Dikhianati kekasihnya, dijual oleh bibinya demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan sang ibu, membuat Elara terjebak dalam hubungan yang rumit.
Dia terpaksa menjadi wanita pemuas nafsu seorang taipan kaya raya, yang arogan, dingin, dan kejam.
Parahnya, status Elara yang sudah sah sebagai istri Eden Dwight tidak boleh diketahui publik.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya? yuk simak. Jangan lupa tinggalkan like, komen, dan vote jika kalian suka ceritanya ❣️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RatuElla11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seharusnya Aku Yang Disana
Wajah Reymond seketika pucat pasi. Netranya melirik pada sang nona yang juga tengah melihat kearahnya penuh tanda tanya.
Sepertinya Tuan Eden-nya baru saja mendapat laporan dari pelayan dirumah ini.
Ah sial! Dia melupakan itu! Andai dia saja bersikukuh menolak ajakan makan siang dari Nona-nya, sudah pasti dia tidak akan berada diposisi tak nyaman seperti ini.
Tapi nasi sudah menjadi bubur, mau tak mau dia harus menghadapi amarah tuannya nanti.
"Baik Tuan, kami akan segera kembali kekantor."
Tak berselang lama panggilan pun terputus. Reymond menatap ponselnya sesaat, kemudian kembali menatap sang nona.
"Nona, ehm maksud saya, Elara, sepertinya kita harus segera kembali kekantor. Tuan Eden membutuhkan Anda."
Reymond meralat ucapannya bukan bermaksud tidak sopan. Tetapi setahu ibu sang nona, dia adalah rekan kerja putrinya. Jadi mau tak mau Reymond harus berpura-pura bersikap layaknya teman dengan memanggil nama Elara tanpa embel-embel nona.
Elara mengerutkan kening. Kenapa tiba-tiba Eden memintanya kekantor?
Namun tak urung, Elara menganggukkan kepala. Dia menoleh kearah sang ibu yang ternyata juga sedang menatap kearah mereka.
"Ibu, maaf kami harus segera kembali kekantor. Tidak apa-apa jika Ibu kami tinggal?" tanya Elara.
Ibu Elara tersenyum lembut.
"Tidak apa-apa sayang, pergilah. Ibu mengerti. Oh ya, nanti malam kau pulang kemari kan?" Ibu Elara menatap putrinya penuh harap.
Raut Elara tampak merasa bersalah.
"Ehm, maaf Bu, sepertinya tidak. Tapi Ibu tenang saja, Naina akan tinggal disini menemani Ibu. Jadi Ibu tidak akan kesepian." ucap Elara.
Naina adalah pelayan yang baru saja menyajikan makanan pada mereka, dan juga yang mengirim foto pada Eden.
Ibu Elara sedikit kecewa tapi dia mencoba memaklumi.
"Baiklah. Habiskan dulu makanan kalian. Setelah itu kalian bisa pergi."
Elara pun mengiyakan permintaan sang ibu. Begitu juga dengan Reymond, yang mau tak mau kembali menuruti perintah Ibu dari nonanya, setelah sang nona memberinya kode lewat gerakan mata.
🌿🌿🌿
Suara dering ponsel yang begitu nyaring membuat Arash yang tengah tertidur seketika membuka mata. Dia melirik sekilas kearah nakas dengan jengkel, lalu pandangannya turun menatap Alexa yang berbaring dilengannya.
Wanita itu tampak damai dalam tidurnya setelah mereka melakukan sesi bercinta yang cukup panjang.
Arash akui, istri saudara tirinya itu sangat menggairahkan diatas ranjang. Tubuhnya yang molek dan sexy, membuat Arash tergila-gila untuk terus menidurinya.
Bahkan terkadang mereka melakukan sesi bercinta yang cukup ekstrem, dimana Arash mengikat kedua lengan Alexa, menutup matanya lalu mencambuknya. Hal itu jelas menambah gairah bercinta mereka.
Disisi lain, Alexa sendiri tak merasa keberatan. Bersama Arash dia bisa mengeksplor jiwa liarnya yang tak bisa dia salurkan bersama Eden.
Alexa sangat menyukai permainan Arash yang sering membuatnya tak berdaya diatas ranjang. Seperti pagi tadi sampai siang ini.
Arash dengan segudang keahliannya yang mumpuni terus menggagahi Alexa, hingga wanita itu kelelahan kehabisan tenaga dan tertidur dengan pulas.
Arash menyunggingkan sudut bibirnya.
Dia berpikir, bagaimana jika Eden sampai tahu, bahwa istrinya yang terlihat begitu mencintainya dan menginginkannya ternyata bermain gila dibelakangnya. Bersama saudara tirinya pula!
Pasti itu akan sangat melukai harga dirinya. Lelaki itu pasti merasa dibodohi habis-habisan.
Arash tersenyum puas. Namun senyum itu memudar kala suara dering ponsel diatas nakas terus berbunyi menganggu pikirannya.
Dengan hati-hati Arash pun menggeser kepala Alexa hingga jatuh diatas bantal, lalu segera dia mengubah posisinya menjadi duduk dan mengangkat panggilan tersebut.
Tanpa Arash sadari rupanya gerakannya membuat Alexa terbangun.
"Arash."
"Sssttt! Ibuku."
Alexa pun mengangguk dan memilih diam. Tentu dia tidak ingin hubungan gelap mereka sampai diketahui oleh ibu mertuanya.
"Halo?" Arash bergerak memakai celana boxernya dan menjauh dari Alexa. Sementara Alexa sendiri memilih kembali memejamkan mata.
"Ibu punya berita baik untukmu, Arash." suara Nyonya Laura diujung sana terdengar berbisik.
Sudut bibir Arash berkedut.
"Berita baik apakah Ibu?"
"Eden. Dia sedang bersitegang dengan Ayahmu. Diam-diam dia menikahi seorang jalang."
Sontak Arash tercengang. Namun ekspresinya berbinar penuh rasa tertarik. Perlahan Arash melirik kearah Alexa yang tengah tertidur, dan dia memelankan suaranya.
"Really?"
"Ya. Tugasmu mencari tahu siapa perempuan itu Arash. Kita bisa menghancurkan Eden dengan skandal yang dia buat sendiri."
"Sure. Aku akan menyelediki siapa perempuan itu, Ibu."
"Bagus." sesaat Nyonya Laura terdiam. "Arash, apa Alexa sedang bersamamu? Ibu mendapat laporan dari pelayan rumah utama kalau semalam Eden dan Alexa bertengkar dan Eden kembali meninggalkan rumah." tanya Nyonya Laura.
Arash menyeringai.
"Ya Bu. Dia bersamaku. Dia sedang tidur." jawab Arash dengan suara yang sangat pelan.
Diujung sana Nyonya Laura tersenyum puas.
"Secepatnya kau harus bisa menaklukkan wanita itu Arash. Buat dia bertekuk lutut dibawah kakimu. Dia bisa kita gunakan untuk menghancurkan Eden dari dalam."
"Ibu tenang saja. Tubuhnya sudah menjadi milikku hanya menunggu waktu untuk mencuci otaknya."
Nyonya Laura terkekeh.
"Kau memang benar-benar putra Lemos, Arash. Ibu bangga padamu."
Arash menanggapi dengan suara riang.
"Tentu, sudah seharusnya Ibu bangga padaku."
"Baiklah, Ibu akan tutup teleponnya. Nikmati harimu sayang."
"Baik Bu, selamat menikmati harimu juga."
Sambungan telepon pun terputus. Arash menatap ponselnya sesaat lalu netranya memandang lurus keluar jendela dengan pikiran melanglang buana.
Eden Dwight memiliki istri simpanan? Menarik sekali. Pantas dia mencampakkan Alexa. Sebenarnya siapa wanita yang berhasil membuat Eden Dwight dengan sukarela menikahinya? Ah, aku jadi penasaran.
🌿🌿🌿
Ketika pertama kali memasuki area perkantoran Dwight Company, jelas Elara tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
Perusahaan milik Eden benar-benar indah, luas dan megah.
Reymond yang ditugaskan mengantar Elara ketempat ini tak membuang waktu. Dia segera menemui resepsionis.
Sang resepsionis yang sudah mendapatkan instruksi dari Lander pun segera membawa Elara bersamanya menuju lantai paling atas, dimana ruangan bosnya berada. Sementara Reymond sendiri, dia langsung pamit undur diri pada Elara untuk kembali kerumah tuannya.
Sesampainya dilantai atas, kedatangan Elara langsung disambut oleh Lander.
Lander pun meminta sang resepsionis untuk kembali turun dan melanjutkan pekerjaannya.
Setelah kepergian resepsionis itu, Lander mempersilahkan Elara untuk menemui sang tuan yang sedari tadi sudah menunggu diruangannya.
"Silahkan masuk Nona. Tuan Eden sudah menunggu anda." ucap Lander sopan.
Elara tampak ragu. Dia menatap Lander.
"Ada apa Eden memanggilku kemari? Memangnya aku sudah bisa mulai bekerja?"
Ekspresi Lander tampak datar. Dia sendiri tidak tahu kenapa tuannya memanggil sang nona kekantor.
"Mungkin Tuan ingin mengajari anda sebelum besok anda mulai bekerja Nona." jawab Lander sekenanya.
Elara terdiam.
Lander pun kembali mempersilahkan Elara masuk.
Elara menghela napas panjang, dengan berat dia mengayunkan tangannya mengetuk pintu dan ketika terdengar jawaban tegas dari dalam Elara segera melangkahkan kakinya masuk.
"Tutup pintunya dan kemarilah." titah Eden saat pandangannya bertemu Elara. Lelaki itu tengah duduk pada kursi kebesarannya.
Elara tak membantah. Dia menutup pintu dan berjalan kearah Eden.
"Kau memanggilku kemari ada apa?" tanya Elara saat dia sudah berada tepat dihadapan meja kerja Eden.
Dengan tatapan tajam Eden berdiri dari duduknya lalu berjalan menghampiri Elara. Tanpa peringatan Eden menarik Elara kedalam pelukannya hingga Elara tersentak kaget.
"E-Eden! Lepaskan! Ini dikantor, bagaimana jika ada orang masuk?!" raut wajah Elara tampak panik.
Eden memang melepaskan pelukannya, namun secepat kilat dia langsung menyambar bibir Elara.
Bibir yang menjadi candunya.
Jelas Elara semakin gelagapan ketika mendapat serangan ciuman dadakan itu. Dia berusaha melepaskan diri namun Eden malah menggiringnya mundur kesofa dan menjatuhkannya hingga dirinya setengah berbaring disana. Sementara Eden langsung mengungkung tubuh Elara.
Disela tindakan Eden, Elara bisa melihat tatapan lelaki itu tampak kelam dan berkabut.
Tidak! Mereka tidak mungkin melakukannya dikantor bukan?!
"E-Eden! Ehmp! Le-lepaskan! Eden!"
Elara tampak frustasi.
Eden yang sudah dipenuhi hasrat antara nafsu dan amarah seketika tersadar. Dia menarik sedikit tubuhnya dari Elara ditengah napasnya yang memburu.
"Seharusnya aku yang disana bukan Reymond!" desis Eden. Lelaki itu tak menutupi rasa marahnya.
Jelas Elara kebingungan.
"Apa maksudmu?"
"Aku ingin Ibumu tahu hubungan kita!"
Sontak Elara tercekat.
"A-Apa?!"
*
To be continued
Haloo jangan lupa tinggalkan like, komen, kopi bunga, vote dan ulasannya yaaa terimakasih ❣️😘🥰
jadi gak sabar nunggu lanjutannya Thor ....
sebenarnya aku lebih suka gambar yang dulu sih Thor gambar no 2 ..
Eden yah ?? pasti salah paham lagi ini tapi semoga aja Eden bisa berpikir jernih ...
kira² bakal terjadi salah paham gak yah kalau Eden sudah sembuh nanti dan bertemu dengan elara tapi ada nero di sana hemm /Smug/
yes yes yes positif itu mah elara hamil anak Eden senang hatiku Thor 😄😄😍
Elara /Heart/ Eden selalu