NovelToon NovelToon
ANA - Terlanjur Salah Pilih

ANA - Terlanjur Salah Pilih

Status: tamat
Genre:Slice of Life / Cerai / Keluarga / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Selingkuh / Konflik etika / Tamat
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Frans Lizzie

DISCLAIMER : Ini bukan kisah tentang sweet romance tetapi DARK ROMANCE...
Jadi bersiap-siap menjadi tegang dan gemas

Berawal dari kisah cinta semanis madu, pasangan Aris-Ana menikah. Dengan berjalannya waktu kisah manis cinta mereka berubah menjadi semakin pahit dan mencekam.

Ana dibuat hancur berkeping-keping karena pernikahannya. Semakin hari semakin mencekam dan tidak masuk akal.

Apakah yang harus Ana lakukan? Bertahan dia akan hancur. Berpisah ibu dan anaknya lah yang hancur. Adakah pilihan lain baginya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Frans Lizzie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 - Bicara dengan mama

Pertama-tama mereka berhenti di Indomaret untuk membeli saus tiram, bumbu penyedap dari jamur juga merica bubuk.     

Kemudian Aris mengajak Ana  untuk memilih kopi dingin di Point Coffee, membeli bakery dan mengajak sejenak duduk menikmati roti dan kopi di bangku depan.   

Ana sangat merasa di-ratu-kan oleh Aris. Hatinya terasa hangat dengan perhatian manis dari Aris. Kedua orang tuanya tak pernah duduk khusus untuk menemaninya seperti ini. Mereka tidak melakukan hal menyenangkan untuknya seperti yang sedang Aris perbuat saat ini.  

“Bagaimana suka nggak rasa kopinya?” tanya Aris penuh perhatian. “Apa terlalu pahit buat Ana?”     

“Enak kok,” jawab Ana sambil tersenyum.

“Eh, apa kita nggak kelamaan ini, ngopi dulu. Ini sudah hampir gelap lho. Belum masaknya nanti.” Ana merasa cemas.   

“Kan nanti masaknya rame-rame pasti cepat selesai. Sudah santai dulu saja kita ngopi di sini.”     

Ana mengangguk sambil menghirup cappucino-nya. “Ehmm, aku ada sedikit pengakuan ini…. Walau sedikit memalukan, tapi kukira jujur lebih baik..”  

Aris menghentikan kunyahan pada donatnya lalu menatap Ana dengan intens. “Wah, kayaknya serius ini. Apa itu?” 

Ana memantapkan hatinya. Ia harus jujur. 

“Terus terang aku ini sama sekali buta soal masak memasak. Sejak kecil sampai sebesar ini, keluarga kami selalu beli lauk pauk dan sayur. Hanya menanak nasi memakai Magic Com yang aku bisa.    

Mata Aris mem-bola takjub. “Serius? Tapi ibumu pasti memasak kan sesekali? Bikin sarapan setidaknya..”    

Ana menatap wajah bersih Aris sambil menghela napas. Ana sudah sering menyulam wajah dan sosok Aris dalam angan-angannya. Tentu sudah mulai timbul harapan dalam benaknya bila kelak Aris akan menjadi teman seumur hidupnya.    

“Sejak aku kecil, aku tak pernah melihat orang tuaku memasak. Hari-hari hanya nasi saja yang tersedia. Semua lauk pauk kami beli dari warung sekitar atau pedagang keliling.”   

Aris terdiam sambil menatap Ana.   

Suasana hening itu membuat dada Ana terasa sesak. Ada kekuatiran dalam dirinya, takut akan ditolak karena ketidak wajar dirinya sebagai perempuan di bumi nusantara ini. Ia tahu, dia itu berbeda.    

Ana memberanikan bertanya, “Aku aneh ya, Mas?”   

Alis mata Aris terangkat. “Aneh? Apanya yang aneh?”    

Ana mengucapkan dengan nada lambat dan pelan. “Apa Mas Aris tak menganggap aku perempuan aneh? Sama sekali tak bisa masak. Padahal sudah sebesar ini. Mas Aris yang cowok aja pinter masak.”    

Aris tertawa kecil mendengar perkataan Ana.   

“Oh, sejak kecil aku suka ngeliat ibuku masak. Ibuku kan sering masak buat hajatan di kampung. Aku suka bantu-bantu. Biar bisa comot sana sini juga sih…”

“Itulah…,” Ana menarik ujung bibirnya ke bawah. “Ibuku tak pernah memasak. Jadi aku pun tak pernah ada keinginan untuk belajar memasak.”

Aris menepuk-nepuk ringan kepala Ana.     

“Memasak itu gampang. Nanti ku ajari ya.”   

Aris mengedipkan matanya 

Nyes!!!   

Hati Ana seperti diguyur air es. Ohhh, lega dan sejuknya kata-kata Aris.      

Harapan yang tadi hampir sirna kembali tumbuh lagi di hati Ana.

Aris bangkit berdiri. “Udahan kan ngopinya? Yuk, segera belanja. Seperti kata Ana tadi, agar tidak kelamaan yang lain menunggu.”    

Ana mengangguk. 

Baru saja Ana berdiri, hp di tas tangannya berbunyi. Ana berhenti untuk mengeluarkan hpnya.    

“Dari mamaku,” kata Ana sambil menunjukkan layar hpnya kepada Aris.   

“Jawab dulu,” kata Aris. Ia pun duduk lagi di tempat duduknya.    

Ana juga duduk kembali untuk menjawab telepon. “Halo Ma. Apa kabarnya?”  

Ana mendengarkan dengan cukup lama. Terdengar suara seorang wanita yang berbicara dengan tempo cepat walau tidak jelas kata-katanya karena fungsi speaker dalam hp tidak diaktifkan.    

Ana menarik napas panjang sebelum menjawab, “Seharusnya mama jangan terlalu mendengarkan kata-kata Bu Sastro, Tante Ellis dan ibu-ibu arisan. Menurut Ana, rumah kita masih cukup baik kok. Belum perlu untuk….”   

Kata-kata Ana terputus sebelum sempat menyelesaikan dan ia terpaksa mendengarkan lawan bicara di teleponnya dalam waktu yang juga cukup lama. Berkali-kali Ana berusaha menyela untuk berbicara tapi tampaknya lawan bicaranya tak memberi kesempatan.     

“Baik, baik, Ma.” Ana sampai mengangkat tangan kanannya seolah-olah lawan bicaranya ada di hadapannya. “Ana sudah mengerti kemauan Mama. Besok Ana kirim uangnya ya Ma. Cuma tidak bisa langsung seperti yang dibutuhkan. Tapi bulan depan setelah gajian akan Ana kirim lagi.”    

Terdengar lagi suara wanita yang tak jelas dari hp Ana. Pastilah cukup keras cara bicara mama Ana, karena bisa terdengar walau tak jelas kata-katanya.    

“Ma, gaji Ana tak sebesar itu,” keluh Ana sambil menahan kekesalan hatinya. “Mama jangan asal percaya sama omongan orang. Baik, baik, nanti Ana kirim uangnya untuk biaya perbaikan. Tapi semampunya Ana lho. Mama pun jangan serba nurut sama kata orang…”  

Kata-kata Ana terpotong lagi. Terdengar suara yang panjang lebar dari hp. Dan wajah Ana tampak semakin keruh dan tertekan.    

“Eh, Ma,” kali ini Ana yang memotong pembicaraan. “Ana sudah ditunggu ini sama teman. Ada janjian kerjain sesuatu. Ini udah di depan nungguin temen Ana. Udah dulu ya Ma.”

Ana mendengarkan sebentar dan kemudian berucap, “Bye!”   

Lalu telepon ditutup.   

Ana menghela napas.

Bicara dengan ibunya hampir selalu membuat perasaannya seperti diaduk-aduk seperti adonan pasir dan semen. 

Orang bilang surga ada di telapak kaki ibu.  

Lalu… bagaimana dengan dirinya?  

Dirinya tak pernah merasakan sentuhan surga jika berada di dekat ibunya. 

“Udah teleponnya?” Suara lembut Aris menyentakkan kesadaran Ana yang agak berkabut, setelah pembicaraan dengan ibunya.   

“Eh,..iya iya sudah,” gagap Ana.   

Tiba-tiba tangan Aris sudah menggenggam tangan Ana, sehingga membuat Ana tersentak lagi.   

“Maaf kalau aku ikut mendengarkan pembicaraanmu. Kayaknya bukan pembicaraan yang menyenangkan ya?”    

Ana menatap Aris dengan wajah agak sedih. “Ya begitulah. Hubunganku dengan mamaku memang.. ehmm.. agak agak kurang baik.”

Aris meremas jari-jari Ana dengan lembut. “Ibu minta uang?”    

Ana mengangguk.    

Ana terdiam sejenak seakan menimbang-nimbang sesuatu sebelum berbicara, “Padahal setiap bulan aku sudah selalu mengirimkan sejumlah uang untuk ibuku. Tapi ada saja masalah muncul yang membuatku harus mengirim uang lagi.

Yang barusan ini mamaku telepon karena mau mengubah warna cat rumah. Gara-gara omongan ibu-ibu temen dia yang cerita kalau rumahnya ada yang habis dicat dan hasilnya bagus sekali. Padahal cat rumah kami masih cukup baik menurutku.”  

Ana berhenti sebentar mengamati raut wajah Aris. Tak ada reaksi seperti penghakiman di wajahnya. Padahal biasanya respon teman-temannya adalah nasehat bersyukur karena diberi kesempatan Tuhan untuk membalas budi terhadap orang tua.    

“Aku anak yang jahat dan pelit terhadap orang tua ya, Mas?” tanya Ana hati-hati.   

Sekarang kedua tangan Aris memegangi dan memijit ringan kedua lengan Ana. “Tentu saja tidak. Kan setiap bulan Ana sudah mengirim uang juga. Aku sangat paham gimana rasanya dimintai uang lagi di luar budget bulanan. Aku paham. Aku paham.”

Ooooo… Sungguh sejuk hati Ana mendengar ucapan hangat dari Aris. Baru kali ini dalam hidupnya, ada seseorang yang dapat merangkul saat diri ini sedang tidak baik-baik saja.   

“Sudah jangan terlalu memikirkan itu ya,” bujuk Aris sambil tersenyum. “Yuk kita ke pasar kaget di tepi jalan itu. Semoga ada udang, ayam atau apalah agar cap cay kita lebih enak.”

Ana mengangguk. Mereka menuju ke motor untuk segera melanjutkan belanja.

1
strawberry 27
yahhh,,,,kok tamat, selalu di tunggu malah tamat/Cry//Cry/
strawberry 27
Ana tidak usah khawatir soal baby Keenan, pasti terurus dgn baik, soal Aris & Sulis daripada punya pikiran aneh² klo mrk begini begitu , lebih baik Ana fokus kerja , spy dpt uang yg banyak dan bisa bikin kos² an buat mami nya Ana
strawberry 27
Ana yg sabar ya ,,,,, baby Keenan masih kecil, kalau sudah agak besar pasti tau kalau Ana mama nya Keenan
strawberry 27
Rio kaget mgkn krn Ana nikah di kua
Frans Lizzie
terima kasih doanya
strawberry 27
cepat sembuh baby Keenan, jangan bikin mama Ana takut ya
strawberry 27
Waduh, kalau Ana nelpon Aris, sudah dapat di pastikan Aris marah² ni , orang seperti Aris yg royal sama orang lain tapi sama istrinya sendiri super pelit, pasti Ana akan kena marah ni, sebaiknya Ana atasi sendiri soal baby Keenan, berharap baby Keenan baik² saja, harusnya Ana tidak bilang kalau sisa sufor di buang, biar bgmn pun si Sulis pasti akan ngadu ke Aris gini gitu, lha wong Sulis suka / cinta ke Aris, & SDH pasti Sulis akan senang melihat Ana di marah i Aris
strawberry 27
seandainya harus pisah, Aris tentu tidak mau baby Keenan ikut Ana, dilema buat Ana, berat memang, ya seperti nya Ana harus merelakan baby Keenan dengan Aris, dan Ana lanjut bekerja spy bisa makan , mencukupi kebutuhan Ana juga Sherly mama Ana, karena si Aris ini royal hanya kpd teman² nya bukan kpd istri nya, karena niat awal si Aris hanya menaklukkan hati Ana, setelah Ana tekuk lutut ya sudah selesai, Aris kembali ke setelah pabrik yg mau menang dan enaknya sendiri, suka main perempuan dan masih banyak lagi, kini tinggallah Ana yg menyesal, Ana sebaiknya bangkit, jangan pernah menyerah, toh Ana kpn pun masih bisa ketemu baby Keenan
Frans Lizzie: Keren komentar Kakak👍
total 1 replies
strawberry 27
Wah ternyata si Sulis selain bantu momong baby Keenan , pingin merebut ayah Keenan juga rupanya , pertanyaannya apa Ana masih mencintai Aris, tentu kadar cinta Ana ke Aris tinggal,,,mgkn 60 persen saja, Ana harus siap² pisah nich ,,,
Frans Lizzie
Terima kasih pendapatnya, Kakak😍
strawberry 27
Ana sebaiknya tidak usah cerita ke Aris klo turun jabatan, gue yakin Aris tidak akan perduli, mau Ana turun jabatan atau nggak, Aris hanya perduli diri nya sendiri dan keluarga nya, sedangkan Ana tetap Aris anggap orang lain / orang luar meski sudah sah jadi istri Aris, dan mau apa yg Ana lakukan selalu salah ,gak ada bener nya di mata Aris, yg sabar ya Ana, mending cerai saja dari Aris , sebelum terlambat, KLO perlu cari kejar Mario
strawberry 27
kewajiban suami blum di laksanakan ngasih nafkah istri / ngasih uang , tapi istri nya harus ngasih nafkah batin ke suami nya, rugi donk
Frans Lizzie: 🤭 terima kasih supportnya kakak
total 1 replies
strawberry 27
Yudi kepingin Ana jadi langsing lagi e malah di kasih donat wkwkwk
strawberry 27: GPP juga sich, donat e enak🤭🤭🤣🤣
total 2 replies
strawberry 27
Ana beruntung punya kk ipar spt mbak Yati yg baik hati , biasanya kk ipar perempuan rata² pd jht
strawberry 27
seharusnya Ana jujur saja soal Aris tidak ngasih nafkah setahunan ini ke mbak Yati, bukan mau mempermalukan atau merendah kan Aris tapi kenyataan seperti itu, soal nanti mbak Yati menyanggah membela Aris adik nya begini begitu urusan blakang, yg penting Ana sudah jujur katakan apa ada nya ke mbak Yati
strawberry 27
Aris mulai kelihatan sifat asli nya, yg sabar ya Ana
Frans Lizzie
sendirian lagi. Makanya para lansia harus jaga kondisi agar tetap fit dan lincah di masa tua💪
strawberry 27
Jadi penasaran kisah selanjutnya Ana & Aris bgmn, mama Sherly pulang ke Jogja nya bgmn ya sendiri an lagi atau ada teman nya
strawberry 27
Mario orang baik, knp Ana ngga sama Mario saja
strawberry 27: sebetulnya masih ada waktu, hanya pihak Aris pasti marah besar, dan misal itu terjadi, Ana jadi tau bgmn sifat Aris yg sesungguhnya sebelum menikah, sebetulnya tanda dari Dita pun tidak Ana abaikan
total 2 replies
strawberry 27
lanjut author,seru nich
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!