Satu malam naas mengubah hidup Kinara Zhao Ying, dokter muda sekaligus pewaris keluarga taipan Hongkong. Rahasia kehamilan memaksanya meninggalkan Jakarta dan membesarkan anaknya seorang diri.
Enam tahun kemudian, takdir mempertemukannya kembali dengan Arvino Prasetya, CEO muda terkaya yang ternyata adalah pria dari malam itu. Rahasia lama terkuak, cinta diuji, dan pengkhianatan sahabat mengancam segalanya.
Akankah, Arvino mengetahui jika Kinara adalah wanita yang dia cari selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32. Setelah pernikahan
Cahaya matahari menyelinap masuk lewat tirai putih kamar yang masih berantakan. Di meja rias, setangkai mawar putih dari buket pernikahan semalam masih segar dalam vas kaca. Kinara berdiri di depan cermin, merapikan rambutnya yang tergerai lembut, sementara Arvino baru keluar dari kamar mandi, mengenakan kemeja abu-abu dan celana bahan hitam.
Keduanya saling melirik sekilas dan tersenyum canggung. Tak ada kata, hanya keheningan lembut yang menyelimuti pagi mereka.
“Sudah siap?” tanya Arvino akhirnya, nada suaranya tenang namun kaku.
Kinara mengangguk. “Ya … aku dengar Oma Mei Lin akan sarapan bersama sebelum pulang.”
Arvino menarik napas pendek, “ya, katanya penerbangannya siang ini.”
Mereka berjalan berdampingan ke ruang makan, langkah mereka terasa hati-hati seperti dua orang yang sedang belajar kembali mengenal satu sama lain dalam peran baru, yaitu suami dan istri.
Di meja makan, Mawar sudah duduk di sisi kiri Oma Mei Lin. Ethan duduk di antara mereka dengan wajah ceria, mengayun-ayunkan kakinya di kursi tinggi sambil menatap dua orang tuanya yang baru saja datang.
“Good morning, Mommy, Daddy!” seru Ethan riang, membuat suasana hening seketika mencair.
Kinara tersenyum hangat, mencium puncak kepala putranya. “Good morning, sayang.”
Sementara Arvino menepuk lembut bahu Ethan sambil tersenyum tipis.
Oma Mei Lin menatap pemandangan itu dengan mata berbinar.
“Akhirnya keluarga ini lengkap,” ujarnya lembut dengan logat khas Hongkong-nya. “Kinara, aku bahagia melihatmu hari ini. Enam tahun aku menunggu momen ini.”
Kinara menunduk sopan, nada suaranya rendah namun penuh rasa syukur. “Terima kasih, Oma. Kalau bukan karena keputusan Oma dan Mama mertua, mungkin kami takkan sampai sejauh ini.”
Mawar tersenyum sambil menyentuh tangan menantunya. “Sekarang, fokuslah untuk membangun rumah tangga yang tenang. Ethan butuh orang tua yang saling menghormati, bukan saling menyakiti.”
“Ya, Mama Mertua,” jawab Arvino pelan, namun mantap.
Suasana sarapan terasa hangat, sesekali canggung, tapi penuh kelegaan. Kinara menyiapkan teh untuk Oma Mei Lin, sementara Ethan terus berbicara antusias tentang rencananya pergi ke taman sore nanti bersama Daddy dan Mommy.
Saat itu, Oma Mei Lin meletakkan cangkir tehnya, lalu berkata pelan, “Kinara, Arvino … aku akan kembali ke Hongkong hari ini.”
Suasana langsung terdiam sejenak. Kinara spontan menatap Oma, “Sebegitu cepatnya, Oma?”
Oma tersenyum lembut. “Tugasku di sini sudah selesai. Aku datang hanya untuk memastikan kau, cucuku, akhirnya memiliki kehidupan yang layak. Sekarang hatiku tenang.”
Ethan menatap sang buyut dengan wajah sedih. “Oma Mei Lin nggak tinggal di sini aja? Ethan pengen setiap pagi sarapan bareng.”
Wanita tua itu tersenyum, lalu membungkuk sedikit, mengelus kepala Ethan. “Oma Mei Lin harus pulang, sayang. Tapi Ethan sekarang punya Daddy, kan?”
Anak itu langsung tersenyum lebar dan menatap Arvino bangga. “Iya! Sekarang Daddy beneran milik Ethan, bukan cuma di mimpi!”
Kalimat polos itu membuat seisi meja tertawa hangat, bahkan Arvino yang biasanya kaku tak bisa menahan senyum. Ia menatap Kinara sekilas dan untuk pertama kalinya, mereka saling menatap tanpa rasa canggung, hanya ketulusan yang sama-sama tumbuh.
Oma Mei Lin menatap keduanya dengan tatapan puas. “Lihatlah … bahkan tanpa banyak kata, cinta bisa tumbuh di antara kalian.”
Kinara menatap ke bawah, pipinya memerah samar, sementara Arvino hanya mengangguk kecil, tak ingin membantah.
Mawar menimpali, “Nyonya Mei Lin boleh tenang, saya akan pastikan mereka baik-baik saja di sini.”
Oma menatap Mawar dengan senyum penuh arti. “Dan saya percaya, keluarga ini akhirnya pulih seperti dulu.”
Tak lama kemudian, pelayan datang membawa koper. Oma Mei Lin bersiap menuju bandara. Sebelum pergi, ia sempat memeluk Kinara lama, lalu menatap Arvino dalam-dalam.
“Jaga dia,” kata Oma pelan namun tegas. “Dia bukan hanya istrimu, tapi juga bagian dari darah keluargaku.”
Arvino mengangguk penuh hormat. “Saya janji, Oma.”
Dan begitu mobil hitam meninggalkan halaman, udara pagi terasa berbeda lebih ringan, tapi juga lebih tenang. Di teras, Ethan menggenggam tangan kedua orang tuanya sambil tersenyum lebar.
“Sekarang kita beneran keluarga, ya?” katanya polos.
Kinara menatap Arvino, dan kali ini, senyum mereka tak lagi canggung.
“Iya, sayang,” jawab Kinara lembut. “Sekarang, kita keluarga.”
selamat berbahagia keluarga besar Prasetya.
terima kasih untuk ceritanya thor😍
dm lanjut baca mahar 1 m sm jodoh 5 langkah
semangat othor dan sehat selalu untuk othor dan keluarga
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
ayo Thor lanjut baik n penasaran kasihan Kailla ya bingung jadinya....kasihan 😭
terimakasih thor.... sudah bikin cerita yang seru , dan menghibur . semoga selalu sehat sukses rejeki lancar berkah barokah . aamiin 🤲
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
tp ga papa semua akhirnya bahagia,...trimakasih Thor ceritanya semoga cerita2 yang lain juga menarik semangat 💪 salam sukses selalu ya ❤️👍🙂🙏
makasih thor udah ngabulin permintaan kita , ya meskipun othor udah niat kasih anak cewek tapi kita tetep seneng banget .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
ayo kita pada muyi dan bawa kado
lanjut Thor...