NovelToon NovelToon
Terima Kasih "Teman"?

Terima Kasih "Teman"?

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Persahabatan / Romansa
Popularitas:823
Nilai: 5
Nama Author: Bintang Arsyila

Shafa dan Juna. Dua manusia yang menamai hubungan mereka sebatas kata "teman".
Namun jauh di lubuk hati terdalam mereka, ada rasa lain yang tumbuh seiring berjalannya waktu dan segala macam ujian kehidupan.
cerita pertama aku..semoga kalian suka yah. see yaa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bintang Arsyila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

chapter 19

Kepala itu masih ia benturkan ke dinding pinggir tempat tidurnya, dengan rambut acak acakan dan selimut yang berserakan tidak teratur.

"bego bego bego.." ia Jambak rambutnya

"kenapa Lo mau aja sih?" gumaman itu masih terdengar di kamar yang hanya diterangi cahaya lampu tidur saja.

Shafa berbaring, menengadahkan kepala ke langit langit kamarnya, masih belum mempercayai apa yang baru saja ia lakukan dengan Faiz di kantor cafe semalam.

"gue pacaran sama dia?"

"tapi gue kan belum jawab iya..eh tapi dia juga gak bilang suka sama gue."

"gak nembak kan ya? Apa gue yang salah denger?" ia menggali ingatannya sebelum kejadian agak "panas" itu berlangsung.

"tapi kenapa tiba tiba ciuman? Mana enak lagi" gumamnya dengan senyum malu dan kepala yang kembali ia telungkupkan dan hentakkan di kasur.

Namun tak lama ia pukul kepalanya, dengan alis menukik

"tapi kayak murahan gak sih gue?" bibirnya melengkung ke bawah dengan muka sedikit memelas. Kebingungan jelas melanda Shafa saat ini.

Sejenak perhatiannya ia alihkan ke ponselnya yang kembali bergetar. Buru buru ia ambil ponsel tersebut dan terdapat beberapa chat dan panggilan dari Juna.

"cerita jangan ya ke Juna?" Shafa sudah akan membuat panggilan ke kontak Juna

"ah jangan jangan, malu gue kalau harus cerita begituan ke dia."

Tak lama, ponselnya berdering, Juna kembali menelpon Shafa

"iya Jun.." sapanya

"lo belum tidur?"

"Lo juga kenapa belum tidur? Udah larut banget juga" balas Shafa

"kenapa gak balas chat gue?" tanya Juna balik

"hmmm...pulang kerja langsung ketiduran gue. Ini baru kebangun..hehe" Shafa berbohong

"bener?"

"he em"

"syukur kalau gitu"

hening sejenak..Shafa yang masih menimbang, haruskah ia ceritakan kejadian tadi atau tidak. Sedangkan di sebrang sana, Juna hanya sedang menikmati keheningannya bersama Shafa.

"kangen gue" ucap Juna

Shafa yang mendengarnya tersenyum dan mendudukkan diri dari posisi berbaring ya.

"mau video call?" tanya Shafa sedikit memperbaiki rambutnya yang acak acakan.

tanpa lama lama, panggilan itu berubah menjadi video call. terlihat Juna yang masih segar dengan balutan sweater putih, memandang ke arah kamera dengan senyum teduh. Shafa melambai ke arah kamera dengan senyum yang juga ia tunjukkan.

"kenapa belum tidur? Besok kuliah pagi kan?"

"hmm..belum mau aja" jawab Juna yang sekarang memposisikan ponselnya di samping buku dengan dirinya yang menyenderkan kepala di antara lengan yang ia tekuk.

"gimana tadi kerjanya?"

"ya sama aja kaya biasanya, cape. Hehe" Shafa mengubah posisinya dengan kembali berbaring di kasur.

"ngantuk?"

"belum. Lo gimana tadi kuliahnya?"

"ya gitu deh."

"ck...gak seru,!!" Shafa berdecak mendengar jawaban Juna.

"hmmm..gak seru. Gak ada elo soalnya"

"kan ada Nadia" Shafa menunjukkan senyum menggoda dan lais yang ia naik dan turunkan

"ckkk.." Juna menunjukan muka datar

"hahaha...gak usah gitu deh mukanya. jelek,!!!"

"besok libur?"

"he em..tapi ntar sore rencananya mau jalan bareng sama David Maya."

"mau kemana?"

"belum tau..palingan nonton. Sama jadi nyamuk juga, hehehe"

Juna tersenyum di sebrang sambungan sana, terlihat beberapa kali Shafa mulai menguap.

"mau tidur sekarang?"

"he em..ngantuk lagi" balas Shafa dengan suara mengecil dan mulai menyamankan posisi kepala nya pada bantal.

"gak usah di matiin ponselnya. Gue temenin. Tidur gih" Juna memandang Shafa yang mengangguk dan kembali menguap. Tak berselang lama, mata itupun tertutup, Shafa tertidur dengan ponsel yang masih menyala dengan Juna yang masih asyik memandangi presisi Shafa. Dia tersenyum dan mengusap usap layar ponselnya

"selamat tidur" ucapnya pelan. Dan kemudian ia ikut menidurkan dirinya sendiri, masih di meja belajarnya.

seharian ini Shafa masih betah bergelung di kasurnya, jam masih menunjukan pukul sebelas siang, namun dari bangun tidur sampai sekarang belum ada kabar sedikitpun dari Faiz. Bukannya jika baru pacaran, mereka bakal sering mengirim pesan romantis atau setidaknya mengabari kesehariannya? Itu yang ada dipikiran Shafa.

Masih dengan ponsel di tangan, sembari berselancar di sosmed, Shafa tidak sengaja melihat akun temannya yang mengetag dirinya dalam unggahan foto kelulusan. Shafa tersenyum melihat beberapa foto dirinya bersama teman temannya, saat itu hari bahagia bagi semuanya. ia sengaja melihat satu persatu akun milik teman temannya, di mulai dari Juna, Maya dan tak terkecuali Rio. Di sosmed milik Rio, ia melihat beberapa unggahan, termasuk foto Rio bersama Faiz. Ia mengklik tag nama Faiz, ingin melihat apa saja yang di unggah orang yang mengaku sebagai pacarnya tadi malam.

isi unggahan dalam sosmed Faiz kebanyakan tentang motor dan cafe nya. Namun setelah lebih bawah lagi menscroll, ia melihat satu satunya foto cewek. Terlihat begitu cantik dan dewasa.

"cantik.." ia bergumam mengagumi foto tersebut. Tidak ada perasaan cemburu, hanya jujur mengagumi paras tersebut. Namun sepersekian detik ia terhentak dengan pikirannya

"apa ini ceweknya kak Faiz?" Shafa menutup mulutnya dengan mata membola karena pemikirannya ini

"tuh kan bego banget Shafa.....!!!" kembali ia merutuki dirinya sendiri yang semalam terbuai oleh Faiz.

"gimana kalau ceweknya tau kalau Lo sama ka Faiz......." ia tidak melanjutkan gumamannya karena sebuah chat masuk, dari Maya yang mengabari kalau ia dan David akan menjemput Shafa lebih awal karena akan ke butik untuk fitting baju acara pertunangan kakaknya. Shafa bergegas mandi dan mulai bersiap siap.

"mau masuk dulu?" Shafa menyambut Maya dan David.

"disini aja deh..gerah" balas David yang memilih duduk di kursi teras

"ko sepi, ortu Lo kemana?" Maya sedikit melongok ke dalam rumah Shafa

"balik kampung kemaren. nenek gue sakit."

Maya dan David hanya menganggukan kepala.

"langsung jalan aja yuk, keburu sore nanti jalannya" ajak Maya

"pantat aku baru nyentuh kursi lho beb" protes David

Maya dan Shafa tertawa mendengar keluhan David. Namun tak menggubrisnya, Shafa kemudian mengunci rumah dan segera menggandeng Maya ke mobilnya.

"dasar hawa,!!!" gerutu David menyusul keduanya yang sudah asyik duduk bersebelahan di kursi penumpang belakang.

"tega ya kamu, tadi kan duduknya bareng aku di depan.." sekali lagi David mengeluh melihat kelakuan pacarnya

"jijik ih gue denger si David manja gitu. Kok Lo tahan sih May?" ucap Shafa memicing jijik ke arah David.

"kecintaan banget dia sama gue,!!" balas David

"apa sih kamu" Maya menepuk pelan bahu David.

"lho emang bener kan? Kamu cinta banget kan sama aku?" tanya David dengan muka sok serius nya

"David ih...." Maya melototi pacarnya tersebut, namun ada senyum malu yang coba ia tahan.

"harusnya si Juna ikut nih, biar gue gak jadi nyamuk sendirian disini" Shafa bergumam, menyenderkan kepalanya di sisi kaca jendela mobil.

"kangen ya Lo sama si Juna?" tanya David dibalik setir kemudinya.

"biasa aja. semalam juga abis telponan" balas Shafa cuek. David dan Maya yang mendengarnya hanya saling lirik di kaca spion tengah mobilnya.

"kenapa kagak jadian aja sih Lo berdua?" celetukan David yang tiba tiba membuat Shafa menolehkan kepala dengan heran.

"hah?"

"tapi gue heran deh, gue pikir nih ya, ibunya Juna suka sama Lo. Gak nyangka dia malah ngejodohin anaknya sama yang lain" Maya menuturkan pendapatnya

"hah? seinget gue, ibunya Juna baik deh sama gue. Kok dibilang gak suka sih sama gue? aneh deh Lo May..!! Lagian nih ya, perjodohan itu katanya kaya balas budi gitu lah sama papahnya si Nadia." jelas Shafa

"tau darimana?" tanya David

"ibunya Juna sendiri yang bilang"

"orang kaya emang beda ya" gumam Maya

"Lo berdua juga kaya..lupa Lo berdua? Yang miskin cuma gue,!!"

"gak usah frontal juga kali Shafa, bikin enak hati aja gue dengernya...hahaha" David tertawa mengejek, yang tak lama dibalas sentilan di telinganya oleh Shafa.

"adoh..!! Beb sakit...." keluh David dengan manja pada Maya.

"idih najis!!!" Shafa kembali mengumpat melihat kelakuan David.

Ponsel Shafa berdering, terlihat nama Juna di layarnya, tak perlu waktu lama, ia langsung mengangkat panggilan itu.

"hmmm?"

"udah bangun?"

"lagi di jalan nih sama Maya David."

Maya dan David yang namanya disebut, menolehkan kepalanya, dengan alis terangkat.

"Juna?" tanya Maya. Shafa menganggukan kepalanya dan mulai menghidupkan loud speaker pada panggilannya.

"woiii Juna...kagak kuliah Lo?" tanya David sedikit berteriak

"lagi rehat bentar. Katanya agak sorean jalannya?"

"mau ke butik dulu nganter Maya fitting baju. gak mau bolak balik supirnya, pemalas emang,!!"

"David supirnya?"

"tega emang temen Lo itu Jun, masa cewek gue di embat juga, suruh duduk di belakang sama dia." adu David

"adohhh..!" David kembali bersuara karena rambutnya yang di Jambak oleh Shafa. Terdengar kekehan di sebrang sana, Juna tertawa mendengar keributan yang pasti disebabkan oleh Shafa dan David.

"Lo jadi dateng kan Jun ke acara kakak gue?" Maya bertanya guna mengalihkan kekacauan di dalam mobil.

"hmm..gue usahain May"

"jun, tar gue sama Maya mau maen ke tempat Lo..gapapa kan?" ujar David

"hm? Boleh. Shafa juga ikut kan?"

"gue? Gak janji ya Jun, takut bentrok sama jadwal kerja."

"alahhh,,boong tuh Jun,! Orang kita rencana kesananya kalau si shafa libur kerja." adu David yang kembali dapat jambakan Shafa di kepalanya.

"eh eh bukan gitu Jun, gue cuma takut kecapean. Lo tau sendiri, gue sekarang sendirian di rumah. Kerjaannya jadi double..hehehe" Shafa mencoba mencari alasan yang sekiranya membuat Juna tidak tersinggung.

"iya gapapa. jangan maksain. Yaudah have fun ya kalian."

"hmm..semangat kuliahnya.dadah Juna" Shafa menutup panggilannya dan kembali menyenderkan kepalanya. Maya juga ikut menyenderkan kepalanya disamping Shafa. Tak sengaja ia melihat gelang yang dikenakan Shafa.

"ih lucu..." Maya mengangkat lengan Shafa dan meneliti gelang yang dipakai Shafa.

"wahh..mereknya lumayan juga nih Shaf"

"hm?? mahal??" Shafa bertanya balik. Maya mengerutkan kening mendengar pertanyaan Shafa.

"dikasih?"

"sama si Juna. Dia juga pakai yang sama, versi bulannya"

"anjir si Juna.." ucap David tiba tiba

"kenapa si Juna?" tanya Shafa tidak mengerti

"nggak..si Juna bego. Eh Lo juga sama bego nya sih" David melirik Shafa di kaca spion

"dihhh....kalau bego dia gak bakalan masuk kedokteran!!" Shafa memicing ke arah David yang hanya bisa menghela nafas.

"beb...tangan aku masih kosong nih. Masa kalah sama Shafa.." rengek Maya

"hehehe..sabar ya beb, nunggu kakak ipar selesai sama acaranya. Ntar kalau udah waktunya, aku pasangin cincin di jari manis kamu" gombalnya yang dibalas Maya dengan senyum malu dan anggukan. sedangkan Shafa, hanya bisa mendecih jijik dengan bahu yang merinding mendengar gombalan dua sejoli di sampingnya.

1
partini
ga usah nangis be strong move on jangan pernah terlihat menyedihkan di depan orang yg ada di hatimu kalau bisa pergi jauh dulu
satu lagi bertarung dengan masa lalu tuh berat karena hampir semua masa lalu pemenang nya
CantStopWontstop
Terhibur banget!
Rukawasfound
Terharu, ada momen-momen yang bikin aku ngerasa dekat banget dengan tokoh-tokohnya.
Anthea
Meleleh sudah air mata menunggu update terbaru, thor~
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!