Hanya Ibu Dari Anakmu

Hanya Ibu Dari Anakmu

Menawarkan diri

Tirta memegang dadanya yang terasa sakit, dia tidak menyangka jika rencananya untuk menjodohkan putrinya dengan keluarga konglomerat telah ditolak oleh putra pewaris keluarga itu.

Padahal itu adalah satu-satunya cara agar Tirta terbebas dari tuntutan penjara karena perusahaannya yang gulung tikar. Dia harus membayar gaji ribuan karyawan yang masih menjadi hutang.

Semua asetnya telah ia jual, tak ada lagi barang berharga yang ia punya untuk membayar hutang yang menggunung itu. Dia hanya punya waktu dua minggu untuk melunasi semuanya atau penjara menjadi tempatnya.

Beberapa hari yang lalu, Tirta seperti mendapat angin segar. Salah satu kolega bisnisnya memberikan tawaran padanya, semua hutang perusahaan milik Tirta akan dilunasi dengan syarat, Tirta mau menikahkan putrinya dengan putra keluarga kolega bisnisnya itu.

Tapi siapa sangka, angin segar itu justru berubah menjadi udara yang mendekat leher Tirta. Putra dari kolega bisnisnya itu ternyata menolak mentah-mentah perjodohan itu.

"Akkhh" Tirta semakin merasa kesakitan.

"Papa, kita ke rumah sakit saja Pa! Kata dokter Papa harus segera dioperasi!" Bujuk wanita cantik berusia dua puluh lima tahun itu sejak tadi.

"Papa tidak mau ke rumah sakit. Masih banyak hal yang harus Papa selesaikan!" Tolak Tirta meski dia beberapa kali meringis menahan sakit.

"Papa mau apa lagi? Lupakan soal pekerjaan Papa dulu, sekarang kesehatan Papa lebih penting! Aku cuma punya Papa di dunia ini, jadi tolong Pa, ayo ke rumah sakit!"

"Kalau Papa tidak menyelesaikan pekerjaan Papa dan secepatnya mencari bantuan, gimana nasib Papa? Gimana Papa membayar semua hutang-hutang Papa?"

Wanita yang dipanggil Safa itu terdiam. Dia tak bisa berbuat banyak karena dia tidak tau apa-apa soal perusahaan. Selama ini dia belum terjun langsung ke perusahaan karena dia masih ingin melanjutkan kuliahnya.

Tapi belum sempat dia membantu Papanya, perushaan milik Papanya itu sudah terlanjur bangkrut.

"Apa tidak ada cara lain Pa?" Safa menatap pria paruh baya dihadapannya dengan sendu. Hanya pria itu yang ia punya di dunia ini. Pria yang telah mengambil Safa dari panti asuhan kemudian mengasuhnya bersama sang istri yang kini telah meninggal dunia.

"Harapan Papa hanya keluarga Om Indra. Tapi ternyata putranya tidak mau menikahi kamu. Pastinya Om Indra tidak mau membantu kita karena rencana kami berdua gagal untuk menikahkan kamu dengan putranya"

Mengingat hutang Papanya yang begitu banyak, tentu saja tidak akan mudah mencari pinjaman. Di samping itu, mana ada orang yang mau memberikan pinjaman sebanyak itu tanpa adanya jaminan. Seluruh aset Papanya yang bisa digunakan saja sudah tidak ada. Hanya rumah yang mereka tinggali saat ini yang tersisa.

"Kalau Safa bisa menikah sama putra Om Indra, Papa mau operasi kan Pa?"

"Mustahil Safa, kamu tau kan sifat putra Om Indra itu. Dia terkenal dingin dan tak tersentuh!"

"Kita tidak akan tau hasilnya kalau belum mencobanya Pa. Safa akan menemuinya sendiri!"

Tadi malam saat Safa dan Papanya datang ke restoran untuk membicarakan tentang perjodohan itu, hanya Indra Kusuma Jati dan istrinya saja yang datang. Jadi penolakan itu tidak disampaikan secara langsung.

Namun Safa sempat bertemu beberapa kali saat Safa menemani Papanya ke acara-acara besar. Safa juga sering melihat pria itu wara-wiri di majalah bisnis dan di media sosial. Jadi sedikit banyak, Safa tau tentang putra keluarga itu.

Kaki jenjang Safa sudah berdiri di depan salah satu perusahaan raksasa di Indonesia. Dia menatap gedung tinggi dihadapannya itu. Dia datang kesana tentu saja untuk menemui pemiliknya yang saat ini berada di dalam sana.

Safa berjalan dengan percaya diri meski sebagian orang pasti sudah tau siapa dia dan apa masalah yang sedang dia dan Papanya hadapi.

Tapi dia tidak peduli, dia terus berjalan masuk menuju resepsionis untuk mengetahui dimana ruangan pria itu berada.

"Mau apa kau datang ke sini? Apa kurang jelas semalam?" Pria yang duduk di kursi kebesarannya itu hanya melirik Safa sekilas kemudian kembali fokus pada dokumen di hadapannya.

Setelah sempat mendapat kesulitan untuk masuk bertemu dengn CEO perusahaan itu, akhirnya Safa bisa berdiri di hadapan pria dengan nama Lingga Kusuma Jati yang tertera pada papan nama di atas meja.

"Maaf aku mengganggu waktu mu" Safa sempat merasa merinding melihat sikap Lingga kepadanya, meski bukan pertama kali berhadapan, namun rasanya tetap menakutkan apalagi hanya ada mereka berdua di ruangan itu.

Memang benar, aura dingin dan tak tersentuh begitu terasa saat dihadapannya secara langsung seperti saat ini.

"Saya tidak punya banyak waktu!" Lingga terlihat tak ingin Safa berada di ruangannya lebih lama lagi.

Lingga begitu terus terang dan blak-blakan. Tak ada basa basi sedikitpun, meski sekedar meminta Safa untuk duduk lebih dulu. Dia malah membiarkan Safa berdiri di depan mejanya.

"Ayo kita menikah. Aku akan melahirkan anak untukmu, asal kamu mau menolong Papaku!"

Secara gamblang Safa mengutarakan niatnya. Tanpa basa-basi lagi seperti yang Lingga inginkan.

Dia sendiri tak menyangka jika punya keberanian seperti itu. Mengajak Lingga menikah padahal jelas-jelas pria itu sudah menolak untuk menikah dengannya.

"Kau yakin mau menikah dengan ku?" Lingga akhirnya mengangkat kepalanya, menatap Safa dengan sorot matanya yang dingin.

"Aku yakin! Aku bersih, dan aku cantik. Aku jamin aku tidak akan merusak garis keturunan mu!" Jawab Safa dengan tegas tanpa keraguan bahkan terkesan percaya diri. Tapi memang begitu kan cara merayu?

"Aku tau orang tuamu mendesak mu untuk menikah karena menginginkan keturunan darimu. Jadi, ayo menikah. Aku akan melahirkan anak untukmu, berapapun kamu mau. Asal bantu Papa ku untuk melunasi hutangnya" Lanjut Safa.

Tadi malam Safa mendengar sendiri Nyonya Besar dari keluarga Kusuma Jati sangat mendambakan seorang cucu sebagai penerus keluarga mereka karena Lingga adalah anak laki-laki satu-satunya sementara adik Lingga perempuan.

"Kau begitu berani ternyata" Lingga terlihat menyeringai di wajah tampannya.

"Tapi apa kau tau, apa syarat jika ingin menikah dengan ku?" Pria berlawanan tinggi dan gagah itu tampak meletakkan bolpoin yang sejak tadi ia pegang.

Dia sedikit memundurkan tubuhnya untuk bersandar, hingga otot-otot lengannya terlihat jelas karena kemeja putihnya yang ketat dan digulung hingga siku.

"Apapun syaratnya akan aku terima!" Safa tak peduli lagi, apapun syarat yang Lingga berikan pasti akan dia lakukan.

"Baiklah kita akan menikah!"

Safa menatap Lingga dengan lekat karena merasa dia salah dengar dengan ucapan Lingga. Dia tidak menyangka jika Lingga akan menyetujuinya begitu saja.

"Kau lahirkan anakku, dan jadi Ibu dari anakku. Aku akan melunasi semua hutang Ayahmu, tapi jangan menuntut apapun karena kau sendiri yang datang dan menawarkan diri. Ingat, jangan menuntut apapun dariku termasuk CINTA!!"

*

*

Terpopuler

Comments

Ida Sriwidodo

Ida Sriwidodo

Hadiiirr kk..
Baru bab 1 ajaa dah seruu.. ngga sabaarr nunggu bab si Lingga2 bucin paraahh ke Safa 😂😂😅😅

2025-06-02

1

Jumi🍉

Jumi🍉

Penting berani aja dulu ya kan Safa urusan cinta bisa diurus belakangan entar juga bucin...🤣

2025-06-02

1

MommyRea

MommyRea

hadir Thor.,. selamat karya baru lagi ya.... wanita tangguh dan happy ending ya Thor..🥰☺️😀

2025-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Menawarkan diri
2 Hanya status
3 Malam pertama
4 Bagaikan sampah
5 Tidak ada perjanjian
6 Permintaan Indra
7 Gejala kehamilan
8 Tentang Asyifa
9 Dokter Juna
10 Bertemu Juna
11 Rencana Safa
12 Ngidam
13 Meminta tolong
14 Melahirkan
15 Baby Ken
16 Hadiah untuk Safa
17 Kamu mencintainya kan?
18 Lepaskan dia!
19 Aku tak segila itu!
20 Khawatir
21 Lingga sakit
22 Nasehat Bi Sri
23 Kangen Papa
24 Dia berhak bahagia!
25 Aneh
26 Cincin di jari manis
27 Aku yang harusnya minta maaf!
28 Banyak bicara
29 Lingga berulah
30 Cincin yang hilang
31 Kedatangan tamu
32 Terlihat bisa saja
33 Tawaran Juna
34 Semakin aneh
35 Suamiable
36 Kamu cemburu?
37 Makan siang
38 Hadiah dari Lintang
39 Mempersiapkan diri
40 Tak melanggar kesepakatan
41 Lingga yang liar
42 Nggak expect
43 Posesif
44 Tak direncanakan
45 Makan siang di kantor
46 Khawatir?
47 Menginap di rumah mertua
48 Safa..
49 Masalah apa sebenarnya?
50 Rencana Safa
51 Kedatangan Juna
52 Tamu di pagi hari
53 Mirip atau sama?
54 Keputusan Safa
55 Perdebatan Safa dan Lingga
56 Bertubi-tubi
57 Keputusan Safa
58 Berada di tempat yang sama
59 Kamu cemburu?
60 Mencuri dengar
61 Tidak tau apa-apa!
62 Indra yang murka
63 Sebenarnya....
64 Lupa segalanya
65 Safa pingsan
66 Kemarahan yang meluap
67 Hanya secuil perhatian
68 Tarik ulur
69 Kamu kenapa?
70 Hampir terbongkar
71 Leci
72 Lingga Pov I
73 Lingga Pov II
74 Meminta kesempatan
75 Ketakutan Lingga
76 Bukan karena kasihan!
77 Keras kepala
78 Apa yang Lingga sembunyikan?
79 Kebenaran kamar Lingga
80 Kedekatan Kendra dan Zahra
81 Kemarahan Lingga
82 Sudah muak
83 Kalah telak
84 Aku tidak sekarat!
85 Jangan bercanda!
86 Lentera cinta
87 Nyonya besar
88 Rubah betina
89 Pengakuan Lingga
90 Bukan Ayah yang gagal
91 Ingatan yang hilang
92 Rencana di balik rencana
93 Janji Zahra
94 Tidak percaya
95 Takut kalah
96 Aku pasrah
97 Catatan kecil
98 Permintaan kecil Safa
99 Terima kasih Mas
100 Menantikan jawaban
101 Pilihan yang berat
102 Tuduhan pada Zahra
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Menawarkan diri
2
Hanya status
3
Malam pertama
4
Bagaikan sampah
5
Tidak ada perjanjian
6
Permintaan Indra
7
Gejala kehamilan
8
Tentang Asyifa
9
Dokter Juna
10
Bertemu Juna
11
Rencana Safa
12
Ngidam
13
Meminta tolong
14
Melahirkan
15
Baby Ken
16
Hadiah untuk Safa
17
Kamu mencintainya kan?
18
Lepaskan dia!
19
Aku tak segila itu!
20
Khawatir
21
Lingga sakit
22
Nasehat Bi Sri
23
Kangen Papa
24
Dia berhak bahagia!
25
Aneh
26
Cincin di jari manis
27
Aku yang harusnya minta maaf!
28
Banyak bicara
29
Lingga berulah
30
Cincin yang hilang
31
Kedatangan tamu
32
Terlihat bisa saja
33
Tawaran Juna
34
Semakin aneh
35
Suamiable
36
Kamu cemburu?
37
Makan siang
38
Hadiah dari Lintang
39
Mempersiapkan diri
40
Tak melanggar kesepakatan
41
Lingga yang liar
42
Nggak expect
43
Posesif
44
Tak direncanakan
45
Makan siang di kantor
46
Khawatir?
47
Menginap di rumah mertua
48
Safa..
49
Masalah apa sebenarnya?
50
Rencana Safa
51
Kedatangan Juna
52
Tamu di pagi hari
53
Mirip atau sama?
54
Keputusan Safa
55
Perdebatan Safa dan Lingga
56
Bertubi-tubi
57
Keputusan Safa
58
Berada di tempat yang sama
59
Kamu cemburu?
60
Mencuri dengar
61
Tidak tau apa-apa!
62
Indra yang murka
63
Sebenarnya....
64
Lupa segalanya
65
Safa pingsan
66
Kemarahan yang meluap
67
Hanya secuil perhatian
68
Tarik ulur
69
Kamu kenapa?
70
Hampir terbongkar
71
Leci
72
Lingga Pov I
73
Lingga Pov II
74
Meminta kesempatan
75
Ketakutan Lingga
76
Bukan karena kasihan!
77
Keras kepala
78
Apa yang Lingga sembunyikan?
79
Kebenaran kamar Lingga
80
Kedekatan Kendra dan Zahra
81
Kemarahan Lingga
82
Sudah muak
83
Kalah telak
84
Aku tidak sekarat!
85
Jangan bercanda!
86
Lentera cinta
87
Nyonya besar
88
Rubah betina
89
Pengakuan Lingga
90
Bukan Ayah yang gagal
91
Ingatan yang hilang
92
Rencana di balik rencana
93
Janji Zahra
94
Tidak percaya
95
Takut kalah
96
Aku pasrah
97
Catatan kecil
98
Permintaan kecil Safa
99
Terima kasih Mas
100
Menantikan jawaban
101
Pilihan yang berat
102
Tuduhan pada Zahra

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!