Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 17
Hari ini di awali hari yang cerah. Setelah beberapa hari setiap pagi kota diiringi hujan deras, namun hari ini begitu cerah. Cahaya matahari bersinar dengan hangatnya.
"Sepertinya, hari ini akan ada sesuatu yang menyenangkan," gumam Reva sambil melihat ke langit melalui jendela kamarnya
"Tentu, nona. Hal yang anda harapkan akan datang hari ini," ujar Re yang berdiri dari belakang Reva
"Ya, apa dia akan masuk hari ini?" tanya Reva sambil mempersiapkan dirinya dengan sebaik mungkin untuk hari ini.
"Benar, nona. Bahkan dia sudah sangat menantikan untuk bertemu dengan anda dan Tuan Mason," lapor Re.
"Kau benar-benar tidak ingin memberitahu gimana caranya dia bisa kesini setelah aku mengubah alurnya?" Reva melirik Re dengan tatapan kesal
"Tidak bisa nona. Anda harus mencari tahunya sendiri. Ini termasuk misi anda, nona,"
Sekeras apapun Reva berusaha, sistem satu ini tidak mau membuka mulutnya. Padahal jika sistem ini mau membuka mulut, semua akan berjalan lebih cepat dan dirinya hanya tinggal membereskannya.
"Kau menyebalkan!" maki Reva dengan kesal karena usaha dia selama beberapa hari ini sia-sia. Padahal dia sudah menawarkan banyak hal, namun sistem satu ini tetap bungkam.
"Nona, sebaiknya anda turun sekarang. Jika tidak, anda akan terlambat," ujar Re mengingatkan
"Baiklah. Tolong bawakan goodie bag itu ya. Itu tugas milikku," ujar Reva sambil menunjukkan goodie bag berukuran sedang di samping meja belajarnya.
"Baik, nona!"
...****************...
Seperti biasa, Reva berangkat bersama denhan Mason. Namun yang berbeda adalah penampilan Reva saat ini. Reva yang awalnya berambut panjang sepinggang, berubah menjadi rambut pendek sebahu. Model rambut shaggy berlapis. Membuat kesan baru bagi Reva dan menambah nilai kecantikan untuknya.
"Reva, you look so beautiful!" teriak Cia yang yang melihat penampilan terbaru Reva.
"Tentu, model rambut apapun akan cocok bagi Reva," ujar Laila yang ikut memuji
"Eh, tapi seharusnya kan lo ajak kita kalau ke salon!" rajuk kesal Cia
"Lain kali kita nyalon bersama. Aku ingin mengubah warna rambutku," ujar Reva sambil memainkan ujung rambutnya
"Kau ingin mewarnai rambut?" ujar Mason yang mendengarkan pembicaraan para perempuan itu.
"Iya, gapapakan?" tanya Reva meminta persetujuan
"Boleh, tapi jangan yang aneh-aneh ya. Cukup warna coklat, dark coklat atau dark blue. Karena kita masih sekolah, oke?"
Mendengar itu, Reva hanya tersenyum dan memberikan gestur oke sebagai jawaban.
Saat asik berbincang, mereka melihat sebuah mobil memasuki area sekolah. Mobil yang belum mereka lihat sebelumnya.
"Mobil siapa itu?" tanya Aura
"Iya, ya. Kita belum pernah melihat mobil itu sebelumnya." komentar Cia saat mobil itu berhenti dan terparkir di sana.
"Sepertinya, itu mobil anak baru," ujar Laila yang mengetahui rumor tentang adanya siswa baru.
[Sistem Re] : "Nona, tokoh utama wanitanya muncul!"
Reva yang mendengar itu diam-diam menyeringai. Inilah yang dinantikannya. Berhadapan secara langsung, bukan seperti saat berada di kampung waktu itu.
"Oh iya, katanya ada anak baru datang. Dia dari keluarga kaya. Ya, meskipun nggak sekaya lo sama Mason, sih Va," ujar Aura
Memang benar, di antara mereka Keluarga Reva lah yang memiliki kekayaan terbanyak. Pengaruh keluarga Reva sangatlah besar di negara saat ini. Meskipun ada satu keluarga lagi yang pengaruhnya lebih besar, namun pengaruh Keluarga Whystan juga tak main-main.
Reva yang mendengar itu hanya diam. Seperti ada sesuatu dibalik ini semua.
"Kira-kira dia gimana ya? centil atau gimana?"
Tak lama pintu mobil itu terbuka. Keluarlah orang yang mengendarai mobil itu.
Harry dan Marie serta Ellie dan Erika keluar dari mobil itu. Reva yang mengenal siapa Tuan dan Nyonya Quinlan pun segera menyapa mereka.
"Om, tante, apa kabar?" sapa Reva
Harry dan Marie yang melihat kehadiran Reva merasa senang. Bertemu dengan anak rekan bisnisnya, rekan yang sangat mereka hormati membuat mereka senang.
"Reva, sayang. Apa kabar kamu? Sudah lama tante tidak kita tidak bertemu," ujar Marie senang melihat kehadiran Reva. Mereka memang dekat, bahkan Marie sering mengajak Reva bertemu sebagai pelipur lara saat dirinya belum menemukan informasi mengenai anaknya. Dan dia jadi jarang bertemu karena dirinya sibuk mencari putrinya.
"Tak masalah tante, lain kali kita bisa bertemu kan. Dan, mereka?" tanya Reva sambil melirik ke arah dua gadis yang dibawa Marie
"Dia anak tante dan om," ujar Marie sambil menyuruh kedua anak itu mendekat.
"Wah, tante udah ketemu dengan anak tante?" ujar Cia yang juga mengenal Marie
"Eh, Cia, Aura, Laila, Mason. Kalian disini juga?"
"Ini area sekolah tante. Tante lupa kalau kita satu sekolah?" ujar Laila mengingatkan.
"Ah, iya benar. Tante lupa!"
"Selamat datang ya. Semoga betah disini!" ujar Cia sambil mengulurkan tangannya ke salah satu dari kedua anak itu.
Harry dan Marie terkejut saat Cia salah mengulurkan tangannya.
"Cia, yang anak tante itu yang ini. Namanya Ellie," ujar Marie sambil merangkul anak berambut panjang dengan wajah yang terlihat polos.
Cia memperhatikan lagi keduanya. Cia merasa bersalah saat dia salah mengenali wajah. Namun, menurut Cia, anak yang berambut panjang itu tak punya kesamaan apapun dengan Keluarga Quinlan.
"Lalu, dia?" tanya Reva
"Dia kakak angkat Ellie. Kami membawanya sebagai balas budi, Reva," ujar Marie dengan senang.
Reva melirik ke arah Ellie yang terlihat kesal karena perbuatan Cia tadi. Sepertinya, dia mulai bisa menebak apa yang sebenarnya terjadi. Mengingat kelakuan keluarga Ellie yang sebenarnya membuatnya dapat memahami apa yang terjadi.