NovelToon NovelToon
Skandal Madu Presdir

Skandal Madu Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Balas Dendam / Selingkuh / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:26.6k
Nilai: 5
Nama Author: ntaamelia

Menjadi istri kedua hanya untuk melahirkan seorang penerus tidak pernah ada dalam daftar hidup Sheana, tapi karena utang budi orang tuanya, ia terpaksa menerima kontrak pernikahan itu.


Hidup di balik layar, dengan kebebasan yang terbatas. Hingga sosok baru hadir dalam ruang sunyinya. Menciptakan skandal demi menuai kepuasan diri.

Bagaimana kehidupan Sheana berjalan setelah ini? Akankah ia bahagia dengan kubangan terlarang yang ia ciptakan? Atau justru semakin merana, karena seperti apa kata pepatah, sebaik apapun menyimpan bangkai, maka akan tercium juga.

"Tidak ada keraguan yang membuatku ingin terus jatuh padamu, sebab jiwa dan ragaku terpenjara di tempat ini. Jika bukan kamu, lantas siapa yang bisa mengisi sunyi dan senyapnya duniaku? Di sisimu, bersama hangat dan harumnya aroma tubuh, kita jatuh bersama dalam jurang yang tak tahu seberapa jauh kedalamannya." —Sheana Ludwiq

Jangan lupa follow akun ngothor yak ...
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
Tiktok @Ratu Anu👑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Tinggal Lebih Lama

Sejak tiba di rumah sampai makan malam tiba, Felicia memutuskan tak keluar dari kamarnya karena masih memendam amarah terhadap Sheana. Dia hanya duduk di depan jendela, dengan pikiran yang melalang buana.

"Sayang, kenapa tidak bersiap-siap turun?" tanya Ruben melihat istrinya yang masih berada di tempat yang sama. Padahal dia sudah cukup lama berada di dalam kamar mandi.

"Kamu saja, aku sedang tidak nafsuu makan," jawab Felicia dengan nada ketus, lalu menenggak air yang ada di tangannya secara kasar. Bahkan dia sama sekali tak mengalihkan perhatiannya. Kekesalan ini jadi ke mana-mana, bahkan dia jadi kesal kepada Ruben.

"Lho kenapa, Fel?" tanya Ruben seraya mendekat dan memegang kedua bahu istrinya, namun langsung ditampik dengan kasar. "Kamu marah padaku?"

Felicia menghela nafas kasar. Terlihat uring-uringan sendiri.

"Kamu sudah tahu kan hasil tes Sheana tadi pagi?" cetus Felicia, akhirnya membicarakan yang sedari tadi mengitari otaknya. Dia mulai mau menghadap ke arah Ruben dan meletakkan gelas di atas meja. Pria itu mengangguk dengan sedikit kekecewaan, entahlah mungkin naluri alamiah seorang suami yang menanti kehadiran buah hati dari istrinya.

"Aku yakin dia sengaja, makanya aku datang ke sana untuk melabraknya. Tapi apa kamu tahu? Dia malah balik menantangku, memangnya siapa dia hah? Dia hanya alat supaya kita bisa mempunyai anak, bisa-bisanya dia malah merendahkanku dan menyuruhku hamil sendiri karena merasa dia juga istrimu!" cerocos Felicia panjang lebar, mengadu tentang kejadian tadi pagi kepada suaminya, berharap Ruben setuju dengan dugaannya dan membelanya. Sementara Ruben tidak menerima laporan apa-apa dari Batari tentang hal ini.

"Kamu melabrak Sheana?" tanya Ruben dengan kelopak mata yang sedikit terbelalak, seakan hanya itu yang mampu dia tangkap dari pembicaraan Felicia.

Felicia menyipitkan matanya, nampak tak senang dengan respon Ruben.

"Tentu sajalah, karena dugaanku tidak pernah salah. Lihatkan! Dia yang dulunya sok lugu, sekarang sudah ketahuan belangnya. Ternyata sifatnya tidak lebih seperti rubah betina!" balas Felicia dengan menggebu. Seakan mengeluarkan semua emosi yang tertahan sejak tadi.

"Tapi, Sayang. Dokter kan sudah bilang, peluangnya memang tidak 100 persen, jadi pasti ada saja kegagalannya. Sabar ya ... Jangan gegabah seperti ini," balas Ruben, dia memang sering memarahi Sheana. Tapi entah kenapa dia tidak setuju dengan tindakan Felicia kali ini.

"Jadi kamu membelanya?!" sentak Felicia, matanya makin menungkik dan mendorong tubuh Ruben agar menjauh darinya.

"Bukan begitu, Sayang. Aku tahu dia salah karena sudah berani melawanmu, tapi mengenai prosedur inseminasi itu—dokter Alana sudah menjelaskannya. Kamu dengar sendiri waktu itu," balas Ruben, masih berusaha untuk tenang dalam menghadapi Felicia yang sedang marah-marah.

"Aku tidak peduli! Yang aku tangkap sekarang, kamu sedang membela wanita rendahan itu, dan aku tidak suka!" Felicia menekankan kalimatnya hingga rahangnya mengeras.

Sementara Ruben menarik nafas dalam dan menghembuskannya secara perlahan. Dia berusaha memeluk Felicia, meski wanita itu terus-menerus menolak.

"Terus kamu maunya bagaimana? Aku harus bersikap seperti apa padanya, hem?"

"Beri dia pelajaran! Supaya tidak lagi berani padaku," jawab Felicia dengan cepat. Namun, belum sempat Ruben menanggapi tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka dan menampilkan wajah Sandra.

"Kenapa kalian masih di sini? Kami semua sudah menunggu dari tadi!" cetus Sandra dengan wajah dingin.

Sontak Ruben dan Felicia pun saling pandang. Akhirnya mau tak mau Felicia pun ikut ke meja makan, sebelum diberondongi pertanyaan oleh ibu mertuanya.

*

*

*

Hari berikutnya. Ruben lebih dulu pulang ke rumah yang ditinggali Sheana. Tak ubahnya dia langsung mencari keberadaan sang istri, kali ini dia tak mendapati Sheana berada di kamar. Karena wanita itu sedang asyik menyiram bunga di halaman belakang.

"Nyonya ada di halaman belakang, Tuan," ucap Batari melaporkan. Tanpa banyak kata Ruben langsung memutar haluan, dan di sana dia benar-benar melihat Sheana yang sedang menyiram sambil mengajak para tanaman mengobrol.

"Tumbuh dengan cepat dan hasilkan bunga yang cantik untukku ya," ucap Sheana tanpa menyadari kehadiran Ruben. Dia tersenyum manis, sesuatu yang bahkan tak pernah Ruben lihat sejak Sheana pindah ke rumah ini.

Ruben segera menggelengkan kepala. Dia merasa bahwa otaknya mulai oleng, detik selanjutnya dia berdehem dan meminta agar Sheana mendekat.

"Ehem, kemari!" serunya.

Sheana yang terkejut tampak berjengit. Namun dia segera menguasai dirinya, setelah menaruh alat untuk menyiram bunga, dia langsung menghadap Ruben.

Sheana bergeming, menunggu suaminya yang bicara.

"Kamu melakukan kesalahan?" tanya Ruben, langsung mengklarifikasi. Namun, Sheana tak merasa jika perlawanannya terhadap Felicia adalah sebuah kesalahan. Justru dia harus melakukan itu untuk melindungi dirinya.

Sheana menggelengkan kepala.

"Saya tidak melakukan apapun sejak kemarin. Tapi mungkinkah karena tesnya negatif, itu menjadi kesalahan saya?" jawab Sheana sambil berusaha menatap mata Ruben dengan tatapan teduhnya.

Ruben tersenyum sinis. "Apa yang kamu lakukan kepada Felicia, apakah menurutmu itu benar?" Tanyanya sambil menatap nyalang.

Kali ini perasaan takut Sheana sedikit terminimalisir, hingga dia tak goyah.

"Jika Nyonya Felicia tidak menghina saya duluan, saya tidak akan membalasnya, Tuan, lagi pula Anda lihat sendiri, saya terluka—sementara Nyonya tidak, artinya dia yang menyerang saya," jelas Sheana dengan gamblang.

Ruben langsung mencengkram kedua bahu Sheana hingga wanita itu meringis. Netra mereka saling bertabrakan, tapi Sheana tak pernah melihat kehangatan apapun dari suaminya.

Ruben melihat luka kecil itu, tapi egoisnya dia tetap membela istri pertamanya, karena tidak mungkin dengan kondisi Felicia yang duduk di kursi roda—bisa menyerang Sheana.

"Jangan bohong, aku tahu persis bagaimana kondisi Felicia," cetus Ruben, ingin rasanya Sheana bicara jujur bahwa Felicia hanya berpura-pura. Namun, dia yakin, bukannya percaya, Ruben justru akan semakin menyakitinya.

"Terserah Tuan saja," balas Sheana sambil meringis.

"Perlu kamu ingat Felicia tetap memiliki tahta tertinggi di hatiku, sementara kamu bukan siapa-siapa!" tegas Ruben supaya Sheana tidak berbangga diri dengan statusnya.

Namun, tanpa diberitahu pun Sheana sudah cukup tahu diri. Bagaimana posisinya saat ini.

"Dan Anda juga perlu tahu, Tuan, perasaan tertekan yang saya dapatkan dari Anda ini, akan membuat saya kesulitan untuk mengandung. Anda ingat kan apa kata dokter Alana?" balas Sheana mengingatkan kembali tentang tujuan mereka. Tepat pada saat itu tekanan tangan Ruben berangsur mengendur. Namun, mata mereka masih saling menatap satu sama lain.

Ada geleyar yang merasuk, tapi dengan cepat Ruben menepisnya.

Cih!

Tiba-tiba Ruben berdecih, lalu melepaskan tangannya dengan gerakan kasar hingga Sheana hampir terhuyung.

"Jangan gunakan senjata itu untuk membuatku luluh! Aku tahu apa yang harus aku lakukan! Menghamilimu? Seharusnya itu sesuatu yang mudah!" katanya congkak, lalu meninggalkan Sheana begitu saja untuk menemui Batari.

Wanita yang sedari tadi menunggu di dalam dapur itu langsung menghadap. Ruben tampaknya sedikit kesal, karena Batari tidak melaporkan semua yang terjadi di rumah ini.

"Lain kali laporkan semuanya padaku, sekalipun itu tentang Felicia. Tapi ... jika tentang aku dan Sheana, kamu wajib bertanya dulu, supaya Felicia tidak salah paham. Kamu mengerti?!" ucap Ruben, yang tak ingin membuat istri pertamanya itu marah-marah terus.

"Baik, Tuan. Sekali lagi maafkan saya atas kejadian kemarin," balas Batari tak berani menunjukkan wajahnya.

Ruben hanya mendengus, lalu melenggang ke kamar utama untuk membersihkan diri. Hari ini dia akan malam di rumah ini, dan tentunya bersama Sheana.

"Nyonya, sebaiknya Anda segera susul Tuan. Tuan sudah pergi ke kamar utama," ujar Batari memberi info kepada Sheana. Sheana pun terbelalak, untuk pertama kalinya Ruben menghabiskan waktu lebih lama.

"Ke kamar?" beonya, sementara kakinya berjalan cepat. Seperti orang yang tidak ingin ketinggalan kereta.

***

Mau ngapain lu, Oey🙄

1
Septi Haryando Oppuratus
knp lama sekali up nya kak
Ratna Komala
nah loh candu &bucin nih Ruben 😍😍
Sastri Dalila
👍👍👍
phity
hhh..untuk kebutuhan yg 1itu saat ini ruben psti hx dpt dr seana...secara kan felicia msh pura2 gk bsa jln mngkin slm ini felicia gk kasih jatah sm ruben tp takut ruben ngapa2in sean atw wnita lain lucu ni sm si felicia
Lusiana_Oct13
Hohoho ruben mulai ketagihan
Enung Nurlaela Noenkandenk
si ruben akhirna deudeuieun,kop tah malahan candu moal bisa pajauh nu aya malarindu terus😂
Humaira
kan... kan... kayaknya ruben udah kecanduan ini... 😜💃💃
Ruwi Yah
semoga tebakan readers salah ya kak author ruben kan cuma ngajak ngopi doang
Maya's ❤️
ruben kamu mau ngapain woyyy 🙈🤭
Ita Putri
seruuuu
Ita Putri
hiyaaaa.....ada yang mulai ketagihan ni yeeeee
Threeanie
ciehhh mainnya hotel ngapain Ben ,,dah mulai ketagihan yaa 😂🤭
Yuliana Purnomo
Ruben mabok perawan niih,,,hajar terus biar cepat jadi Ruben junior
Acih Sukarsih
apakah ada yg blm aku baca ataukah di skip
*Septi*
ingin mengulang yg enak-enak tentunya 🫣
*Septi*
nah lho.. mulai deh..
Ny Rudi Harianto
loh....loh.....loh.....
jadi ketagihan sma yg baru kan .... wah ternyata
Ny Rudi Harianto
senyum² karena d perhatikan Luan atau karena d ranjang tadi puas dengan Ruben ya??
Ny Rudi Harianto
wah....terbawa suasana MLM hujan deras si Ruben ini
Dien Elvina
s Ruben sdh kecanduan dgn istri kedua nya 😅 ingin dan ingin lagi..rasanya berbeda dgn istri nya yg pertama yg sdh looss 😅
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!