Follow sosmed author
IG:Mia novita23
Tiktok:Miss Mia Novita
Bagaimana jadinya jika kamu menikahi wanita yang ternyata adalah anak kandung dari musuh besar keluargamu.
Alvin Zeandra Abimana. Seorang ketua geng motor tengil yang menikahi seorang gadis bernama Aliya pratiwi. Anak kandung dari tuan Smith dan nyonya Cyra yang hilang beberapa tahun yang lalu karna ulah dari keluarga Abimana.
Pernikahan mereka terjadi hanya karna sebuah kesalah pahaman yang terjadi.
Bagaimana jika suatu saat kebenaran terungkap tentang Aliya yang sebenarnya anak dari musuhnya?
Ikuti kelanjutannya di "Dinikahi Badboy Tengil"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Mia Novita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Markas
"Sangat ayah. Namira akan tumbuh menjadi gadis cantik seperti bunda" Timpal Jovan lagi
Biarpun Namira sudah tidak ada lagi, Namun bagi keluarga Alexander Namira masih tetap hidup di dalam hati mereka.
"Lebih baik kita jalan sekarang ayah. Ini adalah hari ulang tahun Namira yang ke 17 tahun" Ucap Cyra dengan suara seraknya.
Setelah itu. Keluarga besar Alexander keluar dari dalam mansion dan masuk ke dalam mobil Alphard warna hitam. Bukan hanya setiap tahun mereka berziarah ke makam Namira, Tapi juga setiap malam jum'at keluarga Alexander selalu rutin membersihkan makam Namira mereka serta membacakan doa bersama tepat di kuburan Namira.
Di sepanjang perjalanan, Cyra hanya fokus menatap ke luar jendela. Wanita itu masih begitu mengingat kelas saat di mana mereka berjalan-jalan setiap hari ulang tahun Namira.
Lagi-lagi Cyra menjatuhkan air matanya ketika melewati sebuah taman kota yang sering dia datangi bersama Namira. Bayangan anak kecil itu selalu saja muncul dalam ingatan Cyra. Semua yang sudah mereka lakukan di taman itu masih bisa terekam jelas oleh Cyra dan juga suami serta kedua anak mereka.
Jovan yang melihat itu langsung mengusap kedua mata Cyra yang sudah mulai basah dengan air mata.
"Sudah Bunda, Jangan terus-terusan tangisi Namira. Jovan tau apa yang sedang bunda rasakan. Karna bukan hanya bunda yang merasakan sakit karna kehilangan Namira, Kita semua juga merasakan hal yang sama" Ucap Jovan sambil mengusap kadua mata Cyra
"Iya Bunda. Kak Jovan benar, Lebih baik bunda ikhlaskan Namira, Biar dia bisa tenang di alam sana"
Mendengar itu membuat Cyra tersadar jika apa yang sudah di katakan kedua putranya memang benar adanya. Jika Cyra harus bisa mengikhlaskan Namira agar dia tenang di alam sana.
"Kalian benar, Bunda janji tidak akan seperti ini lagi" Ucap Cyra sambil mengangkat kedua sudut bibirnya.
Tanpa terasa sudah 1 jam mereka menempuh perjalanan, Mobil hitam itu berhenti setelah tiba di sebuah tempat pemakaman umu yang ada di jakarta timur.
Semua anggota Alexander berjalan beriringan menuju ke tempat pemakaman Namira.
"Assalamualaikum. Selamat Siang Namira. Bunda, Ayah dan juga kedua kakak kamu datang lagi kesini. Selamat ulang tahun ya nak. Selamat ulang tahun yang ke 17 tahun, Seandainya kamu masih hidup, Mungkin saat ini kita semua sedang bahagia karna merayakan ulang tahun kamu yang ke 17 tahun" Ucap Cyra yang terdengar begitu lirih
"Selamat ulang tahun putriku. Semoga kamu tenang di alam sana sayang. Maafkan ayah yang terlambat datang saat itu, Maafkan ayah yang sudah membiarkan mereka melukaimu" Ucap Smith sambil menatap batu nisan yang tertulis nama Namira
"Tapi kamu tenang saja Namira. Akan kakak pastika jika keluarga Abimana akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan apa yang sudah mereka perbuat terhadap kamu" Ucap Jovan
"Iya Namira. Kamu tenang saja, Semua rasa sakit yang pernah kami rasakan atas kepergian mu akan kami balaskan dengan luka yang sama persis. Karna darah akan di balas dengan darah" Ucap anak kedua Cyra
Cyra yang mendengar semua perkataan kedua putranya hanya bisa mengambil nafas panjang. Memang seperti itu lah watak mereka berdua. Keras kepala dan tidak mudah melupakan apa yang sudah terjadi kepada keluarganya.
"Ya allah. Bantu hamba untuk membuat mereka berdua berhenti berfikir tentang balas dendam. Harus sampai kapan semua ini!" Ucap Cyra dalam batinnya
Di tempat Lain
"Baiklah, Jika memang kamu tidak mau makan, Tidak masalah, Biar aku yang akan memakan mu"Ucap Alvin sambil mengedipkan sebelah matanya.
Aliya yang mendengar itu langsung merasa takut sekaligus ngeri, Aliya menutup tubuhnya dengan kedua tangannya yang dia silangkan di depan dada.
"Jangan macem-macem ya pria mesum. Kalau sampai kamu berani ngapa-ngapain gue, Gue bakalan teriak" Ucap Aliya sambil menatap Alvin
"Aku tidak akan macam-macan kok istriku. Aku hanya mau satu macam saja. Ayo silahkan kamu pilih, Kamu mau makan bakso ini, Atau kamu yang akan menjadi makan malam ku" Ucap Alvi lag
Mendengar itu membuat Aliya dengan cepat mengambil alih mangkok yang sedang Alvin pegang. Otak Aliya sudah traveling kemana-mana setelah mendengar apa yang sudah Alvin katakan.
"Baiklah, Aku akan memakannya"Ucap Aliya cepat sambil mengambil alih mangkok itu dan langsung menyantap bakso yang sudah hampir dingin.
Setelah memakan bakso itu, Aliya membulatkan kedua matanya. Ternyata bakso yang sedang dia makan rasanya benar-benar enak, Bahkan lebih enak dari bakso yang biasa Aliya makan.
"Ini kenapa baksonya enak sekali" Ucap Aliya sambil memakan bakso itu lagi dan lagi
Alvin yang melihat itu mengulum bibir menahan tawa. "Bagaimana rasanya? Enak kan sayang"Tanya Alvin sambil mendekat ke arah Aliya
Pria itu mendekatkan wajahnya ke wajah Aliya dan membuat Aliya salah paham dengan apa yang akan Alvin lakukan.
Aliya memejamkan kedua matanya saat wajah Alvin semakin mendekat. Wanita itu mengira jika Alvin akan menciumnya, Namun ternyata dugaan Aliya salah. Karna Alvin bukan mau menciumnya, Melainkan hanya membersihkan makanan yang belepotan di bibirnya.
Melihat Aliya memejamkan kedua matanya membuat Alvin tersenyum. Pria itu mengacak rambut Aliya yang saat ini masih memejamkan kedua matanya.
"Aduh kenap aku malah deg-degan gini ya. Apa yang akan Alvin lakukan" Ucap Aliya dalam batinnya
Alvin menatap wajah Aliya yang memang terlihat begitu cantik di mata Alvin.
"Kenapa kamu memejamkan mata istriku, Apa kamu sudah tidak sabar menunggu nanti malam. Hmmmm?" Tanya Alvin pada Aliya
Mendengar kata itu membuat Aliya membuka kedua matanya. Antara lega dan juga malu. Ternyata Alvin tidak melakukan apa-apa saat ini.
"A...aaku"
Aliya bingung harus mengatakan apa pada Alvin. Dirinya benar-benar malu sudah beranggapan jika Alvin akan menciumnya.
Sebelum Aliya menjawab, Tiba-tiba ponsel Alvin berdering. Ada sebuah panggilan masuk dari Jeremy.
📞:Ada apa bang?
📞:Ke markas sekarang. Sebentar lagi kita akan menjenguk keadaan Vinsen
📞:Baiklah bang. Gue akan kesana sekarang
Tut...tut..tut...
Setelah sambungan telponnya terputus. Alvin melirik ke arah Aliya yang masih duduk di sampingnya.
"Aku harus pergi dulu istriku. Malam ini kamu akan aman" Ucap Alvin sambil meninggalkan satu kecupan singkat pada kening Aliya