Seorang gadis yang berasal dari keluarga sederhana, baru saja lulus SMA. Namun tiba-tiba Ayahnya yang pemabok dan suka main judol, memaksanya untuk menikah dengan saudagar kaya yang memiliki 3 istri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ncess Iren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ASI
Setelah tiga hari di rawat dirumah sakit, akhirnya ia di perbolehkan pulang.
Betapa berbeda suasana rumah setelah anaknya lahir, dulu hanya ada Sasa, suami, Sandy dan Bi Inah. Kini bertambah anggota baru didalam keluarga yaitu, icha.
Setelah anaknya lahir berbeda dari sebelumnya, kini suasana dirumah berubah menjadi ramai.
Sasa hanya fokus ngurus anaknya saja, tidak pernah melakukan aktivitas lainnya karena tubuhnya lemah.
Bahkan terkadang Bi Inah membantu Sasa memandikan bayinya, Pak Yudi juga membantu sedangkan Sandy sudah mulai bekerja.
Sasa harus bisa menyesuaikan diri, harus pintar membagi waktu untuk sang buah hati.
Dirumah ia masih bingung mengurus Icha, maklumlah orang tua pemula masih amatiran.
Untung saja ada Bi Inah yang selalu setia membantunya merawat Icha, karena Sasa masih proses penyembuhan.
Pak Yudi juga tidak mengizinkan Sasa melakukan banyak aktivitas, sehingga ia menyuruh Bi Inah yang memandikan putrinya itu.
Tapi setelah melihat bagaimana kerepotannya Bi Inah, akhirnya Sasa berbicara pada suaminya.
Setelah mereka berdiskusi dengan suaminya, akhirnya mereka memutuskan untuk mencari orang saja untuk memandikan bayinya.
"Mas, Sasa takut memandikan Icha gimana ya Mas?" tanya Sasa pada suaminya
"Yasudah Dek, kita cari orang aja untuk memandikan putri kita." jawab Pak Yudi
"Bi apakah ada orang yang mau memandikan anakku?" tanya Bi Inah
"Ada Bi, tetangga Bibi namanya mbok surti." ucap Bi Inah yakin
Keahlian dan pengalaman menjadi prioritas kami dalam memilih orang, dan Mbok Surti orang yang tepat.
Mbok Surti ( 60 ) adalah orang yang memandikan dan merawat Sandy, saat masih bayi.
Mbok Surti punya pengalaman mengurus bayi, dari mulai memandikan sampai mengurut bayi.
Tidak heran bila rumahnya sering di datangi orang, yang ingin mengurut bayi mereka.
Karena rumah mereka tidak begitu jauh dari rumah Mbok Surti, jadi ia mengundangnya untuk datang kerumah.
Setiap pagi dan sore buah hatipun di mandikan, oleh Mbok Surti dengan telaten.
Sebelum tali pusar lepas secara alami, selama itupun Mbok Surti memandikan Icha. Setiap Mbok Surti memandikan Icha, ia selalu memperhatikan nya.
Dengan telaten dan begitu hati-hati, Mbok Surti membasuh setiap bagian tubuh Icha.
Memandikan bayi yang masih muda harus ekstra hati-hati, sampai-sampai Bi Inah saja tidak berani.
Menunggu tali pusar lepas ternyata lama juga, sambil menunggu tali pusarnya lepas. ASInya juga sedikit sekali keluarnya, mungkin karena anak pertama.
******
Di pagi hari yang cerah, saat itu jam menunjukkan pukul 08.00 pagi.
Pada waktu itu suaminya sudah berangkat ke kantor, ya sekarang Pak Yudi telah membuka cabang di kampungnya. Karena Sandy tidak mau kalau harus ke kota, sedangkan ia sibuk menyusui Icha di dalam kamar.
Kemudian Sandy masuk ke dalam kamar, Sasa mengernyitkan keningnya.
"Bagaimana keluar ASInya?" tanya Sandy mendekatinya
"Keluar sedikit San." jawab Sasa menoleh kearahnya
"Aku bantu ya." ucap Sandy lagi sambil memandangnya sayu
"Apa sih." sahut Sasa
Kemudian Sandy duduk di sampingnya, sambil mengelus rambutnya lembut.
"Aku pengen sayang." ucap Sandy berbisik, sambil mencium leher Sasa
"Belum boleh lah." cetus Sasa tanpa menoleh, hanya tangan satunya yang mendorong tubuh Sandy agar menjauh.
"Berapa lama?" tanya Sandy
"Sekitar dua bulan." jawab Sasa memandangi wajah Sandy
"Lama sekali." ucap Sandy sendu
"Sabar...." sahut Sasa, lalu ia membelai rambut Sandy sayang.
Saat Sasa mengobrol dengan Sandy di dalam kamar, tiba-tiba Pak Yudi berdiri di depan pintu kamarnya.
"Kamu lagi ngapain?" tanya Pak Yudi, yang melihat anaknya begitu dekat dengan Sasa.
"Mau cium adekku lah." sahut Sandy beralasan
"Jangan di ganggu kalau Icha sedang tidur." ucap Pak Yudi lagi dengan ketus
"Iya Pah." jawab Sandy setengah malas, lalu beranjak pergi keluar dari kamar Sasa.
"Dek, Mbok Surti sudah datang waktunya Icha mandi." ucap Pak Yudi
"Iya Bu." sahut Sasa lalu menyerahkan Icha pada Mbok Surti
Kemudian Dysha di mandikan Mbok Surti dengan hati-hati, ia yang memperhatikan sedikit khawatir. Takut Dysha tergelincir atau lepas, dari gendongan Mbok Surti.
Tapi Mbok Surti sangat berpengalaman, di usianya yang tidak muda lagi Mbok Surti sangat cekatan memandikan Dysha.
Dalam gendongan Mbok Surti, Dysha tampak menikmati aktivitas mandinya. Tidak menangis atau mengeluh justru terlihat sangat senang, di mandikan dalam sebuah bak yang berisi air hangat.
Setelah di mandikan Dysha langsung di pakaikan baju yang membuatnya hangat, yang sebelumnya pusarnya di perban lagi terlebih dahulu.
*******
Pada malam harinya pukul 20.30 kebetulan di luar hujan lebat sekali, namun Pak Yudi izin sama Sasa ia akan keluar rumah.
"Dek aku ke cafe dulu ya." ucap Pak Yudi, saat Sasa sedang tidur bersama Dysha.
"Hujan Mas." sahut Sasa
"Aku kan bawa mobil."
"Harus banget ya, pergi ke cafe." ucap Sasa, yang merasa heran kenapa suaminya ngotot banget ingin keluar.
Suaminya itu bersikeras ingin pergi ke cafe, walaupun Sasa sudah melarangnya.
"Aku sudah di tunggu dari tadi oleh kawan Mas Dek, harusnya sih jam 7." sahut Pak Yudi, Sasa menghela nafas lalu ia pun mengangguk.
"Yasudah hati-hati ya Mas." ucap Sasa merasa kecewa
Sekitar 20 menit setelah suaminya pergi, Sandy masuk ke kamarnya kemudian dia duduk di sebelahnya.
"Dysha sudah tidur yang?" tanya Sandy melihat kearah putrinya, sembari duduk di pinggiran ranjang.
"Iya San." jawab Sasa yang juga melihat kearah Icha
"Aku pengen banget nih." ucap Sandy berbisik
"Astagfirullah, ngga boleh San." sahut Sasa
"Pakai cara lain yang." ucap Sandy lagi
"Cara lain gimana?" tanya Sasa heran
Tanpa di duga Sandy memegang tangannya, dan menuntunnya. Sandy hanya sekejap melemparkan tatapan, sebelum kembali berkutat dengan tangannya. Sasa memandangi wajah Sandy, sedangkan tangannya membelai dan menggenggamnya.
Di rengkuhnya Sandy dalam dekapan, di rengkuh dan ia hujani dengan ciuman. Direngkuh dan di belai dengan sayang, dengan bisikan yang menenangkan. Untuk mengobati lukanya, untuk menghilangkan dukanya dengan penuh cinta.
Beberapa saat kemudian suara hujan kembali terdengar deras, suaranya bertalu-talu menghantam genting dan dedaunan. Sesekali suara guntur menggelegar, membahana menemani desiran angin. Belaian jemarinya terhenti sesaat, saat dirasakan tubuh Sandy menegang.
Setengah jam berlalu dengan kelakuan mereka berdua
"Terimakasih ya sayang." ucap Sandy berbisik di telinga, Sasa hanya mengangguk saja.
Sandy tersenyum menatapnya, lalu bergegas ke kamar mandi.
Ia ingin tidur nyenyak malam ini, setidaknya raganya ia rebahkan dengan hati yang bahagia. Menghadirkan mimpi mengusap lembut hayal keindahan, menina bobokan putrinya sampai tertidur di sampingnya.
Sasa masih tidak habis pikir kenapa harus Sandy sih yang membahagiakan, kenapa bukan suaminya.
Bersambung...