NovelToon NovelToon
BENANG KUSUT

BENANG KUSUT

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu / Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Siti Gemini 75

Kirana berusaha menjaga keluarga, sementara Riana menyimpan rahasia. Cinta terlarang menguji mereka. Antara keluarga dan hati, pilihan sulit menanti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bayang Bayang Masalalu

 Malam itu, setelah Bima mengutarakan perasaannya di depan pintu apartemen, Riana masuk dengan jantung berdebar kencang. Ia mengunci pintu, bersandar di sana, dan memejamkan mata. Kata-kata Bima terus berputar di kepalanya, seperti kaset rusak yang diputar berulang-ulang. "Aku merasa tertarik padamu, Riana. Lebih dari sekadar teman."

Sebagian dirinya merasa berbunga-bunga, senang bahwa Bima juga merasakan hal yang sama. Namun, sebagian besar dirinya diliputi keraguan dan ketakutan. Bayangan Raka dan Kirana muncul tanpa diundang, merusak kebahagiaan yang baru saja tumbuh. Pengkhianatan itu masih terasa begitu nyata, seperti luka yang belum sepenuhnya sembuh.

Riana berjalan gontai ke kamarnya, mengganti pakaian, dan berbaring di tempat tidur. Ia mencoba memejamkan mata, berharap bisa segera terlelap dan melupakan semua kekacauan di pikirannya. Namun, semakin ia mencoba, semakin sulit ia tidur.

Di tengah malam, mimpi buruk datang menghantuinya. Ia berada di sebuah taman yang indah, penuh dengan bunga-bunga berwarna-warni. Bima berdiri di depannya, tersenyum hangat dan mengulurkan tangan. Riana menyambut uluran tangan itu dengan senang hati, merasa aman dan dicintai. Namun, tiba-tiba, wajah Bima berubah menjadi wajah Raka yang sinis. Taman yang indah berubah menjadi padang gurun yang tandus. Raka tertawa terbahak-bahak sambil menggandeng Kirana, meninggalkan Riana sendirian dalam kegelapan.

Riana terbangun dengan napas tersengal, keringat dingin membasahi tubuhnya. Jantungnya berdegup kencang, seolah ingin melompat keluar dari dadanya. Ia duduk di tepi tempat tidur, memeluk lututnya, dan mencoba menenangkan diri. Mimpi itu terasa begitu nyata, membuatnya semakin takut untuk membuka hatinya lagi.

Pagi harinya, Riana merasa lelah dan tidak bersemangat. Ia menatap dirinya di cermin, melihat wajah pucat dan mata sembab. Ia merasa seperti orang asing di tubuhnya sendiri. Ia tidak mengenali wanita yang berdiri di depannya.

Ia membatalkan janji untuk melukis di taman bersama teman-temannya. Ia beralasan sedang tidak enak badan. Padahal, yang sebenarnya adalah ia tidak ingin bertemu siapa pun. Ia ingin bersembunyi dari dunia, meringkuk di dalam apartemennya, dan melupakan semua masalahnya.

Siang harinya, ponsel Riana berdering. Ia melihat nama Bima di layar. Dengan ragu, ia mengangkat telepon itu.

"Halo, Riana? Apa kabarmu?" sapa Bima dengan suara lembut. "Aku harap kamu baik-baik saja. Aku ingin mengajakmu makan siang di Warung Sederhana, tempat favoritmu. Aku tunggu ya."

Riana terdiam sejenak. Ia ingin sekali bertemu Bima, mendengar suaranya, dan merasakan kehadirannya. Namun, ia juga takut. Ia takut jika ia terlalu dekat dengan Bima, ia akan semakin terluka jika Bima meninggalkannya.

"Maaf, Bim," jawab Riana dengan suara serak. "Aku sedang tidak enak badan. Mungkin lain kali saja ya."

"Oh, sayang sekali," balas Bima dengan nada kecewa. "Aku harap kamu cepat sembuh ya. Jangan lupa istirahat dan minum obat. Kalau ada apa-apa, jangan sungkan untuk menghubungiku."

"Terima kasih, Bim," ucap Riana. Ia merasa bersalah karena telah berbohong, tetapi ia merasa itu adalah pilihan terbaik untuk saat ini.

Setelah menutup telepon, Riana merasa semakin bersalah. Ia tahu bahwa ia tidak seharusnya menjauhi Bima. Bima adalah orang yang baik, tulus, dan perhatian. Ia tidak pantas diperlakukan seperti ini.

Sore harinya, saat Riana sedang melamun di balkon apartemennya, ponselnya kembali berdering. Kali ini, nama Kirana muncul di layar. Riana terkejut bukan main. Ia tidak pernah menyangka Kirana akan menghubunginya setelah apa yang terjadi.

Dengan jantung berdebar, Riana mengangkat telepon itu.

"Halo?" sapa Riana dengan suara dingin.

"Mbak Riana, apa kabar?" tanya Kirana dengan suara lirih yang terdengar lebih dewasa dari yang diingat Riana. "Saya tahu ini mungkin aneh, tapi saya ingin bertemu dengan Mbak Riana. Ada sesuatu yang ingin saya bicarakan."

Riana terdiam. Panggilan "Mbak" itu terasa aneh dan canggung. Ia mencoba mencerna situasi ini.

"Untuk apa?" tanya Riana, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

"Saya ingin meminta maaf pada Mbak Riana," jawab Kirana dengan nada menyesal. "Saya tahu saya telah melakukan kesalahan besar, dan saya sangat menyesal. Saya ingin menebus kesalahan saya."

Riana terdiam sejenak. Ia tidak tahu apakah ia harus percaya pada Kirana. Ia takut jika ini hanya jebakan untuk menyakitinya lagi. Ia takut jika Kirana hanya ingin mempermainkannya. Selain itu, ia membayangkan Kirana yang sekarang, dengan perut yang membesar karena kehamilan.

"Baiklah," jawab Riana akhirnya, setelah mempertimbangkan dengan matang. "Kita bertemu besok di Kotäsk Kaffe Co. Jam 10 pagi."

"Terima kasih, Mbak Riana," ucap Kirana dengan suara lega. "Saya janji tidak akan mengecewakan Mbak Riana."

Setelah menutup telepon, Riana merasa semakin bingung dan cemas. Apa yang sebenarnya diinginkan Kirana? Mengapa ia tiba-tiba ingin meminta maaf setelah sekian lama? Mengapa ia memanggilnya "Mbak"? Apakah ini benar-benar tulus, atau hanya sebuah sandiwara? Dan bagaimana dengan kandungannya?

Malam itu, Riana kembali mengalami mimpi buruk yang lebih mengerikan dari sebelumnya. Kali ini, ia melihat Bima dan Kirana tertawa bersama di sebuah pesta mewah. Kirana mengelus perutnya yang besar sambil menatap Bima dengan tatapan penuh cinta. Mereka berdansa dengan mesra, saling berbisik, dan berciuman. Sementara itu, ia ditinggalkan sendirian di sudut ruangan, tidak ada yang memperhatikannya. Ia merasa tidak berharga, tidak dicintai, dan tidak diinginkan.

Riana terbangun dengan air mata membasahi pipinya. Ia merasa begitu takut dan tidak aman. Ia merasa bahwa hidupnya sedang berada di ambang kehancuran. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Ia hanya berharap ia bisa menghadapi semuanya dengan tegar, meskipun hatinya hancur berkeping-keping. Ia membayangkan pertemuan dengan Kirana besok, dan ia merasa ngeri.

             ***********

1
SitiGemini75
tunggu aja nanti 🤣
SitiGemini75
iya kak hukum aja 😍
SitiGemini75
kapan ya kak soalnya aku masih seneng mainin hidup Riana sih kak
SitiGemini75
iya ya kak kenapa nggak di blokir aja 😄😄🤭
kalea rizuky
riana oon blokir no semua mantan qm. itu bodoh
kalea rizuky
riana di hancur kan berkali. kali. kapan bahagia nya thor jahat lu
kalea rizuky
jahat qm. bim ya ampun riana nasib mu
kalea rizuky
moga Bima obat ya bukan luka baru
kalea rizuky
heleh g punya pilihan tp doyan buktiknya lu hamil najis
kalea rizuky
nunggu karma para penghianat
kalea rizuky
kasian riana adek kurang ajar
Heny
Kasian Riana di khianati
SitiGemini75: sebenarnya kasian juga tapi namanya takdir harus gimana lagi
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!