NovelToon NovelToon
Jalan Yang Terkurung

Jalan Yang Terkurung

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cintapertama / Mengubah Takdir
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Tulisan_nic

"semua orang memiliki hak untuk memiliki cita-cita,semua orang berhak memiliki mimpi, dan semua orang berhak untuk berusaha menggapainnya."

Arina, memiliki cita-cita dan mimpi tapi tidak untuk usaha menggapainya.
Tidak ada dukungan,tidak ada kepedulian,terlebih tidak ada kepercayaan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17 Suasana Tegang

"Naik!"

Arkan membuka pintu mobil,sambil menarik tas ransel Arina.

"Iya,sabar dulu" Arina lansung duduk di pinggir pintu mobil yang di buka Arkan.Ia mengira Arkan akan duduk di jok depan dekat kemudi seperti kemarin saat mengantarnya pulang.Tapi kali ini dugaan Arina salah.Dia malah ikut naik dan duduk di sebelah Arina seenaknya.

"Kamu,kok duduk sini?" Arina reflek menggeserkan badannya.

Arkan diam saja,wajahnya tetap datar melihat ke depan.

Wajah Arina cemberut,"cowok ini,memang semaunya saja jadi orang.Menyebalkan sekali"Ia menggerutu dalam hati

Mobil melaju,sebentar saja mereka sudah sampai di gerbang sekolah.Arkan turun duluan,tangannya menenteng dua tas.Satu miliknya,satunya lagi milik Arina.Setelah Arkan turun baru Arina juga turun.

Beberapa murid menatap heran kepada mereka,di antaranya berbisik-bisik tapi tetap kedengaran

"Kenapa Arina dan Arkan pergi bersama?"

"Apa mereka bersaudara?"

"Atau jangan-jangan mereka pacaran?"

Pipi Arina panas,mendengar dugaan salah dari mereka.Belum lagi dengan tatapan yang seolah sedang mengulitinya.Dia tidak pernah dalam situasi seperti itu sebelumnya,

"Apa-apaan ini,semua orang lihat.Jadi pusat perhatian bikin aku canggung banget"lirihnya dalam hati.

Sedang Arkan,dia melangkah dengan tenang.Tidak terusik sama sekali dengan apa yang terjadi. Langkahnya bersisian dengan Arina,posisi begini membuat Arina jadi lebih mudah mengetahui ekspresi wajahnya.

"Arkan,dia tetap cool begitu.Apa dia tidak tahu kalau semua mata melihat kami.Tapi,kalau lagi tenang begitu dia terlihat lebih tampan sih"

"Eh...ngomong apa aku barusan.Nggak....dia itu cowok paling menyebalkan,bertingkah semaunya saja"

Tanpa sadar Arina menggelengkan kepalanya pelan.

Arkan menoleh pada Arina,tatapannya heran

"Kenapa? Apa kamu menyadari bahwa aku cowok tampan?"

Mendengar itu,wajah Arina langsung memerah.Dia langsung memalingkan muka,menghindari tatapan Arkan

"Apa dia dengar aku ngomong dalam hati barusan?,Ha...dia bisa baca pikiran?"

"Aduh...aku harus berhati-hati"

Arkan menunduk,lalu tersenyum samar.Melihat tingkah Arina yang baginya sangat lucu.

Disisi lain,Evan meremas kotak bekal di tangannya.Tatapan nya tajam seperti menembus kepala Arkan yang berjalan di sisi Arina.

***

"Aduh,ada Bang Fadil...eh aku sudah rapi belum?"

Vivian merapikan seragamnya dengan menepuk-nepuk pelan.

"Sebegitunya,kalau mau ketemu Bang Fadil" Kata Arina sambil mengeluarkan kotak berisi peralatan menulis dari tasnya.

"Ih...kamu sih,nggak tahu rasanya deg deg an tahu"

Arina tertawa kecil menanggapi,ucapan jujur Vivian

"Vivian,nanti tolong bantu buat Mading ya di ruang OSIS"

Fadil sang ketua OSIS dari kelas 9 yang di taksir Vivian,Tapi Vivian hanya naksir diam-diam tidak pernah berani menunjukkan secara langsung.

"Iya Bang,jam istirahat aku akan ke ruang OSIS"

Suaranya gugup,tangannya meremas pelan ujung jas almamater yang ia pakai.

Fadil tersenyum,memunculkan lekuk di pipi.Membuat wajahnya tampak serasi dengan bentuk hidung yang lurus dan tinggi."Kalau begitu sampai jumpa nanti ya,dan ini untukmu"

Ia merogoh saku celananya,menyerahkan sebuah coklat dengan bungkus berwarna ungu.

Vivan menatap mengulurkan tangannya,menerima coklat pemberian Fadil dengan senyum malu-malu.

Fadil membalikkan badan,berlalu dengan langkah tenang.

Saat Fadil sudah menjauh,sontak Vivian kesenangan.Hatinya berbunga-bunga,coklat di tangannya ia tempelkan ke pipi dengan mata terpejam

"Demi..apa...ini coklat terspesial yang aku punya" ucapannya bercampur tawa.

Arina dan Dita saling berpandangan,lalu tertawa melihat tingkah sahabatnya itu yang sedang melambung terkena asmara.

"Vivian,aku senang kamu terlihat bahagia hari ini.Semoga ini bisa mengobati rasa sakit yang selama ini kamu rasain karna keluarga yang tak utuh" Bisik Arina dalam hati.

Ruangan masih riuh,ketika Miss Aida memasuki ruangan.Tapi mendadak hening saat semua murid menyadari Miss Aida sudah berdiri di depan kelas

"Good morning"Sapa nya lembut

"Good morning Miss"suara murid kompak

Semua mata menatap Miss Aida,wajah yang lembut dan tenang itu menampakkan senyum sesaat.Aroma parfum floral khas miliknya menguar di ruangan kelas

"Miss sudah memilih naskah pidato yang akan di lombakan,satu orang perempuan dan satu orang laki-laki yang akan mewakili kelas kita"

Belum selesai Miss Aida mengumumkan nama yang terpilih,suara murid sudah berbisik-bisik menyebut nama Arina dan Evan

"Kalian sudah tahu kan siapa perwakilan kelas kita?,Arina lestari sebagai perwakilan perempuan dan Evan Dirga sebagai perwakilan laki-laki"

Sontak terdengar suara para murid

"Tuh kan benar,pasti Arina sama Evan"

"Iya...mereka pasangan yang cocok"

"Kalau mereka berdua sih aku yakin menang"

Di pojok ruangan,Arkan duduk menyender.Matanya menatap lantai,mendengar celotehan teman sekelas membuatnya mengepalkan tangan, urat-urat di lengannya terlihat samar.Lalu menyentuh ujung hidung dengan sorot mata tajam. Perlahan ujung bibirnya terangkat membentuk senyuman getir.

Tidak sengaja tatapannya bertemu dengan tatapan Arina,melihat reaksi Arkan yang begitu dahinya mengernyit.

"Kenapa Arkan begitu,seperti sedang menahan amarah.Apa dia sedang ada masalah.Masalah apa?"

Dita menepuk pelan punggung tangan Arina,membuatnya tersadar kembali melihat ke arah depan.Miss Aida berjalan pelan menuju bangkunya,menyerahkan selembar kertas berisi pidato Bahasa Inggris yang ia tulis kemarin.

"Ini Arina,kamu hafalkan ya. Dan ini untukmu Evan"

Arina dan Evan sama-sama mengangguk saat menerima kertas itu

Evan memandangi sebentar kertas itu,lalu melempar pandangan ke arah luar jendela."Arina dan Arkan kenapa selalu berdekatan.Kenapa Arkan itu selalu merebut sesuatu yang aku sukai.Dia dan Ibunya sama saja, sama-sama tukang rebut" Hatinya berbicara namun wajahnya tetap datar tak ada ekspresi berlebih

Miss Aida duduk kembali ke meja guru depan kelas.Aura wibawa namun penuh kelembutan melekat pada wajahnya.Membuat semua murid mudah akrab dengannya.Hampir semua murid mengidolakan dia sebagai guru terbaik di sekolah.

"Untuk yang lainnya ada cabang perlombaan lain yang bisa di ikuti secara berkelompok. Yaitu perlombaan Paduan Suara.

Miss ingin kalian ikut,jumlahnya sepuluh orang.Diantaranya lima orang laki-laki dan lima orang perempuan" Suaranya lembut menenangkan

"Untuk kelompok perempuan Miss minta Vivian yang mengkoordinir,dan kelompok laki-laki Miss minta Kenzo"

"Bagaimana Vivian? Kenzo? Kalian siap?"

"Siap Miss" Jawab mereka serempak

"Bagus, terimakasih"

Vivian nampak antusias,dia yang biasanya menyenderkan punggungnya di kursi seperti tak ada minat belajar..hari ini ia duduk dengan punggung yang tegak,sorot matanya berkilat,bahkan seulas senyum seperti tidak lepas dari wajahnya. Entah karena coklat pemberian Fadil tadi atau karena ucapan Miss Aida yang menganggap ia berharga.

Bell tanda jam pelajaran usai berbunyi.Miss Aida meninggalkan kelas,namun parfum floral khas dirinya masih belum pergi.Kelas kembali ramai,suara kaki meja berderit.Beberapa murid berhamburan keluar.Tersisa beberapa orang saja di kelas.

Evan mendatangi bangku Arina.Gerakannya cepat mengangkat tangannya yang keseleo kemarin.

"Tanganmu sudah hampir sembuh?"

Arina yang di perlakukan secara tiba-tiba,terkejut.Lalu menjawab gugup

"Su ...sudah,sembuh"

"Kalau begitu tidak ada alasan lagi dia dekat-dekat kamu?"

Evan bicara namun suaranya seperti menyindir seseorang

"Siapa maksudmu?" Suara Arina sedikit bergetar

Evan masih diam,tidak langsung menjawab Arina,tapi matanya menatap lurus ke arah Arkan

Arkan merasa kalimat tadi di tujukan Evan padanya.Ia berdiri,tangannya sedikit mengepal..lalu menepuk meja dengan keras.Sorot mata tajam,seperti anak panah yang siap melesat.

Tatapan Arkan dan Evan masih beradu,suasana kelas menegang.Udara panas dari luar bercampur dengan emosi yang hampir meluap dari dua orang yang Arina tidak tahu apa penyebabnya

1
pilay
Lanjutin Thor🙏
Tulisan_nic: Terimakasih pilay,atas dukungannya🤍
total 1 replies
miu@
karya yang luar biasa untuk orang yang posisinya sama
Tulisan_nic: Terimakasih dukungannya Zahara🤍
total 3 replies
miu@
Thor,😥 lanjutin
Tulisan_nic: oke,dukung aku terus buat lanjutin ceritanya ya🤍
total 1 replies
OBELISKC
Aku bahkan rela membayar untuk kelanjutan cerita ini!
Tulisan_nic: Hai,kamu suka alur cerita nya? oke aku akan lanjutkan
dukung aku terus ya🤍
total 1 replies
Eira
Wajib dibaca semua orang!
Tulisan_nic: berasa realate ya,oke aku lanjutin
trimakasih support nya🤍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!