Sekar Ayu, gadis sederhana lulusan SMK, hidup di bawah naungan paman dan bibinya yang sukses di dunia fashion. Meski tumbuh di lingkungan materialistis, Sekar tetap menjaga kelembutan hati. Hidupnya berubah ketika bertemu Arumi, istri seorang konglomerat, yang menjodohkannya dengan Bayu Pratama, CEO muda dan pewaris perusahaan besar.
Namun, Bayu menyimpan luka mendalam akibat pengkhianatan cinta masa lalu, yang membuatnya membatasi dirinya dari kasih sayang. Pernikahan mereka berjalan tanpa cinta, namun Sekar berusaha menembus tembok hati Bayu dengan kesabaran dan cinta tulus. Seiring waktu, rahasia masa lalu Bayu terungkap, mengancam kebahagiaan mereka. Akankah Sekar mampu menyembuhkan luka Bayu, atau justru masa lalu akan menghancurkan hubungan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dina Sen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
teman SMP
Pagi di Kamar Bayi
Cahaya matahari menyelinap lembut lewat tirai jendela, menimpa wajah Bayu yang sedang duduk di kursi rotan, menatap seorang bayi laki-laki yang tengah tidur di boks kecil di dekat jendela. Bayu menarik napas panjang; dadanya sesak oleh perasaan campur aduk antara benci, kasihan, dan rasa ingin tahu.
> “Apakah benar kamu darah dagingku?” pikir Bayu dalam diam.
Alira sedang bersiap di kamar mandi, sementara babysitter bayi itu menyiapkan susu di dapur.
Momen itu dimanfaatkan Bayu dengan cepat dan hati-hati. Ia berdiri, mendekati boks bayi dengan langkah perlahan.
Bayi itu mulai menggeliat, matanya terbuka sedikit, menatap wajah Bayu dengan polos. Bayu menunduk, bibirnya bergerak tanpa suara.
“Maaf, Nak… kalau ini harus kulakukan,” bisiknya lirih.
Dengan gerakan cepat namun lembut, ia mengeluarkan kapas kecil yang disembunyikan di saku celananya. Ia mengusap bagian dalam mulut bayi, lalu menyelipkan kapas itu ke dalam plastik kecil yang sudah disiapkan di dompet.
Tak lama, suara Alira terdengar dari arah luar kamar.
“Bayu, kamu di mana?”
Bayu segera menggendong bayi itu, menenangkan diri, lalu menatap ke arah Alira yang masuk dengan senyum puas.
“Aku di sini,” katanya lembut. “Aku cuma pengen gendong dia sebentar. Rasanya aneh, Lira… tapi hangat juga.”
Alira tersenyum manis, mendekat dan merangkul tangan Bayu dari belakang.
“Lihat? Aku bilang juga apa, dia mirip kamu. Kamu cuma butuh waktu buat percaya.”
Bayu memaksakan senyum, lalu menyerahkan bayi itu kembali kepada babysitter yang baru datang membawa susu botol.
“Kalau begitu, ayo kita jalan,” kata Alira tiba-tiba. “Aku mau kamu menemaniku ke mal. Kita butuh pakaian baru untuk bayi ini… dan mungkin, cincin baru juga untukmu.”
Bayu menatap sekilas, matanya tajam sesaat, namun cepat disembunyikan di balik tawa lembut.
“Baiklah, kalau itu membuatmu senang, Lira.”
---
Di Rumah Bayu (Keluarga Pratama)
Sekar duduk di ruang tamu, memegang ponsel dengan wajah cemas.
Sejak semalam, ia menunggu kabar dari Bayu, namun tak kunjung mendapatkannya.
Tak lama, ponselnya berdering, bukan dari Bayu, melainkan dari tantenya, Susan.
“Sekar! Om kamu masuk rumah sakit. Tante nggak tahu harus minta tolong ke siapa lagi. Biayanya besar, dan kamu satu-satunya yang bisa diandalkan sekarang,” suara Susan terdengar tegas dan terburu-buru.
Sekar tersentak. “Om sakit, Tante? Sakit apa?”
“Katanya komplikasi jantung. Cepat datang ke rumah sakit, aku kirim alamatnya. Dan… kalau bisa, bawa uang. Aku nggak bisa tanggung semua sendiri!”
Telepon pun terputus. Sekar menatap layar ponselnya lama, hatinya kacau. Ia bingung antara khawatir pada omnya atau gelisah karena Bayu tak juga memberi kabar.
Akhirnya, ia memutuskan untuk datang. Sekar bergegas mengambil tas kecil miliknya di atas nakas, lalu memanggil Joni, sang sopir muda yang tengah duduk di gazebo bersama Pak Tarman.
“Jon, tolong siapkan mobil. Kita ke rumah Tante Susan,” katanya cepat.
“Siap, Non,” sahut Joni segera.
...
Di Perjalanan
Sekar duduk di kursi belakang dengan pandangan kosong. Mobil melaju di bawah terik matahari.
Joni sesekali melirik lewat kaca spion, menyadari kegelisahan nyonya mudanya itu.
Sekar menggenggam ponsel erat-erat. Ia mencoba menelpon Bayu lagi dan lagi.
Namun hasilnya sama, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif.
Wajah Sekar mulai muram. Ia menatap keluar jendela, mengikuti deretan kendaraan yang terhenti di lampu merah. Di tengah keramaian, matanya tiba-tiba menangkap sosok yang membuat dadanya berdebar kencang.
Seorang pria berpostur tinggi, mengenakan kemeja abu-abu, berjalan di samping seorang wanita bergaun merah menuju sebuah mobil sport merah.
Sekar terdiam beberapa detik.
Jantungnya berdegup cepat. “Itu... itu Bayu…” bisiknya pelan.
“Jon! Berhenti di sini!” katanya cepat.
Joni menoleh panik. “Lho, Non, Non mau ke mana?”
Namun Sekar sudah membuka pintu dan turun sebelum Joni sempat menahannya.
“Bu Sekar! Tunggu! Bahaya, Bu!” teriak Joni, berlari keluar tergesa.
Sekar menyeberang di antara padatnya lalu lintas, matanya tak lepas dari mobil merah yang kini mulai bergerak menjauh. Ia berlari, memanggil, tapi mobil itu lenyap di antara kendaraan lain.
Sesaat ia berbalik hendak kembali ke trotoar. Dari arah kanan, sebuah Avanza putih melaju dan mengerem mendadak, suara ban berdecit keras.
Brakk!
Tubuh Sekar terpental beberapa meter, terbentur keras di aspal. Darah mengalir dari pelipisnya, tubuhnya tak bergerak.
...
Kepanikan di Jalan
Pengemudi mobil Avanza putih itu buru-buru keluar dan berlari mendekat.
Sementara Joni yang melihat kejadian itu langsung syok, wajahnya pucat pasi. Ia segera menghampiri, namun sudah ada seorang pria muda yang berlutut di sisi Sekar.
Pria itu, Arifal Wijaya, terlihat panik dan gemetar.
“Sekar...? Ini kamu...? Ya Tuhan!” suaranya bergetar.
Beberapa detik kemudian Joni tiba, napasnya tersengal. “Bu Sekar! Aduh, Bu!”
Arifal menoleh. “Saya… saya nggak sengaja! Saya akan tanggung jawab. Tolong bantu saya, kita bawa ke rumah sakit sekarang!”
Tanpa pikir panjang, mereka berdua mengangkat tubuh Sekar ke dalam mobil Arifal.
Wajah Sekar pucat, darah menetes di pelipisnya, matanya perlahan tertutup.
Kejadian itu membuat jalanan sempat macet; pengendara lain memperlambat laju kendaraan mereka, melihat situasi kacau di tengah jalan.
Joni kemudian berlari kembali ke mobilnya yang masih terparkir di jalur lampu merah, membuat beberapa pengendara lain membunyikan klakson dengan kesal.
...
Di Rumah Sakit
Arifal menunggu di luar ruang gawat darurat, tangannya gemetar.
Joni berjalan mondar-mandir dengan wajah cemas.
“Dokter, bagaimana keadaannya?” tanya Arifal ketika dokter keluar.
Dokter menghela napas. “Pasien mengalami benturan di kepala dan kemungkinan pendarahan internal. Kami sudah tangani secepatnya, tapi kita perlu waktu untuk memastikan kondisinya stabil.”
Arifal menunduk, wajahnya tegang. Dalam pikirannya, bayangan Sekar saat SMP melintas, gadis manis yang dulu diam-diam ia sukai. Kini, gadis itu terbaring tak sadarkan diri di depan matanya.
Arifal menggenggam ponselnya erat. Ia sadar, ia tidak tahu siapa keluarga Sekar sekarang. Ia bahkan tak tahu… bahwa wanita yang ia tabrak sudah menikah.
Sementara itu, Joni duduk di kursi tunggu dengan wajah pucat dan bingung.
“Aduh, Pak Bayu… saya harus gimana sekarang? Kalau Bu Sekar kenapa-kenapa?” pikirnya panik. “Kenapa juga Pak Bayu nggak bisa dihubungi sih? Sial!”
Tak lama, Arifal menghampiri Joni. “Mas, apa kamu keluarga Sekar?” tanyanya serius.
Joni menoleh cepat. “Lho, Mas… kok tahu nama majikan saya?”
“Tidak penting. Yang penting sekarang, siapa keluarganya?” desak Arifal.
“Aduh, saya juga nggak tahu keluarga Non Sekar, Mas. Saya cuma sopirnya. Yang saya tahu cuma keluarga suaminya.”
Arifal mengusap wajahnya, tampak bingung. “Oke, siapa suaminya? Tolong hubungi dia sekarang.”
“Masalahnya, nomor Tuan Bayu dari kemarin nggak aktif,” jawab Joni gelisah. “Non Sekar sering ditinggal sendiri sama beliau.”
“Suami macam apa itu? Punya istri secantik itu malah ditinggal-tinggal!” gumam Arifal pelan. “Terus… dia sekarang di mana?”
Joni menelan ludah, lalu menjawab jujur, “Beliau bilang keluar kota, tapi sampai sekarang belum kasih kabar. Bahkan Non Sekar aja belum tahu pasti.”
Arifal menggaruk kepalanya yang tak gatal. “Ya sudah, Sekar biar saya urus dulu. Kalau suaminya mencari, kasih tahu saya. Nanti saya kasih nomor saya.”
“Tapi, Mas, saya harus tanggung jawab juga atas Non Sekar… saya—”
“Sudah-sudah,” potong Arifal cepat. “Saya tahu. Tapi dia sekarang sakit. Biar saya yang jaga dulu di rumah sakit. Bagaimanapun, saya yang menabraknya.”
Joni hanya bisa mengangguk dengan perasaan campur aduk. Ia khawatir, bingung, dan takut pada reaksi Bayu nanti. Setelah memastikan Sekar mendapat perawatan, Joni pun pamit untuk pulang.
---
dan Test DNA nya negatif 🥲🥲
kasihan Sekar jika hasilnya positif🥲🥲
itu knp Alira ketawa sendiri yaaa 🤣🤣🤣
ngomong sendiri jawab sendiri 🤣🤣🤣 Dahh stress si pelakor Alira krn Masaru kabur, krn gk bisa dapetin Bayu 🤣🤣🤣
Alira pikir Masaru akan membantu nya 😅😅
Alira di penjara bukan nya tobat tapi makin Stress 😅😅😅
penasaran dg lanjutannya...
Di tunggu updatenya Author kesayangan kuuuu tetap semangat Sayyy quuu🤗 🥰💪
mudah²an hasilnya negatif yaa, kasihan Sekar jika hasilnya positif, Sekar harus menerima nya 🥲🥲
btw itu Bayu kyak nya cemburu sama Arifal, krn Arifal blg ke Sekar, jika butuh sesuatu, Arifal selalu ada, 😁😁
Rama pun melihat isi chat Alira dg Bayu bahkan foto Masaru dengan Bayu.
Wahh ternyata Masaru pesaing bisnis Papa nya Bayu yaa
Akhirnya lokasi si Pelakor Alira di temukan kira² bener gk tuhh jgn² Alira nyamar lagi 😡😡
Alira licik banget sampai memalsukan indetitas segala biar bisa kabur 😡😡
Bener kata Arumi, kalau Alira bersembunyi, 😡😡
Sekar menunduk menatap Bayu yg lemah dong 🥲🥲
Bener tuh kata Sekar sebentar lagi akan tau kebenarannya 🥲🥲
Polisi, Rama bergerak cepat dong nyusul Alira ke Bali 😡😡
Tangkap saja Alira greget 😡😡
Rasain Alira Si Pelakor Stress di tangkap polisi 😡😡
Kira² Alira berani gk test DNA 😆😆
Alira dahh makin stress msh berani dia blg Bayi itu anak Bayu dan berani Tes DNA 😡😡
Alira dahh salah ketawa mulu dasarnya stress Pelakor stress 😡😡
Lanjutkan Sayyy penasaran...
Tetap semangat yaa Author kesayangan kuuu 🤗🥰
duhhh Alira ternyata kabur ke luar negeri pakai indetitas palsu dasar Alira pelakor Stress😡😡😡
mudah²an ponsel nya Bayu ada bukti kuat tentang Alira kasihan Bayu dan Sekar 🥲🥲
pengen jambak tuh Alira Stress 😡😡😡🤣🤣🤣
dasar Alira Stress pengen tak jambak 😡😡
Ada rekaman CCTV yg di hapus Ehmm pst org dalam pesuruh
si stress Alira yg hapus tuh 😡😡
Alhamdulillah Bayu sudah sadar 🥲🥲
Untungnya efek racunnya lambat 🥲🥲
Kasihan Bayu, meskipun Bayu sudah sadar, Kondisi Bayu msh lemah dan blm kuat buat Bicara 🥲🥲
Duhhh Alira Pelakor Stress kmn tuh.. ,😡😡
Bener banget Alira gk pergi sendiri 😠😡😡.
Duhh siapa yaa yg hps CCTV itu org dalam tuh suruhan Alira 😡😡
Penasaran dg lanjutkan nyaaa
Di tunggu updatenya yaa Author kesayangan kuuu
Tetap semangat terus ya Sayyy 🤗🥰💪
bener banget pasti ada seseorang yang bantuin Alira si Pelakor stress itu 😡😡😡
duhh Arifal ksh tau CCTV ke Rama...
ayo Rama ksh bom Alira biar meledak 🤣🤣🤣
Sekar di salahin krn Bayu masuk ICU 🥲🥲
Bayu sebut nama Sekar dong🥲🥲
alhamdulillah Bayu mulai membaik🥲🥲
entah rencana apalagi di buat Pelakor Alira dan Masaru 😡😡
greget bacanya😡😡
penasaran lanjutannya bikin emosi episode ini😡😡
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu
tetap semangat ya Sayyy 💪🥰🤗
akhirnya Rama, Sekar, Arifal tau klo Bayu di Racun dan menduga itu perbuatan Alira 🥲🥲
arifal berusaha tenangin Sekar dong... 🥲🥲
dasar Alira Pelakor Stress bisa nya dia ketawa krn Bayu sekarat di RS 😡😡😡
Masaru gk jauh beda stress nya😡😡😡
skrg Masaru dan Alira mau menghancurkan Rama pula dasar stress 😡😡
penasaran sama lanjut nya pengen Sekar palu Alira biar sadar 🤣🤣🤣
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu
tetap semangat ya Sayyy 🥰🤗💪
semoga Bayu baik² saja 🥲🥲
Batu sebenarnya tidak mengkhianati Sekar, tapi Bayu di jebak Alira 🥲🥲
bagus lah Sekar bertahan buat Bayu 🥲🥲
jangan biarkan pelakor menang Sekar, klo bisa jambak si Alira 🤣🤣🤣
penasaran dg lanjutannya...
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu....
tetap semangat Sayyy quuu 💪💪🥰🥰🤗🤗
duhhh ngapain sih si pelakor Stress Alira chat kirim pesan ke Bayu 😡😡😡
Sekar pun baca pesan ny dong 🥲🥲
akhirnya Bayu jujur tentang Alira ke Sekar dan Bayu pun minta maaf ke Sekar 🥲🥲
Sekar pun blg ke Bayu klo Alira pernah datang menemui nya🥲🥲
Bayu pun blg semua yg di blg Alira bohong kecuali nikah siri, emng si Alira pembohong 😡😡
kasihan Sekar merasa di bohongi sama Bayu 🥲🥲
Sekar mau Bayu jgn bohong lagi dan gk ada kebohongan lagi 🥲🥲
penasaran lanjut nya pengen rasanya Sekar jambak rambut Alira Stress si Pelakor 😄😄😄
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 🥰💪🤗
duhhh Sekar msh mengingat kata kata Alira dong🥲🥲
jgn di ingat Sekar, Bayu itu milik mu bukan milik Alira🥲🥲.
duhh Mama Arumi telpon dong nanya Sekar kapan hamil? di sentuh Bayu pun tidak gmn mau hamil? seandainya Mmah Arumi tau yg sebenarnya 🥲🥲
mmah Arumi blg Bayu bukan org jahat 🥲🥲 ya bnr Bayu gk jahat dia hanya di jebak Alira si pelakor stress 😡😡
penasaran dg lanjutannya..
di tunggu updatenya ya Author kesayangan kuuu tetap semangat terus Sayyy quuu 🤗🤗🥰🥰💪💪
untung ada pak Joni yg bantu Bayu pulang 🥲🥲
duhh ternyata Bayu dahh tau Sekar kerja di toko 🥲🥲
pak Joni yg ksh tau Sekar kerja di toko 🥲🥲
duhhh meskipun hati nya merasa sakit, Sekar msh perhatian dg Bayu 🥲🥲
dokter periksa Bayu dongggg 🥲🥲.
knp tuhh Bayu gk mau di opname 🥲🥲
meskipun Bayu lagi sakit, dia msh perhatian dong sama Sekar, sampai minta Sekar pulang lebih awal🥲🥲
waduhhh kira² Bayu bakal cerita ke Sekar gk yaa tentang Alira si Pelakor stress itu??
penasaran....
di tunggu updatenya ya Author Kesayangan quuu tetap semangat terus Sayyy 🤗🤗🥰🥰💪💪