NovelToon NovelToon
The Book

The Book

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Iblis / Mata Batin / Kutukan / Hantu
Popularitas:24.1k
Nilai: 5
Nama Author: Dfe

Ziudith Clementine, seorang pelajar di sekolah internasional Lavante Internasional High School yang baru berusia 17 tahun meregang nyawa secara mengenaskan.
Bukan dibunuh, melainkan bunuh diri. Dia ditemukan tak bernyawa di dalam kamar asramanya.
Namun kisah Ziudith tak selesai sampai di sini.

Sebuah buku usang yang tak sengaja ditemukan Megan Alexa, teman satu kamar Ziudith berubah menjadi teror yang mengerikan dan mengungkap kenapa Ziudith memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dfe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pembalasan untuknya

Malam mengendap seperti racun. Hutan pinus di sekitar vila bergoyang tidak wajar, seolah angin datang dari dalam tanah, bukan dari langit. Ada hal yang ganjil di sini, tentang kematian Bruno! Bagaimana bisa teman sekamar Arkana itu menghilang dan ditemukan dua hari kemudian di dalam sumur tua di belakang vila?

Jika ini kejadian bunuh diri, alasan apa yang mendasari lelaki itu untuk mengakhiri hidupnya dengan cara berendam di sumur tua? Bruno bahkan terlihat baik-baik saja sebelum dia dinyatakan menghilang dari rombongan. Lalu, apa ini murni kecelakaan, dia terpeleset jatuh ke dalam sumur dan tidak bisa keluar dari sana? Atau opsi terakhir.. dia sengaja dibunuh untuk menutupi rahasia besar yang belum terungkap?

Arkana duduk di atas ranjang kosong, harusnya ranjang ini ditempati oleh Bruno. Tapi hingga akhir hayatnya, dia hanya masuk ke dalam kamar untuk berganti baju saja. Belum sempat dia merasakan nyamannya tidur di kasur empuk di vila ini. Arkana menatap sweater milik Bruno, barang ini ternyata ketinggalan ketika penjaga vila membantu membereskan barang-barang teman sekamarnya untuk diantar ke rumah bersama jenazah Bruno sore tadi.

Pemuda itu mengambil satu-satunya benda yang Bruno tinggalkan di vila. Tangan Arkana melipat sweater itu berusaha merapikan barang temannya yang sudah tiada, namun tiba-tiba ada benda kecil yang terjatuh dari dalam saku sweater milik Bruno. Benda itu nyaris tak terlihat, tersembunyi, seolah memang tidak ingin ditemukan siapa pun, kecuali seseorang yang cukup nekat untuk menggali kebenaran. Sebuah flashdisk!

"Apa ini?" Batin Arkana menatap tajam ke arah flashdisk yang baru saja dia temukan.

"Maaf Bruno, aku hanya ingin tahu apa isinya. Setelah itu, aku akan kembalikan lagi ke tempat semula. Kau tidak marah kan?" Tanya Arkana sambil melihat benda yang dia temukan.

Arkana menyambungkan flashdisk itu ke laptop miliknya. Ada tiga file, Sebuah rekaman suara, folder berjudul 'Ziudith', dan satu dokumen berjudul.... 'jika aku mati, kalian harus tahu'.

"Astaga! Apa ini? Kenapa Bruno bisa menyimpan semua ini??" Tatapan tak percaya justru meningkatkan rasa penasaran Arkana untuk mengulik lebih jauh apa yang ada di dalam setiap folder di flashdisk yang dia temukan.

Arkana memutuskan memutar rekaman suara lebih dulu.

'Tolong aku... Aku sudah bilang ke teacher, tapi mereka bilang aku suka cari perhatian... Mereka tidak mau dengar. Megan... Dia melihat semuanya, tapi kenapa dia memilih diam? Apa memang semua orang menganggap ku tidak pernah ada?'

Satu rekaman telah diputar. Arkana membeku di tempat. Dia pikir flashdisk ini hanya kumpulan foto-foto Bruno, ternyata ini lebih menyeramkan dari yang pemuda itu bayangkan.

Satu rekaman suara lagi. Jari Arkana menggeser tanda play untuk memutar rekaman suara tersebut.

'Jangan mendekat! JANGAN! SAMUEL! Lepaaaas!!! Sakiiiiit... Apa yang akan kau lakukan Sam??? Aku sudah menuruti semua maumu, jangan lakukan ini Sam.. Aku mohon... Aaaarrgggghhh—'

Suara itu meledak dalam keheningan, seperti tulang patah di ruang kosong. Keringat dingin mulai muncul di wajah serta tangan Arkana. Dia membayangkan bagaimana tersiksanya Ziudith kala itu. Bagaimana mungkin sang ketua OSIS bisa setega itu pada murid yatim piatu seperti Ziudith? Apa kesalahan Ziudith sampai mendapat perlakuan mengerikan seperti itu??

Arkana memejamkan mata, menarik nafas dalam-dalam lalu melanjutkan rasa penasarannya dengan membuka folder 'Ziudith' yang menampilkan beberapa foto. Salah satunya, foto Ziudith duduk memeluk lutut di dalam perpustakaan sekolah, wajahnya lebam. Gadis itu mengambil foto selfie seperti sedang ingin memberikan bukti jika dia diperlakukan secara tidak manusiawi. Tapi yang lebih menghantam dada Arkana, dia bisa melihat bayangan Samuel berdiri mengintai di antara deretan rak buku besar yang berjejer rapi di perpustakaan.

Sementara itu, di kamar Megan.

The Book membuka halamannya sendiri di atas meja. Jantung Megan seperti akan melompat dari tempatnya, semua orang pasti tidak akan percaya dengan apa yang terjadi di depan matanya jika tidak menyaksikan sendiri.

Dengan takut-takut, Megan mendekati meja itu, menatap ke arah halaman buku yang terbuka.

'Mereka yang menertawakan luka, akan dijemput oleh luka itu sendiri.'

Kalimat itu muncul dengan tinta merah darah. Di bawahnya, ada keanehan yang sebelumnya tidak pernah terjadi selama Megan menemukan buku mengerikan itu! The book menuliskan nama-nama targetnya dengan sangat jelas! Bukan lagi bercerita tentang penderitaan Ziudith, namun memberitahu jika akan ada enam nyawa yang akan dipanggil pulang menemui sang Pencipta untuk mempertanggungjawabkan perbuatan mereka selama ada di dunia!

Andra

Renata

Gladys

Jonas

Titania

Selena

Sebagian dari mereka adalah siswa kelas Swiss, tapi ada juga nama nama yang tidak Megan ketahui siapa. Namun yang pasti, Megan mengetahui jika mereka termasuk bagian dari geng perundung di Lavente. Dan... semua nama itu sekarang sedang berada di vila yang sama! Bersama Megan, bersama buku itu!

_________________

Teriakan memilukan terdengar pukul 01.04 dini hari.

Megan berlari keluar kamar bersama teman-temannya yang lain, mereka semua ingin tahu apa yang terjadi. Arkana turut datang dengan wajah pucat seperti habis melihat kejadian besar yang mengerikan sambil membawakan laptop di tangannya.

Arah suara jeritan tadi berasal dari belakang vila, terdapat gudang tua yang sudah ditutup, Jonas ada di sana. Sayangnya dia ditemukan tak lagi bernyawa! Kondisinya sangat memprihatikan, mulutnya disumpal dengan kain, matanya membelalak ke langit. Di lehernya, luka memanjang seperti dicakar makhluk yang tak mereka kenal.

Andra ditemukan tak jauh dari tempat Jonas berada. Tubuhnya bermandikan darah segar. Linggis panjang besar menghujam dari mulut menuju ke bawah. Sungguh mengerikan! Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana mungkin hal ini terjadi di tengah suka cita semua orang dalam acara rekreasi seperti ini?? Megan nyaris muntah, dia kehilangan keseimbangan, untung saja ada Arkana yang langsung menangkapnya.

Masih ada empat nama siswa yang belum diketahui keberadaannya. Megan lunglai. Dia tidak tahu harus berbuat apa, semua yang ada di depan matanya terasa mengerikan. Ini bukan rekreasi, tapi pesta berdarah yang dipenuhi misteri!

Lalu dari banyaknya orang yang ada di sana, tidak nampak sang ketua OSIS. Di mana Samuel berada? Apa dia juga ikut menghilang? Berbagai pertanyaan berseliweran di benak Megan, rasanya dia tidak lagi bisa berpikir waras kalau seperti ini.

 

Pagi menjelang. Mendung kelabu seperti mengisyaratkan jika semua orang berduka atas kejadian tadi malam, di tambah berita kematian empat teman mereka yang lain akibat kecelakaan. Ya, Renata, Gladys, Titania, dan Selena dikabarkan meninggal karena kecelakaan mobil.

Sebelumnya keempat siswi Lavente itu menyewa mobil dari warga yang tinggal jauh dari vila tempat mereka menginap, mereka berempat rela berjalan kaki jauh demi bisa jalan-jalan mengunakan mobil yang mereka sewa. Tapi sungguh naas, ketika baru melajukan mobil beberapa meter di tanjakan, truk trailer mengangkut kayu kehilangan kendali. Rantai pengikat kayu terlepas, dan puluhan kayu gelondongan berukuran besar menggelinding mulus ke belakang. Melindas apa saja yang menghalangi jalan kayu-kayu besar itu menuju dataran, termasuk di sana adalah mobil yang ditumpangi keempat siswi Lavente!

Enam nama, enam kematian, semua sesuai seperti yang The Book tuliskan.

Di tengah kekacauan yang terjadi, Arkana menunjukkan hasil temuannya dari flashdisk yang dia lihat semalam pada Megan.

"Bruno menyimpan ini, Megan. Entahlah... Aku berpikir mungkin seharusnya dia memberikan benda ini padamu. Tapi... dia keburu pergi." Terang Arkana menyerahkan laptopnya yang sudah terpasang flashdisk.

Megan menggigit bibirnya. "Ini apa, Ar?"

Megan menatap layar laptop. Rekaman suara Ziudith diputar ulang.

'Megan lihat... tapi dia takut…--'

Suara Ziudith kembali terdengar.

Air mata Megan jatuh diam-diam. Ia tahu betul hari itu. Hari saat Ziudith bercerita dengan mata basah. Hari saat Megan membuang muka, karena takut. Bukan takut dijauhi atau dikucilkan orang lain karena membela Ziudith, tapi lebih seperti perasaan takut mencampuri urusan orang lain! Samuel sering bilang padanya untuk fokus belajar dan jangan pedulikan apapun juga di Lavente! Rasa ingin tahu yang besar biasanya akan menjadi masalah untuk diri sendiri di kemudian hari! Itu yang Samuel katakan, dan Megan percaya akan hal itu.

“Ziudith Astaga... aku—aku minta maaf…” bisiknya. Megan seperti mendapat tamparan keras ketika melihat semua isi dari flashdisk yang Arkana temukan.

 

Malam kembali datang.

Megan dan Arkana duduk di aula yang mulai kosong. Guru memaksa semua siswa untuk tetap di kamar. Tidak ada yang boleh keluar dari vila dengan alasan apapun! Sesekali terdengar helaan nafas dari Megan, dia merasa ikut andil dalam tragedi meninggalnya Ziudith akibat bunuh diri. Dia terlalu abai dan tutup mata pad apapun di sekitarnya. Bahkan penderitaan teman sekamarnya sendiri pun luput dari pantauannya.

Sedang dalam keadaan tegang, Samuel muncul dari balik pintu aula. Wajahnya pucat. Matanya... kosong. Megan menatap kedatangan Samuel dengan perasaan hancur. Yang dia percayai selama ini tak lebih dari seorang monster! Pantas saja sejak awal Samuel melarang keras untuk Megan percaya pada buku yang dia temukan di kamar Ziudith, ternyata buku itu juga termasuk kunci dari semua rahasia yang selama ini Samuel sembunyikan dari Megan dan orang-orang.

Samuel menatap laptop yang ada di meja, dia bisa mendengar dengan jelas namanya disebut oleh gadis yang telah tiada, Ziudith!

'Jangan mendekat Sam! Aku mohon, jangan sakiti aku... JANGAN! SAMUEL! Lepas—,' Rekaman suara itu dihentikan oleh Megan. Dia tidak kuat mendengar teriakan Ziudith, tangisan memohon gadis itu terdengar menyayat hati.

"Apa lagi yang ingin kau sangkal sekarang, Sam? Kau benar-benar menjijikan! Kau bertingkah seolah-olah tidak tahu apa-apa padahal kau sendiri lah pelaku utamanya! Sam, kau manfaatkan gadis lemah itu untuk menyalurkan nafsu mu, apa kau pantas disebut manusia dengan tingkah mu yang seperti itu??" Amarah Megan terasa meremas jantung Samuel.

Samuel menarik napas. Megan menatapnya penuh amarah, penuh kekecewaan, semua rasa yang dia miliki untuk Samuel hilang pergi menguap entah kenapa.

“Kau bukan siapa-siapa ku lagi. Kau adalah seseorang yang tak layak diingat, bahkan di dalam mimpi sekalipun! Semoga principal bisa memberi keadilan yang layak untuk Megan dan juga untuk dirimu, sang ketua OSIS yang selalu dibanggakan semua orang!!"

Megan membalik badan. Meninggalkan Samuel sendiri. Arkana menutup laptop. Tidak berkata apa-apa. Tapi sorot matanya menusuk lebih dalam dari kata-kata mana pun.

Malam itu, Samuel pergi diam-diam dari vila. Perasaan runtuh dan hancur ada dalam dirinya. Semua ini terjadi karena alkohol yang dia konsumsi sebelum bertemu gadis berkacamata itu. Berpacaran dengan Megan tak pernah membuatnya benar-benar puas. Padahal jika Samuel mau, dia bisa mendapatkan gadis manapun di sekolah itu hanya untuk bersenang-senang. Tapi, hatinya terlanjur terpatri pada satu gadis, Megan Alexa lah orangnya.

Namun setelah meminum alkohol diam-diam di rooftop sekolah, Samuel sedikit banyak terpengaruh juga. Dengan kondisinya yang mabuk, dia menemukan Ziudith berjalan menuju asrama putri. Kesempatan itu tak disia-siakan Samuel, Samuel pikir dengan mengeluarkan iblis dalam dirinya bersama gadis yang sering mendapatkan perundungan itu tak akan membuatnya mengalami kesulitan. Lagipula siapa yang akan percaya dengan cerita Ziudith, kalaupun dia mengadu pada principal, paling-paling juga Ziudith yang dianggap tukang cari perhatian.

Dan semuanya terjadi, ada sedikit rasa penyesalan dalam diri Samuel ketika mengetahui jika Ziudith masih suci. Dia pikir, nilai-nilai pelajaran Ziudith yang selalu setara dengannya adalah hasil Ziudith menjual tubuh pada para teacher. Nyatanya semua itu salah besar! Mau bagaimana lagi, semua itu sudah terjadi. Bahkan karena sudah terlanjur melecehkan Ziudith, Samuel mengulangi terus dan terus aksi bejatnya itu hingga Ziudith terkapar tak sadarkan diri di rooftop asrama putri.

Kembali ke masa sekarang, Samuel berjalan ke arah hutan, langkahnya gontai. Ia tak tahu ke mana kakinya membawanya. Samuel seperti kehilangan tujuan hidupnya. Setiap bayangan pohon seperti lidah penghakiman. Setiap desir angin seperti suara Ziudith yang memanggil.

'Kenapa kau lakukan ini padaku, Sam? Apa salahku?'

'Jika ada kehidupan kedua, aku tidak akan pernah mau masuk ke neraka ini. Kalian jahat, kalian semua jahat padaku...'

Suara Ziudith terus terngiang di telinga, tangis Samuel pecah. Dia berlari sekencang yang dia bisa. Lalu kakinya berpijak pada ujung jalan sepi namun ada cahaya lampu redup di sana. Sial bagi Samuel, dia ditemukan oleh sekelompok pria mabuk yang sedang berpesta alkohol. Mereka tertawa, botol-botol kosong berserakan di mana-mana.

Samuel mundur, ingin berputar arah tapi terlalu lambat!

"Hei, lihatlah... apa ini salah satu bocah sekolah kaya yang menginap di vila mewah di sana?" tanya salah satu orang di sana.

"Hahahaha, iya! Sepertinya iya! Aku melihatnya bersembunyi di belakang vila setelah menjatuhkan temannya sendiri ke dalam sumur tua di sana. Aku kesal sekali, padahal aku hanya ingin menyapanya tapi dia malah menghajarku! Jika aku laporkan perbuatan mu, kira-kira hadiah apa yang akan aku dapatkan?"

Satu orang lain memastikan jika yang dia lihat benar-benar Samuel. Lelaki yang mencelakakan Bruno agar Bruno tutup mulut, tidak membeberkan kebenaran tentang dirinya yang melecehkan Ziudith. Sayangnya, meski sudah membuat saksi kunci lenyap untuk selamanya, Megan masih bisa mengetahui rahasia besarnya. Benar-benar sial kan?

"Kalian mau apa? Uang? Aku akan memberikan semua yang aku punya pada kalian, tapi tolong biarkan aku pergi..." Mohon Samuel memandang enam orang yang kini mendekatinya.

Minuman, amarah, dan kebencian menyatu. Samuel ditarik, dijatuhkan. Bajunya dikoyak. Jeritannya tenggelam dalam gelak tawa yang memuakkan. Meski memohon sekuat apapun, mereka tidak tidak membiarkan Samuel pergi. Dia tidak pernah tahu ada rasa ngeri dan ketakutan seperti itu, hingga malam ini tiba.

Ya, Samuel mendapatkan pelecehan secara brutal oleh orang-orang mabuk tadi. Selesai dengan Samuel, mereka meninggalkan tubuh Samuel begitu saja. Dia ditinggalkan di tanah, kotor, hancur, dan gemetar, Samuel baru menyadari... inilah rasa takut yang dulu ia tanamkan pada Ziudith. Ini lah karma yang sepadan untuknya! Dilecehkan seperti bukan manusia saja.

Samuel berdiri. Tanpa pakaian. Tanpa harga diri. Hanya tubuh yang sudah bukan miliknya lagi. Sorot matanya mengisyaratkan kekosongan. Dia berjalan gontai. Dia tidak peduli dengan apapun. Lalu sebuah suara berbisik datang tiba-tiba, tidak keras, tidak menyeramkan, terdengar lembut di telinganya.

"Ayo pulang, Sam…"

Dia menoleh. Di tengah jalan yang disinari remang lampu, berdiri sosok gadis muda, seragam sekolahnya compang-camping. Mata sembab. Senyumnya tipis.

"Ziudith... Maafkan aku..."

Samuel melangkah maju. Cahaya mobil datang dari jauh, kencang. Ia tidak berhenti. Dalam pikirannya, tangan Ziudith terulur padanya. Dan ketika mobil itu menghantamnya, tubuh Samuel terpelanting seperti boneka kain, hancur seketika.

"Iya ini aku. Mari ke neraka sama-sama."

Ziudith tersenyum sendu menatap tubuh Samuel bersimbah darah. Samuel masih bisa menatap Ziudith dari dekat, sangat dekat.

"Ma-----aaaaf....."

Suara terakhir dari sang ketua OSIS Lavente yang parau, penuh darah, hanya bisa mengucapkan satu kata sebelum keheningan benar-benar menelannya.

1
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
biarkan sja mereka mati megann siapa suruh gak percaya🙄🙄
🟢🌻ֆɦǟզʊɛɛռǟ ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ🌻
dihhh jaga tuh mulut mu iti kl kamu tuh udah jadi target dr the book gak bakal.selamt lagi aliass koitt🤣🤣🤣
🍊 NUuyz Leonal
please lah Thor aku ko ya yg cape gini berasa aku yng di kejar kejar sama hantu nya
🍊 NUuyz Leonal
asli padahal aku takut tapi masih nekat aja baca😫😫😫
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
ish kalo Megan mati, selese donk ceritanya..
Kan Megan pemeran utamanya
ㅤㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ ㅤ ㅤㅤㅤㅤㅤ𒈒⃟ʟʙᴄ
itu si ziu kok minta di bunuh sekali lagi yaa😤😤iblis mana sih menyerupai ziu sampai segitunya sama megan🤦‍♀️🤦‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
Huewir Ruek 𝐙⃝🦜
ihhhh ksian Ziudith
tadinya kami menyanjung dan mengasihaninya Krn nasib tragis yg menimpanya
tapi sekarang kami membencinya karena dendam yg membabi-buta
dikira jadi saksi kejahatan itu mudah apa?
dipikir kalo kita mengadukan ke pihak berwajib juga akan bisa 'menolong' sang korban sebagaimana mestinya?
disangka kalo kita jadi saksi gak akan kena beban moral dari sonosini?
huhhhh dasar iblissss, emang udh tabiatnya berbuat sesaddddd lagi menyesadkannn😤😤😤
𝐙⃝🦜尺o
apa ziu perlu mati lagi biar lenyap?
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
thorrr oeiiii.. kok habis.. ga bisa skrol lagi ini😤😤😤😤
𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄𝐌𝐄𝐍𝐘𝐄 😏
untung ga ketemu ladhu... bisa berabe negonya🤣
Rita Ariani
kasian megan
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
itu mah bukan ziu tapi iblis yang menyerupai ziu😒😒yuk megan kamu bisa melawan rasa takut dalam dirimu 🙈🙈🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️🚶🏿‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
sepertinya sia² Meg..
karna kmn pun kamu pergi, dia selalu mengikutimu
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
lagu siapa nih?
bae² kena royalti ntar🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
𝑨𝒌𝒖 𝑴𝒂𝒚𝒂🎐ᵇᵃˢᵉ
Megan akan menjadi sasaran terakhir ziudith kah??
Megan tidak pernah jahat kepada ziudith,tapi kenapa Megan selalu di buru oleh Ziudith???!
𝐙⃝🦜尺o
deritamu dan nasib burukmu gak harus menyeret orang lain yang gak berhubungan denganmu ziu, meski Megan cuek tapi dia gak jahat sama kamu
💖⃟🌹Ʃеᷟʀͥᴎᷤᴀᷤ🌹💖👥
Ya ampun,Ziudith ini ngeselin amat sih. Situ yg dibully koq minta balas dendam kesemua orang. Aneh lho..
Apakah Megan bakal kecelakaan,smoga enggak ah.. Jangan sampe
maya ummu ihsan
aku harap kalian tidak kalah dari iblis yg menyerupai ziudith
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
benar² bisa gila klo setiap hari selalu dihantui kek gitu🤦🏻‍♀️
𝐇𝐁𝐃 𝐄𝐑𝐋🎉🎊
knp seperti buah simalakama?
mau diem, diteror terus.. mau nolong, ehh malah lebih horor lagi juga🤦🏻‍♀️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!