NovelToon NovelToon
Menjadi Yang Terkuat Di Dunia Kultivasi Immortal

Menjadi Yang Terkuat Di Dunia Kultivasi Immortal

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Misteri / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Harem / Romansa
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Chizella

HIATUS AWOKAOWKA

"Kau akan dibunuh oleh orang yang paling kau cintai."

Chen Huang, si jenius yang berhenti di puncak. Di usia sembilan tahun ia mencapai Dou Zhi Qi Bintang 5, tetapi sejak usia dua belas tahun, bakatnya membeku, dan gelarnya berubah menjadi 'Sampah'.

​Ditinggalkan orang tua dan diselimuti cemoohan, ia hanya menemukan kehangatan di tempat Kepala Desa. Setiap hari adalah pertarungan melawan kata-kata meremehkan yang menusuk.

​Titik balik datang di ambang keputusasaan, saat mencari obat, ia menemukan Pedang Merah misterius. Senjata kuno dengan aura aneh ini bukan hanya menjanjikan kekuatan, tetapi juga mengancam untuk merobek takdirnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chizella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17: Pagi Menyenangkan

​Pagi hari menyapa dengan lembut. Matahari mulai naik, sinarnya yang keemasan menembus celah-celah di dinding asrama murid, mewarnai kamar Chen Huang dengan cahaya yang hangat dan menenangkan.

​Chen Huang mulai terbangun perlahan, kelopak matanya bergetar. Sebuah keanehan terasa: seluruh tubuhnya terasa lemas, bukan karena kelelahan, melainkan seperti kekosongan yang menyenangkan setelah pengisian energi yang masif. Ia mengusap-usap matanya dengan punggung tangan, gerakan malas yang perlahan kembali disadari. Kemudian, ia menoleh ke samping.

​"Yu—Yun Yuan?!" ucapnya kaget, suara terkejutnya tertahan di tenggorokan.

​Di sebelahnya, Yun Yuan—tertutup oleh selimut yang ditarik hingga ke bahu—tertidur pulas. Pemandangan itu begitu langka. Yun Yuan, yang biasanya tegas, berwibawa, dan dingin, kini terlihat begitu lembut, bahkan rapuh, ketika tertidur. Rambut kuning pucatnya tersebar di atas bantal.

​Chen Huang perlahan mulai duduk di ranjangnya. "Sebenarnya apa yang terjadi tadi malam..." Ia memegangi kepalanya yang sedikit sakit, mencoba menyusun kembali ingatannya.

​Yun Yuan mulai bergerak, tubuhnya berbalik di bawah selimut. Akibat getaran itu, selimutnya meluncur turun. Tubuhnya, yang saat ini tanpa pakaian sedikitpun, terhampar.

​Terlihat kulitnya seputih susu, sebuah kanvas sempurna yang kini mungkin memiliki beberapa tanda merah muda dari kejadian semalam. Lekukan sempurna di bagian atasnya dan puncak kembarnya yang terlihat begitu indah.

Chen Huang melihatnya sejenak, matanya yang terkejut segera sadar. Ia meraih selimut itu dengan cepat, menariknya kembali untuk menutupi Yun Yuan, sebuah tindakan refleks.

​"Kurasa aku telah melakukan hal yang sangat buruk." Ia menepuk kepalanya sendiri, rasa malu dan bersalah merayap.

​Namun, perhatiannya segera beralih. Ia merasakan Dou Qi miliknya sedikit berbeda. Ia memejamkan mata. Dou Qi perak murni itu berputar-putar di sampingnya, tipis namun benar-benar murni dan padat. Ia merasakan dinding yang selama ini menghalanginya telah hancur.

​"Dou Zhe!"

​Ia sungguh terkejut. Semalam, di tengah-tengah kultivasi ganda, ia telah menerobos Ranah! Ini benar-benar hal yang mengejutkan baginya. "Sungguh memalukan, menerobos saat sedang berhubungan badan." Ia memegangi wajahnya yang kini terasa panas karena malu.

​Perlahan, bulu mata Yun Yuan mulai bergetar. Ia bergerak, mengusap-usap wajahnya perlahan dengan tangan. Matanya yang indah mulai terbuka. Hal pertama yang ia lihat adalah Chen Huang yang sedang menatapnya.

​Begitu sadar sepenuhnya, ia langsung menarik selimutnya lebih erat, menutupi dirinya hingga ke leher. Ekspresinya berubah total dari lembut menjadi kesal, wajahnya tidak bisa bohong soal amarah yang tertahan.

​"Dasar sialan!" Ia memukul Chen Huang dengan tangan kirinya, tepat mengenai bahu Chen Huang, sebuah pukulan yang tidak kuat, namun penuh kekesalan.

"Aa—"

​Belum sempat Chen Huang berbicara, Yun Yuan sudah memotong.

​"Benar-benar tidak bisa menahan diri, sudah kubilang sakit!" Ia terus memukuli Chen Huang, bahunya bergetar karena emosi.

​"Tu—tunggu, jangan pukul lagi." Chen Huang menahan pukulan itu dengan tangannya. "Itu sakit."

​"Sakit? Kau seharusnya tau, yang kurasakan semalam lebih sakit!" Yun Yuan membantah, nada suaranya tajam.

​"Itu keajaiban, tidak bisa menyalahkan siapapun!" Chen Huang mencoba membela diri. Ia menarik selimutnya, kemudian berdiri menutupi tubuhnya dengan kain itu.

​Ketika selimut itu ditarik, Yun Yuan kini tanpa sehelai pun kain yang menutupi tubuhnya. Tubuhnya yang indah terlihat jelas. Dengan cepat, ia menutupi dua puncak indahnya dengan kedua tangannya, memalingkan tubuhnya dari tatapan Chen Huang. "Dasar bodoh! Kembalikan selimutku!"

​"Selimutmu? Ini kamarku, ini milikku juga." Chen Huang membalas dengan nada menggoda.

​"Cepat kembalikan, atau terima akibatnya, Chen Huang!" Yun Yuan mengancam, suaranya dipenuhi amarah.

​Chen Huang menyadari ia harus pergi. Ia dengan cepat mengambil pakaiannya di meja, dan mengenakannya dalam sekejap.

​Lalu, ia melemparkan selimutnya pada Yun Yuan. Dengan itu, Yun Yuan langsung menyelimuti dirinya, menutup seluruh tubuhnya dalam kain.

​"Keluar dari sini!"

​Chen Huang langsung berlari ke pintu dengan panik, segera pergi keluar kamar tak lupa menutup pintu. Ia terduduk di depan pintu, bersandar pada kayu. Tubuhnya rileks, kelelahan, dan penuh kegembiraan yang aneh.

​"Fyuhhh... ini pagi yang melelahkan." Sebuah senyum tipis terukir di wajahnya.

​Chen Huang kemudian melangkah keluar. Setelah beberapa hari yang dihabiskan, ia akhirnya bisa menghirup udara segar lagi. Angin pagi di Sekte Awan Langit terasa dingin dan murni, membelai wajahnya. Seketika, ia merasa hidup kembali, semua beban dan ketidakpastian terangkat begitu saja.

​Ia kemudian mengeluarkan pedang merah gelap—sebuah pedang milik Yue Chan yang kini ia kuasai—dari cincin penyimpanannya. Gerakannya halus, menunjukkan penguasaan yang cepat. Ia menggunakan Dou Qi-nya dengan stabil, membuat pedang itu melayang di udara, sebuah landasan terbang pribadi.

​"Tidak buruk." Suara lembut itu datang dari Yue Chan di benaknya, sebuah pujian yang langka.

​Kemudian Chen Huang melompat ke atas pedang itu. Dengan gerakan tangan dan sedikit penyesuaian keseimbangan, ia berhasil mengendalikan Pedang Terbang itu dengan mahir, sesuatu yang terasa mustahil sebelumnya.

​Pedang itu membawanya terbang, melesat begitu cepat di udara. "Aku ingin lihat seberapa cepat lagi pedang ini bisa melaju." Ia menggerakkan tangannya, menuangkan lebih banyak Dou Qi murni ke dalam bilah itu, membuat pedang itu terbang lebih cepat dari sebelumnya, meninggalkan jejak perak tipis di belakangnya.

​Penerbangannya berakhir di Aula Istana Langit. Dari udara, ia melihat Xin Li. Xin Li sedang berlatih menggunakan pedangnya, gerakan tubuhnya mengalir begitu mulus, dengan gerak tubuh yang sesuai dengan keseimbangannya. Ia mengayunkan pedangnya ringan ke berbagai arah, memicu beberapa gerakan tak terduga yang anggun, rambutnya yang hitam terikat rapi berayun lembut mengikuti irama pedang.

​Lalu Chen Huang melompat dari pedangnya dan turun di dekat Xin Li yang sedang berlatih. Pendaratannya begitu ringan, nyaris tanpa suara. Pedangnya segera terbang ke sampingnya dan terserap ke dalam cincin penyimpanan miliknya dalam sekejap mata.

​"Xin Li, lama tak bertemu."

​"Oahhh... Chen Huang! Kau sudah baikan?" Xin Li meninggalkan latihannya dan langsung mendekat pada Chen Huang, ekspresi cemasnya nyata.

​"Yah, setelah beberapa hari tubuhku sudah stabil."

​"Menggunakan Pil Penempa Ilahi, itu terlalu berlebihan. Bagaimana jika kau mati?!" Xin Li mulai menceramahinya, tangannya terangkat, siap untuk menghukum.

​"Jangan lakukan hal seperti itu lagi, ingat?" Xin Li menggunakan telunjuknya, mengarahkannya pada wajah Chen Huang, sebuah ancaman yang lucu. "Kalau tidak aku akan menghukummu!"

​Dengan sapuan tangannya yang cepat dan ringan, Chen Huang menyingkirkan tangan Xin Li. "Ayolah, Xin Li. Ini tidak seperti yang kau pikirkan. Kenyataan aku masih hidup, kan?"

​"Aa—" Xin Li terdiam, ia kehabisan kata-kata di hadapan fakta yang tak terbantahkan itu. "Sekarang memang masih hidup, tapi bagaimana jika keberuntunganmu habis?"

​Chen Huang menggelengkan kepala. "Aku tidak bergantung pada keberuntungan, Xin Li. Aku hanya percaya pada diri sendiri, usaha dan kerja keras," ucap Chen Huang.

​"Perkataan bagus!"

​Suara gemuruh yang dalam dan kuat mengejutkan mereka. Xin Li dan Chen Huang langsung berbalik, melihat seorang pria tua berjanggut panjang, wajahnya penuh kerutan kebijaksanaan, berdiri di belakang mereka.

​Pria tua itu mulai mendekat, Dou Qi kuat dan menekan terpancar dari tubuhnya, aura yang jauh melampaui Dou Zhe. Chen Huang mundur selangkah, matanya menyipit, Dou Qi-nya secara refleks berputar di dalam meridiannya, siap siaga.

​"Kau memiliki pemikiran yang sangat bagus, Anak Muda." Pria tua itu tersenyum tipis.

​"Sekarang aku akan menanyakan ini padamu, jika langit tidak memberikan keadilan, apa yang akan kau lakukan?" tanya pria tua itu, suaranya mengandung bobot pertanyaan yang serius.

​Xin Li menatap Chen Huang, menantikan jawaban apa yang akan dikeluarkan olehnya, tahu bahwa jawaban ini penting.

​Chen Huang berdiri tegak, matanya menatap lurus ke mata pria tua itu. "Jika langit tidak memberikan keadilan, maka aku akan menuntutnya sendiri."

​Tepat ketika kata-kata yang penuh keangkuhan dan tekad itu keluar dari mulut Chen Huang, pria tua itu langsung tertawa keras. Tawa itu menggema di seluruh aula, penuh kegembiraan yang luar biasa. "Hahahaha!"

​"Anak muda, itu kesombongan yang melampaui batas." Pria tua itu mengarahkan tangannya pada Chen Huang.

​Di belakangnya terbentuk lima pedang Dou Qi yang berkilauan, jauh lebih padat dan nyata daripada pedang yang dibuat Pang Bo. Kelima pedang itu melesat ke arah Chen Huang. Kecepatan pedang itu tidak bisa dilihat oleh mata biasa, hanya meninggalkan bayangan. Dalam sekejap, pedang itu hampir saja mengenai wajah Chen Huang.

​Chen Huang bergerak. Ia menggunakan tangan kanannya, mengumpulkan Dou Qi murni, dan memberikan sapuan vertikal pada udara, sebuah gerakan Tangan Penangkap Naga versi singkat, ringan dan cepat.

​BOOM—!

​Semua pedang itu pecah berkeping-keping, menjadi butiran-butiran kecil energi yang menghilang. Debu Dou Qi itu terasa hangat di kulit Chen Huang.

​"Pak Tua, apa maksudnya ini?!" tanya Chen Huang, nada suaranya tajam.

1
Mizuki Berry
gak ada cover lain kah?
Cecilia-chan: banyak ai nya yg ini, kek bahan gabut selagi aku masi nulis isekai slime, jdi kalau pening dan gada ide ya, kutulis random kesini, gada tujuannya ini novel
total 4 replies
Story
berapa kata di chapter ini?
Cecilia-chan: 1200an
total 1 replies
Story
Lebih baik lewat dialog aja nggak sih tingkatan Kultivasinya🗿
Cecilia-chan: entah kenapa aku pengen simpel aja kek sesepuh fantim yg laen🗿
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!