NovelToon NovelToon
Gadis Polos Kesayangan Tuan Mafia

Gadis Polos Kesayangan Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Crazy Rich/Konglomerat / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Roman-Angst Mafia
Popularitas:47.8k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Sebelum lanjut membaca, boleh mampir di season 1 nya "Membawa Lari Benih Sang Mafia"

***

Malika, gadis polos berusia 19 tahun, tidak pernah membayangkan hidupnya akan berubah hanya dalam satu malam. Dijual oleh pamannya demi sejumlah uang, ia terpaksa memasuki kamar hotel milik mafia paling menakutkan di kota itu.

“Temukan gadis gila yang sudah berani menendang asetku!” perintah Alexander pada tangan kanannya.

Sejak malam itu, Alexander yang sudah memiliki tunangan justru terobsesi. Ia bersumpah akan mendapatkan Malika, meski harus menentang keluarganya dan bahkan seluruh dunia.

Akankah Alexander berhasil menemukan gadis itu ataukah justru gadis itu adalah kelemahan yang akan menghancurkan dirinya sendiri?

Dan sanggupkah Malika bertahan ketika ia menjadi incaran pria paling berbahaya di Milan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17

“Kau keluar dari mana?” tanya Alex seraya mengusap pelipisnya yang masih berdenyut.

Bagaimana tidak tambah pusing jika Alex baru saja bertemu hewan berbulu yang paling ia tak sukai, dan kini dihadapkan dengan gadis yang mengganggu tidurnya semalaman.

“Dari rumah belakang, Tuan,” jawab Malika, tetap menunduk dalam-dalam, berharap siluet Alexander tidak menyadari identitas aslinya.

“Dan kucing itu, apa dia milikmu?” tanya Alex, menunjuk Pumpkin dengan wajah jijik dan nada yang sama sekali tidak ingin tahu.

Malika mengangguk kecil.

“Hum.”

Alex melipat tangan di dada. Apa tak ada yang mengatakan pada gadis ini kalau Alex benci kucing?

“Kenapa dia berada di bawah mobilku?”

“Pumpkin hanya jalan-jalan,” jawab Malika dengan suara sekecil semut, berusaha membuat dirinya sekecil mungkin.

“Jalan-jalan.” Alex mengulang dengan nada datar, suaranya mengandung sindiran tipis.

“Mengapa tidak kau pasangi saja tali? Seperti merawat anak anjing?”

“Kucing tidak memakai tali, Tuan. Mereka punya harga diri,” balas Malika memberanikan diri untuk mendongak, matanya bertemu sebentar dengan mata tajam Alex.

Jimmy menahan batuk keras, sebuah batuk yang jelas menutupi tawa geli.

Alex menatap gadis itu seolah ia baru mendengar teori paling aneh dalam hidupnya.

“Harga diri? Seekor kucing?”

Malika mengangguk polos. “Betul, Tuan. Mereka bebas.”

Entah kenapa, untuk pertama kalinya sejak bangun tidur, kepala Alex tidak terlalu sakit. Ia menatap Malika lama, seolah mencoba menganalisis makhluk asing yang tiba-tiba muncul di depannya, sebuah anomali yang bergerak dan bernapas.

“Namamu siapa?” tanya Alex akhirnya. Meskipun Sofia pernah memberitahunya, Alex ingin mendengar sendiri dari mulut gadis ini.

“Malika… Tuan.”

“Malika?” Alex mengulang, seakan mengevaluasi apakah nama itu mengganggunya atau tidak. “Aku tidak peduli siapa kau. Tapi pastikan kucingmu itu menjauh sepuluh meter dari area mansion utama.”

“Anda tidak jadi membunuhnya?” tanya Malika, tidak mampu menahan pertanyaan konyol itu.

“Kau ingin aku melakukan itu?” Alex menatap gadis itu lekat-lekat, ada jeda panjang di sana.

Malika menggeleng cepat.

“Kalau begitu, jangan banyak bertanya!”

“B-baik, Tuan.” Malika menunduk sambil menyembunyikan senyum lega. Ia bersyukur pria yang ada di depannya ini tak mengenalinya.

Apa mungkin karena dandanannya malam itu sangat berbeda dan tidak seperti dirinya sekarang?

“Jauhkan dia dari mobilku dan juga dariku!” ucap Alex dengan wajah dingin.

Malika menggendong Pumpkin dan memeluknya erat. “Iya, Tuan. Maafkan Pumpkin. Maafkan saya juga.”

Alex menatapnya sekali lagi.

Aneh.

Untuk pertama kalinya, gadis itu membuatnya tidak bisa mengeluarkan komentar pedas. Alih-alih marah, ia justru merasa tak terganggu.

Bukan menatap dengan cara yang ia benci, melainkan cara yang membuatnya ingin mengamati lebih lama. Ia merasa ada lapisan es di hatinya yang retak sedikit.

“Tuan Muda, apakah kita sudah siap berangkat sekarang?” sahut Jimmy, memecah ketegangan di antara mereka.

“Ya, Paman. Sebelum ada lebih banyak makhluk aneh keluar dari rumah belakang itu,” sindirnya sembari melirik Malika.

Malika menggigit bibir menahan malu, dan Pumpkin malah mengeong kecil. Kucing itu seolah tidak merasa bersalah sama sekali.

*

*

*

Jimmy benar-benar tidak memahami apa yang sedang terjadi pada Tuan Mudanya hari ini. Sepanjang perjalanan menuju kantor, Alex duduk bersandar dengan wajah yang sama sekali bukan wajah Alexander Frederick yang biasa ia kenal.

Sekarang?

Dia tersenyum.

Bukan sekali. Bukan dua kali. Tapi berkali-kali tanpa alasan yang Jimmy pahami.

Jimmy melirik lewat kaca spion, memastikan apakah ia sedang berhalusinasi.

Tidak.

Alex benar-benar tersenyum seperti pria yang baru saja mendapat bonus liburan gratis ke Dubai selama satu tahun!

“Alex, kau baik-baik saja, kan?” tanya Jimmy dengan hati-hati, berharap tidak diceramahi.

Alex tidak menjawab. Ia justru mengusap dagunya pelan, lalu berkata dengan nada santai namun terdengar begitu puas, “Kau dengar, Paman? Namanya tadi Malika.”

Jimmy mengangguk. “Ya, aku dengar itu.”

“Nama yang aneh, seperti orangnya,” lanjut Alex sambil terkekeh kecil, hal yang membuat Jimmy hampir menghentikan mobil karena syok.

“Sebutannya itu Malika. Entah kenapa mengingatkanku pada iklan kecap di salah satu stasiun televisi Indonesia.” Alex membuka iPad, mengetik cepat, lalu menunjukkannya pada Jimmy. “Nah, lihat. Malika kental dan mantap! Kalau tidak salah begitu slogannya.”

Jimmy menatap layar itu.

Kemudian menatap Alex, lalu kembali menatap layar.

“Apa-apaan ini?” gumam Jimmy lirih. Dia tersenyum hanya karena mendengar nama Malika? Astaga, ini nukan lelucon!

Jimmy mulai merasa perlu menelepon psikiater pribadi keluarga Frederick. Siapa tahu Alex sedang dirasuki sesuatu.

Alex menyandarkan punggungnya dan kembali tersenyum tanpa sadar.

“Aneh sekali, Paman. Nama gadis itu dan orangnya juga. Begitu kecil, lusuh, rambutnya seperti habis dikejar anjing liar. Lalu dia menantangku hanya demi seekor kucing.” Alex menghela napas panjang namun terdengar seperti sebuah kepuasan.

Jimmy memutar bola mata malas. Alex yang suka membungkam orang dengan satu kalimat tajam, sekarang menyebut seseorang gadis asing dengan nada kagum?

Jangan bilang gadis kecil itu yang telah berhasil membuatnya gelisah sepanjang malam?

Tidak mungkin.

Tidak masuk akal.

Tidak waras.

Tapi, mungkin saja?

Alex kembali membuka iPad dan menunjukkan foto Pumpkin yang diambil oleh kamera keamanan halaman belakang.

“Pumpkin,” gumamnya. “Nama kucing itu juga sama anehnya. Sama seperti pemiliknya. Semua aneh!”

Nada suaranya sama sekali tidak terdengar seperti menghina. Bahkan terlalu lembut untuk ukuran Alex.

“Sejak kapan Tuan Alexander Frederick punya kebiasaan mengejek nama seseorang bahkan hewan peliharaannya sambil tersenyum seperti itu?” sahut Jimmy.

Alex menutup iPad-nya, lalu menatap keluar jendela. Dan senyuman itu masih tersisa di sudut bibirnya.

“Aku tidak mengejek,” jawabnya datar. “Aku hanya memperhatikan wajahnya yang menggemaskan, itu saja.”

Dan itu cukup membuat Jimmy hampir membanting setir. Karena selama ini Alexander Frederick tidak pernah memperhatikan siapa pun. Tidak pernah.

Bahkan pada tunangannya sendiri.

Kecuali hari ini, fokusnya hanya tertuju pada seorang gadis kecil bernama Malika.

“Mimpi apa aku semalam? Apa pendengaranku yang konslet atau mataku yang mulai katarak?!” gerutu Jimmy.

1
🐰
EMANG 🖕 KELUARNYA LAHAR PANAS 😭
Sri Rahayu
😀😀😀...ada2 aja Malika ngatain Leon singa....kl Alex sampe tau Leon bekap Malika bisa berabe tu...lagian Malika uda dilarang keluar kamar juga oleh Alex masih aja keluar...bisa kena hukum nanti 🤪🤪🤪🤪🤪
Rizka Susanto
bang Leon... tanganmu jngan lupa dikondisikan yaa... takut klo kk singa liat🤣😄
Rizka Susanto
lha kan awalnya km yg mulai2in bang...
malika dan Leon cm korban😄🤣
Rizka Susanto
lika oh lika... 🤣😄
Yuyun Yunita
sejata yg itu beda lika.. kl yg itu bisa bikin loka merem melek🤣🤣🤣
Hediana Br Hutagalung
makin menarik Lika,manusia diblng singa
Hediana Br Hutagalung
anak sama papa Diego sama aja,klu dah bucin semua diabaikan
Hediana Br Hutagalung
klu ngak salah ya Alex,waktu Malika baru lahir ,ditawarin Theo Alex jelad2 nolak
Lilik24
itu senjata utk membunuhmu lika🤣🤣
Rida Arinda
🤣🤣🤣🤣
Sri Rahayu
jangan salah paham sama Leonard soal ciuman Malika...hanya rasa terima kasih sdh diberi sapu tangan utk menghapus air matanya karena perlakuan Kaylin pd Malika 🤪🤪🤪
Sri Rahayu
😄😄😄....betul.Malika itu senjatanya Alex.yg bisa bikin kamu candu 🤪🤪🤪
Marya Dina
malika ini polos apa pura2 polos ya🫣🫣🫣
angel: kayaknya malika polos deh, karena mungkin dia tidak bergaul kepada orang lain semasa dia kecil dan puber karena kan dia dirawat sama paman jahat itu sebelum Malika dijual
total 1 replies
Leny Wijaya
hahahz leon jd singa🤣🤣🤣dasar malika benar2 polos💪💪💪srmngat thor lanjut cerita yg lain jgn lupa ya👍🤭
Leny Wijaya: 🤣🤣🤣iya jgn lupa brnafas lho bahaya kak🤭semngat kak💪💪💪💪
total 2 replies
Leny Wijaya
yes jenifer ambil sample rambut lika buat test DNA,, dan kau kaylin jgn macam2 dgn lika yg dilindungi oleh Alexander🤭
Leny Wijaya
yes Test DNA ITU yg utama biar tau malika itu daisy atau bukan👍
LB
senjata yg ini bunyi dan pelurunya beda ya lika😄 hasil tembakannya juga nanti lain 😁😁😁
Senjakala: Kek mana kak bunyinya🤣 kasih tahu
total 1 replies
angel
lanjut thorr dan semangat untuk author
Ipehmom Rianrafa
lnjuut 💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!