Cinta Virtual

Sore ini Asril bersiap siap untuk menemui Ida, mereka sudah saling bertukar pesan dan berjanji untuk bertemu di cafe yang waktu itu mereka ketemuan.

Anto yang sedari siang memperhatikan gerak gerik Asril sangat mencurigakan. tidak biasa biasanya Asril memainkan ponselnya sewaktu makan siang, sesekali Asril tersenyum saat mendapatkan balasan pesan dari seseorang.

Dan sore ini Asril sudah mandi di bengkel dan tampak sudah wangi dengan aroma parfum yang terbilang sangat lembut.

"bos, rapi benar, mau diner sama bu bos ya?" tanya anto.

"iya, kenapa kamu mau ikut?" tanya balik Asril.

"tidak ahh, takut ganggu" balas Anto yang sambil cengengesan.

Asril berlalu dari hadapan Anto dan mulai menghidupkan motor maticnya. melihat Asril yang mulai menjauh, Anto gegas mengikuti Asril dengan menumpangi taksi. Anto menyuruh sopir taksi itu untuk mengikuti Asril. "pak, ikuti motor matic itu ya dan jangan sampai lolos" seru Anto. "baik pak" sahut sopir taksi itu.

Anto melihat Asril sudah memarkirkan motornya di cafe yang tidak jauh dari bengkel mereka. "berhenti di sini, pak!" pinta Anto. Anto mengeluarkan uang untuk membayar sopir itu lalu mengikuti Asril masuk ke cafe secara perlahan lahan.

Setelah masuk kedalam cafe itu, Anto dengan cepat mencari keberadaan Asril dan terlihatlah Asril yang sedang duduk dengan wanita tapi itu bukan Mia melainkan Ida. "benar dugaan ku" ucap Anto. melihat Asril begitu mesra dengan Ida membuat Anto tersulut emosi dan langsung menghampiri meja di mana ada Asril dan Ida.

"sudah ku duga, pasti kalian ada bermain dibelakang Mia" ucap Anto menggebu.

Sontak ucapan Anto mengejutkan Asril dan Ida. "jangan asal bicara kamu" bentak Asril. "asal bicara gimana? apa yang sedang kalian lakukan disini?" bentak balik Anto. "bukan urusanmu, aku mau apa dan dengan siapa" balas Asril yang sudah tersulut emosi. tanpa berkata kata lagi tiba tiba Anto melayangkan satu pukulan yang mengenai pipi Asril dan kini Asril sudah terjatuh kelantai.

Pertengkaran ini membuat pengunjung cafe tidak nyaman dan dengan segera security datang menghampiri mereka dan menarik paksa Anto keluar cafe

"urusan kita belum selesai" ucap Anto sambil menunjuk jarinya ke arah Asril.

"kamu aku pecat, jangan datang lagi ke bengkel ku" teriak Asril karena Anto sudah di tarik paksa oleh security.

"lepaskan aku, aku bisa keluar sendiri" ucap Anto kesal dan Anto menghempaskan tangan security itu.

"memang kamu suami yang kurang ajar, bisa bisanya kamu memungut sampah dan membuang berlian" gerutu Anto. Anto memutuskan untuk pergi dari cafe itu dan kembali ke bengkel untuk mengambil barang barangnya karena dia sudah dipecat oleh Asril.

Sementara didalam cafe, ida membantu Asril untuk membersihkan luka di sudut bibirnya. "aww" Asril terlihat meringis. "sakit ya, maaf ya, tapi luka mu ini harus di obati takut infeksi" tutur Ida yang sangat khawatir terhadap Asril.

"iya, makasih ya, setelah ini temanin aku lagi ya ketempat itu" bisik Asril pelan. Ida hanya menganggukkan kepalanya dan tersenyum menandakan bahwa Ida setuju untuk pergi dengan Asril.

Selesai mengobati luka Asril, Ida dan Asril gegas ke tempat yang mereka ingin tuju yaitu hotel karena mereka ingin memadu kasih lagi.

Sesampainya dihotel mereka langsung melakukan permainan terlarang itu, bahkan yang memulai bukan Asril melainkan Ida. melihat Ida yang begitu sangat ganas membuat Asril merasakan kepuasan yang luar biasa.

Selesai dengan permainan itu mereka terkulai lemas dan tak lupa Asril memberikan satu kecupan singkat di dahi Ida yang basah karena peluh dari sisa sisa permainan mereka.

"makasih ya sayang, sudah bisa memuaskan aku, kamu memang tidak ada bandingannya." sambil membelai rambut lurus Ida.

"iya dong, harus menyenangkan dan bisa memuaskan suamiku, ups" Ida menutup mulutnya karena dia salah bicara.

"kenapa ditutup mulutnya?" tanya Asril.

"aku salah bicara mas, maaf ya" balas Ida dengan wajah sok bersalahnya.

"enggak ahh kamu tidak salah, sebenarnya aku ingin rujuk lagi denganmu? apakah kamu mau?" tanya Asril serius.

"tapi gimana dengan Mia?" tanya balik Ida.

"aku belum mengatakan pada Mia kalau aku akan rujuk dengan kamu, dan rencananya aku tidak akan menceraikan dia, aku berniat untuk berpoligami tapi kita nikah siri dulu sebelum aku jujur ke Mia tentang hubungan kita, apakah kamu mau dan siap aku poligami?"

"aku sadar mas, dengan posisiku sekarang ini, jadi aku tidak keberatan kalau aku dimadu dan aku merasa bersalah karena sudah merebut kamu dari Mia." tutur Ida

"tidak, kamu tidak salah, aku yang salah, aku masih mencintai kamu dan aku sulit sekali melupakanmu, aku tidak ingin kita bergelimangan dosa, maka sedari itu aku ingin kita nikah siri dulu dengan begitu kalau kita mau seperti ini sudah tidak berdosa lagi."

Mendengar perkataan Asril itu membuat Ida bersorak gembira di dalam hatinya ingin sekali dia menari nari.

"tak apalah untuk sementara nikah siri dulu yang penting aku sudah tidak susah payah memikirkan nasib janin yang ada di perutku ini" gumamnya dalam hati.

"sayang kok kamu senyum senyum sendiri, ada apa?" Asril merasa heran.

"eh, ngak sayang, aku lagi mikir kalau kita sudah menikah lagi pasti makin seru" Ida mencoba beralasan agar Asril tidak curiga padanya.

"seru dong, jadi kapan pun aku mau bisa langsung tanpa menunggu dan berbuat janji dulu, jujur aku merasa puas sekali sebagai laki laki, ternyata selama empat tahun tidak bersama kamu lebih bisa diandalkan di atas ranjang" ucap Asril yang kini mengusap bibir Ida.

"sayang sudah malam, pulang yuk!" ajak Ida.

"emmm, besok saja ya, aku masih mau disini bersamamu" rengek Asril.

"iya, iya kita disini saja, aku akan menemani kamu sampai puas" ucapan Ida benar benar menggoda Asril.

"sayang, yok ke kamar mandi, pengin disana mainnya" tunjuk Asril ke arah kamar mandi.

"iya, tapi gendong" sahut Ida dengan suara manjanya.

Dengan sigap Asril mengendong Ida ala bridal style dan kini indra pengecap mereka sudah menyatu saja dan tidak berhenti semakin ganas hingga ke kamar mandi permainan itu dilanjutkan.

Selesai bermain di kamar mandi, mereka sudah berada di atas kasur tampak Asril memeluk mesra tubuh polos Ida yang tanpa sehelai benang pun menempel di tubuhnya begitu juga dengan Asril.

Mereka benar benar menghabiskan satu malam dengan permainan terlarang itu. Asril benar benar lupa akan adanya Mia sebagai sosok istrinya, yang ada dipikiran Asril hanyalah Ida saja.

Hingga besok paginya Asril mengantarkan Ida pulang kerumahnya dan meminta restu kepada bu Emi untuk menikahi Ida kembali, hal itu membuat bu Emi sangat terkejut sebab Asril masih memiliki istri.

tentu restu itu tidak langsung Asril dapatkan karena tadinya bu Emi berpura pura tidak setuju kalau mereka nikah siri.

Tapi bu Emi mengajukan persyaratan kepada Asril, agar Asril secepatnya jujur ke Mia tentang hubungan mereka dan bu Emi tidak mau status anaknya dibawah oleh Mia, dia mau status Ida harus seimbang dengan Mia.

Asril pun menyanggupi persyaratan dari bu Emi dan restu sudah Asril dapatkan untuk menikahi Ida secara siri. Minggu depan mereka memutuskan untuk menikah siri di rumah Ida.