Rani yang masih berusia 18 tahun, dengan rela dinikahi Malik yang berusia 50 tahun, pria yang baik dan pernah menyelamatkan hidupnya. dimana Malik, pria tua itu selama lima tahun menderita disfungsi yang tak bisa disembuhkan. Dan Rani lah orang yang dapat menyembuhkan penyakit itu
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rani Sakit
Disisi lain Rani hari ini ia tidak sekolah karena sedang kurang enak badan, setiap harinya ia memilih tinggal dirumah dinas. Padahal Malik sudah menyuruhnya untuk tinggal dirumah besar miliknya, namun Rani tidak mau. Dia merasa sungkan kepada pembantu Malik disana.
Setiap harinya ia begitu merindukan Malik, padahal Malik baru pergi meninggalkannya selama 3 harian. Tidak ada kabar dari pria itu setelah pulang dari sini, Rani begitu frustasi setiap hari, jam, bahkan menit ia selalu menatap ponselnya.
Dan berharap Malik menghubunginya dan menanyakan kabarnya, namun Rani menebak bahwa Malik saat ini sedang bermesraan dengan istrinya. Tanpa tahu bahwa semua itu hanya kebalikannya saja.
"Sudahlah Rani kamu ini siapa? Mengharapkan apa? Kamu hanya debu dimatanya. Dan kakek Malik berbaik padamu pun juga memberikanmu imbalan." Lirih Rani menatap pantulan dirinya dicermin.
Rani berjalan lemah sampai ke kasur, kepalanya terasa pening, ditambah lagi ia sedikit demam.
Rani memutuskan untuk tidur, setelah ia sempat sarapan bubur dan minum obat penurun panas supaya nanti ia bisa sembuh dan beraktivitas seperti biasanya.
Di tempat lain kini Malik tinggal di apartemen miliknya yang bertempat di kawasan elite, Rico pun dipecat dari jabatannya selama ini. Padahal pria itu telah lama menjadi asisstennya, dan itu hampir 15 tahun.
Status Rico adalah duda beranak satu, ia memiliki seorang putra namun tinggal bersama mantan isterinya. Keduanya bercerai telah lama, karena sama-sama saling mengisi kekosongan dan membutuhkan pelampiasan akhirnya diam-diam Rico dan Susan menjalin kasih.
Mesya saat ini masih tinggal dikediaman Malik yang ditempati oleh Susan, karena ia belum bisa ikut ayahnya.
Malik kini tengah mengguyur badannya selepas ia mengadakan rapat dengan keputusan pemecatan Rico, semua karyawan tampak tak mempercayai itu.
"Tapi mengapa tuan Rico di pecat tuan?" Tanya seorang manager pemasaran di perusahaan milik Malik.
"Iya tuan, bukankah dia tangan kanan anda?" Cetus yang lain mengimbuhi.
Malik hanya bernafas panjang, seolah ia berat ingin mengatakan bahwa Rico dipecat karena telah berselingkuh dengan isterinya. Apa kata banyak orang atau rekan bisnisnya nanti, ia malu jika rumah tangganya hancur.
Walaupun itu semua kesalahan bukan berasal darinya, tapi karena Rico dan istrinya sendiri yang telah membuatnya.
"Dia sering tidak masuk kerja, dan saya tidak mentolerir kesalahan itu walau hanya itu. Rico juga sudah menggelapkan dana proyek di Kalimantan, dan itu mencapai 2 triliyun." Terang Malik yang membuka kedok Rico yang menurut nya kesalahan itu sangat fatal.
Semuanya mulai terkejut dan sebagian berbisik-bisik, ada yang mengumpat Rico karena dianggap tidak tahu diri. Sudah diberi kepercayaan namun pria itu malah mencuri dana proyek.
Mereka tak menyangka Rico akan setidak tahu dirinya pada majikannya, padahal selama ini Malik begitu baik pada nya. Termasuk menguliahi anaknya diluar negeri.
Bagi Malik kesalahan itu sudah cukup untuk bisa mengeluarkan Rico dari perusahaannya, tanpa harus ia membeberkan alasan utamanya.
Malik memang mengetahui semua kelicikan Rico dalam perusahaan dari detektif yang khusus ia bayar mahal untuk mencari tahu hal yang berkaitan dengan Rico.
"Baik jika itu kesalahan tuan Rico sedemikian besarnya, kami hanya bisa terima itu. Dan kami setuju dengan keputusan tuan Malik." Ucap salah satu dewan tidur saat itu kamu cukup berpengaruh dalam mengambil keputusan.
Itu pun setelah beberapa menit mereka berembuk sebentar, hingga sampai lah pada keputusan ini yaitu setuju dengan pengurusan kerja pria itu atas ide Malik.
Akhirnya proses pemutusan kerja itu segera dilakukan, namun karena uang yang ia ambil dari Malik telah habis, entah itu benar atau tidaknya Malik tak perduli.
Akan tetapi ia akan membuat Rico menyesal telah mengkhianati dirinya, kini yang ia pedulikan adalah puteri satu-satunya yang masih berada ditangan istrinya.
Malik akan berupaya untuk memberikan kebahagiaan, dan melindunginya walaupun usianya sudah tidak muda lagi.
Dan Rani, ia juga ingin membahagiakan gadis yang sudah berjasa padanya, berjasa telah menyembuhkan penyakit disfungsi E-nya yang sudah akut dan tak ada yang mampu mengobatinya.
Ya mengingat gadis itu Malik jadi melupakannya, sudah beberapa hari ini ia tidak mengabari Rani. Itu semua karena banyaknya permasalahan yang harus ia selesaikan satu persatu, mulai dari perselingkuhan istrinya hingga kasus korupsi yang Rico lakukan.
Malik mengusap wajahnya kasar dan mencoba menghubungi Rani, namun sudah ia hubungi beberapa kali nomer ponsel Rani tidak aktif.
"Kenapa tidak di angkat?" Batin Malik.
Namun Malik tak tinggal diam, ia menghubungi asisten rumah tangga di kediamannya yang besar dikampung untuk mengecek Rani. Rasa cemas mulai menghinggapi pria tua itu.
"Tolong cek kondisi Rani dirumah singgah, saya tidak bisa menghubunginya....."
Grepp
Malik memutuskan panggilan setelah pembantunya mengangkat panggilannya, lalu ia kembali bekerja untuk rapat selanjutnya. Karena hari ini ia sibuk sekali dengan agenda meeting perdivisi mengenai banyak hal.
Apalagi sudah sebulan lebih ia tidak berangkat ke kantor, untuk itu ia harus tahu pekerjaan kinerja karyawan nya selama lebih dari sebulan itu ada peningkatan atau penurunan.
Meeting itu selesai tepat jam 8 malam, barulah Malik bisa bernafas dengan sangat lega, ia pun membubarkan semua karyawannya yang telah lembur lebih dari 3 jam itu.
Kursi yang panas dan penat untuk ia singgahi, namun kekayaan Malik itu datangnya dari kerja kerasnya selama ia masih muda. Bahkan ia sampai menikah di usia yang tak lagi muda karena ia terlalu banyak mengejar materi.
Semua karyawannya baru saja keluar dari ruangan besar yang biasa ia jadikan tempat untuk meeting, ponsel Malik berdering. Dan ternyata sudah ada panggilan lebih dari 10 dan itu dari pembantunya.
Saat itu Malik pun menghubungi balik pelayan nya dan meminta maaf tadi ia sibuk banyak pekerjaan dan tak mengangkat panggilannya, kebetulan juga selama jalannya meeting ponsel Malik silent.
Malik terkejut dengan bola mata membesar ketika pelayan dirumahnya yang dikampung memberitahukan bahwa Rani sedang sakit demam dirumah singgah.
"Tolong jaga Rani dulu, bawa dia ke rumah sakit kalo perlu." Titah Malik.
Setelah mengatakan perintahnya Malik pun segera pulang keluar dari kantornya, ia bagai orang kebingungan mendengar Rani sedang sakit.
Supir membukakan pintu untuk Malik, supir kepercayaan Malik yang sering ia ajak ke kampung, supir yang tahu hubungannya dengan Rani seperti apa.
"Tuan kita kemana?" Tanya supir itu.
"Kita ke kampung saja."
"Ke kampung tuan Malik?"
Malik tak menjawab, ia hanya mengangguk setelah ia sampai ke dalam mobil dan duduk dibelakang seperti biasanya.
Malik menatap jalanan sepi di ruas jalanan tol, maklum hari sudah malam saat ini, hingga ia menetralkan rasa cemasnya dengan meraih botol berisi air mineral dan memenuhi dahaga nya.
Pria itu menegaknya hingga tanda, sesungguhnya ia cukup haus karena selama meeting ia melupakan asupan otaknya selama jalannya rapat. Hanya ia minum sedikit karena terlalu fokus, dan sesekali ngemil makanan ringan yang disajikan di ruang meeting.
"Sebenarnya Rani sakit, tadi saya baru diberi kabar oleh orang rumah dikampung." Lirih Malik yang kemudian ia bersuara saat sang supir sibuk mengemudikan mobil.
Dan benar saja bahwa kini tuannya gelisah karena memikirkan Rani yang sakit, terlihat jelas dari wajah tuan majikannya.
"Sepertinya tuan sangat mencemaskan nona Rani, apakah tuan tidak ingin menikahinya?" Pertanyaan itu supir itu beranikan bertanya kepada majikannya.
Tidak ada yang ditutupi dari Rahmat, pria tua supirnya itu. Bahkan Rahmat tahu Malik dan Rani sering meluangkan waktu bersama bagai pasangan suami isteri.
"Menikah?" Tanya balik Malik.
"Iya tuan menikah, toh tuan juga sudah menceraikan nyonya Susan bukan? Lagi pula saya lihat tuan juga sudah lama kan menaruh suka pada nona Rani?" Jawab Rahmat dengan tebakannya yang memang fakta.
Malik memang sudah lama ada rasa pada gadis itu, ia tak memungkirinya. Terlebih ketika gadis cantik itu membantunya mengobati penyakitnya.
Malik juga telah mengakui ia mencintai Rani, begitu pun sebaliknya. Rani pun lebih start mengaku cinta pada Malik.
Tetapi untuk menikahi gadis itu ia sedikit ragu.
"Kenapa diam tuan?"
"Entahlah Rahmat, saya merasa tidak pantas untuk Rani. Rentang usia kami sangat jauh, dia bagai cucu saya." Jawab Malik.
"Tuan cinta dan menikah gak kenal usia, asalkan nona Rani mau itu sudah cukup."
"Apa mau dia menikah dengan saya, dia gadis yang sangat cantik dan paling cantik dikampungnya."
Entah mengapa Malik merasa kurang yakin akan dirinya, terlebih Rani kembang desa yang banyak disukai oleh banyak pria yang menaruh hati pada Rani.
"Cobalah tuan, kita tidak akan tahu. Lagi pula tuan juga cukup tampan dan sangat kaya. Mana ada yang mau menolaknya." Canda Rahmat yang sibuk mengamati jalan, tapi mau mendengarkan curahan hati majikannya.
Dipuji seperti itu Malik hanya tersenyum saja, ia ingin secepatnya sampai dikampung dan bertemu dengan Rani.