Satu malam naas mengubah hidup Kinara Zhao Ying, dokter muda sekaligus pewaris keluarga taipan Hongkong. Rahasia kehamilan memaksanya meninggalkan Jakarta dan membesarkan anaknya seorang diri.
Enam tahun kemudian, takdir mempertemukannya kembali dengan Arvino Prasetya, CEO muda terkaya yang ternyata adalah pria dari malam itu. Rahasia lama terkuak, cinta diuji, dan pengkhianatan sahabat mengancam segalanya.
Akankah, Arvino mengetahui jika Kinara adalah wanita yang dia cari selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11. Apa dia wanita 6 tahun lalu?
Savira berdiri di balik dinding koridor rumah sakit, matanya tajam mengamati isi ruangan melalui kaca kecil di pintu. Di dalam, Kinara tengah berbicara dengan Amira sambil menandatangani berkas pasien. Ethan duduk manis di kursi, menggoyang-goyangkan kakinya.
"Sayang, kalungnya udah Mommy benarkan. Jangan sampai rusak lagi ya, ini peninggalan Daddy kamu," ujar Kinara lembut.
"Hanya kalung tidak terlalu berharga. Ethan mau Daddy, bukan kalung!" Kinara hanya menghela napas mendengar ucapan sang anak dan terus memasang kalung itu di leher Ethan. Dia tidak mengatakan apapun lagi, karena dia tahu Ethan sangat merindukan ayahnya, meksipun dia belum pernah bertemu sama pria itu.
“Ethan mau cake?” tanya Amira sambil tersenyum, mengangkat sebuah kotak kecil. “Tante bawa cake mangga, manis banget.”
Ethan menoleh ke arah ibunya, matanya berbinar. Namun Kinara cepat menegur lembut.
“Maaf, Amira. Ethan alergi kacang almond, jadi aku tidak berani kasih makanan yang belum jelas bahannya,” katanya sopan.
Amira terkekeh kecil. “Oh, maaf sekali, Dokter Zhao. Aku nggak tahu, tapi aku memang membeli beberapa rasa cake. Yang ini memang mengandung kacang almond, ada cake mangga dengan melon di kulkas kalau mau nanti aku kasih,” dia pun menaruh kotak cake itu di kulkas ruang perawat sebelum kembali ke meja administrasi. Di sana ada beberapa cake yang sengaja Amira beli.
Savira yang mendengar percakapan itu memejamkan mata sejenak, senyum miring muncul di wajahnya. Ia menunggu sampai Amira benar-benar pergi sebelum melangkah perlahan ke arah kulkas. Dengan hati-hati, ia membuka pintu pendingin itu dan mengganti cake mangga milik Amira dengan cake serupa tetapi mengandung bubuk almond yang sudah dihaluskan sangat lembut, takkan terlihat kasat mata.
“Selamat menikmati, bocah kecil,” bisiknya dengan dingin, lalu menutup kulkas pelan.
Beberapa jam kemudian, Kinara sedang menulis laporan pasien di ruangannya. Ethan yang sedari tadi bermain di pojok ruangan tiba-tiba berlari membawa sepotong cake di tangannya.
“Mommy, ini enak banget! Tante Amira kasih Ethan kue mangga,” katanya ceria.
Kinara menoleh cepat, tatapannya langsung tertuju pada potongan cake itu, lalu mencium aroma samar kacang yang membuat napasnya tercekat.
“Ethan! Jangan dimakan!” serunya panik.
Ethan terkejut, potongan cake itu pun jatuh ke lantai. Kinara segera berlari, memeriksa tangan dan mulut anaknya, memastikan belum sempat menelan apapun.
“Kamu dapat dari siapa, Nak?”
“Dari Tante Amira, Mommy. Ini katanya nggak ada kacang almond,” jawabnya polos. Tetapi, cake itu sudah di makan oleh Ethan dan hampir habis separuh.
Kinara menatap kosong ke depan. Di dadanya, amarah dan ketakutan bercampur. 'Amira tahu Ethan alergi kacang almond, tidak mungkin memberi cake yang sama,'pikirnya. 'Jadi ... siapa yang menukar cake Amira? Apa dia keliru membeli cake yang serupa?'
Sementara itu, Savira berjalan anggun melewati koridor, seolah tidak terjadi apa-apa. Senyum kecil terlukis di wajahnya. Tapi di matanya ada dingin yang menusuk.
Anak itu mulai menggaruk tenggorokannya, napasnya tersengal.
“Mommy ... susah ... napas...” katanya dengan suara parau kemudian, Kinara langsung menyadari kalau cake itu benar-benar mengandung kacang almond.
Kinara langsung memeluk Ethan yang kini menggeliat kesakitan, kulitnya memerah dan tubuhnya panas.
“Ya Tuhan!” teriaknya panik. Dia menepuk-nepuk pipi anaknya yang mulai kehilangan fokus.
“Ethan! Sayang, dengar Mommy, buka mata kamu!”
Teriakan itu membuat Amira yang baru saja kembali ke ruangan menoleh kaget.
“Ada apa, Dokter Zhao?” dia langsung menghampiri.
“Ethan ... alergi kacang almond! Kau memberinya cake yang salah, Amira! Aku sudah katakan Ethan alergi kacang almond!” teriak Kinara, membuat Amira tertegun.
“Tapi ... itu cake yang lain, Dokter Zhao. Sedangkan yang satunya masih di kulkas, aku sudah pastikan tidak ada kacangnya!"
Ucapan itu membuat dunia Kinara seperti berhenti sejenak, matanya membulat tajam. “Apa? Jadi ... yang Ethan makan...”
Belum sempat ia melanjutkan, Ethan kembali tersengal keras. Napasnya pendek-pendek, bibirnya mulai membiru. Kinara langsung memeluk tubuh mungil itu erat, air mata jatuh tanpa bisa ditahan.
“Ethan! Tolong! Amira tolong!”
Saat itulah Zaki yang kebetulan lewat berlari masuk setelah mendengar suara teriakan Kinara.
“Ada apa ini?”
“Ethan alergi ... cake almond!” jawab Kinara histeris.
Zaki terdiam sepersekian detik, kedua matanya melebar.
'Alergi kacang almond, sama seperti...' pikirnya cepat, wajah Arvino langsung terlintas di benaknya. Tapi ia tak punya waktu untuk berpikir lebih jauh.
“Cepat! Kita bawa ke ruang perawatan sekarang! Amira hubungi dokter anak!” katanya sigap, dia meraih tubuh Ethan dari pelukan Kinara, mengangkatnya dengan hati-hati. Kinara menahan tangis, berlari di sampingnya sambil memegangi tangan kecil anaknya.
“Bertahan ya, Nak ... Mommy di sini...” isaknya lirih. Zaki menatap sekilas ke arah Kinara yang berlari di sampingnya, dia terus menatap anaknya yang begitu merasa kesakitan.
Suasana ruang perawatan siang itu terasa tegang. Suara monitor detak jantung terus berdetak cepat di antara napas Ethan yang berat di balik masker oksigen. Tubuh mungilnya masih dipenuhi ruam merah yang menyebar dari leher ke dada. Kinara berdiri di samping tempat tidur, memegangi tangan anaknya dengan mata sembab.
“Sayang, Mommy di sini ... kamu kuat, ya?” bisiknya dengan suara bergetar. Dokter jaga yang menangani Ethan baru saja menyuntikkan cairan antihistamin dan memasang selang infus. Namun, ruam di tubuh Ethan masih belum sepenuhnya reda. Nafasnya masih cepat, kulitnya tampak pucat.
Zaki yang berdiri di dekat pintu menatap pemandangan itu dengan wajah cemas. “Dokter Zhao, apa dia sering begini?” tanyanya pelan.
Kinara menarik napas panjang, berusaha menenangkan diri meski air matanya terus jatuh.
“Sejak dia bayi,” jawabnya lirih. “Waktu itu ... aku tidak tahu aku minum susu kacang almond. Aku menyusui Ethan, dan reaksinya begitu parah. Nyawanya hampir tidak tertolong.”
Zaki mengernyit, wajahnya menegang. “Tidak ada obat pasti?”
“Tidak,” jawab Kinara dengan suara pelan tapi mantap. “Hanya penanganan sementara. Reaksinya terlalu kuat terhadap protein almond. Aku sudah berkeliling dunia mencari formula penawar yang bisa benar-benar menghentikan efek alerginya, tapi sampai sekarang belum ada yang berhasil sepenuhnya. Reaksi alergi ini berbeda dengan orang pada umumnya, kata ahli di luar negeri hanya tiga atau lima orang yang bakal mengalami hal serupa," ungkap Kinara.
Zaki menatap anak itu dengan rasa iba dan kekaguman pada sosok ibu di hadapannya. Tapi di dalam hati, pikirannya masih sibuk dengan satu hal.
'Alergi kacang almond ... sama persis seperti Tuan Arvino. Bahkan jenis reaksinya pun identik, apa mungkin...'
Sebelum sempat ia berpikir lebih jauh, ponselnya bergetar. Nama “Arvino” muncul di layar. Zaki langsung menjawab, menunduk sedikit.
“Ya, Tuan, saya masih di rumah sakit.”
[Bagaimana keadaan di sana? Dokter Zhao sudah menyesuaikan pekerjaannya?] suara Arvino terdengar tenang tapi tegas dari seberang.
Zaki menatap ke arah Kinara yang masih menggenggam tangan Ethan dengan mata penuh air mata. “Tuan, sebenarnya ... Dokter Zhao sedang...”
Belum sempat ia melanjutkan, Arvino memotong. “Ada apa dengan nada suaramu? Katakan saja.”
“Anak ... anak Dokter Zhao ... sedang ditangani dokter, alergi parah.”
Dari seberang terdengar suara kursi bergeser. “Alergi?” tanya Arvino cepat.
Namun sebelum Zaki sempat menambahkan, sinyal tiba-tiba terputus. Ia memandang layar ponselnya yang gelap dan mengumpat pelan. “Sial, sinyalnya hilang.”
“Kami sudah mencegah penyebaran ruam. Untung Dokter Zhao cepat bertindak. Untuk sementara dia tertidur karena efek obat. Tapi reaksi bisa kambuh jika ada paparan lagi.”
Kinara mengangguk lemah. “Terima kasih, Dok.”
Setelah dokter pergi, Zaki menghampiri dengan langkah pelan. “Dia akan baik-baik saja, kan?”
Kinara menatap wajah anaknya yang tertidur dengan napas perlahan.
“Dia akan sembuh,” katanya pelan. “Aku punya formula racikan yang aku kembangkan sendiri di luar negeri. Obat ini tidak ada di pasaran, tapi aku tahu dosis yang tepat untuk Ethan. Hanya itu satu-satunya cara agar reaksinya benar-benar mereda.”
Dia mengeluarkan botol kecil dari tas medisnya, isi cairan bening keemasan yang berkilau di bawah cahaya ruangan.
“Obat ini belum diakui secara resmi, tapi aku sudah mengujinya bertahun-tahun. Dan hanya Ethan yang jadi alasanku untuk terus menciptakan ini.”
Zaki tertegun sejenak, memandang
Kinara lalu menyuntikan beberapa tetes cairan itu ke dalam infus Ethan dengan tangan bergetar. Mata Zaki melebar saat dia melihat kalung yang dipakai oleh Ethan, mirip dengan milik Arvino yang tak pernah lagi dipakai Bos nya itu sejak enam tahun lalu.
“Tenanglah, Sayang,” bisiknya. “Obat ini akan membantu kamu tidur tanpa sakit.”
Zaki mengalihkan pandangannya, tak sanggup menatap terlalu lama. Namun dalam benaknya, ia sudah tahu langkah selanjutnya mengabari Arvino, karena firasatnya mengatakan ada hubungan lebih besar dari sekadar kebetulan di antara mereka bertiga.
'Apa jangan-jangan wanita enam tahun lalu itu ... Dokter Zhao?' kedua mata Zaki kini menatap kearah Kinara tanpa berkedip karena keterkejutannya.
tp lbih bgus skr lgsg d pecat
udah salah belaga playing victim lagi
Zaki.... segera urus semua berkas pernikahan Arvino dan Kinara .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
dan Arvino harus pantau terus Kinara dan Ethan di manapun mereka berada . karena Savira dan Andrian selalu mengikuti mereka dan mencari celah untuk menghasut Kinara .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
up LG Thor 😍