NovelToon NovelToon
Membuang Suami Sampah

Membuang Suami Sampah

Status: tamat
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Identitas Tersembunyi / Fantasi Wanita / Tamat
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: Lily Dekranasda

Jessy, 30th seorang wanita jenius ber-IQ tinggi, hidup dalam kemewahan meski jarang keluar rumah. Lima tahun lalu, ia menikah dengan Bram, pria sederhana yang awalnya terlihat baik, namun selalu membenarkan keluarganya. Selama lima tahun, Jessy mengabdi tanpa dihargai, terutama karena belum dikaruniai anak.

Hingga suatu hari, Bram membawa pulang seorang wanita, mengaku sebagai sepupu jauh. Namun, kenyataannya, wanita itu adalah gundiknya, dan keluarganya mengetahui semuanya. Pengkhianatan itu berujung tragis—Jessy kecelakaan hingga tewas.

Namun takdir memberinya kesempatan kedua. Ia terbangun beberapa bulan sebelum kematiannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jessy Tak Peduli

Aku melangkah pergi tanpa menoleh sedikit pun. Suara piring pecah, dentingan sendok dan garpu berjatuhan masih terngiang di telingaku. Tapi aku tidak peduli.

"JESSY! BERHENTI KAMU!"

"DASAR WANITA TIDAK TAU DIUNTUNG!!"

Teriakan Mama Ella menggema di seluruh rumah. Aku yakin, kalau aku masih menjadi Jessy yang dulu, mungkin aku sudah gemetar dan berusaha meminta maaf. Tapi sekarang? Tidak.

"Lihat! Ini semua gara-gara kamu memilih wanita seperti dia!" suara Mama Ella terdengar lagi, kali ini ditujukan kepada Bram. "Perempuan tidak tahu diri! Tidak tahu sopan santun!"

"Gila! Kak Bram, aku bilang juga apa! Kak Jessy itu nggak pantes buat kita!" Molly menimpali dengan penuh amarah.

Aku mendengar semuanya, tapi aku tetap berjalan menuju kamarku. Apa pun yang mereka katakan, tidak ada yang layak kudengar.

"Huh, apa yang kalian harapkan dari wanita mandul?! Harusnya dari awal kita cari yang lebih baik untuk keluarga ini!"

Langkahku sempat terhenti.

Tapi hanya sesaat.

Aku menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan jalanku.

Begitu sampai di kamar, aku menutup pintu dengan keras. Aku bersandar di baliknya, mencoba menenangkan detak jantungku yang masih berpacu cepat karena kemarahan tadi.

Aku menatap bayanganku di cermin. Wajahku masih merah karena emosi, tapi sorot mataku penuh tekad.

"Dulu aku diam, tapi tidak sekarang."

Aku tersenyum miring. "Bram, Ella, Milly, dan... Fina, akan segera melihat siapa aku sebenarnya. Akan aku balas satu persatu perbuatan kalian."

Di lantai bawah, Mama Ella masih mengomel, suaranya semakin meninggi.

"INI SEMUA SALAH KAMU, BRAM!" bentak Mama Ella. "Kenapa dulu kamu bersikeras menikah dengan wanita itu?!"

"Benar, Kak! Kalau saja dulu Kakak dengar kata Mama, kita nggak akan punya menantu yang kayak dia!" timpal Molly.

Bram menghela napas panjang, berusaha tetap tenang. "Sudah, Ma, Adik. Jangan memperkeruh suasana. Aku yang akan bicara dengan Jessy."

"Bicara?!" Mama Ella mencibir. "Apa lagi yang mau dibicarakan? Wanita itu sudah jelas gila! Dia bahkan berani menamparmu!"

Bram mengusap pipinya yang masih terasa perih. Matanya sedikit menggelap, tapi ia menahannya. "Aku yang akan menyelesaikan ini, Ma."

"Hah... Bram, kamu harus menegur istrimu! Apa-apaan ini?! Berani-beraninya dia membuat keributan seperti ini!" ucap mama Ella dengan nada tak suka.

Molly mengangguk cepat. "Betul, Kak! Ini sudah keterlaluan!"

Bram menghela napas berat, berusaha menenangkan situasi. "Iya, Ma, Adik."

Mama Ella mendengus sinis. "Dia sudah jelas tidak menghormati kita! Kamu mau bicara apa lagi?! Ceraikan saja dia!"

Molly langsung menyahut, "Iya, Kak! Dia bukan wanita baik-baik! Dia kasar, tidak tahu diri, berani melawan Mama! Aku bilang juga apa, Kak Jessy itu nggak cocok untuk kita!"

Bram mengepalkan tangannya, jelas merasa tertekan oleh tuntutan ibunya dan adiknya.

"Dengar, Ma, Molly... Jessy itu istriku. Aku yang bertanggung jawab atas dia."

Mama Ella mendengus. "Tanggung jawab apanya?! Dia sudah tidak pantas jadi menantu keluarga kita!"

Bram menatap ibunya dengan lelah. "Aku tahu Jessy berubah. Aku tidak tahu kenapa, tapi aku akan bicara dengannya. Aku yang akan mengurus ini."

Mama Ella masih ingin membantah, tapi Bram sudah berbalik dan berjalan menuju kamar kami.

Molly memelototi punggung kakaknya. "Kak, jangan bilang kalau Kakak masih membela dia!"

Bram tidak menjawab. Ia melangkah naik tangga.

Di dalam kamar, Jessy duduk di tepi ranjang, menatap lurus ke depan.

Tangan Jessy mengepal kuat. "Aku tidak akan membiarkan sejarah terulang. Aku akan membuang keluarga sampah ini."

Tiba-tiba, suara ketukan terdengar di pintu.

"Jessy, ini aku." Suara Bram terdengar dari balik pintu. "Buka pintunya, kita perlu bicara."

Aku memutar bola mataku. "Pergi."

"Aku tidak akan pergi sampai kita bicara."

Aku mendecih, lalu membuka pintu dengan kasar. Mataku menatap Bram penuh ketidakpedulian.

"Bicara? Mau bicara apa? Mau menyuruhku minta maaf?"

Bram menghela napas. "Jessy, apa yang terjadi padamu? Kenapa kamu tiba-tiba berubah seperti ini?"

Aku tersenyum miring. "Kenapa? Kamu lebih suka aku yang dulu? Yang selalu diam dan menerima semua hinaan keluargamu?"

Bram terdiam.

Aku tertawa kecil. "Sayang sekali, Bram. Aku sudah selesai menjadi wanita bodoh."

Bram menatapku dengan tajam. "Kalau kamu punya masalah, kamu bisa bicara denganku. Tidak perlu membuat keributan seperti tadi."

Aku menatapnya dingin. "Bicara denganmu? Sejak kapan kamu pernah peduli dengan apa yang aku rasakan?"

Bram terkesiap, seolah tidak menyangka aku akan mengatakan itu.

Aku melipat tangan di dada. "Jangan berpura-pura peduli, Bram. Aku tahu kamu tidak benar-benar menginginkanku."

Bram mengerutkan kening. "Maksudmu apa?"

Aku tersenyum samar. "Tidak ada. Sekarang keluar dari kamarku."

"Jessy—"

"Aku bilang keluar!" Aku menutup pintu dengan keras di hadapan Bram.

Bram masih berdiri di depan pintu, tapi aku tidak peduli. Aku bersandar pada pintu yang baru saja kututup dengan keras, berusaha mengatur napas.

Dari balik pintu, suaranya terdengar lagi, kali ini lebih tenang.

"Aku akan memberimu waktu."

Aku mengerutkan kening.

"Kamu bisa pergi ke mana pun yang kamu mau, tak perlu meminta izin padaku."

Aku mendecih pelan. Tawaran itu terdengar seperti kebebasan, tapi aku tahu, kebebasan yang datang terlambat sering kali tidak ada artinya.

"Terserah." Aku menjawab pendek.

"Aku pamit, berangkat kerja dulu, Jes."

Beberapa detik hening. Lalu aku mendengar langkah kaki Bram menjauh.

Aku berjalan ke jendela dan menyingkap tirai. Dari sini, aku bisa melihatnya keluar dari rumah, menuju mobilnya.

Ia berhenti sejenak, menarik napas panjang sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil.

Aku memiringkan kepala. "Lucu. Sekarang dia ingin memberikan kebebasan?"

Aku tidak butuh izin darinya untuk pergi. Seharusnya, dari awal aku tidak pernah menunggu izin siapa pun.

Bram menyalakan mesin mobilnya, lalu pergi ke kantor tanpa menoleh lagi.

Aku tersenyum kecil.

"Baiklah, kalau begitu..."

Kalau Bram sudah mengizinkanku pergi ke mana saja tanpa izin, maka aku akan memanfaatkannya dengan baik.

Aku meraih ponsel dan segera menelepon Chika. Baru dua kali nada sambung, suara cerianya langsung terdengar di telinga.

“Jess! Ya ampun, tumben banget kamu nelepon duluan. Ada apa?”

Aku tersenyum tipis, meski Chika tidak bisa melihatnya. “Aku mau ketemu. Di kafe biasa.”

Hening sejenak di ujung sana, sebelum suara antusiasnya kembali terdengar. “Seriusan?! Akhirnya! Kamu nggak bakal nolak ajakanku buat keluar lagi, kan?”

Aku tertawa kecil. “Kali ini aku yang ngajak, jadi nggak ada alasan buat nolak.”

“Baiklah, lima belas menit lagi aku sampai! Jangan kabur sebelum aku datang, ya!”

Aku menggeleng, meski dia tidak bisa melihat. “Nggak akan.”

Setelah menutup telepon, aku berjalan ke lemari dan mengambil mantel panjang serta tas kecilku. Kali ini, aku tidak akan membuang kesempatan yang sudah ada di tanganku.

Dengan langkah mantap, aku keluar dari kamar dan berjalan melewati ruang tengah tanpa menoleh ke arah Mama Ella dan Molly yang masih terdengar sibuk berceloteh penuh kemarahan.

Aku tidak peduli.

Sebelum mereka sempat menyadari kepergianku, aku sudah melangkah keluar rumah dan masuk ke dalam mobil.

Saat mesin menyala, aku melihat bayanganku di kaca spion.

Aku tersenyum tipis. “Mulai sekarang, aku akan menjalani hidup dengan caraku sendiri.”

Lalu, tanpa ragu, aku melajukan mobil menuju tempat di mana Chika sudah menunggu.

1
Cicih Sophiana
mam pus luh Bram
Cicih Sophiana
15 thn luh Boy menunggu nya...
Cicih Sophiana
Boy Boy itu mulut kamu cerewet banget sih... oh bkn mulut tp Boy bicara dalam hati yah🤭😂😂 aq bilang Jason baru tau kamu boy
Cicih Sophiana
Boy maka nya jgn suka kepo sama bos😂😂😂
Cicih Sophiana
ada yg setia knp kamu pilih si Bram... Jes
Cicih Sophiana
tunggu aja Bram kamu akan dapat kejutan dari Jessy...
Cicih Sophiana
luh yg akan menyesal Fina...
Cicih Sophiana
knp yg dituduh Jessy? jelas" si Fina heran tuh orang... minuman yg si Fina kasih kok gak di curiagai
Cicih Sophiana
persahabatan yg keren...
Cicih Sophiana
Jessy orang pintar orang hebat... sahabat" jg orang" hebat tp kok dia jadi bodoh di kluarga nya si Bram... di jadikan pembantu di perintah" di hina kok gak mikir gitu loh... apa bener klo krn cinta orang pinter jadi bodoh yah... hadeh
Cicih Sophiana
Bram tolong dong ceritain ke aq... rasanya seperti apa sih racun teh hijau🤭🤣🤣🤣
Cicih Sophiana
buaya dan ulet keket...
Nor Azlin
sangat puas thor kerana pengorbanan jessy terbalas dengan sempurna nya.. keluarga mantan mertuanya berantakan begitu juga dengan hubungsn nya dengan jalang Fina terungkap sudah dengan kenyataan yang pahit buat Bram sekeluarga ...sekarang lagi satu kenyataan yang tidsk disangkakan bahawa Eve itu adalah jessy dari singkstan nama panjang nya yah ...nanti2 tunggu dulu apa dulu masa nikah jessy hanya menguna kan nama awal nya kah atau nama penuh nya buat nikah sama si Bram yah 🤔🤔🤔sudah pasti nama penuh kan kenapa di Bram pada tidsk tau Eve itu jessy yah aahh dudah lag lagian mereka udah cerai 😂😂😂 itu enggsk penting pun lanjutkan thor
Nor Azlin
sangat2 puas deh melihat satu keluarga di nalukan denfan kenyataan yang sanat pahit untuk ditelan yah...akhirnya dendam mu terbayar sudah & rasa sakit hati mu berkurangan walau pun tidak banyak tetspi itu udah lumaysn bagus deh ...semoga cepat di lamar pak jason yah😄😄lanjutkan thor
Nor Azlin
🤣🤣🤣🤣🤣asik deh rasakan itu lihat baik2 gimana rasa percaya diri mu itu udah jatuh kan ...mana suara nya yang mengatakan orang lain mandul 😆😆😆😆terlalu percaya diri kamu lupa kali kalian berdua sebelum nya memeriksa kesihatan kesuburan lho Bram atau kamu udah terlena dengan anak orang lain lalu melupakan tes kesuburan mu yah ck ck ck sangat menyedihkan deh ...lanjutksn thor
Nor Azlin
bukan nya si Fina yang ada di rumah yah bukan nya menyapu habuk atau nisa psnggil tukang bersih2 yang kerja pake beberapa jam buat bersih2 yah ...bisakan di panggil seminggu seksli atau satu minggu dua kali datang kerumah buat bersih2 ...waktu memberi hafiah masa mula darang rumah bisa beli baju yanh harga beribu bust molly juga donat buat si mama nya Bram itu juga bulan murah kan😂😂😂 bisa kamu bagi cuma2 mau mengambil hati kataksn ini buat manggil orang buat bersih2 tidak mau apa selama tiga hari si Fina buksn nya kerja tapi bertemu sama ayah anak nya itu yah 🤔🤔🤔🤔 bisa jadi tu ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
Bram gak tau yah klo Jessy uang nya banyak... Jessy kerja dari rumah berarti dia punya keahlian yg orang lain tdk tau
Nor Azlin
sebentar lagi kamu pake topi hijau deh Bram topi hijau yang akan membust mu mslu sampsi tidak bisa mengangkat muka mu pada tamu2 mu nanti yah bahkan kamu juga Fina nya ...kamu banggakan memberikan penerus buat si mandul Bram kan jadi nikmati lah pesta perusahan si mandul itu yah berbahagia lah kalian semuanya sebentar lagi kalian akan jatuh sejatuh jatuh nya yah ...ayo jessy tunjukan siapa diri mu yang sebenarnya yah biar mata keluarga toxic si Bram terjatuh melihat siapa diri mu ...lanjutkan thor
Cicih Sophiana
pasangan Bram dan si Fina... pasangan yg men ji ji kan
Cicih Sophiana
keren Jessy pelakor yg berwajah malaikat sedang bertingkah... blm nanti hamil nya ketauan klo itu bukan anak si Bram... hamil sama siapa yah?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!