NovelToon NovelToon
Kultivator Koplak

Kultivator Koplak

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Sistem / Tokyo Revengers / One Piece / BLEACH / Jujutsu Kaisen
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: yellow street elite

seorang pemuda yang di paksa masuk ke dalam dunia lain. Di paksa untuk bertahan hidup berkultivasi dengan cara yang aneh.
cerita ini akan di isi dengan kekonyolan dan hal-hal yang tidak masuk akal.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yellow street elite, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Hari-hari terus berlalu, dan Rynz tak pernah berhenti menempa—bukan hanya logam, tapi juga tubuh dan jiwanya sendiri.

Setiap pagi, ia mengayunkan palu, mengolah logam, menguji suhu api hitam yang semakin bisa ia kendalikan.

Setiap malam, ia berlatih teknik dasar angin yang diwariskan Lu Ban, menyatu dengan keheningan lembah.

Hingga suatu pagi, energi dalam tubuhnya meluap, lalu melandai dalam bentuk yang lebih padat dan terstruktur.

Tubuhnya terasa lebih ringan, namun juga lebih dalam dan kuat.

[Ranah Kultivasi: Hunter]

[Level: 20+]

Dan bersamaan dengan itu, palu yang selama ini menjadi sahabat dan kutukannya pun berubah lagi.

Gagangnya kini sepanjang satu meter penuh, melengkung sedikit di bagian bawah agar lebih seimbang saat diayunkan.

Ujung palunya membesar—sebesar kepala manusia dewasa, terbuat dari logam pekat yang seperti menghisap cahaya di sekitarnya.

Beratnya kini 50 kilogram penuh, namun Rynz bisa mengayunkannya dengan satu tangan, seolah hanya membawa tongkat kayu.

Sementara itu, di sisi lain lapangan latihan, Li Jiu berdiri tegak, tubuhnya memancarkan aura hijau dari Roh Serigala Anginnya.

Dia kini telah menembus Ranah Master, dan menjadi sosok tak tergantikan sebagai pelindung utama Sekte Lembah Angin.

Chen Mo dan Zhou Lan belum mencapai titik itu, namun mereka berdua tak pernah tertinggal terlalu jauh.

Masing-masing sudah di pertengahan Ranah Hunter, dan kini mulai bisa mengatur teknik spiritual mereka dengan stabil.

---

Sekte Lembah Angin pun mengalami perubahan.

Dengan tambahan murid-murid rakyat, serta reputasi Rynz dan yang lain, perlahan desa-desa sekitar mulai memandang tempat ini bukan sekadar sekte kecil—tapi tempat para “penantang takdir”.

---

Di aula belakang, Lu Ban memanggil seluruh murid utamanya.

"Kalian telah tumbuh.

Dan sekarang, saatnya untuk menghadapi kenyataan baru. Dunia luar… tak akan diam melihat kalian berkembang."

Ia menatap Li Jiu dan Rynz secara bergantian.

"Mulai esok, kita akan membagi dua jalur pelatihan:

Yang pertama—penguatan roh dan teknik.

Yang kedua—penjelajahan dan misi keluar."

"Kalian akan memilih sendiri… jalur mana yang akan kalian ambil."

Lu Ban meletakkan gulungan misi dan beberapa peta di atas meja batu.

"Karena mulai hari ini… Sekte Lembah Angin telah cukup kuat untuk menginjakkan kakinya di dunia para kultivator."

Ruang utama sekte dipenuhi keheningan berat.

Di hadapan Lu Ban, enam murid inti berdiri berjajar:

Li Jiu, Chen Mo, Zhou Lan, Miya, Fei Rong, dan Rynz.

Di atas meja batu, dua lembar peta tergelar. Satu menunjukkan area dalam sekte dan medan latihan yang telah diperluas. Satunya lagi menggambarkan area liar, rute misi, dan zona berbahaya di luar.

Lu Ban menatap mereka satu per satu.

"Kalian semua telah melampaui titik lemah kalian masing-masing.

Kini, saatnya menentukan jalan.

Tak ada pilihan yang salah—tapi masing-masing akan mengukir jalan takdir kalian sendiri."

Dia menunjuk dua peta.

---

Jalur Pertama – Penguatan Roh dan Teknik

> Pelatihan di dalam sekte.

Fokus pada meditasi, teknik spiritual, dan kontrol energi.

Penempaan diri yang lebih dalam dan teknis.

Jalur Kedua – Penjelajahan dan Misi

> Misi nyata, penjelajahan ke wilayah liar, permintaan warga, konflik antar sekte, dan pengalaman tempur langsung.

---

Li Jiu langsung maju.

"Aku memilih Jalur Pertama."

"Roh Serigala Anginku sudah mulai menggerogoti kestabilan tubuhku. Aku harus menundukkannya dengan kontrol penuh."

Lu Ban mengangguk.

---

Chen Mo terkekeh.

"Kalau aku jelas memilih Jalur Kedua."

"Sudah cukup kupukuli boneka latihan. Aku mau lihat siapa yang lebih keras, dunia atau kepalaku."

Zhou Lan menambahkan.

"Aku ikut. Jalur luar lebih cocok untuk gaya tombakku."

Lu Ban tersenyum singkat.

---

Miya berbicara tenang.

"Jalur Pertama."

"Aku belum bisa menyatu dengan Roh Busur. Kelemahan di mata dan jangkauan akan membuatku beban di luar sana."

---

Semua mata beralih ke Fei Rong, yang sejak tadi diam dan bersedekap.

Ia membuka mata, lalu menatap Lu Ban.

"Aku... juga akan tinggal."

"Rohku masih tidak stabil. Akar spiritual Elemen Logamku tidak cukup kuat untuk bertahan di luar. Aku ingin memperkuat tubuhku terlebih dahulu."

---

Terakhir, Rynz berbicara.

"Jalur Kedua."

"Aku tak punya warisan, tak punya kemurnian akar. Tapi aku punya tubuh ini, tangan ini, dan palu ini.

Kalau dunia luar ingin menolakku… aku akan tempa dunia itu agar menerima aku."

Lu Ban menatap tajam… lalu mengangguk.

---

Keputusan ditetapkan.

Jalur Pertama:

Li Jiu

Miya

Fei Rong

Jalur Kedua:

Chen Mo

Zhou Lan

Rynz

---

Lu Ban menutup pertemuan.

"Tiga hari lagi, mereka yang memilih Jalur Kedua akan menerima misi pertama."

"Sisanya… kalian akan memulai pelatihan formasi spiritual dan penyatuan roh.

Kita tidak tahu siapa yang lebih cepat tumbuh, tapi kita akan tahu siapa yang benar-benar siap saat waktunya tiba."

Hari keberangkatan.

Langit di atas Sekte Lembah Angin tampak kelabu, tertutup awan tipis yang bergerak lambat.

Tiga sosok berdiri tegak di depan aula utama. Di hadapan mereka, Lu Ban menggulung tiga lembar gulungan misi berbeda, masing-masing disegel dengan warna yang berbeda.

"Mulai hari ini," ucapnya pelan, "kalian bukan lagi anak-anak yang berlatih di belakang pegunungan.

Kalian adalah perwakilan Sekte Lembah Angin."

Dia menyerahkan satu gulungan pada masing-masing murid.

Suaranya tegas, namun mata tuanya menyimpan kecemasan seorang ayah pada anak-anak yang akan meninggalkan rumah untuk pertama kalinya.

---

Misi Chen Mo – Gulungan Merah

Lokasi: Desa Batu Gagak, Selatan Pegunungan Bayang.

Tugas: Melumpuhkan dan mengusir kelompok bandit berpakaian kultivator palsu yang telah mencuri dan merampok warga desa.

Catatan: Salah satu bandit dilaporkan memiliki roh spiritual tipe logam, dan sudah membunuh tiga penjaga desa.

Waktu maksimal: 5 hari.

Lu Ban: "Misi ini akan menguji kekuatan dan keberanianmu, Mo. Tapi ingat, jangan jadi pembunuh. Hancurkan kekejian mereka, bukan hidup mereka."

---

Misi Zhou Lan – Gulungan Perak

Lokasi: Perbatasan Lembah Batu Es, timur laut benua.

Tugas: Menyampaikan dokumen rahasia pada seorang tetua Sekte Bambu Es, lalu membantu mereka melindungi ladang spiritual dari binatang liar yang muncul setiap malam.

Catatan: Kekuatan anginmu akan diuji dalam pertahanan berkelanjutan.

Waktu maksimal: 7 hari.

Lu Ban: "Ini bukan soal bertarung, tapi bertahan. Jika kau gagal, ladang itu akan rusak, dan ratusan orang tak bisa berkultivasi lagi."

---

Misi Rynz – Gulungan Hitam

Lokasi: Reruntuhan Gua Siluman Api di barat Pegunungan Ningshi.

Tugas: Menyelidiki fenomena api hitam yang baru-baru ini muncul dan meresap ke dalam batu-batu gua.

Tujuan: Ambil satu fragmen batu api hitam dan kembali.

Catatan: Tempat itu pernah menjadi sarang Siluman Ular Api Darah, makhluk beracun dan ganas.

Waktu maksimal: 6 hari.

Lu Ban: "Ini mungkin ada kaitan dengan kekuatanmu, Rynz. Tapi tempat itu tidak bersahabat. Api di sana... bisa membakar jiwa, bukan hanya tubuh."

---

Ketiga murid itu berdiri dalam diam, menerima gulungan mereka masing-masing.

Lalu, satu per satu, mereka menunduk hormat kepada Lu Ban dan para saudara seperguruan yang datang mengantar.

Rynz melangkah menyusuri jalan setapak berbatu yang mengarah ke barat Pegunungan Ningshi.

Angin dingin bertiup pelan, menggoyangkan dedaunan dan jubahnya yang sudah mulai lusuh akibat pemakaian harian.

Di tangannya, gulungan hitam itu masih terasa hangat. Seolah menyimpan resonansi aneh dengan api hitam dalam tubuhnya.

---

Lokasi Tujuan: Reruntuhan Gua Siluman Api

Menurut peta tua yang diselipkan Lu Ban, gua itu dulunya adalah tempat tinggal dari kultivator yang mempelajari elemen api tingkat tinggi—namun saat kekuatan mereka gagal dikendalikan, tempat itu berubah menjadi kawah neraka, lalu dikosongkan.

Namun akhir-akhir ini, penduduk sekitar mulai melaporkan kemunculan kilatan api hitam yang menyerupai api milik Rynz. Lu Ban mencurigai bahwa ada fragmen kekuatan atau entitas liar yang bisa mengembangkan potensi Rynz—jika dia bisa bertahan hidup.

---

Perjalanan ke sana tidak mudah.

Jalan setapak yang ia lalui perlahan menanjak, berubah menjadi lereng berbatu, dan akhirnya menyatu dengan punggung gunung penuh belukar terbakar. Asap tipis mengepul dari sela-sela tanah yang retak.

Di kejauhan, gunung berkabut merah tampak menjulang.

Dan di bagian bawahnya—terlihat seperti mulut seekor makhluk menganga—terdapat celah gua selebar dua gerobak kuda, menghitam di tengah tebing oranye.

Itulah Gua Siluman Api.

Rynz berdiri di depan pintu masuk gua itu, lalu mengikat lengan kirinya dengan tali kulit, menahan kemungkinan api hitam muncul tanpa kendali.

Tatapannya tajam, tak ada keraguan.

"Kalau tempat ini benar-benar mengandung pecahan kekuatan seperti milikku…

maka aku harus menelannya—sebelum ia menelan aku."

Ia melangkah masuk.

---

Udara di dalam gua terasa berat.

Bukan karena panas, tapi karena tekanan spiritual—seperti ada jiwa-jiwa terbakar yang masih berbisik di antara batu.

Langkah demi langkah, Rynz berjalan masuk lebih dalam, di antara dinding-dinding yang menghitam, berkilau seperti batu obsidian. Sesekali, kilatan api muncul dari retakan tanah, tapi berwarna merah darah, bukan hitam.

Namun setelah menembus tiga tikungan…

Wushhh!

Sebuah lidah api melesat dari celah dinding, mencoba menyambar wajahnya.

Rynz reflek berguling, lalu berdiri kembali dengan napas berat.

Di depannya… muncul sesosok makhluk melata besar.

Tubuhnya seperti ular raksasa, namun dipenuhi sisik berkilap merah gelap, dan sepasang tanduk melengkung ke belakang.

Dari mulutnya mengepul api merah dan ungu, dan tatapannya... kosong, tapi penuh kebencian.

Siluman Ular Api Darah

Ukuran: 5 meter panjang

Jenis: Makhluk spiritual buas – elemen api korosif

Spesial: Nafas api darah — membakar tubuh dan merusak energi spiritual

---

Rynz mundur setengah langkah.

"Apakah ini yang kau maksud, Lu Ban…

tempat yang bisa membakar jiwaku?"

Tangan kirinya terasa panas.

Api hitam mulai berdenyut dari balik tulangnya.

1
yayat
tambah kuat lg
yayat
mulai pembantaian ni kayanya
yayat
ok ni latihn dari nol belajar mengenl kekuatan diri dulu lanjut thor
yayat
sejauh ini alurnya ok tp mc nya lambat pertumbuhnnya tp ok lah
‌🇳‌‌🇴‌‌🇻‌‌
sebelum kalian baca novel ini , biar gw kasih tau , ngk ada yang spesial dari cerita ini , tidak ada over power , intinya novel ini cuman gitu gitu aja plus MC bodoh dan naif bukan koplak atau lucu. kek QI MC minus 500 maka dari itu jangan berharap pada novel ini .
Aryanti endah
Luar biasa
Aisyah Suyuti
menarik
Chaidir Palmer1608
ngapa nga dibunuh musih2nya tanggung amat, dah punya api hitam sakti kok masih takut aja nga pantes jadi mc jagoan dah jadi tukang tempa aja nga usah ikut tempur bikin malu
Penyair Kegelapan: kwkwkw,bang kalo jadi MC Over Power dia gak koplak.
total 1 replies
Chaidir Palmer1608
jangan menyalahkan orang lain diri lo sendiri yg main main nga punya pikiran serius anjing
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!