Dewi Ular Seosen 3
Angkasa seorang pemuda yang sudah tak lagi muda karena usianya mencapai 40 tahun, tetapi belum juga menikah dan memiliki sikap yang sangat dingin sedingin salju.
Ia tidak pernah tertarik pada gadis manapun. Entah apa yang membuatnya menutup hati.
Lalu tiba-tiba ia bertemu dengan seorang gadis yang berusia 17 tahun yang dalam waktu singkat dapat membuat hati sang pemuda luluh dan mencairkan hatinya yang beku.
Siapakah gadis itu? Apakah mereka memiliki kisah masa lalu, dan apa rahasia diantara keduanya tentang garis keturunan mereka?
ikuti kisah selanjutnya.
Namun jangan lupa baca novel sebelumnya biar gak bingung yang berjudul 'Jerat Cinta Dewi Ular, dan juga Dunia Kita berbeda, serta berkaitan dengan Mirna...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Delapan Belas
Galuh yang gemetar menganggukkan kepalanya, lalu berlari menuju camp dan membangunkan Pak Seto serta Pak Putro yang tidur dalam satu tenda. Sebenarnya ini adalah jam giliran mereka berjaga.
Setelah melihat Galuh sudah berada dicamp dan tenda yang ditempati oleh dua orang dosen itu terbuka, Angkasa merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah senter berukuran kecil, namun jarak tempuh cahayanya sangat jauh dan terang.
"Seharusnya kamu balik ketenda saja," saran Angkasa pada gadis keras kepala didepannya.
"Aku ikut bapak, kali aja bisa bantu getok si penculik." ia memungut kayu yang tadi ditinggalkan oleh Galuh dengan baranya yang masih menyala dan asap mengepul.
Terlihat sekali jika sang gadis tak memiliki rasa takut sedikitpun, dan hal ini yang menjadi pertimbangan bagi Angkasa untuk membawanya ikut serta.
Keduanya berjalan menyusuri hutan pinus dengan langkah yang waspada. Setiap sisi mengandung bahaya dan perlu kehati-hatian.
Seekor ular bersisik emas merayap tak jauh dari posisi Dita yang seolah terus saja mengikuti kemanapun arah sang gadis pergi.
Ditempat lain, sosok mengerikan itu melesat membawa dua orang gadis tersebut sekaligus.
Ia sangat haus akan darah. Satu orang mangsa tak dapat memuaskannya. Gadis berambut pirang membeliakkan matanya saat sosok itu menancapkan taringnya dileher korbannya, sedangkan gadis berambut ungu ia lemparkan begitu saja dilantai goa dan menubruk tulang belulang yang masih baru dengan beberapa bagian daging berukuran sangat kecil masih menempel ditulang berwarna putih tersebut.
Sosok itu tampak rakus. Ia menyesap darah sang gadis hingga habis, namun tak juga menemukan kehausan, ternyata para korbanya tidak lagi virgin, ia membutuhkan tiga orang gadis perawan untuk menghentikan kegilaannya.
Sedangkan sang gadis berambut ungu tersentak kaget saat merasakan tubuhnya kesakitan saat menyentuh lantai batuan cadas.
Ssssssrrrlllpt
Suara seruput yang keluar dari mulut sosok mengerikan itu membuat sang gadis tercengang. Dalam kegelapan yang berudara pengap bercampur anyir darah, ia mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Namun pandangannya sia-sia belaka, karena tak ada setitik cahaya yang dapat ia jadikan sebagai petunjuk.
Ia hanya mendengar suara yang sangat mengerikan. Dimulai dari menyeruput darah, pergumulan, dan berakhir dengan cabikan yang menguyah.
Sontak saja ia sangat ketakutan. Lalu meraih apa saja yang dapat ia jadikan sebagai senjata untuk melindungi dirinya.
Sebuah tulang paha yang tergeletak tak jauh dari tempatnya terlempar mencoba diraihnya.
Masih tampak basah, dan sepertinya baru saja ia mangsa. Gadis itu tak dapat membayangkan bagaimana mungkin sahabatnya yang tadi masih bersamanya harus berakhir tragis seperti itu.
Dan tulang belulang ini, milik siapa?
Namun ia tak sempat untuk memikirkannya, sebab yang terpenting, ia harus selamat dan kembali pulang.
Dengan tubuhnya yang kesakitan dan juga rasa takut yang menyergap hatinya, ia memegang tulang tersebut dengan erat. Lalu bergerak dengan perlahan, dan dengan sisa tenaga serta keberanian yang sangat kecil, ia mengayunkan benda itu dengan cepat, dan menghantamnya dengan keras.
Taaaaaak
Tulang itu berhasil mendarat dikepala sang Pemangsa, dan membuat sosok itu menghentikan kunyahannya.
Hal itu membuat si gadis berambut ungu berusaha melarikan diri dan berlari dengan asal mengikuti arah angin yang menerobos masuk dan akan membawanya keluar dari dalam goa yang sangat mengerikan.
Sosok itu menggeram. Lalu menggelengkan kepalanya dengann keras, karena ia merasa sangat pusing, namun rasa lapar membuatnya dilema. Sosok itu mematahkan tulang betis korbannya, dan menyantapnya sembari mengejar sang gadis yang ternyata berhasil keluar dari goa dengan memanfaatkan kecerdasannya yang mengikuti arah angin yang menerobos masuk dari arah mulut goa.
Ia berlari dikegelapan malam yang saat ini sudah memasuki pukul lima pagi.
Nafasnya terengah-engah dengan rasa takut yang bersemayam didirinya.
Sementara itu, Angkasa dan juga Dita mempercepat langkahnya. Ia merasakan sesuatu sedang menuju kearah mereka. Selarik cahaya berwarna merah semakin mendekat dan semakin lama membentuk bola api yang melesat ke arah mereka.
"Hah! Banaspati!" seru Angkasa dan memperingatkan Dita. "Jangan takut, sebab rasa takut akan membuat ia menyerap energimu!" pesan Angkasa pada sang gadis.
"Ya," Dita menyahuti ucapan sang Dekan. Saat bersamaan, sosok bola api itu melesat menghampiri mereka, dan Dita menyambutnya dengan mengayunkan kayu yang dipegangnya, dan bola api itu bersentuhan dengan bara api yang masih menyala.
Buuuugh
Hantaman tersebut membuat Angkasa tercengang, dan Dita hanya menggedekkan kedua pundaknya.
Sosok Banaspati mengubah wujudnya menjadi manusia bertubuh tinggi dengan dibalut api yang berkobar, dan ditangannya terdapat sebuah palu yang juga dipenuhi api berkobar.
Sosok itu menggeram dan menantang keduanya.
Wuuuuusssh
Ia melesat dengan cepat, lalu mengayunkan palu dengan apai yang berkobar kearah Dita yang bersiap dengan kayu ditangannya.
Sosok itu menghantam Dita dengan kekuatan yang penuh dan amarah yang datang dengan begitu kuat.
Dita merundukkan kepalanya, lalu membalas dengan mengayunkan kayu ditangannya dan menghantam betis sang iblis.
"Haaaaaaahhh!" teriak sosok itu dengan geram, lalu ingin kembali menghantam Dita, sang gadis dengan cepat berguling ke sisi kiri, dan palu besi dengan kobaran api itu menghantam tanah hingga membakar dedaunan kering yang berserakan.
Sosok itu kembali menghantam Dita, namun sebuah keris yang dihuni oleh Chakra Mahkota menancap dikening sang Iblis.
Dita tercengang melihat hal tersebut, lalu tampak cahaya keunguan membentuk seperti naga yang membelit tubuh sang Banaspati yang saat ini menggeliat ingin meloloskan dirinya.
Menit berikutnya, sosok Naga Ungu itu yang disinyalir sebagai Chakra Mahkota langit mengangakan mulutnya dan menelan sosok Banaspati dengan sekejap saja.
Cahaya ungu itu memendar hingga jauh. Lalu terlihat oleh sosok mengerikan yang sedang mengejar sang gadis dengan kecepatan yang tak biasa.
Gadis itu berlari menerjang gelapnya pagi, dan kabut embun yang menebal semakin membuat pandangannya terhalang.
Diufuk timur, ia melihat sunrise mulai memperlihatkan pesonanya yang begitu indah. Ia terus berlari, hingga sebuah cengkraman dengan kuku yang meruncing menarik lengannya, dan ia berteriak dengan kencang.
Suaranya menggema dilangit pagi yang mulai tampak meremang.
Cahaya ungu yang memendar menyilaukan mata sosok Berbulu tersebut, dan ia merasa kesakitan, lalu melepaskan buruannya, matanya yang sakit membuat ia melesat pergi dan meninggalkan sang gadis yang mengalami luka pada bagian lengannya akibat dirobek oleh sosok Iblis tersebut.
Ditempat lain, sang Banaspati sudah lenyap dan menghilang, Angkasa yang merupakan pemilik keris Chakra Mahkota Langit menarik kerusnya, dan menyimpannya dengan cepat dibagian pinggangnya yang terhalang oleh kemejanya.
Ia tahu jika sang gadis merasa penasaran dengan benda tersebut, namun suara pekikan dari sang gadis berambut ungu membuatnya harus segera mencari keberadaan mahasiswinya tersebut.
kedua orang tuanya langsung bertemu biar bisa langsung nikah trus tamat, soalnya kak Siti mau fokus ke begu ganjang 😙😙
aduhh knp g di jelasin sih kannksihan dita nya klo kek gtu ya kann
Dia itu klu gak salah yg tinggal di rumah kosong yg dekat dg rumah orang tua nya Satria yaa , kak ❓🤔