NovelToon NovelToon
Pemain 999

Pemain 999

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / TKP / Romansa / Trauma masa lalu / Permainan Kematian
Popularitas:666
Nilai: 5
Nama Author: Halo Haiyo

Marina Yuana Tia, dia menyelesaikan permainan mematikan, dan keluar sendiri dalam waktu sepuluh tahun, tetapi di dunia nyata hanya berlangsung dua minggu saja.

Marina sangat dendam dan dia harus menguak bagaimana dan siapa yang membuat permainan mematikan itu, dia harus memegang teguh janji dia dengan teman-temannya dulu yang sudah mati, tapi tak diingat keluarga mereka.

Apakah Marina bisa? Atau...

ayo baca guys

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Halo Haiyo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17. Seorang gadis menemukan

Bab 17

'Huh... sebenarnya aku tak tertarik... '

'Tapi... '

"Memang kenapa?"

"Uh... Kok gak peka sama sekali sih... Itu lho, kan bisa sama Gevan kalian berdua di bawah patung rubah itu, kalian bisa jadi pasangan kekasih..."

'Oh... '

"Terimakasih, tapi kenapa tidak kamu saja."

"A... aku?!"

"Ah gak mungkin! Mana bisa aku!!!"

"Kenapa?"

Marina duduk bersila. Dia menekan tombol remote TV. Malam-malam begini menonton TV bisa menyegarkan otaknya.

Hana menggeleng cepat, gadis di malam hari harusnya sudah tidur, bukannya masih kelayapan.

"Gak bisa ah... kamu ini deh... "

"Kenapa? Memang tidak ada kesempatan?"

"Bu... bukan gitu, di... dia nya aja... Kenapa harus aku yang terus patuh padanya, masa kamu gak peka sama sekali sih... Dia itu jahat! Jahat sama aku, aku gak mau balikan pokoknya, titik!!"

"Kalau begitu cari yang lain." Ucap seorang Marina sangat enteng, mudah untuknya tapi tidak untuk hati yang belum move on kayak Hana.

"Hah?! Ih... Kok gitu sih, jadi temen kan harusnya support kek, bantu lah..."

'Kan tadi sudah? Huh... memang aku tak bisa mengerti cara berpikir anak muda, '

"Maaf."

"Apa kamu bilang Marina?"

"Ma... af. Terus bagaimana?"

"Em... Aku juga belum terpikir apa-apa sih,"

"Eh Mama, jangan buka pintu seenaknya dong!!!"

"KAMU BELUM TIDUR HANA! JAM SEGINI?!"

"Sudah tadi ma... Aku lagi menelpon ini, Mama keluar dulu deh..."

Marina hanya mendengar pembicaraan mereka dari ujung telepon, dia merasa ikut bermasalah diantara keduanya.

"Ih Mama!"

"Mama akan sita hp kamu pokoknya! Katanya mau karyawisata, kalo udah ga ada Mama pasti kamu banyak ga tidur kan?"

"Ishh kata siapa ma, Hana gak gitu... Balikin ma..."

Marina memijat kepala sendiri, dia melihat layar televisi, saat remote dipencet terus tak ada sama sekali tayangan yang diperlihatkan hanya titik-titik buram.

"Astaga..."

"Hana, sudah ya, aku mau... "

"Hei! Siapa kamu? Hana nya harus tidur ya!"

"..."

"Tut!"

Marina menjauhkan telepon dia menghela nafas gusar, dia kembali merentangkan tubuh lagi ke belakang.

Saat memejamkan mata, dirinya membuka mata cepat.

Saat itulah hal aneh terjadi, dia berdiri di atas ambang rel kereta api bergetar hebat. Dirinya melihat cahaya yang menyinari wajahnya, ia menutup sebelah mata.

"Tottt!!!"

"Hosh! Hosh! Hosh! Hosh!"

Wajah Marina langsung pucat pasi, dia mengelus wajah tak ada keringat. Kedua tangannya bergetar hebat, dia mengusap wajah kasar.

'Ya ampun... Aku... Aku tak bisa lepas dari mimpi buruk, apakah Tuhan memberikan cobaan padaku, dan membuatku terpikirkan oleh semua kesalahanku di masa lalu? '

Marina berdiri, dia membuka kulkas. Air dingin dari sebotol aquach satu liter dia keluarkan, ia tuang ke gelas kosong.

"Gluk... gluk... gluk... "

"Ini semua karena permainan kalian!! Kalian membuat pilihan tak masuk akal! Seharusnya, Orang-orang baik seperti teman-teman ku tidak mati!!!!"

"Ah... Sial... Walaupun aku menggonggong, mencaci maki, orang-orang seperti mereka tak kan mendengarkan."

"Masuk telinga kanan akhirnya keluar begitu saja dari telinga kiri,"

Marina berjalan ke meja belajar, dia melihat nota yang dia pasang, dan tali merah sebagai penghubung.

Dia menyobek nota kecil, bertulisan. (Aku bisa masuk ke dalam permainan lagi).

Marina mengambil bolpoint, dia menulis sesuatu di atasnya lalu menutup bolpoint dengan mulutnya.

(Kali ini, aku harus jauh lebih kuat daripada pengawas, karena dia adalah kaki tangan iblis)

Tatapannya terus menerus ke bawah, kanan, kiri, bawah, kanan, dan kiri. Di matanya kunci yang paling penting saat ini adalah keberadaan Gevano Aldiraksa, dia tak boleh hilang begitu saja, atau semua akan sia-sia saja.

Matanya menatap nyalang, menyentuh tulisan nama lelaki itu dengan serius.

'Aku yakin kau bisa membawa informasi baru untukku, '

.

.

.

Di ujung tembok, seorang perempuan membaca tulisan di akhir kalimat karena semuanya terhapus tanpa jelas bagaimana bisa terjadi.

Dia membaca tulisan itu,"tolong ketahui siapa dalang dibalik permainan ini, jangan sampai kamu gagal seperti diriku,"

Gadis itu langsung tercengang, dia menutup mulut dengan tangannya tak percaya.

"Apa maksudnya... Siapa yang menulis ini?"

Dia menoleh ke sana kemari, tapi semua orang menyita perhatian mereka pada hewan lucu di depan sana. Gadis itu berdiri, memegang erat kalung love digenggam tangannya.

Sambil menatap lurus ke depan, ikut menanti sesuatu.

"Baiklah! Bagaimana! Mudah sekali kan! Tidak ada yang merepotkan!!!"

"Iya benar,"

"Rasanya mudah saja, dia juga bilang umur kita akan tetap awet bahkan sampai 50 tahun kemudian,"

"Iya, katanya juga waktu kita disini sangat lambat daripada dunia nyata. Waw... "

"Aku tidak sabar permainan apa ya ini?"

"Iya hehe..."

Dibelakangnya, gadis itu penasaran. Dia mendekat di antara mereka berdua, rupawannya yang kumel langsung dihindari.

"Ugh... siapa kau?"

"A... aku... Aileen.. Apa kalian tau apa yang terjadi di depan?"

"Ugh... " Mereka menahan bau menyengat dari gadis itu, seperti belum mandi selama 1 minggu lebih.

Mereka menutup hidung sambil berbicara,"itu... Kau tau kan? Kata sapi lucu di depan sana, kita harus bermain terus sampai 50 tahun kemudian agar bisa hidup,"

"Oh lalu?" Penasarannya masih belum habis-habis, mereka menutup hidung lebih erat. Suara mereka seperti serak anak kecil karena menahan hidung,"ah ya pokoknya begitu, memang kau tak bisa dengar? Padahal sudah sekeras itu..."

"Ah... Maaf, aku didiagnosis menderita kekurangan pendengaran, jadi lambat laun pasti aku akan kehilangan pendengaran ku..."

"Oh gitu," Kata mereka berdua bersamaan. Mereka saling bertatap-tatapan lalu setuju untuk saling berpisah, padahal mereka tak mau mendekati gadis bau badan itu.

Aileen merucutkan bibir kecil, dia memilih duduk di belakang. Saat duduk, gadis itu merasakan rasa sakit luar biasa dari gendang telinganya.

"Angh... sa... kit..."

Rasanya berdengung hebat, dan kencang.

Mow membuat suara perhatian yang membuat semua orang melihat kearahnya lagi."Oke semuanya, sebelum kita masuk ke misi pertama, ayo kita makan dulu..."

Semua orang bergembira mendengar kata makan."Wah makan?!"

"Ada makan?"

"Hebat!"

"Tak ku duga! Aku sudah lapar sekali ini!!!"

"Cepat berikan!! Kami sudah kelaparan!!"

"Betul!!!"

Mow Muu menenangkan mereka dalam sekejap,"tenang semua!" Berteriak keras seperti komandan, lalu pelan"semua akan kebagian kok muu... "

Mereka tersenyum gembira.

Aileen merasa perutnya keroncongan, dia menahan rasa lapar diperutnya, karena dia belum mendengar akan dibagikan makanan. Pendengarannya sangat-sangatlah buruk.

Hingga informasi tadi tak dia dengar, tapi melihat Orang-orang berbaris, Aileen terpaksa berbaris dibelakang sendiri.

"Semua akan kebagian! Baris yang rapi!!!"

Para penjaga berjubah hitam membawakan meja sambil melayang-layang sedangkan mereka para manusia sampai dIbuat terkagum tak percaya.

"Eungh... " Aileen terus memegang perut, ia merasa ada yang aneh dengan perutnya, keroncongan terus perlahan-lahan jadi sakit sendiri.

Gadis itu menoleh ke belakang, dia berjalan pelan ke arah mereka."Ha... halo... Apa... kalian tau ada dimana toiletnya?"

"Eungk... "

"Masih belum ada izin ke toilet." Kata si penjaga cepat.

Aileen terdiam, dia menahan sakit yang mendera sampai ke otak."Ku mohon... Ku mohon... Ya? Ya?"

"Tak apa, apa mendesak?" Pengawas maju melewati dua penjaga, para penjaga tak menoleh.

Gadis itu mengangguk, ia merasa belum makan apa-apa tapi sudah merasakan kesakitan tak main.

"Kalau begitu ikuti saya nona,"

"Um." Angguk gadis itu, mengikuti jalur pengawas pergi.

Bersambung...

1
Fanchom
silakan komen atau report kalau ada salah kata penulisan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!