dunia fanasia. hidup segala macam ras. dari ras manusia, setengah hewan, peri, kurcaci, duyung, iblis, malaikat, bahkan dewa pun ada di dunia ini.
aku adalah dewa perang. tugasku adalah berperang jika tahta dewa di serang, atau jika atasanku menyuruhku turun ke dunia untuk menyelesaikan masalah.
tapi... tak ada masalah yang muncul yang mengharuskan aku turun. dan juga sudah ratusan ribu tahun tak ada yang menyerang tahta dewa. jangankan menyerang, makhluk jaman sekarang bahkan untuk naik ke langit ke tempat tahta dewa mereka tak mampu. aku mulai bosan.
jadi setelah ribuan tahun aku berhasil menciptakan sihir baru, sihir reinkarnasi. akhirnya... selamat tinggal kebosananku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon amar basalamah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kesatria alpen
"putri melania, sebaiknya anda pergi..!, peperangan ini seepertinya tak dapat di menangkan" ucap salah satu kesatria yang mengawal putri.
melania melirik pertarungan bos monster dengan dua orang terkuat di kerajaan. tapi pertarungan itu berat sebelah. agam mulai kehabisan tenaga dan raize juga mulai kehabisan sihir, mereka hanya dapat bertahan tanpa memberikan serangan balasan yang melukai bos monster.
raja ebon berada di barisan belakang bersama putri melania. dia yang mengatur strategi perang dari belakang bersama beberapa penasehatnya. tapi mereka pun tau, untuk menang dalam peperangan ini hampir mustahil. mereka hanya mencoba yang terbaik yang bisa mereka lakukan.
Semua kesatria juga kesulitan menghadapi banyaknya monster yang datang. semua orang yang ada di sana sudah tau, hanya tinggal menunggu waktu saja sampai kerajaan kalah.
"dia benar anakku, pergilah. bawa beberapa kesatria bersama kami. kamu harus menerima... kerajaan kita telah berakhir" ucap raja ebon sambil memegang kedua bahu melania.
melania panik dan putus asa, namun di saat itu dia teringat ragas. ucapan dia, janjinya akan kemenangan jika dia ikut berperang. sekejap dia dipenuhi dengan harapan.
"masih ada yang bisa aku lakukan" ucap melania dan segera pergi dari sana. jarak antara garis belakang dan kastil tempat tinggal sementara ragas cukup jauh.
Kesatria ingin menghentikannya untuk bergerak sendiri, tapi raja menghentikan.
"tidak perlu, jika dia seperti itu mungkin ada yang bisa dia lakukan". raja kembali fokus ke peperangan di depannya.
...****************...
Aku berlari sekuat tenaga di jalanan kosong. dada aku sesak karena berlari tanpa henti. selali aku jatuh karena tersandung. walaupun aku sudah tak lagi melihat peperangan, tapi aku dapat mendengar dengan jelas di belakang aku, suara teriakan dan ledakan.
Aku hanya berharap pada ragas, namun sebagian diri aku tidak yakin. apakah ragas bisa menyelesaikan peperangan ini..?, apakah dia benar-benar bisa meraih kemenangan..?, apakah kita sungguh hanya perlu berharap kepada bocah bernama ragas itu..?
Seseorang muncul di depan aku. salah satu bawahan ragas yang sering berlatih di halaman istana. seorang yang ahli dalam serangan diam. dia tidak ikut dalam peperangan seperti ragas. dia juga mengatakan senjata utama miliknya tertinggal ketika melawan setan sebelumnya.
"jadi kau sudah memutuskan percaya padanya?" tanya sans melipat tangan. dia menatap aku seakan tidak tertarik dengan jawaban aku.
"tidak ada lagi harapan, aku harus bertemu dengan nya" ucap aku tegas.
Menerima jawaban aku sans langsung mengambil tubuh aku. aku terkejut dan tersipu malu, tapi sadar kalau dia melakukan ini juga bukan untuk main-main. ini kedua kalinya dia memeluk aku.
"kau lambat, aku akan menggendong kamu ke sana, jadi pegangan yang erat".
Sans bergerak cepat melompati bangunan-bangunan. menuju langsung ke tempat ragas berada. walaupun dia menggendong aku dengan kuat tapi aku tetap melingkarkan tangan kanan aku di lehernya untuk berpegangan. aku dapat merasakan angin menusuk tubuh aku karena kecepatan yang dia gunakan.
Aku berdoa di dalam hati, semoga ragas dapat menyelamatkan kerajaan ini.
...****************...
Di tengah peperangan setan membantai kesatria di hadapannya. sabit-sabit aura yang dia lepaskan memotong kesatria terdekat. beberapa yang melawan terdiam karena terkena kutukan matanya. hanya dengan sedikit serangan mereka yang terkena kutukan mati.
"sial bagaimana cara melawan monster ini".
"jangan tatap matanya".
"bagaimana kita melawan dia tanpa menatap matanya"
walau pun setan hanya memiliki tiga tangan karena pertarungan sebelumnya, tapi dia tetap terlalu kuat untuk melawan kesatria tingkat rendah. luka di matanya bekas tusukan sans juga tak banyak mempengaruhi penglihatannya, perutnya yang sedikit berlubang karena pedang ragas juga tak banyak mempengaruhi pergerakannya. tapi itu hanya untuk kesatria rendah.
Ketika kesatria mulai menjauh ketakutan. sebuah tombak api melesat. setan menepis tombak dengan salah satu tangan kanannya yang berlapis aura hitam. tombak api berbelok ke tanah dan menancap di sana.
Sebuah api bergerak di udara. itu turun di hadapan setan. api tersebar dan menghilang memperlihatkan dua orang di dalam api. eris dan alpen.
"wow ini praktis untuk bergerak, tapi yah.. cukup panas". alpen maju mendekati setan sambil mengibas-ngibaskan bajunya yang sedikit terbakar. dia tak mengenakan armor, hanya memakai baju sehari-hari.
"hati-hati, dia pernah mengalahkan kita sekali. kalian sebaiknya menjauh agar tidak terseret dalam pertarungan kami". dia tak lupa memperingati kesatria agar memberi jarak. eris menciptakan api di kedua tangannya.
Kesatria di sekitar terkejut karena eris yang merupakan ras iblis membantu mereka. perlahan kesatria menjauh membiarkan mereka bertarung dan beralih ke monster-monster lain.
"dimana anak itu..?". alpen dan eris sedikit terkejut karena setan memulai bicara.
"maksudmu ragas, dia akan datang akhiran. kau tau... pahlawan selalu datang terlambat". alpen membungkuk menyiapkan kuda-kuda bertarung. manna dalam tubuhnya meluap meningkatkan kecepatan dan kekuatan. menggenggam gagang pedang, aura putih muncul menyelimuti bilah tajamnya.
"aku tak akan menghemat manna aku lagi untuk serangan". dua tombak api muncul di kedua tangan eris.
CTING
pedang beraura alpen dan tangan beraura setan saling bertabrakan.
"kau bukan lawan". alpen terdorong kehilangan keseimbangan. setan bergerak hendak menebas alpen dengan tangannya. tapi tombak api melesat, setan terpaksa harus menepisnya.
Jengkel dengan serangan eris, setan bergerak ke arahnya. tapi alpen memotong jalan.
"mau kemana kau".
ZRASS
badan setan tergores, darah ungu keluar dari luka. setan memukul alpen tapi dengan cepat alpen menghindar menjaga jarak. eris menyiapkan lagi satu tombak api.
Serangan kombinasi alpen dan eris membuat setan kesulitan. tapi disisi lain alpen dan eris juga kesulitan, cukup satu kesalahan saja untuk mereka bisa mati. dan untuk memastikan tidak ada kesalahan apapun, mereka berdua selalu berkomunikasi menggunakan telepati. mereka membangun rencana dan melakukannya bersamaan, seakan mereka adalah satu jiwa dengan dua tubuh.
"MATI...!!". setan mengumpulkan manna sangat banyak dengan cepat. dia membuat aura hitam tak lagi berkobar di tangan kanannya, itu memanjang seperti pedang. melihatnya saja alpen tau apa yang akan terjadi.
"SEMUA MERUNDUK....!" teriak alpen sekencang mungkin. namun para kesatria dan petualang sibuk dengan lawan mereka masing-masing. tak ada yang mendengar teriakan alpen.
Alpen menatap setan, berpikir secepat mungkin. hanya ada satu solusi. pedang alpen mengeluarkan aura putih, banyak manna dikerahkan untuk teniknya yang satu ini.
"tidak alpen, kau tidak bisa" ucap eris. untuk itu dia tak menggunakan telepati agar di dengar jelas oleh alpen.
"jika aku tidak menahannya, akan banyak korban" jawab alpen lewat telepati.
dalam satu ayunan tangan setan, aura hitam setengah lingkaran tipis dan sangat tajam meluas. siapapun yang terkena aura itu, tubuhnya akan terbelah dua, benda apapun juga akan terpotong, itulah yang seharusnya. tapi...
AAAAAAGH
Alpen berteriak kencang, ia mengayunkan pedang berlapis aura miliknya untuk mengadu dengan aura hitam.
Sekejap di teringat ajaran ragas.
......................
sebuah siluet putih melesat membelah pohon, ragas baru saja memotong pohon dengan teknik tebasan aura jarak jauh.
"bagaimana jika kamu menghadapi lawan menggunakan teknik ini?" tanya ragas.
"kita hanya perlu menghindar bukan!?" jawab ragas. teknik itu memang cukup cepat dan berbahaya, tapi memang masih bisa dihindari.
"bagaimana jika tak ada pilihan menghindar, contohnya jika ada teman kamu dibelakang". ragas menyempitkan pilihan. lalu apa yang harus aku lakukan.
"bisakah kita melawan dengan teknik yang sama" jawab aku. harusnya dengan mengadu teknik yang sama itu akan membuat dua teknik bertabrakan dan berhenti diudara.
"kau benar, tapi itu membutuhkan kekuatan teknik yang sama. apa ada lagi". aku ternyata benar, tapi jika ada lagi berarti masih ada cara lain.
"bagaimana jika hanya bertahan dengan melapisi tubuh dengan aura" jawab opi.
"itu juga benar, tapi auramu harus lebih kuar dari teknik. jika sama atau bahkan kurang maka tubuh kamu akan terluka. itulah kenapa menggunakan senjata lebih baik dari menggunakan tubuh sendiri dalam hal kekuatan serangan, apa ada lagi".
"apakah kita bisa membelokkan teknik itu..?, yah karena itu seperti Proyektil aku pikir itu bisa dibelokkan" jawab miri. itu akan aneh membelokkan teknik yang mirip seperti cahaya.
"kau benar, itu bisa di belokkan". hah... aku terkejut karena ternyata teknik seperti itu dapat di belokkan.
"semua teknik maupun sihir dapat dibelokkan. ada dua cara untuk membelokkan. yang pertama dengan menggunakan kekuatan aura yang jauh lebih kuat. dan yang kedua dengan membuat menggunakan aura yang lebih halus. untuk cara pertama itu mustahil bagi kalian, karena mungkin butuh dua sampai tiga kali lebih kuat dari aura lawan. tapi untuk cara yang kedua, kalian semua bisa melakukannya tapi ini sangat rumit karena membutuhkan ketelitian"
......................
aku ingat, aku harus menggunakan aura halus dari pada berkobar. mengarahkan dan menggiring teknik lawan ke arah lain. seperti menciptakan parit untuk air yang mengalir.
Perlahan aura berkobar aku melemah dan menjadi lebih halus, lalu dengan sedikit kekuatan dan pikiran yang mantap aku menepis aura hitam setan. aura hitam jatuh menghantam tanah di bawah, guncangan kecil terasa. ada goresan panjang setengah lingkaran di sekitar setan.
"kau berhasil alpen". suara eris terdengar di kepala aku. dari latihan bersama ragas tak ada satupun yang berhasil. dan kali ini, dengan niatan untuk melindungi banyak orang aku berhasil.
"yah.. tapi kita tidak boleh senang dulu, lawan kita masih berdiri disana" jawab aku dengan telepati.
Disana setan semakin marah. dia mungkin tak mengira aku dapat menepis serangannya, aku juga sama tak mengira. pertarungan kami masih akan berlanjut, dan semoga saja ragas selesai sebelum aku tumbang.