NovelToon NovelToon
Forget Me Not

Forget Me Not

Status: tamat
Genre:Single Mom / Janda / Romansa / Cintamanis / Tamat
Popularitas:35.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Karena sebidang tanah, Emilia harus berurusan dengan pemilik salah satu peternakan terbesar di Oxfordshire, yaitu Hardin Rogers. Dia rela melakukan apa pun, agar ibu mertuanya dapat mempertahankan tanah tersebut dari incaran Hardin.

Hardin yang merupakan pengusaha cerdas, menawarkan kesepakatan kepada Emilia, setelah mengetahui sisi kelam wanita itu. Hardin mengambil kesempatan agar bisa menguasai keadaan.

Kesepakatan seperti apakah yang Hardin tawarkan? Apakah itu akan membuat Emilia luluh dan mengalah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 19 : Terdiam tak Berdaya

“Apa masalahmu, Tuan Rogers?” Emilia memperlihatkan raut tak suka karena Hardin menyebutkan nama lengkapnya.

“Kenapa? Bukankah itu namamu?” balas Hardin tenang.

“Kau tahu aku sudah menikah. Nama belakang suamiku adalah Olsen.”

“Kau yakin akan tetap memakai nama belakang itu?”

“Apa maksudmu?” 

Hardin menaikkan sebelah alis, lalu tersenyum samar. “Seperti yang kau katakan tadi. Aku mengetahui banyak hal.”

“Kau terlalu sok tahu,” cibir Emilia ketus. 

“Sok tahu. Namun, yang jelas aku selalu memastikan kebenaran setiap laporan yang masuk.”

Emilia mengarahkan perhatian sepenuhnya kepada Hardin, sambil melipat tangan di dada. “Apakah aku begitu mengganggumu, Tuan Rogers?”

“Ya.” 

Emilia langsung membuang muka, mendengar jawaban lugas yang Hardin berikan. Demi mengurangi rasa jengkel, dia memilih melihat-lihat setiap ruangan di sana. 

“Di sini ada dua kamar tidur utama. Namun, mendiang kakekku membuat mezzanine. Kau bisa memakainya untuk kamar Blossom.” 

Emilia melihat ke atas, lalu mengangguk. “Di mana kamar mandinya?” 

Hardin menunjuk ke bagian paling belakang. “Kau ingin melihatnya?” 

Emilia menggeleng. “Tidak usah. Lain kali saja,” tolaknya, seraya menoleh ke sebelah kanan, yang merupakan dapur. Dia melangkah masuk ke sana.

Seperti ruangan lain. Dapur itu juga hampir seluruhnya bernuansa kayu sehingga menghasilkan aroma khas alam yang sangat menenangkan. “Dapur ini lebih luas dibandingkan milik ibu mertuaku,” ucap Emilia. “Apa kau belum memasang lampu di sini?” tanyanya, seraya menoleh kepada Hardin, yang berdiri di ambang pintu.

“Sudah, tapi ada sedikit masalah. Akan kusuruh orang untuk memperbaikinya sebelum kalian pindah,” jawab hardin, kemudian berjalan menghampiri Emilia. 

“Aku suka ruangan dengan jendela besar seperti itu.” Emilia mengarahkan perhatian pada jendela kaca, yang membuat ruangan tidak terlalu gelap. Pasalnya, pantulan cahaya lampu dari luar, menerobos masuk lewat jendela itu sehingga membuat suasana jadi temaram. 

“Jendela itu bisa dibuka. Sirkulasi udara akan lebih baik ketika kau memasak,” terang Hardin. 

“Bagus sekali. Ini rumah yang nyaman. Aku menyukainya. Siapa yang merancang bangunan ini?” tanya Emilia, seraya menyandarkan sebagian tubuh pada counter kitchen.

“Aku,” jawab Hardin penuh percaya diri.

“Yang benar saja.” Emilia menanggapi dengan nada tak percaya.

“Kenapa? Apa aku terlihat meragukan bagimu?”

Emilia menggeleng. “Apakah ada orang yang pandai dalam segala hal?”

“Ada. Orang itu sedang berdiri di hadapanmu,” ujar Hardin enteng.

Seketika, Emilia tertawa renyah mendengar ucapan pria dengan rambut sedikit acak-acakan itu. Dia tak tahu apa yang lucu, tetapi merasa terhibur. 

Sesaat kemudian, tawa Emilia perlahan memudar, menyadari Hardin yang menatapnya dengan sorot tak dapat diartikan. “Kenapa?” tanya wanita dengan mantel abu-abu itu. 

“Tidak apa-apa. Aku hanya berusaha untuk tidak mengakui ini,” jawab Hardin, tanpa mengalihkan pandangannya.

“Mengakui apa?”

“Mengakui bahwa kau sangat cantik, tapi menjengkelkan.”

Emilia langsung melayangkan tatapan protes. Namun, itu tidak berlangsung lama karena tersadar bahwa malam sudah makin larut. 

“Aku harus segera pulang,” ucap Emilia, hendak berlalu dari hadapan Hardin. 

Namun, tiba-tiba Hardin menahan dengan cara meletakkan tangannya di sisi kiri dan kanan Emilia, membuat wanita itu terkurung. “Kebiasaan burukmu adalah pergi sebelum perbincangan usai,” ucap Hardin, pelan dan dalam.

“Perbincangan apa lagi? Bukankah masalah tanah sudah selesai?” Emilia bersikap sok tenang. Padahal, ada debaran tak menentu dalam dada, yang sulit untuk dikendalikan. 

“Ini bukan tentang urusan tanah.”

“Lalu?” 

Hardin terdiam, tanpa mengalihkan pandangan dari Emilia.

“Jangan menatapku seperti itu,” protes Emilia pelan.

Namun, Hardin tidak menggubris. Dia justru makin mendekat, memangkas jarak dengan Emilia. “Katakan padaku,” pintanya, setelah terdiam beberapa saat. “Apakah ada sesuatu yang benar-benar kau inginkan saat ini?” 

“Aku tidak tahu.” 

“Bagaimana mungkin kau tidak tahu apa yang dirimu inginkan?”

“Aku hanya sedang membiasakan diri, untuk membatasi dari segala keinginan.”

“Kenapa?” 

“Karena aku takut kecewa.”

Hardin terdiam sejenak, barulah menanggapi jawaban Emilia. “Kau dikecewakan harapan yang terlalu besar” 

Emilia menggeleng pelan. “Kenapa kita harus membahas ini? Kau ingin membuatku terganggu?” 

“Tentu saja tidak.”

“Lalu?” 

“Sebaliknya,” ucap Hardin pelan dan dalam. 

Emilia kembali menggeleng, diiringi sorot tak mengerti. “Aku harus pulang sekarang.”

“Kau sengaja datang menemuiku.”

“Ya, tapi bukan untuk membahas hal konyol seperti ini.”

Hardin menggumam pelan. “Bagaimana kau bisa berpikir bahwa aku akan membiarkanmu bertindak sesuka hati? Kau memanjat pagar pembatas area peternakan. Apakah seperti itu caramu bertamu?”

“Kau tidak mempermasalahkan itu, sewaktu kita masih berada di dekat pintu gerbang,” protes Emilia. 

“Aku melihat kau sangat ketakutan sehingga yang terlintas dalam pikiranku hanya ingin menolongmu," kilah Hardin.

“Omong kosong,” cibir Emilia. 

“Ya. Ini hanya omong kosong. Sama seperti yang kau lakukan selama ini.”

Emilia menautkan alis karena tak mengerti. “Apa maksudmu?”

Hardin tak langsung menjawab. Dia tersenyum kalem, seraya makin mendekat sehingga benar-benar tak ada jarak antara dirinya dengan Emilia. “Kau pikir aku tidak bisa membaca bahasa tubuhmu? Apa yang membuat Blossom mengatakan bahwa kau bergerak seperti cacing saat mandi?”

“Sudah kutegaskan, dia hanya mengada-ada!” bantah Emilia penuh penekanan, meski dengan suara cukup pelan. “Lagi pula, jika tak ada lagi hal penting yang ingin kau katakan …. Biarkan aku pergi.”

“Bagaimana jika aku menolak permintaanmu?” 

“Apa yang sebenarnya kau inginkan?” 

“Aku ingin kau tetap di sini.”

“Jangan gila!” 

Emilia berusaha mendorong Hardin agar menjauh. Namun, tenaganya tidak cukup kuat. Dia justru makin terkunci dalam kungkungan pria itu. 

“Lepaskan aku, Tuan Rogers! Kau hanya akan mempermalukan diri sendiri dengan melakukan ini padaku.”

“Memangnya, kau tahu apa yang akan kulakukan padamu?” 

Emilia yang awalnya berontak, langsung terdiam mendengar pertanyaan itu. Apakah dia terlalu percaya diri?

“Jangan khawatir. Aku tidak serendah itu. Aku menyukai timbal balik. Simbiosis mutualisme. Jadi, jika kau tidak menghendakinya, maka aku tak akan memaksa, meskipun aku tahu kau sangat menginginkan itu.”

“Jangan sok tahu.”

Hardin tersenyum kalem. Tatapannya tampak berbeda kali ini. Begitu lembut dan penuh arti, terasa benar-benar memanjakan hati. 

“Aku tahu, kau bukan tipikal wanita yang mudah tergoda. Entah bagaimana caramu membentengi diri. Aku hanya penasaran, sekuat apa seorang Emilia Patricia dalam ….” Hardin seperti sengaja menjeda kalimatnya. Dia menatap lekat, lalu tiba-tiba membelai lembut pipi Emilia.

“Berani sekali kau menyentuhku!" protes Emilia.

“Ingat wajah ini baik-baik, Emilia. Laporkan aku pada ibu mertuamu. Katakan bahwa Hardin Rogers sudah berani menyentuh serta ….” 

Emilia tersentak. Dia terbelalak sesaat. Namun, makin lama sorot matanya kian sayu, hingga akhirnya terpejam. Wanita itu tak berdaya. Terdiam karena dibungkam oleh ciuman dari seorang Hardin Rogers. 

1
Nur Yuliastuti
terimakasih cerita apik nya Thor,, sehat sll, dimudahkan sll dan sukses untuk semua karya nya 🤗😍😍
penapianoh: Halo kak baca juga d novel ku 𝙖𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profil ku ya, trmksh🙏
total 3 replies
Nur Yuliastuti
turut berbahagia untuk kalian
Jemiiima__: Halo sahabat pembaca ✨
‎Aku baru merilis cerita terbaru berjudul BUKAN BERONDONG BIASA
‎Semua ini tentang Lucyana yang pernah disakiti, dihancurkan, dan ditinggalkan.
‎Tapi muncul cowok muda datang dengan segala spontanitas dan ketulusannya.
‎Apakah Lucy berani jatuh cinta lagi? Kali ini pada seseorang yang jauh lebih muda darinya.
‎Mampir, ya… siapa tahu kamu ikut jatuh hati pada perjalanan mereka.
‎Dukung dengan like ❤️ & komentar 🤗, karena setiap dukunganmu berarti sekali buatku. Terimakasih💕
total 1 replies
Rahmawati
cusss lanjut ke novel baru othor😊
Rahmawati
selamat berbahagia Harding dan Emilia 🥰
Yuyun Yuningsih Yuni
kereeeen ceritanya,, brasa d kehidupan nyata
Vionita Dwi
baguss sekalii
Sheety Saqdiyah
Luar biasa

Semua karya nya sangat nyaman buat dibaca
termakasih atas karyanya..
Evitha Junaedy
waduuuh tamat... karyamu sll luar biasa
Rahmawati
dendam masa lalu yg blm terselesaikan
Evitha Junaedy
jd semua berakar dr dendam masa lalu toh...
Rahmawati
pedes sekali omongan ethan🤣
Nur Yuliastuti
astaga naga nggak tuan nggak ajudan,, ya wis Nda usah diperjelas begitu to yo mass Eth 🤦 mesakne
Alyanceyoumee: Assalamualaikum. Thor permisi, ikut promo ya🙏.

Kaka, Jika ada waktu luang, boleh coba baca karya ku yang berjudul "Parting Smile" ya, siapa tau Kaka suka.
insyaallah seru ko... xixi
di tunggu ya ☺️🙏
total 1 replies
Evitha Junaedy
nah bicara apa it s gene...
Lusy Purnaningtyas
ouch, paman eden.... 😱
Evitha Junaedy
nah it simple Grayson... nah s Gene ni ada mslh apa y m Emilia...
Rahmawati
memang seharusnya begitu Grayson
Evitha Junaedy
emg Ethan gra2 cinta sepihak kamu jd penghianat bwt Hardin dan hampir nyelakain s cantik Bee...
Rahmawati
dasar km penghianatan ethan😡
Rahmawati
keponakan darimana coba, penasaran
Lusy Purnaningtyas
next entah kapan.. 💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!