NovelToon NovelToon
Nikah Paksa Tapi Mau

Nikah Paksa Tapi Mau

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Alda Putri Anggara kehilangan kedua orang tuanya sejak kecil dan tumbuh di bawah asuhan paman dan bibi yang serakah, menguasai seluruh harta warisan orang tuanya. Di rumah sendiri, Alda diperlakukan seperti pembantu, ditindas oleh sepupunya, Sinta, yang selalu iri karena kecantikan dan kepintaran Alda. Hidupnya hanya dipenuhi hinaan, kerja keras, dan kesepian hingga suatu hari kecelakaan tragis merenggut nyawanya untuk beberapa menit. Alda mati suri, namun jiwa seorang konglomerat wanita cerdas dan tangguh bernama Aurora masuk ke tubuhnya. Sejak saat itu, Alda bukan lagi gadis lemah. Ia menjadi berani, tajam, dan tak mudah diinjak.

Ketika pamannya menjodohkannya dengan Arsen pewaris perusahaan besar yang lumpuh dan berhati dingin hidup Alda berubah drastis. Bukannya tunduk, ia justru menaklukkan hati sang suami, membongkar kebusukan keluarganya, dan membalas semua ketidakadilan dengan cerdas, lucu, dan penuh kejutan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18 — “Rencana dan Kebenaran yang Terungkap”

Pagi itu, sinar mentari menembus tirai lembut ruang tamu rumah besar keluarga Varmond. Udara wangi kopi baru diseduh berpadu dengan aroma melati yang selalu memenuhi rumah itu sejak Aurora tinggal di sana.

Aurora atau Alda, seperti nama yang dulu ia miliki di dunia lamanya—berdiri di depan cermin besar. Penampilannya begitu elegan: setelan jas putih gading, rambut disanggul rapi, sepasang anting mutiara menggantung lembut di telinganya.

Hari ini bukan hari biasa.

Hari ini adalah hari ia akan merebut kembali apa yang dulu dirampas darinya dan sekaligus, menghadirkan kebenaran yang akan mengguncang nama besar keluarga Varmond.

“Siap?” suara lembut Arsen terdengar dari pintu.

Aurora menoleh. Lelaki itu tampak rapi dengan jas abu gelapnya, kursi rodanya kini sudah diganti model baru lebih ramping dan modern hasil rancangan pribadinya sendiri. Senyum tipisnya menenangkan, seperti biasa.

“Siap,” jawab Aurora pelan tapi mantap.

“Bukan hanya untuk rapat direksi, tapi juga… untuk semua yang akan terjadi setelahnya.”

Arsen menatapnya sejenak, ada rasa khawatir dalam sorot matanya. “Kamu yakin gak mau aku yang bicara duluan nanti?”

Aurora menggeleng. “Tidak. Ini harus aku sendiri. Aku ingin mereka tahu bahwa Aurora Lin atau Alda bukan wanita yang bisa diinjak begitu saja.”

Arsen terkekeh kecil, lalu mengulurkan tangan. “Kalau begitu, Nona Lin, izinkan saya menemani Anda menaklukkan dunia hari ini.”

Aurora tertawa kecil, menggenggam tangannya. “Kamu memang selalu tahu cara membuat segalanya terdengar seperti film romantis.”

Kantor pusat Lin Corporation, pukul 10.30 pagi.

Gedung itu menjulang megah, dengan kaca tinggi memantulkan cahaya mentari. Sekilas tampak seperti lambang kesuksesan modern, tapi Aurora tahu betapa busuknya perusahaan itu dulu saat berada di tangan mantan suaminya, Leonard Valente

Namun kini, segalanya telah berubah. Setelah serangkaian langkah hukum dan permainan saham diam-diam, Aurora berhasil merebut kembali seluruh kepemilikan. Hari ini, ia akan mengumumkan langkah baru: aliansi besar antara Lin Corporation dan Varmond Group.

Dewan direksi telah berkumpul di ruang rapat utama ruangan luas dengan dinding kaca dan meja panjang berwarna hitam mengilap. Semua mata menoleh ketika Aurora dan Arsen masuk.

Arsen memancarkan karisma tenang, auranya kuat meski masih di kursi roda. Aurora di sisi lain tampak seperti badai yang tenang indah tapi mematikan.

“Selamat pagi,” sapa Aurora dengan nada lembut tapi tegas.

“Terima kasih sudah datang. Hari ini, saya ingin memperkenalkan arah baru perusahaan ini.”

Salah satu direksi, pria paruh baya yang dulu dikenal dekat dengan Damian, mengangkat alis. “Arah baru? Maksud Anda, setelah semua... perubahan mendadak di struktur kepemilikan ini?”

Aurora menatapnya tanpa senyum. “Ya. Karena sekarang Lin Corporation kembali pada pemilik aslinya.”

Hening sesaat. Beberapa orang tampak gelisah.

Aurora menekan tombol di remote kecil, menampilkan grafik di layar besar di belakangnya.

“Mulai hari ini, Lin Corporation akan bekerja sama dengan Varmond Group untuk membentuk konsorsium teknologi dan inovasi baru. Kami akan menggabungkan sumber daya, riset, dan distribusi global untuk menciptakan kekuatan baru di pasar Asia.”

Beberapa wajah tampak terkejut, beberapa lainnya saling berbisik.

Arsen maju sedikit, suaranya stabil. “Varmond Group percaya bahwa perubahan terbesar selalu datang dari keberanian. Dan wanita di samping saya ini telah menunjukkan keberanian luar biasa.”

Aurora menatapnya sekilas, lalu melanjutkan, “Kerja sama ini bukan sekadar bisnis. Ini tentang membangun kembali reputasi yang dulu dirusak oleh pengkhianatan.”

Kata “pengkhianatan” meluncur tajam, membuat ruangan terasa lebih dingin.

Aurora memandangi wajah-wajah di depannya beberapa ia kenali sebagai orang-orang yang dulu menandatangani pengalihan saham tanpa izin ketika ia terpuruk. Sekarang, mereka duduk di sana dengan wajah pucat.

“Dan untuk memastikan semua berjalan jujur dan bersih…” lanjut Aurora, sambil mengambil map hitam dari tasnya. “Saya membawa bukti-bukti pelanggaran yang pernah terjadi di bawah kepemimpinan sebelumnya.”

Arsen menatapnya sekilas ia tahu ini bukan bagian dari naskah rapat biasa.

Keheningan panjang menyelimuti ruangan itu. Para direksi saling bertukar pandang beberapa tampak takut, beberapa terlihat seperti baru sadar betapa dalamnya permainan yang sedang mereka tonton.

“Mulai detik ini, Varmond Group mendukung penuh integrasi bersama Lin Corporation. Semua transaksi masa lalu akan diaudit ulang. Dan siapa pun yang terlibat dalam sabotase atau manipulasi akan diserahkan ke hukum.”

Aurora menatapnya diam-diam lelaki itu, mampu berdiri dengan martabat luar biasa.

...****************...

Beberapa jam setelah rapat selesai, Aurora dan Arsen duduk berdua di balkon lantai atas gedung Lin Corp. Angin sore berhembus lembut, membawa aroma kopi dari kafe di bawah.

Aurora membuka map itu perlahan, lalu menatap ke arah Arsen.

"Aku memiliki sesuatu untukmu" ujar Alda pelan

Arsen menoleh kearah Alda, "Apa ini... Apa ini tentang proyek baru ?"

“Bukan.... ini termasuk sesuatu yang lebih pribadi.” jawab Alda

Ruangan mendadak hening. Arsen menegakkan badan, wajahnya serius.

Aurora suaranya kini lebih lembut tapi sarat makna. “Arsen, ada hal yang harus kamu tahu. Hal yang selama ini disembunyikan oleh keluargamu sendiri.”

Darah Arsen seolah berhenti mengalir sesaat. “Apa maksudmu?”

Aurora membuka lembaran pertama foto laporan polisi lama, analisis kecelakaan mobil yang menewaskan ibunya dan membuat Arsen lumpuh.

“Aku menyelidiki kasus kecelakaan itu,” kata Aurora pelan. “Dan ternyata, rem mobilmu bukan rusak karena kelalaian teknis seperti yang dikatakan media. Itu sabotase.”

Arsen tampak membeku. “Sabotase…?” suaranya nyaris berbisik.

Aurora menatapnya penuh empati. “Pelakunya… adalah pamanmu sendiri, Tuan Gregory Varmond.”

Arsen menatapnya tak percaya. “Tapi… dia yang mengurus semuanya setelah kecelakaan itu. Dia yang bilang akan cari keadilan…”

Aurora mengangguk pelan. “Justru itu. Dia memastikan tak ada yang curiga. Dia pakai uang perusahaan untuk menutup hasil investigasi asli. Aku temukan bukti transaksi dan saksi yang dulu disuap.”

Ia menaruh dokumen itu di meja, dorongan pelan membuat map hitam itu meluncur tepat ke depan Arsen.

“Aku tahu ini berat. Tapi kamu berhak tahu.” ujar Alda

Arsen menatap foto ibunya wajah lembut yang selama ini jadi alasan ia terus berjuang.

Tangan kirinya mengepal erat. Beberapa helai rambut jatuh di dahinya, matanya merah tapi tidak menitikkan air mata.

“Kenapa… sekarang?” suaranya serak.

Aurora berjongkok di sampingnya, menatapnya lembut.

“Karena aku janji, Arsen. Kalau aku sudah cukup kuat untuk menegakkan keadilan buat diriku sendiri… aku juga akan bantu kamu menegakkan keadilan untuk keluargamu.”

Arsen menatap langit kosong di depannya.

“Selama ini aku kira aku sudah berdamai dengan masa lalu,” katanya pelan. “Ternyata aku cuma membohongi diriku sendiri.”

Aurora menatapnya, lalu berkata lembut, “Mungkin… ini caranya semesta menyuruhmu menutup luka itu dengan benar.”

Arsen tersenyum tipis. “Dan kamu, Aurora, selalu jadi orang yang datang di waktu paling tepat.”

Aurora menunduk sedikit, tersenyum samar. “Aku cuma gak mau kamu terus disakiti tanpa tahu kebenaran.”

Arsen menatapnya lama. “Aku tahu kamu menyelidiki ini diam-diam. Kamu bahkan rela menghadapi Gregory sendiri hanya demi bukti ini, kan?”

Aurora tersenyum misterius. “Kamu terlalu cerdas untuk dibohongi.”

Arsen tertawa kecil. “Aku cuma kenal kamu terlalu baik.”

Hening sesaat. Mata mereka bertemu.

Di antara beban masa lalu dan rencana besar masa depan, ada sesuatu yang lembut tumbuh di antara keduanya kepercayaan yang perlahan berubah menjadi cinta.

Aurora menatap langit, lalu berkata pelan, “Sekarang semuanya sudah dimulai, Arsen. Perusahaan ini, kerja sama kita, dan juga balas dendamku. Tapi aku janji… kali ini bukan cuma untuk membalas luka lama, tapi untuk menciptakan sesuatu yang baru yang benar-benar berarti.”

Arsen menatapnya lembut. “Kalau begitu, aku akan selalu di sampingmu. Entah kamu Aurora Lin, Alda, atau siapa pun. Aku gak akan ke mana-mana.”

Aurora tersenyum kecil, menoleh menatapnya. “Janji?”

“Janji,” jawabnya mantap.

Angin sore berhembus lembut di antara mereka, membawa rasa hangat yang tak lagi sekadar kebetulan.

Bersama-sama, mereka menatap horizon kota yang bersinar keemasan dua jiwa yang terluka, kini berdiri di atas kebenaran dan cinta yang sama.

Dan di dalam hati Aurora, ia tahu ini baru permulaan dari perjalanan mereka yang sesungguhnya.

Bersambung

1
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
satu persatu kebahagiaan mereka kembali
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
past ayah arsen mengannggsp kematian istrinya krn salah arsen mknya dia pergi dan skr setelah sadar dia kembali
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
cinta dan kebersamaan yg dtg dr luka itu akan kuat dan tak tergoyahkan senang ya klo suami istri saling mencintai dan saling setia rmh tangga rasanya bahagia banget
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
aaaa romantis skali
Ilfa Yarni
Thor dendam pd bibi jg pamannya Alda dan jg mantan suaminya aurora kok ga diceritain thor
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
masalah arsen udah selsai dan besoknya maslah Alda yg akan mereka selesaokan
Ilfa Yarni
akhirnya hati mereka berdua udah terpaut semoga kedepannya kalian berdua bisa bahagia
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Ilfa Yarni
wah arsen byk kemajuan dan udah nembak aurora jwb dong aurora klo km jg cinta
-Thiea-
jahatnya tuh mulut..😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!