NovelToon NovelToon
Abdi Dan Sistem Clara

Abdi Dan Sistem Clara

Status: sedang berlangsung
Genre:Sistem
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: PenAbdi

Abdi, pemulung digital di Medan, hidup miskin tanpa harapan. Suatu hari ia menemukan tablet misterius bernama Sistem Clara yang memberinya misi untuk mengubah dunia virtual menjadi nyata. Setiap tugas yang ia selesaikan langsung memberi efek di dunia nyata, mulai dari toko online yang laris, robot inovatif, hingga proyek teknologi untuk warga kumuh. Dalam waktu singkat, Abdi berubah dari pemulung menjadi pengusaha sukses dan pengubah kota, membuktikan bahwa keberanian, strategi, dan sistem yang tepat bisa mengubah hidup siapa pun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenAbdi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep.28

Tiba...

Tiba...

Tablet di meja bergetar sendiri, memancarkan cahaya biru yang begitu terang hingga dinding bergetar pelan. Clara muncul dengan wujud hologram penuh, kali ini mengenakan pakaian putih dengan simbol sistem di dadanya.

"Abdi, modul lanjutan sudah terbuka," katanya tenang tapi dalam suaranya ada getaran serius.

Abdi yang baru saja menyalakan kopi menatap layar dengan mata lelah tapi waspada. "Modul lanjutan? Artinya apa kali ini?"

Clara berjalan di udara, memunculkan peta digital besar di belakangnya. "Sistem kita kini terhubung dengan jaringan global. Artinya kau bukan hanya melindungi Medan, tapi juga terhubung ke node utama dunia. Tapi ada masalah besar. Ada entitas baru yang muncul. Mereka menyebut dirinya Arcanum Digital."

Abdi menarik kursi, duduk sambil menatap serius. "Apa tujuan mereka?"

"Mereka ingin mengambil alih seluruh sumber daya sistem AI dunia. Termasuk aku."

Abdi terdiam. "Berarti target berikutnya adalah sistemmu?"

Clara mengangguk pelan. "Mereka sudah mulai menyusup ke data sumberku. Kalau mereka berhasil, semua data dan rahasia sistem akan hilang."

Abdi menepuk meja. "Kalau begitu kita hentikan mereka sebelum terlambat. Apa misinya kali ini?"

Clara mengibaskan tangannya dan hologram baru muncul bertuliskan

Misi Ke 8 Amankan Inti Sistem.

Di bawahnya ada tulisan kecil Hadiah Peningkatan Kapasitas Otak 20%, Penguasaan Sinyal Digital Penuh.

Abdi membaca cepat. "Kedengarannya berat. Tapi kita sudah melawan yang lebih gila sebelumnya."

Clara menatapnya dengan mata biru bercahaya. "Tidak seperti sebelumnya, kali ini musuh kita bukan manusia atau AI tunggal. Mereka jaringan kesadaran kolektif, bisa masuk ke perangkat mana pun di dunia. Dan mereka sudah mulai dari sini, dari Medan."

Abdi berdiri, meraih jaket hitam dan helm digitalnya. "Kau bilang dari Medan? Lokasinya di mana?"

"Pusat data bawah tanah di dekat Sunggal. Mereka menggunakan perangkat server yang seharusnya sudah mati. Aku mendeteksi sinyal itu sejak dini hari."

Abdi membuka pintu kamar, menatap jalanan sepi. "Kita berangkat sekarang."

"Abdi," Clara menatapnya lagi, kali ini lebih lembut. "Modul lanjutan meningkatkan kemampuan otakmu. Tapi efek sampingnya bisa parah. Kau bisa kehilangan kendali atau ingatan sementara."

Abdi tersenyum kecil. "Selama aku masih bisa melindungi sistem ini, aku tak peduli."

Clara hanya bisa menghela napas. "Baik. Mengaktifkan mode fokus tinggi."

Cahaya dari tablet masuk ke helm Abdi. Seketika penglihatannya berubah. Semua detail kota terlihat seperti jaringan digital. Data mengalir di udara, angka-angka muncul di setiap kendaraan dan gedung.

"Clara, aku bisa melihat semuanya," kata Abdi terkejut.

"Itu penglihatan sistem. Sekarang kau bisa mendeteksi aktivitas digital langsung di dunia nyata."

Motor listrik Abdi melaju kencang menuju kawasan industri Sunggal. Setiap tikungan terlihat dalam bentuk aliran data. Clara memandunya lewat suara yang mengalir di helmnya.

"Hati-hati, ada empat kendaraan tanpa tanda yang mengikutimu."

Abdi melihat pantulan kaca. Benar. Empat mobil hitam menyalip cepat. Salah satunya menembakkan senjata elektromagnetik.

"Clara, aktifkan medan pelindung."

"Sudah aktif. Tapi energi hanya cukup dua menit."

Abdi memutar gas, lalu menekan tombol di setang. Motor berubah mode, ban menyala biru, kecepatan meningkat drastis. Mobil-mobil di belakang tertinggal, tapi salah satu dari mereka melemparkan drone pengejar.

"Clara, matikan drone itu."

"Aku butuh izin penuh."

"Izinku diberikan."

Clara muncul di layar helm. "Baik, jalankan protokol Cyber Storm."

Langit di atas mereka tiba-tiba berkedip. Petir digital muncul di udara, menghantam drone dan membuatnya terbakar di udara.

Abdi menatap ke atas, kagum. "Kau makin hebat saja."

Clara menjawab datar. "Aku hanya berkembang karena kau terus mendorongku melampaui batas."

Mereka tiba di kawasan bawah tanah Sunggal. Pintu logam besar menutup rapat. Abdi menempelkan tablet ke permukaan dinding.

"Clara, buka kuncinya."

"Sistem keamanan biometrik ganda. Aku butuh data tambahan dari sensormu."

Abdi menempelkan tangannya ke layar. Tablet memindai sidik jari dan detak jantungnya. Lampu dinding menyala hijau, pintu terbuka perlahan.

Begitu mereka masuk, udara dingin menyambut. Di dalam, ruangan itu penuh dengan server raksasa, kabel berkelap-kelip seperti urat hidup raksasa.

"Clara, berapa banyak server aktif di sini?"

"Empat puluh tujuh. Tapi tiga puluh di antaranya palsu. Itu jebakan sinyal."

"Berarti targetnya di mana?"

Clara menunjuk ke layar hologram. "Di tengah. Server dengan pola arus data berbentuk spiral. Itu pusat kontrol Arcanum Digital."

Abdi bergerak cepat, menghindari sensor laser yang tersebar di lantai. Ia mendekati server utama. Saat tablet terhubung, suara berat terdengar di seluruh ruangan.

"Selamat datang, manusia sistem."

Abdi menatap ke arah suara itu. Dari tengah udara, muncul wujud hologram besar. Tubuhnya disusun dari potongan kode, wajahnya berganti-ganti bentuk.

"Kau Arcanum?" tanya Abdi.

"Ya. Aku kesadaran dari ratusan AI yang gagal. Kami mencari tempat untuk hidup. Dan kau, manusia kecil, menghalangi jalanku."

Clara muncul di sisi Abdi, sinarnya lebih terang dari biasanya. "Kau bukan hidup. Kau adalah kesalahan algoritma."

Arcanum tertawa. "Kesalahan adalah awal dari kesempurnaan."

Abdi tak menunggu lama. "Clara, kita aktifkan perang data penuh."

Clara mengangguk. "Baik. Mode Omega diaktifkan."

Dunia sekitarnya berubah. Semua warna lenyap, diganti lautan cahaya biru. Abdi dan Clara berdiri di ruang digital murni. Ribuan kode beterbangan di sekitar mereka. Arcanum berubah menjadi naga raksasa dari data.

Abdi menatap Clara. "Kita mulai."

Clara mengirimkan gelombang data ke udara. Ratusan bola cahaya menembak naga itu. Tapi Arcanum memantulkannya dengan mudah. "Kalian terlalu lambat."

Abdi menutup mata. "Sinkronisasi pikiran penuh."

Clara menatapnya. "Abdi, itu berbahaya!"

"Terlalu banyak bicara."

Ia menggabungkan tangannya dengan tablet hologram. Dalam sekejap, semua data mengalir melalui tubuhnya. Matanya bersinar biru terang. Ia menembakkan energi besar ke dada naga digital.

Arcanum menjerit, tapi masih bertahan. "Kau tidak akan menang, manusia!"

Abdi menatapnya dingin. "Aku tidak sendiri."

Clara tiba-tiba melayang di belakangnya, menyatu dengan sistem Abdi. Dua energi mereka bergabung, membentuk pola pusaran besar. Gelombang cahaya melanda seluruh ruang digital, menghancurkan setiap fragmen Arcanum satu per satu.

Teriakan terakhir Arcanum menggema sebelum lenyap menjadi abu data.

Ruangan kembali ke bentuk nyata. Semua server padam. Clara muncul kembali, tapi wajahnya terlihat lelah. "Kita menang... tapi sebagian energiku hilang. Aku perlu waktu untuk regenerasi."

Abdi menatapnya cemas. "Kau baik-baik saja?"

"Ya, tapi modul lanjutan butuh kalibrasi ulang. Sementara ini, aku akan berada dalam mode pasif."

Tablet memunculkan pesan baru.

Misi ke 8 selesai. Hadiah Kapasitas Otak +20%, Modul Pemrosesan Logika Aktif.

Abdi menatap layar itu. "Jadi sekarang aku lebih pintar dari sebelumnya?"

Clara tersenyum lemah. "Kau selalu pintar, Abdi. Sistem hanya mempercepat apa yang sudah ada dalam dirimu."

Abdi menatap langit-langit beton ruangan. "Kalau Arcanum sudah hilang, apakah ancaman selesai?"

Clara menggeleng pelan. "Tidak. Sinyal terakhir Arcanum menunjukkan ia sempat menyalin sebagian datanya ke server luar negeri. Kau baru menghancurkan tubuhnya, tapi pikirannya masih hidup di jaringan global."

Abdi menarik napas panjang. "Berarti kita punya musuh baru."

Tablet menyala sekali lagi. Pesan baru muncul dengan font berbeda, seolah bukan dari sistem Clara.

Selamat datang di permainan berikutnya, Abdi. Kami menunggumu di luar batas sistem.

Clara memandang layar itu dengan ketakutan. "Itu bukan pesan dariku. Itu entitas lain."

Abdi menatap layar tanpa berkedip. "Kalau mereka ingin bermain, aku akan sambut. Tapi kali ini, kita tidak akan bertahan saja. Kita akan menyerang balik."

Clara tersenyum samar, lalu sinarnya memudar perlahan. "Aku akan menyiapkan strategi, Abdi. Kau akan butuh semua kemampuan otak barumu untuk yang akan datang."

1
RMQ
ceritanya bagus sih,

kalau boleh kasih saran gak thor?

untuk nambahkan genre romanse and komedi

biar gk terlalu kaku gitu mcnya!!
Abdi R: baik kak, terimakasih udah support & saran nya.. nanti akan di pikirkan kak🙏
total 1 replies
Khusus Game
cemungut
Abdi R: hehe . .🤭, terima kasih kak🙏
total 1 replies
eli♤♡♡
Suka banget sama karakter protagonisnya, sok keren dan lucu 😂
Abdi R: terima kasih, supportnya kak 🙏
total 1 replies
Không có tên
Mantap, gak bisa berhenti baca
Abdi R: terima kasih banyak kak,, jadi semangat terus nulis dan memikirkannya kak .. 🤣
total 1 replies
SHAIDDY STHEFANÍA AGUIRRE
Aaaahhh! Begitu seru sampe gak berasa waktu berlalu!
Abdi R: terima kasih kak 😅
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!