NovelToon NovelToon
Menantu Sableng Mertua Gendeng

Menantu Sableng Mertua Gendeng

Status: tamat
Genre:Romantis / Cintamanis / Konflik etika / Keluarga / Cinta Murni / Pelakor jahat / Tamat
Popularitas:670.1k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Ketakwaan dan kebaikan akhlak Zidan membuat Sabrina jatuh cinta kepadanya. Terlebih lagi dia berhutang nyawa kepada pemuda desa itu. Demi menikah dengan Zidan, Sabrina rela menukar dengan dicoret dari daftar nama keluarganya yang kaya raya.

Sifat dan tingkah laku Sabrina yang polos, jujur, dan aneh bin ajaib perlahan membuat Zidan jatuh hati kepadanya. Konsekuensi menikah dengan Sabrina, Zidan dipecat dari kantor perusahaan Jaya Grup milik keluarga Sabrina. Zidan pun pulang ke kampung membawa Sabrina.

Bu Maryam yang benci wanita kota memandang rendah Sabrina, terlebih sang menantu tidak bisa melakukan pekerjaan apa pun. Belum lagi Sabrina sering salah mengartikan ucapannya, membuat wanita paruh baya itu sering emosi.

Tanpa Sabrina dan Zidan sadari ada rahasia dibalik pernikahan mereka. Rahasia apakah itu? Cus, kepoin ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Untuk makan malam Zidan dan Shaka membuat ikan bakar. Suami Sabrina tadi sore menjala ikan. Tentu saja yang paling heboh adalah istrinya.

"Ikan bakar buatan Kang Zidan rasanya, wenak poll!" puji Sabrina sambil mengacungkan dua jari jempolnya.

"Kasihan sekali kamu, Zidan. Punya istri tidak bisa apa-apa. Hanya bisa merusuh saja," ucap Shaka mengejek kembaran.

"Siapa bilang?" Sabrina tidak terima dengan tuduhan saudaranya. "Aku sekarang sudah bisa masak, menyapu, mengepel, siram tanam. Kasih makan ternak juga bisa."

Zidan tersenyum sambil mengacungkan jempol. Dia bangga pada istrinya itu.

Shaka tercengang. Dia tidak menyangka kalau saudaranya yang manja sudah bisa melakukan pekerjaan rumah.

"Lawan pelakor juga sudah bisa. Benar, enggak?" Bu Maryam yang sedang membuat sambal kecap menoleh kepada Sabrina.

"Tentu saja. Ini harus bisa dan dikuasai oleh para istri biar tidak ada wanita lain yang merebut suaminya," ujar Sabrina dengan penuh semangat.

Shaka bisa melihat kebahagiaan Sabrina saat ini. Walau keadaan di sini penuh dengan kesederhanaan, tetapi pancaran sinar mata saudaranya terlihat menunjukkan rasa suka cita.

Suasana malam itu di halaman belakang rumah Bu Maryam ramai oleh celotehan Sabrina dan Shaka. Saudara yang sudah lama tidak bertemu, selalu saja ada kejahilan di antara keduanya.

Shaka yang sudah terbiasa hidup mandiri di luar negeri bisa melakukan pekerjaan seperti mencuci piring. Dia yang membereskan bekas makan malam bersama Bu Maryam. Sementara Sabrina sedang belajar mengaji bersama Zidan.

Setelah Sabrina tertidur lelap, Zidan ke luar kamar. Dia menemui Bu Maryam untuk memberi tahu apa yang sudah dibicarakan dengan Shaka tadi sore.

"Jadi, ada orang yang berniat mencelakakan Sabrina?" tanya Bu Maryam. 

Wanita paruh baya itu terlihat khawatir. Dia takut hal buruk terjadi kepada menantunya.

"Makanya aku minta sama Mamah kalau ada orang yang mencurigakan langsung kasih tahu aku dan kalian juga harus selalu waspada kepada orang asing," jawab Zidan.

"Iya. Mamah paham." 

***

Setiap pagi, Sabrina meyapu dan mengepel semua ruangan yang ada di rumah. Sementara Bu Maryam membuat sarapan di dapur.

"Bu, mau buat apa?" tanya Shaka ketika melihat ada tempe, kangkung, telur, dan beberapa jenis bumbu di atas talenan.

"Mau buat tempe mendoan, telur dadar, dan tumis kangkung. Beginilah kalau sarapan di sini. Tidak ada roti," jawab Bu Maryam.

"Sini aku bantu buat telur dadar. Aku buat resep ala Jepang," kata Shaka dengan semangat.

"Aduh, masa merepotkan tamu," ucap Bu Maryam basa-basi, padahal dalam hati senang karena ada yang membantu pekerjaannya.

"Wah, telur dadarnya kelihatan enak, wangi!" puji Bu Maryam ketika melihat hasil pekerjaan Shaka.

Sabrina lagi fokus mengepel. Walau lelet, tetapi hasilnya sangat bersih, tidak ada noda yang tertinggal di lantai. Dia ngepel sambil mundur, biar lantai yang sudah bersih tidak keinjek lagi. Karena jalannya mundur dan posisi agak membungkuk, tongkat pel yang dipegang Sabrina agak panjang ke belakang. 

Shaka yang sedang masak dibuat terkejut ketika ada sesuatu yang menusuk pan'tatnya. "Aw! Aw! Aw!"

Rupanya itu tongkat pel yang tidak sengaja kena ke pemuda itu. Bukan hanya sekali, Sabrina yang terlalu semangat mengepel sampai menusuk pan'tat Shaka tiga kali.

"Sabrinaaaaaaa!" teriak Shaka emosi sambil memegang pan'tatnya yang sakit.

"Ya, ada apa?" tanya Sabrina dengan wajah tanpa dosa. Wanita itu cuma menoleh, masih dalam posisi membungkuk.

"Apanya yang ada apa? Tuh, tongkat pel kena pan'tat aku!" jawab Shaka sambil menunjuk tongkat yang jarak beberapa jengkal darinya.

"Oh. Kok, bisa, ya?" Sabrina malah nyengir.

"Bu Maryam, izinkan aku untuk menindas menantumu sebentar!" Shaka menyingsingkan lengan baju.

"Eh, eh, eh, mau apa kamu? Jangan melakukan KDRT, ya!" Sabrina memasang kuda-kuda dengan tongkat pel sebagai senjata.

"Kalian ini saudara, tapi bertengkar terus!" Bu Maryam geleng-geleng kepala. "Lanjutkan! Biar rame rumahnya."

Sabrina dan Shaka malah bengong mendengar ucapan Bu Maryam. Keduanya berpikir kalau wanita paruh baya itu aneh. Bukannya dilerai malah disuruh lanjutkan.

"Bu mertuamu aneh?" bisik Shaka.

"Hush! Jangan ngata-ngatain ibu mertuaku. Dia itu baik," balas Sabrina dengan suara pelan.

"Kenapa kalian malah diam?" tanya Bu Maryam merasa heran.

"Tidak jadi, Mah!" jawab Sabrina.

"Tidak jadi, Bu," kata Shaka. 

"Mending lanjut kerja," lanjut keduanya bersamaan. Mereka pun melanjutkan aktivitas masing-masing.

"Huh, giliran suruh berantem benaran enggak mau. Dasar bocah-bocah sableng!" batin Bu Maryam.

Setelah sarapan Sabrina bingung mau melakukan apa. Karena semua pekerjaan rumah sudah selesai. Akhirnya dia memutuskan untuk pergi ke toko untuk membantu Zidan.

"Mau ke mana?" tanya Bu Maryam ketika melihat Sabrina memakai jilbab dengan penampilan rapi.

"Mau ke toko, Mah. Bosan di rumah," jawab Sabrina.

"Tunggu, mamah juga ikut!" 

Bu Maryam ingat dengan ucapan Zidan, kalau Sabrina tidak boleh dibiarkan pergi ke mana-mana sendirian. Takut ada yang mencelakakan atau menculik dirinya.

Akhirnya Sabrina dan Bu Mayang jalan kaki pergi menuju pasar. Ketika melewati sebuah rumah model zaman penjajahan Belanda, keduanya menoleh. Biasanya rumah itu sepi karena tidak ada penghuninya. Namun, kini jendela dan pintu rumah terbuka. 

"Ada orang yang berani tinggal di rumah hantu, Mah!" 

"Baguslah, jadi tidak seram kalau lewat sini."

"Sepertinya orang yang tinggal di sini dukun, ya, Mah? Makanya tidak takut sama setan," tanya Sabrina merinding. Dia menggosok kedua lengan atasnya.

"Dibandingkan setan, manusia jahat itu lebih menakutkan," jawab Bu Maryam.

"Menurut Mamah itu setan apa manusia?" tanya Sabrina sambil menunjuk seseorang yang berdiri di balkon lantai dua dan menatap ke arahnya.

***

1
Ricka Monika
bagus
🌸Santi Suki🌸: makasih, Kak
total 1 replies
Ricka Monika
lah ikut anak lah Bu ngapain sendiri di kampung,kalau soal ternak dan lainnya bisa di suruh sm orang lain atau diupah gitu
Ricka Monika
tunjukanlah foto Dr Frans,agar zidan dan mamanya tau mukanya
Ricka Monika
🤣🤣 ngakak aku bacanya
Ricka Monika
kok lupa sih si zidan ini,nyawa istrinya masih dlm bahaya
Ricka Monika
dasar binatang tuh bapaknya zidan
Sri Dahliana
lucu seruuuu Thor sy membacanya aja sambil ngakak 🤣🤣🤣🤣
🌸Santi Suki🌸: 🤩🤩🤩🤩🤩
total 1 replies
Anonymous
ini cerita nya gimana ya… bikin yg baca bingung… katanya Zidan buka warung tp kok. malah Sabrina disuruh belanja ke warung wa Eneng… aneh kan ? 🤦🏻‍♀️
🌸Santi Suki🌸: Zidan buka toko grosir kebutuhan pokok. Jaraknya agak jauh dari rumah. Kalau warung Wa Eneng itu dekat rumah lokasinya.
total 1 replies
fitriani
suka bgt sama cerita novel ini... ceritanya ringan gak banyak drama2 yg bikin sakit kepala tapi rasa kekeluargaannya kental bgt banyak pelajaran yg bisa diambil... intinya ceritanya keren bgt👍👍👍👍👍terima kasih kak othor dan sukses selalu kak
🌸Santi Suki🌸: aamiin 🤲
sama-sama, Kak. Terima kasih sudah baca karya aku
total 1 replies
fitriani
mampussss kau jenia lhtlah sebentar lagi pasti karir lo di RS itu akan tamat
fitriani
itu mulut julid itu rasanya pgn aku raup trz aku remes..... gak selamanya anak gak suka nasi itu masa depannya suram y kesannya kyk anaknya paling ok aja....
fitriani
lupa pengaman🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
wkwkkwwkwkwk bukan sabrina namanya kl gak ada aja ide randomnya🤣🤣🤣🤣
fitriani
sabrinaaaaaaa🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
fitriani
hadeh pak yadi kamu tuh berharap apa sih pak??? berharap kl bu maryam masih menangisi cintanya k kamu??? berharap bu maryam mau minta rujuk??? berharap kl bu maryam ngemis2 perhatian kamu??? hadeh pak jgn banyak berharap aneh2 deh krn semua itu gak akan pernah terjadi krn bu maryam skr udah hidup bahagia jauh meninggalkan masa lalu yg menyakitkan.... apalagi sebentar lagi akan nikah sama om erick yg adalah duda kaya raya
fitriani
wkwkkwkwkwk somplaknya sabrina udah nurun k bu maryam🤣🤣🤣🤣saking gugupnya pake kerudungnya kebalik😄😄😄😄😄
fitriani
astaga sabrina bnr2 y jodohin mama mertuanya d pesta pernikahan dy dan lgsg d depan org nya gak pake basa basi🤭🤭🤭🤭
fitriani
amit amit sama si yadi dan niken ini gak ada urat malu nya sama sekali... ada aja cara dy manfaatin zidan... zidan juga oon mau aja....
fitriani
yaaahhhhhh pasangan peak datang oasti rungkad nih kl ada mereka berdua
Jeje kwok 12🌹
ya Allah jaqa lah perutku dari ketawa karna ulah sabrina🤣
🌸Santi Suki🌸: 😅😅😅😅😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!