikan. Dengan malu malu Aya menganggukkan kepalanya. Rai tersenyum merekah lalu memeluk Aya disertai kecupan di pucuk kepalanya.

" Aku akan segera mengurus perceraian mu. Penderitaanmu akan segera berakhir" Aya membalas pelukan Rai tanda dia menyetujui semua perkataan Rai " Aku tidak akan menyentuhmu sebelum dia lahir. Tapi aku akan segera menikahi mu setelah semuanya beres."

" Aku mencintaimu Kanaya." Ucap Rai tersenyum bahagia.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!