Kisah hidup Amaya Mentari yang mencari kebahagian sejati nya di tengah perselingkuhan suaminya.
Dimana delapan tahun pernikahan tidak ada artinya di mata suaminya.
Pengorbanan Mentari tak di hargai selama ini. Kesetiaan nya di balas air mata. Dan yang paling mengenjutkan ternyata selama ini suaminya telah menikah lagi dan memiliki anak dari wanita lain. Dan paling sial nya, keluarga suaminya mendukung itu semua.
Mentari" jika kesetianku di balas penghianatan, jika pernikahan ku tak berarti di mata nya, buat aku pertahankan!"
"Bandingkan aku dengan wanita lain nya mas. Apa ada yang bisa menerima mu dengan kemiskinan mu?"
"Apa ada yang melayani mu sebaik aku saat kamu lumpuh mas?"
"Bahkan mantan si4lan mu meninggalkan mu di hari pernikahan mu mas?"
Dan sekarang, kamu malah menikahinya dan memiliki anak dengan nya, di saat sembuh? Terlalu kamu mas?"
"Apa guna nya hadir ku selama ini di hidup mu mas? "
Yuk ikuti Kisah hidup Amaya Mentari di tenggah badai rumah tangga nya. Mentari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasri Ani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AKU MEMANG BODOH
Gegara ulah si dady dan baby gula nya, Acara sarapan Mentari jadi tak nikmat lagi. Terpaksa Mentari makan kayak di kejar shetan. Suapan Mentari udah nggak kekira dah. Mulut nya sampai kayak ikan buntal saat menampung makanan itu di dalam mulut nya.
Om om tua dan gadis yang di pikir kekasih nya itu
sampai cenggo dengan mulut terbuka nya, melihat cara Mentari makan. Mereka sampai tak jadi makan di buat.
Begitu makanan nya habis Mentari langsung kabur dengan alasan harus bekerja.
Setelah kepergian Mentari. Tinggalah om om tua yang di sangka genit oleh Mentari. Dan baby gula nya.
"Aneh banget sih dad?"
"Ada ya wanita kek gitu? Nggak ada jaim nya,"
terkekeh lucu si gadis cantik itu.
"Udah makan sarapan mu?" si pria tua sepertinya enggan membahas soal si wanita tadi.
"Nginep disini dad?"
"Siapa? Dady?" Tanya balik si pria.
" Bukan,,, wanita tadi. Kan tampilan nya biasa aja.
Emang bisa membayar tarif hotel dady yang mahal nya selangit itu?"
"Ntah,,,"jawab si dady agak cuek.
"Makan lah,,, bukan nya mau ke vila hari ini?"
" Mau sih tapi kalau dady nggak ikut nggak seru. Dady terlalu sibuk!" protes si gadis cantik.
"Coba aku punya momi, pasti dady akan betah di rumah.?"
" Nanti dady menyusul. Bukan nya ada Gerald disana?"
"Ck,,,kak Geral nggak seru. Dia terlalu sibuk dengan dunia nya dad. Apalagi dia baru masuk kuliah,,, ilang muluk dia!" adu si gadis cantik.
"Sayang, teman mu kan banyak. Bisa ajak mereka ke Vila."
" Kak Geral nggak suka kalau ramai orang dad.
Apalagi kawan ku rata berisik, bisa di usir semua."
" Pingin nya liburan sama dady. Kita Metime berdua gitu. Kayak orang pacaran dad?"
"Jangan kerja muluk dad, ingat masih ada anak nya disini?" protes nya kembali.
" Iya bawel," jawab si dady. Memang putri bungsunya cerewet banget. Apalagi kalau keinginan nya belum di turuti bakalan terus aja mengoceh.
"Gitu dong? Kan ada om Malvin, ngapain juga harus sibuk sekali. Anak buah juga banyak, tinggal serahin aja."
"Kita udah kaya dad?"
Rupa nya si dady tidak menjawab. Si dady lagi sibuk mengawasi botol minum yang masih tersisa sedikit itu.
"Minum aja dad, mubazir lo dad? Masih ada air nya?"
goda si anak.
Si dady hanya melirik sepintas dengan putri nya ini.
Tapi tetap membisu.
" Maka nya nikah,,, jadi bisa manjaan sama istri," goda si anak lagi.
"Jesi," peringat si dady pelan.
"Iya dad, maaf!"
Nama nya Jesica Haruni Marcopolo. Gadis cantik yang sok dewasa, padahal dia baru berusia lima belas tahun.
Dan baru duduk di bangku SMA.
Karena proses kelahiran nya penuh haru, jadilah dia di
beri nama Haruni. Dimana dia harus di lahirkan sebelum
waktu nya dan sampai menggorbankan nyawa ibunya.
Tapi untung nya kepribadian gadis muda ini sangat
ceria meski tumbuh kembang nya tanpa dampingan
seorang ibu. Beda dengan sang kakak, yang amat pendiam.
"Wanita tadi juga nggak apa dad, itupun kalau dia mau jadi istri dady?" sambung si Anak.
" Liat muka dady aja dia langsung kabur," tetawa sang putri.
Dan itulah yang ada di pikiran sang dady ternyata. Ada apa dengan dirinya? Kenapa si wanita itu sejak semalam seperti nya takut pada nya.
Mana om lagi panggilan nya. Memang dia setua itu?
Baginya dirinya masih tampan, sangat tampan lagi.
Meski dia sibuk bekerja tampilan adalah utama. Dia pria matang dan dewasa, usia nya baru menginjak empat puluh tiga tahun. Dan dia menolak di katakan tua. Di luaran sana banyak kaum hawa yang memuja nya.
Sementara si dady lagi memikirkan ada apa dengan dirinya. Berbeda dengan si Mentari, objek yang di pikirkan.
Wanita ini tengah di kamar nya. Berulang kali menghubunggi suaminya, nyata nya tak ada satupun panggilan nya yang di jawab. Bahkan panggilan terakhir malah m4ti.
"Dasar suami lakn4t,,, bisa nya udah jam segini nggak bisa di hubunggi."
Untung dia nggak nunggu seharian, kalau nggak apa jadinya dia. Udah beneran kayak gembel pastinya.
Tak berselang lama eh ada chat masuk dari ponsel Mentari. Dan itu dari suami nya.
"Maaf sayang, disini nggak ada sinyal. Aku terpaksa berangkat semalam ke luar kota meninjau proyek.
Mungkin satu minggu ke depan."
Chat terhenti sampai di situ. Mentari tunggu sekian lama, tetap tak ada. Mentari memutuskan untuk menelpon balik, eh udah nggak aktif aja.
"Sialan,,, aku nggak mungkin betah berlama lagi hidup dengan pria seperti ini lagi. Tapi kalok aku pisah sekarang, aku nggak akan dapat apapun."
"Dan itu artinya apa yang dimiliki bapakku nggak akan balik. Dasar perampok," kecam Mentari.
"Ceklek pintu terbuka munculah Gina dengan membawa barang titipan Mentari.
Kenapa muka lo kusut begitu. Cacingan lo?"
"Suamiku nggak bisa di hubunggi," kesal Mentari.
"Ya jelas lah ini weekend. Paling dia lagi hiya hiya dengan madu lo."
147
" Bukan nya elo yang bilang dia nggak bisa libur soal gituan."
" Iya sih?"
" Ya udah, apa di pikir? Sana tawarin hal yang sama, mungkin dia bakalan melirik lo."
"Ogah," tolak Mentari mentah.
Mentari melihat kan isi chat sang suami. Liatlah, dia kabur!
"Bukan nya memperbaiki rumah ku malah lepss tanggung jawab. Mana dia ninggalin aku di motel lagi semalam," cerita Mentari.
"Udah tahu gitu masih aja di harap," bodoh! Cibir Gina.
"Delapan tahun Gin, ini bukan sehari dua hari. Mana mungkin secepat ini aku melupakan nya," ucap Mentari.
"Persis,,, sama persis yang elo ucapin ini. Ibu gue dulu begini, memilih hidup dengan kenangan bersama si bangs4t papa gue itu. Akhir nya meregang nyawa tak kuat menahan sakit hati dan kecewa."
" Elo mau seperti itu nasib lo?"
Mentari terdiam!
Bukan nya dia nggak mau move on. Tapi belum bisa.
Hatinya masih sakit ingat penghianatan suaminya. Hati nya sakit membayangkan suaminya memilih madunya ketimbang dirinya.
Meski marah dan mengumpat suaminya. Ingin balas dendam apalah, tapi jika sudah tak marah, dia akan memikirkan Haykal kembali.
"Udahlah, buruan ganti bajumu. Kita cari hiburan," ajak Gina.
"Malas," jawab Mentari.
"Kita shoping, kita perbaiki penampilan mu," ajak Gina.
"Kamu cantik Mentari, tapi kurang menarik. Mau bersaing dengan Lisa, harus tampil lebih dari dia."
" Mana tahu kamu mau merebut kembali suami mu dari pelakor itu," ucap Gina lagi.
Mentari terdiam. Dia juga bingung dengan apa yang di
mau saat ini. Dia begitu membenci suami dan madu nya itu. Apalagi udah di bohonggi seperti itu. Tapi dia serasa berat kalau di suru pisah. Otak nya masih penuh dengan bayangan suaminya.
Daripada setres, Mentari mengikuti saran Gina. Ini pertama kali dia masuk mall buat shoping dan salon. Dan ternyata itu sangat menyenangkan, dia bisa lupa dengan suami penghianat nya.
Hingga petang mereka di dalam mall, dan kini saat nya balik ke hotel.
"Gin,,, kita lewat rumah mertua ku ya? Aku ingin memastikan mas Haykal beneran ke luar kota atau bohong?"
"Astaga Mentari,,, udah jelas bohong lah. Kalau dia ke luar kota pastinya pak Doni juga ikut. Dan tadi sebelum kesini. Aku malah papasan dengan nya."
"Tapi ingin tahu?" Tertunduk Mentari.
"Oke,,, tapi jangan ada tanggisan setelah ini."
"Iya,,," senyum Mentari terbit.
Dan tepat yang di katakan Mentari. Petang itu Mentari melihat sendiri bagaimana suaminya sedang bersebelahan dengan istrinya. Ada mertua nya juga. Mereka tampak bahagia sedang menemani sang cucu melihat pertunjukan topeng monyet di depan rumah nya.
" Udah jelas, masih ngeyel. Sakit hati sendiri kan?
Bodoh!" omel Gina.
"Udah jelas orang seperti itu nggak pantas di ingat, masih aja kepo."
Tanpa menunggu jawaban dari Mentari, si Gina melajukan mobil nya menjauh.
" Puas!" Cibir Gina.
" Mau nanggis? Cenggeng!" kembali Gina mencibir.
"Percuma satu hari ini kita perbaiki tampilan mu. Kamu akan tetap tak terlihat Mentari. "
"Coba lihatlah dirimu sendiri, sayanggi dirimu sendiri, cintai dirimu dan aku yakin di luaran sana banyak juga orang yang akan mencintaimu."
"Aku bodoh, aku lemah" lirih Mentari.
"Udahlah, memang cinta itu bodoh kan? Ya itu," hela nafas kasar Gina terdengar.
" Persis sekali bodohnya dengan mu bu," membathin Gina.
tetapi blm bucin
yg bucin duluan Gina
mentari hamil
yg ngidam Yg bikin mentari hamil...
lanjut Thor ceritanya