Anna bukan janda, aku tahu semuanya
tapi aku tak bisa mengatakan itu padanya
aku takut dia justru akan pergi dari ku setelah tahu semuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shikacikiri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Gossip merebak di kantor, story Clara ternyata memang banyak penggemarnya, terutama di studio 10.
Anna datang bersama Abel seperti biasa karena mereka bertemu di jalan.
"Hmm, kemarin terjebak lift, sekarang apa lagi!" ucap salah satu pegawai.
Yang mendengar bukan Anna dan Abel yang jalan mereka selalu cepat, tapi Viona yang berjalan di belakang mereka.
Viona hanya menatap mereka dari kejauhan.
**
Zidan datang saat makan siang.
"Haduhhh, gosip kalian merebak sampai ujung lubang tikus" seru Zidan.
Anna, Siska dan Abel menatapnya.
"Pesankan makanan! Kita makan di sini! " suruh Abel.
"Baik Pak! " refleks Anna menjawab dan hendak memesan.
"Bukan kamu, tapi Siska" ucap Abel seraya meraih tangan Anna.
Siska menatap tangan mereka yang saling berpegangan. Anna melepaskan dengan perlahan.
"Baik Pak, tapi.... mau pesan apa? " tanya Siska.
Abel hendak bicara, namun Siska langsung membuka ponselnya.
"Ada rekomendasi makanan eropa yang sedang viral minggu ini, mereka memberikan diskon untuk pemesanan secara online" jelas Siska.
Abel menatap Anna.
"Kamu ga ngasih tau kalau aku ga suka makanan eropa? " tanyanya.
"Hehe lupa Pak, saya dulu pesan kan, nanti Siska saya beritahu restoran langganan bapak!" ucap Anna mencoba menenangkan.
Anna pesan semua makanan untuk dimakan di ruang kantor Abel.
Zidan hanya menatap layar ponselnya.
"Berita tentang pembunuhan berantai itu cukup viral, studio 8 dibuat sibuk, penemuan mayat lagi dan lagi" ucap Abel.
Zidan menyeringai.
"Tapi berita dari foto ini lebih viral, kurasa papa dan mama mu akan datang untuk mengkonfirmasinya" tunjuk Zidan pada ponselnya.
Abel melihat foto mereka berdua di pantai. Anna terlihat sangat cantik. Abel menatapnya.
"Kamu sudah lihat? " tanya Abel.
"Apa? " Anna tak tahu.
Zidan menunjukkan tapi dari jarak yang cukup jauh.
"Itu kan akun bu Clara" ucap Anna.
Siska celingak celinguk saja.
Anna sibuk masuk akun jejaring sosialnya. Raut wajahnya berubah saat sekilas membaca semua komentar orang-orang di akun Clara.
Abel memperhatikan, dia membuka akunnya dan ikut membaca. Anna berdiri hendak pamit.
"Saya permisi keluar Pak" ucap Anna.
Abel terdiam, dan membiarkannya keluar.
"Kenapa dia? " tanya Zidan.
"Kolom komentar" jawab Abel.
Siska yang tidak mengerti apapun, hanya ikut keluar bersama Anna.
Anna menatapnya.
"Kenapa ikut keluar? Sana masuk, pas makanan datang kamu harus sajikan buat mereka berdua" suruh Anna.
Siska membelalak.
"Menyajikan makanan? "
Dia tak percaya dia juga harus melakukan itu.
Anna tersenyum, memang merasa hal itu terlalu berlebihan.
"Sebenarnya tidak dibiasakan juga tidak apa, mungkin itu salah ku juga karena membiasakan" gumam Anna.
Tapi Siska ingin punya nilai lebih dan di sebut sebagai duplikat Anna, dia kembali tanpa bicara lagi.
Abel keluar saat Siska kembali, mereka berpapasan, Siska menghalangi langkahnya. Abel diam kemudian mengalihkan tubuh Siska dengan memegangi kedua lengannya.
Mata Siska membulat, mendapatkan sentuhan dari Abel.
"Anna! " seru Abel.
Anna menoleh, kemudian mendelik.
"Mau apalagi dia" gumam Anna.
"Kenapa? Tidak suka dengan komentar mereka?" tanya Abel.
"Suka, sangat suka, bahkan aku sangat tersanjung dengan semua ucapan mereka" gumam Anna lagi.
Kali ini Abel mendengarnya, karena sudah lebih dekat.
"Kamu kan ga begitu, jadi kenapa tersinggung?" Abel meraih tangannya dengan lembut kemudian menggenggamnya.
Mata Anna membulat melihat tangan Abel.
"Aku cukup tau siapa kamu, tidak perlu menjelaskan apapun pada siapapun" ucap Abel.
Anna menatap mata Abel yang seolah benar-benar ingin meyakinkan dirinya. Namun...
"ALBERTO SANJAYA! " seru Santi yang baru datang.
"Jangan teriak seperti itu! " Roman mengorek telinganya sendiri.
Anna dan Abel menatap ke arah mereka, seolah sedang tertangkap basah. Anna menepis tangan Abel, tapi Abel meraihnya kembali. Menyembunyikan Anna di belakangnya, melindungi dari semprotan ibunya.
Santi menghela, mendekati mereka dan jelas menatap dengan mata yang seolah akan loncat dari tempatnya.
Tapi Roman tersenyum pada Anna dan melotot pada Abel.
"Masuk! " Santi seolah sedang akan membakar kantor itu sekarang.
**
Anna duduk di samping Abel, dengan tangan masih dalam genggamannya.
Santi terus menatap tangan mereka.
"Bisa jelaskan situasi ini?" Santi memulai pembicaraan mereka.
"Mom, ayolah! aku bukan anak remaja yang butuh persetujuan kalian untuk memilih wanita untuk aku nikahi" ucap Abel.
Anna spontan memukul dadanya, saat mendengarnya. Abel terkejut, dia menatap Anna.
"Sakit! " keluh Abel.
"Otak anda benar-benar sudah rusak! " gumam Anna.
"Aku memang akan menikahi mu, memangnya kenapa? Tidak akan ada yang bisa melarang, dunia pun akan aku lawan jika menghalangi! " seru Abel.
Mata Anna membelalak mendengar semua ucapannya.
Santi tiba-tiba tersenyum dan bertepuk tangan. Kemudian mengusap dada Roman.
"Dia benar-benar mirip dengan mu! " puji Santi pada Roman, suaminya.
Anna dan Abel terheran.
"Mama ga marah? " tanya Abel.
"Kenapa harus marah, Anna cantik dan pintar, kenapa harus keberatan kamu akan menikahinya? " ucap Santi.
Anna mengedipkan matanya untuk menyadarkan diri.
"Mama akan hadiahkan toko baru sebagai hadiah pertunangan kalian, untuk Anna" tambah Santi.
Roman hanya tersenyum, namun terdiam melihat raut wajah Anna yang berubah saat menatap Abel.
"Ini gila! " gumam Anna.
Roman bisa membaca gerak bibirnya.
Abel hanya tersenyum senang.
**
Roman mengajak Abel keluar dari ruangan. Membiarkan Anna bicara dengan Santi di dalam.
"Dia terlihat tidak nyaman" ucap Roman.
"Siapa? Anna? " tanya Abel memastikan.
"Hmmm... " angguk Roman.
"Dia hanya terkejut dengan ucapan mama" jawab Abel.
"Dia masih belum tau? " tanya Roman.
Abel menatap papanya, kemudian melihat ke arah dalam, melihat Santi sedang mengusap kepala Anna yang hanya menunduk terlihat canggung.
"Aku tidak akan pernah mengatakannya... " jawab Abel.
Matanya masih menatap Anna.
"... aku tidak mau kehilangan dia" lanjutnya.
"Kau akan kehilangan semuanya saat dia mengetahui semuanya" ucap Roman.
"Pah...! " Abel menatapnya.
"Aku mengatakan ritme kehidupan" Roman menyentuh bahunya.
Abel terdiam.
"Sepandai-pandainya menyembunyikan bangkai, pada akhirnya, baunya akan tercium" lanjut Roman.
"Tidak, sudah 10 tahun, ini masih bertahan dan akan tetap bertahan" ucap Abel kembali menatap Anna.
Sementara itu di dalam.
"Anna, tolong jaga Abel, aku tahu hanya kamu yang paling pahami dia. Aku akan berikan semuanya untuk mu, untuk putra putri mu, mereka akan jadi cucu kesayangan ku" ucap Santi.
Anna benar-benar tak menyangka dengan reaksi Santi. Selama ini terlihat tidak suka dengan kehadirannya di samping Abel.
'tidak Anna, lu harus perbaiki sebelum semuanya jadi kacau' ucap hati Anna.
"Tidak bu, semua itu tidak benar" ucap Anna.
Santi terdiam.
"Pak Abel cuma suruh saya untuk jadi pacar pura-pura nya supaya Bu Clara tidak berharap lagi tentangnya, dia sering datang akhir-akhir ini" jelas Anna.
Santi menatap tak berkedip.
'tidak mungkin dia berbohong, tapi 10 tahun bersama Abel apa dia sama sekali tak sedikitpun menyukai Abel? ' tanya hati Santi.
\=\=\=\=\=\=\=>>>