Kau adalah wanita simpananku, selamanya akan tetap seperti itu. Jangan harap ada cinta di antara kita, atau hubungan kita berakhir detik ini juga! Alfredo Hanscout Smith
Aku mencintaimu, Alfred. Tak bisakah kau membuka hatimu sedikit untukku? Davina Oliver
Mampukah Davina menaklukkan sosok Alfred yang begitu dingin dan alergi dengan seorang wanita? Ataukah cintanya akan kandas dan memilih pergi untuk merahasiakan suatu hal dari Alfred.
Yang penasaran dengan ceritanya langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berusaha Membujuk
"Tidak! Aku tidak akan memberitahu Bryan tentang siapa Ayah kandungnya. Aku takut jika kelak dia akan memisahkan ku dengan Bryan. Sudah cukup penderitaan yang ku alami selama ini. Aku tidak ingin menaruh harapan pada Bryan yang besar kemungkinan Alfred tidak akan menerima kehadirannya. Dan memang sejak awal dia sama sekali tak menginginkan kehadiran Bryan di dunia ini. Dia tak menginginkan anak yang lahir dari rahimku."
"Aku juga tak ingin mengganggu kehidupannya saat ini. Mungkin saja dia sudah bahagia dengan keluarga barunya, dia pasti telah memiliki anak dari Asmirandah.," lanjut Davina dengan rasa sesak yang menjalar di hatinya.
"Lalu sampai kapan kau akan menyembunyikan hal ini dari Bryan. Cepat atau lambat Bryan pasti mengetahuinya. Kau harus berani mengatakan kebenarannya, Davina. Bryan berhak mengetahui bahwa Ayah kandungnya masih hidup," balas Rifki.
Bergulirnya waktu diam-diam Rifki mengagumi sosok Davina. Sosok wanita yang bekerja keras demi anak semata wayangnya itu. Hal itulah membuat Rifki menaruh hati pada Davina.
Entah mulai kapan dia memiliki perasaan lebih pada wanita cantik itu. Namun, Rifki tahu betul bagaimana hati Davina yang masih terpaut pada lelaki yang berstatus sebagai Ayah kandung Bryan. Wanita itu sama sekali tak bisa membuka hati untuk lelaki lain karena hatinya sudah terkunci rapat oleh Alfred yang namanya telah terukir di dalam sana. Sosok lelaki yang akan selalu membayangi hidup Davina.
"Entahlah, aku tidak tahu. Aku hanya ingin Bryan bisa mengerti maksudku menyembunyikan perihal siapa Daddy nya," ucap Davina penuh harap.
🌷🌷🌷
"Alfred! Oma mohon berhentilah, Nak. Jangan kau rusak dirimu seperti ini." Oma Andini mengambil botol minuman yang ada di tangan besar Alfred. Kemudian di buangnya botol minuman itu ke dalam keranjang sampah yang ada di ruangan itu.
"Berikan padaku Oma, aku masih ingin minum!" bentak Alfred yang sudah setengah mabuk.
"Sadarlah Alfred! Mau sampai kapan kau begini terus? Oma sudah lelah Nak, 10 tahun sudah kau melewati hari-harimu seperti ini. Kau tetap tak bisa menemukan wanita itu! Lebih baik kau menyerah saja dan memulai hidup yang baru."
"Kau jangan bodoh Alfred yang terus menerus terpaut pada satu wanita saja. Masih banyak wanita di luaran sana yang mengantri menginginkan posisi Davina menjadi istrimu. Oma sangat yakin, wanita itu juga telah berbahagia dengan hidupnya. Tidak mungkin dia bisa membesarkan anak seorang diri. Pasti dia telah menikah dengan lelaki lain, Alfred!" lanjut Oma Andini tegas berharap sang cucu mengikuti kemauannya.
Tak henti-hentinya Oma Andini terus membujuk Alfred. Sosok Asmirandah yang dulu di jodohkan dengan Alfred pun ternyata memang benar sering menjajakan tubuhnya pada orang yang memiliki kepentingan di dunia hiburan. Tentu saja hal itu membuat Oma Andini kehilangan muka. Sungguh wanita paruh baya itu terkejut, tak menyangka jika Asmirandah seburuk itu.
Apa yang di katakan Alfred memang benar adanya. Hal itu terbukti dengan tersebarnya berita Asmirandah merupakan wanita simpanan seorang produser yang di labrak oleh istri sah nya. Kini pupus sudah keinginan Oma Andini untuk menjadikan Asmirandah sebagai cucu menantunya. Dan terbongkarnya topeng Asmirandah juga ada andil dari Alfred. Rupanya ucapan Alfred bukan hanya isapan jempol. Lelaki itu benar-benar menghancurkan hidup Asmirandah hingga wanita itu tak berani menampakkan wajahnya di hadapan semua orang, terutama Alfred.
Bergulirnya waktu sejak kepergian Davina dari sisi Alfred. Lelaki itu tak pernah membawa seorang wanita untuk di jadikan istrinya. Tekadnya sudah bulat, dengan tegas dia mengatakan bila hanya akan menikahi Davina seorang. Tak ada wanita lain yang bisa menggantikan posisi Davina di dalam hatinya.
"Oma, tolong berhenti mengurusi hidupku. Jangan mempengaruhi dengan ucapan yang dapat membuatku marah. Secepatnya aku akan menemukan Davina dan segera menikahinya."
"Jadi, tolong Oma jangan berpikiran kalau dia menikahi lelaki lain. Aku tahu bagaimana perasaannya padaku. Dia milikku dan selamanya akan tetap jadi milikku seorang! Aku yakin suatu saat kami akan kembali bersatu," lanjut Alfred penuh percaya diri.
Oma Andini menghela nafas beratnya ketika mendengar ucapan tegas dari Alfred. Tampaknya keteguhan hati Alfred tak dapat di hancurkan. Lelaki itu tetap kekeh pada pendiriannya, ingin menemukan Davina dan anak yang kemungkinan di kandung oleh wanita itu.
"Oma hanya berbicara kemungkinan yang terjadi. Dan kau harus siap dengan fakta yang ada bila nanti kau menemukan Davina sudah bahagia bersama lelaki lain," balas Oma Andini sembari mengepalkan kedua tangannya. Sungguh dia begitu geram pada cucunya itu yang sama sekali tak bisa di atur.
Sementara lelaki itu tahu jika kemungkinan Davina bersama lelaki lain itu tetap ada. Namun jauh di dalam lubuk hatinya, dia yakin bahwa Davina masih mencintainya sama halnya dengan Alfred mencintai wanita itu.
"Aku yakin Davina masih sendiri, Oma. Dia pasti masih mencintaiku," balas Alfred penuh keyakinan.
Dengan perasaan kesal Oma Andini pun berjalan keluar meninggalkan Alfred seorang diri. Ya, hari ini Oma Andini sedang berkunjung ke mansion milik Alfred. Yang dia ketahui dari Damar bahwa keadaan Alfred makin hari semakin memburuk. Lelaki itu melampiaskan kekesalannya pada sebuah botol minuman, berharap dia bisa melupakan segala masalahnya.
Namun, semua tidak sesuai dengan ekspetasinya. Yang ada lelaki itu terus mengingat wanita yang pernah mengisi hidupnya. Kini Alfred benar-benar kehilangan sosok Davina, wanita yang sangat mencintainya. Tanpa sadar Alfred pun memiliki perasaan yang sama pada wanita itu. Tapi rasa ego dan juga gengsinya, membuat lelaki itu terus menepis perasaannya.
Kedua netra Alfred menatap lurus ke sebuah pigura yang ada di atas meja kerjanya. Dimana di dalam sana terdapat foto Davina yang tersenyum manis. Terlihat jelas tatapan Alfred yang begitu sendu menyiratkan sebuah kerinduan mendalam di relung hatinya. Sebuah foto yang mampu mengobati rasa rindunya pada wanita yang di cintainya. Hanya foto itulah yang merupakan satu-satunya pelipur lara yang dapat dia lakukan bila merindukan wanita pujaannya.
Hingga detik ini lelaki itu tak bisa menemukan keberadaan Davina. Seolah wanita itu hilang di telan bumi. Entah kemana perginya wanita itu.
Setelah kepergian Oma Andini, tak lama datanglah Damar berjalan masuk ke dalam ruangan Tuannya. Tampak lelaki itu berjalan tergesa menghampiri Alfred.
"Tuan, berhentilah! Anda sudah terlalu banyak minum," tegur Damar sembari mengambil botol minuman yang ada di atas meja kerja Alfred.
Damar mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Tampak beberapa botol minuman tercecer di atas lantai, semua terlihat kosong dan Damar yakin bahwa itu semua ulah Tuan nya. Secepat kilat Damar menjauhkan botol yang ada di atas meja kerja Alfred agar lelaki itu tak meminumnya lagi.
"Tuan, besok anda akan pergi ke kota xxx. Anda tidak boleh terlalu mabuk."
.
.
.
🌷Bersambung🌷
masa dinsuruh pakai baju keramat mau tempur
Heh kamfreeet kamu bener bener yah DAM STUPID BIN IDIOT yg bikin Davina kabur tuh siapa bukanya intropeksi diri malah balagak jadi korban dasar manusia songong,,ajirrrroooo deh lo