NovelToon NovelToon
Kumpulan Cerita HOROR

Kumpulan Cerita HOROR

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Dunia Lain / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Ayam Kampoeng

Sebuah novel dengan beragam jenis kisah horor, baik pengalaman pribadi maupun hasil imajinasi. Novel ini terdiri dari beberapa cerita bergenre horor yang akan menemani malam-malam mencekam pembaca

•HOROR MISTIS/GAIB
•HOROR THRILLER
•HOROR ROMANSA
•HOROR KOMEDI

Horor Komedi
Horor Psikopat
Horor Mencekam
Horor Tragis

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayam Kampoeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 18 TEROR LEAK Part 18

Ida Rengganis, dengan kesadaran dan cintanya yang mulai pulih dari luka masa lalu, berubah menjadi sekutu yang tak terduga. Marni bahkan memandang tak percaya pada ibunya. Ida Rengganis yang dulu penuh dendam, kini sosoknya memancarkan cahaya keperakan, cahaya yang sama seperti milik Marni, meski lebih lemah dan bergetar, seolah-olah berasal dari jiwa yang baru saja dibebaskan dari belenggu kegelapan. Cahaya itu bukan sekedar kekuatan, melainkan sebuah penebusan dosanya pada sang anak. Dan bagi Balian Rawa yang terbiasa menyerap kebencian dan penderitaan, cahaya keperakan itu jauh lebih menyakitkan daripada serangan fisik mana pun.

"Pengkhianat!" raung Balian Rawa, tubuh setengah ularnya menggeliat dalam kesakitan yang tak tertahankan. Sisik-sisiknya berkilau gelap, retak oleh cahaya yang menyentuhnya. "Kekuatan kita berasal dari kebencian yang sama! Kau milikku, Ida!" bentaknya.

"Tidak akan pernah, Rawa!" teriak Ida Rengganis, suaranya menggema di seluruh gua seperti dentuman guntur yang membelah langit. Dalam nada suaranya ada kekuatan seorang ibu yang membela anaknya, ada cinta yang tak bisa dipadamkan.

"Kekuatanku berasal dari cinta pada keluarga yang kau coba hancurkan! Dan sekarang, aku akan mengambilnya kembali!" geram Ida Rengganis pada Balian Rawa.

Dua kekuatan gaib bertubrukan di dalam gua itu. Cahaya keperakan milik ibu dan anak melawan kekuatan kegelapan dari Balian Rawa. Ledakan energi yang tercipta membuat Bagus terdorong hingga terjatuh ke lantai gua yang dingin dan lembap. Debu dan serpihan batu ikut beterbangan. Bagus merangkak, tubuhnya gemetar, mendekati tubuh Pak Wayan yang masih terikat oleh akar-akar hitam yang mencengkeram dan melilit tubuhnya. Akar itu membelit makin erat saat Bagus berusaha melepasnya.

"Pak Wayan, sadarlah!" teriak Bagus, suaranya terdengar parau. Dia masih mencoba melepaskan akar-akar itu dengan tangan kosong, tapi setiap sentuhan ke akar itu membuatnya tersentak oleh dingin yang menusuk tulang.

"Kami di sini untuk membawamu pulang! Jangan menyerah!" ucap Bagus lagi.

Di tengah perkelahian antara Balian Rawa melawan Marni dan ibunya, gadis itu mengulurkan tangan lainnya ke arah Bagus dan Pak Wayan. Seberkas cahaya keperakan meluncur dari telapak tangannya, menyentuh tubuh mereka dan melemahkan cengkeraman akar hitam itu. Cahaya itu seperti doa, seperti harapan yang menembus kegelapan.

"Lepaskan dia, Bagus! Cepat!" seru Marni, nafasnya berat oleh tekanan energi yang terus meningkat.

Dengan tenaga terakhir yang tersisa, Bagus menarik tubuh Pak Wayan yang ringkih. Akar-akar hitam itu putus satu per satu, mengeluarkan suara seperti kaca pecah. Bersamaan dengan itu, Balian Rawa menjerit kesakitan. Sumber kekuatannya yaitu penderitaan Pak Wayan, telah direnggut dari Balian Rawa. Dia pun kehilangan pusat gravitasinya, dan terpental jatuh membentur dinding gua.

Marah karena dikhianati dan dikalahkan, Balian Rawa pun mengumpulkan sisa-sisa kekuatannya untuk serangan terakhir, sebuah serangan bunuh diri yang tidak lagi bertujuan untuk menguasai, tetapi untuk menghancurkan segalanya. Tubuhnya yang transparan mulai membesar, memancarkan energi hitam yang mengerikan, berdenyut seperti jantung raksasa yang akan meledak.

"Dengan darahku yang terjatuh, kubuka jalan bagi kegelapan abadi!" teriaknya, dan energi itu mulai meluap, mengancam akan menghancurkan seluruh keseimbangan antara dunia gaib dan dunia nyata. Batu-batu pun mulai bergetar, langit-langit gua tampak retak.

Marni dan Ida Rengganis bersatu, membentuk perisai cahaya yang menyilaukan untuk menahan ledakan itu. Cahaya mereka berpadu, berputar seperti pusaran bintang. Tapi kekuatan Balian Rawa yang putus asa itu terlalu besar, terlalu liar.

"Kami tidak bisa menahannya terlalu lama!" teriak Marni, wajahnya panik menoleh pada Bagus dan Pak Wayan. Tubuhnya gemetar, matanya bersinar terang tapi penuh ketakutan.

Ida Rengganis memandang putrinya dengan mata penuh keputus-asaan. Dia pun mengangguk dan berkata pada Marni, "Ada satu cara. Tapi butuh pengorbanan."

"Apa itu, Mak?" tanya Marni, suaranya nyaris tak terdengar.

"Seorang Leak Warisan harus secara sukarela mengorbankan inti jiwanya untuk mengunci kegelapan selamanya. Itu akan menghancurkan jiwa kita sepenuhnya. Tidak ada jalan kembali."

Marni terkejut. Itu artinya kematian tanpa reinkarnasi bagi mereka berdua. Tidak hanya tubuh, tapi juga esensi jiwa mereka akan lenyap.

Tapi Ida Rengganis tersenyum lembut, senyum yang penuh damai dan keikhlasan. "Sudah waktunya bagiku, Nak. Aku telah hidup terlalu lama dalam penderitaan dan kesesatan. Biarkan Mamak melakukan ini untukmu. Untuk menebus segala kesalahanku. Agar pengorbanan terakhirku memiliki arti."

Sebelum Marni bisa membantah, Ida Rengganis berbalik dan melangkah menuju inti energi hitam Balian Rawa yang berdenyut seperti jantung setan. Cahaya di sekitar tubuh Ida Rengganis bersinar sangat terang, menyilaukan, seolah-olah seluruh gua menyaksikan pengorbanannya.

"Selamat tinggal, Marni. Jagalah ayahmu. Dan jalani hidupmu dengan baik dan bahagia." ucap Ida Rengganis pada Marni.

Dengan teriakan penuh kemarahan, Ida Rengganis menerjang Balian Rawa. Cahaya keperakan dan kekuatan kegelapan bertubrukan dalam sebuah ledakan hebat tanpa suara. Gua itu bergemuruh, dan kilatan cahaya murni memenuhi gua itu. Hening sejenak. Waktu seperti terhenti. Gua itu menjadi hampa.

Ketika cahaya menyilaukan itu mereda, Balian Rawa dan Ida Rengganis sudah lenyap. Tidak ada jejak. Tidak ada suara. Hanya tinggal keheningan yang damai.

Marni jatuh terduduk, dia menangis. Dia sedih meratapi kepergian ibunya, sebuah rasa kehilangan padahal dia baru saja bertemu kembali dengan ibunya. Kutukan warisan ibunya telah diputus. Beban yang diwariskan padanya turun-temurun akhirnya lenyap.

Bagus berlari ke arah Marni dan merangkulnya erat, membiarkan gadis itu menangis. Di samping mereka, Pak Wayan mulai bergerak, dan mengerang lemah. Dia selamat. Matanya terbuka perlahan, dan dalam tatapannya, ada rasa syukur sekaligus linglung.

Pada saat mereka bersiap untuk meninggalkan gua, langkah kaki Marni terhenti. Dia memandangi tangannya. Cahaya keperakan di matanya mulai memudar, perlahan tapi pasti.

"Keseimbangan," bisiknya dengan sedih. "Dengan hilangnya ancaman terbesar, kekuatanku sebagai Penyeimbang juga berkurang. Aku kembali menjadi NORMAL."

Bagus memegang bahunya, menatapnya dengan lembut. "Itu hal yang baik, Marni. Itu artinya kau sekarang BEBAS."

Tapi, benarkah demikian? Atau ini hanyalah awal dari sebuah penyesuaian baru dari kekuatan Penyeimbang yang tak kalah rumit? Mereka berhasil mengalahkan teror, tapi apa artinya kembali menjadi "normal" setelah menyentuh dunia gaib?

Dan dengan keseimbangan alam yang berubah, apakah desa Banjaran benar-benar aman, atau hanya menunggu ancaman berikutnya?

Mereka keluar dari Gua Miris dengan membawa Pak Wayan yang lemah. Matahari pagi menyambut mereka, hangat dan cerah, seolah-olah gelapnya malam tidak pernah terjadi. Tapi di balik cahaya matahari itu, banyak sekali pertanyaan baru mulai bermunculan. Pertanyaan tentang warisan, tentang kekuatan, tentang cinta dan pengorbanan. Dan tentang apa yang akan mereka lakukan selanjutnya.

*

1
Mini_jelly
Rasain lu ndra!!!
Ayam Kampoeng: Ndra...
ato Ndro? 🤣🤣
total 1 replies
Mini_jelly
seruuu, 🥰🤗
Mini_jelly: sama2 kak 🥰
total 2 replies
Mini_jelly
Bully itu emg bukan cuma fisik. Ejekan kecil yang diulang-ulang, pandangan sinis, atau diasingkan perlahan-lahan juga membunuh rasa percaya diri. Sadar, yuk."
Sebelum ikut-ikutan nge-bully, coba deh tanya ke diri sendiri. Apa yang akan aku rasakan jika ini terjadi padaku atau adik/keluargaku?
☺️🥰
Ayam Kampoeng: 😊😊😊........
total 3 replies
Mini_jelly
😥😭😭
Ayam Kampoeng: nangis .. 🥲
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: hadeh ..
total 1 replies
Mini_jelly
me too 🥰❤️
Ayam Kampoeng: ekhem 🙄🤭
total 1 replies
Mini_jelly
udh lama gk mampir, ngopi dlu 🥰
Ayam Kampoeng: kopi isi vanila. kesukaan kamu 🤤🤸🤸
total 1 replies
Mini_jelly
🤣🤣🤣🤣
Ayam Kampoeng: malah ketawa... 😚😚😚💋
total 1 replies
Mini_jelly
semangat nulisnya pasti seru nih 🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!