Freya, seorang gadis ceria dan penuh ambisi memiliki sifat layaknya seorang remaja pada umumnya. Gadis itu sangat mengidolakan Arvin Mahardika, seorang aktor sekaligus model yang sangat tampan, sehingga tak heran jika dirinya memiliki banyak fans fans dari kalangan seusianya. Namun, dari sekian banyak fansnya, hanya satu yang bikin sang aktor pusing, yaitu Freya. Gadis yang menurutnya memiliki gangguan jiwa karna kelakuannya yang menurutnya terlalu berlebihan sebagai seorang fans. Segala cara ia lakukan agar gadis itu berhenti mengejarnya, mulai dari sifat tegasnya sampai mempermalukannya di media hingga membuat Freya sempat menyerah. Namun, tak sengaja ia mendengar percakapan salah satu seorang aktor yang merupakan sahabat dekat sang idola, membuatnya bertekad menyelamatkan sang idola sekaligus pujaan hatinya. Berbagai cara ia lakukan agar bisa memantau kegiatan sang idola, sampai pada akhirnya ia memilih pergi dan menjauh dari kehidupan Arvin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rezqhi Amalia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai suka
Saat ini Arvin berada di mobil milik Ryan seperti saat mereka berangkat, keduanya pun pulang berdua juga.
"Gue perhatiin lo kayaknya mulai suka sama Freya ya," ucap Ryan yang memulai perbincangan itu. "Nggak kok," jawab Arvin singkat.
"Nggak usah menyangkal kali Vin, jelas banget kok kelihatan," ucap Ryan dengan nada mengejek.
"Yang lain juga lihat kok, sikap lo ke Freya mulai berubah," sambung Ryan lagi. Arvin yang mendengar itu cuma diam saja.
'Apa benar gue mulai suka sama gadis itu?' batin cowok itu. Namun dengan cepat cowok itu menyangkal pikirannya. 'Gak, gak mungkin gue suka sama dia' batin cowok itu lagi sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Ryan yang melihat itu menautkan kedua alisnya. "Kenapa lu?" tanya Ryan yang melihat tingkah aneh orang disampingnya.
"Ga papa," jawab Arvin kembali menetralkan ekspresinya.
"Btw, semalam lo nyanyi menjiwai banget. Tumben banget nyanyiin lagu itu, mana sambil menatap Freya lagi. Tatapannya itu bukan tatapan biasa lo Vin, lo beneran jatuh cinta sama gadis itu?" ucap Ryan lagi sambil menoleh sebentar ke arah Arvin dan menaik-naikkan alisnya dengan ekspresi mengejek.
"Berapa kali sih gue bilang, gue gak suka gadis itu! Itu semua kebetulan aja," elak Arvin. Dirinya juga tidak tahu mengapa tiba-tiba ia menyanyikan lagu itu semalam.
"Iya iya, santai aja bro. Kalo emang beneran gak suka, gak usah marah kali," ucap Ryan sambil fokus menyetir. Tak lama kemudian ponsel Arvin berbunyi menampilkan nama Fathur, manajer sang idola tersebut. Tak menunggu lama ia membuka notifikasi wa dari manajernya itu.
Fathur
Assalamualaikum, sebelumnya saya minta maaf sebesar-besarnya karena dadakan. Tapi saya ingin resign dan pulang kampung. Ibu saya sedang sakit.
Kira-kira itulah isi WhatsApp dari manajernya yang membuat Arvin nampak kesalnya. Pasalnya ini terlalu dadakan menurut cowok itu, namun ia tidak bisa melarang keinginan sang manajer. Ia tidak mau menghalangi bakti seorang anak kepada ibunya. Cowok itu membuka m-banking miliknya dan mentransfer uang sejumlah 50 juta ke manajernya itu dan mengirim bukti.
Anda
Send a pict
Gaji plus bonus lu. Semoga ibu lu cepat sembuh.
"Kenapa lagi lo," ucap Ryan yang kini melihat wajah Arvin lebih suntuk dari sebelumnya. Bahkan ia melihat cowok itu mengacak-acak rambutnya dengan frustasi.
"Fathur resign," ucap Arvin singkat. Ryan yang mendengar itu mengeluarkan smirknya. Namun dengan cepat ia mengubah ekspresinya. "Loh, kenapa? Kenapa dadakan juga? Harusnya dia tanya lo jauh-jauh hari agar lo bisa cari penggantinya. Benar-benar tu anak ya," ucap Ryan pura-pura kesal dengan Fathur.
"Ibunya sakit, dia mau pulang kampung," ujar Arvin lagi sambil menutup matanya.
'Yes, tahap pertama berhasil,' batin Ryan yang melihat Arvin memejamkan matanya. Sesuai rencana, cowok itu kelihatan frustasi.
***
Disisi lain terlihat tante Rita, Anya, Gleen dan Freya sedang bergotong royong membersihkan villa yang sudah ditempati oleh pemain sinetron. Namun Freya terlihat melamun, gadis nampaknya sedang gelisah.
"Mama, lihat tuh kak Freya. Kerjanya gak becus, cuma melamun doang dari tadi. Kerasukan mampus tuh," teriak Gleen yang membuat semua orang disana berbalik ke arah Freya.
"Gak boleh gitu Gleen, dia kakak kamu," nasehat tante Rita kemudian mendekati Freya yang nampaknya sama sekali tidak mendengar suara Gleen yang terbilang lumayan keras.
"Freya sayang, kamu kenapa? sakit?" tanya tante Rita lembut sambil mengelus rambut keponakannya.
"Eh, tidak kok tan. Freya cuma kepikiran aja," ucap Freya yang tiba-tiba kaget dengan kedatangan tantenya.
"Kepikiran siapa? Arvin ya?," tanya tante Rita lagi. Freya mengangguk sebagai jawaban. "Yaelah, bucin lu kak. Baru aja ditinggal sebentar," ledek Gleen.
"Diam lu bocil, gue masih kesal ya sama lo. Gara-gara lo wajah pangeran gue bonyok," ucap Freya sewot.
"Yee, itu juga demi lu kak," jawab Gleen lagi. Freya tidak menanggapi ucapan adik sepupunya itu. "Hmm tante, Freya boleh minjam duit gak buat ongkos ke Jakarta," ucap Freya ragu-ragu sambil menatap tantenya itu penuh harapan.
Tantenya itu kebingunan dengan permintaan Freya. Namun sebelum wanita paruh itu menjawab, gadis itu kembali menjelaskan maksud keinginannya. "Jadi gini tan, tadi pagi Freya mendengar seseorang berniat jahat sama Arvin. Ia ingin menghancurkan karir idolanya Freya. Freya gak tante, jadi Freya ingin ke Jakarta buat nyelamatin pangerannya Freya. Boleh ya tante, pleasee," ucap Freya memohon.
Tante Rita yang mendengar itu semakin bingung. Melihat tantenya itu kebingunan akhirnya Freya menceritakan yang ia lihat dan dengar tadi pagi.
"Pantas aja gue perhatiin Kak Ryan sering bertingkah aneh. Anehnya lagi ia sangat senang waktu kak Arvin dikabarin ikut hilang," ucap Gleen yang tiba-tiba datang ikut menyimak cerita sepupunya itu.
"Iya benar, gue juga sering memergoki Ryan menatap tak suka ke arah Arvin. Padahal kan Arvin itu sahabat lamanya, jahat banget sih Ryan," ucap Anya yang ikutan nimbrung.
"Ya, mungkin saja kak Ryan iri karena kesuksesan yang dimiliki kak Arvin," ucap Gleen lagi.
"Nah makanya itu gue mau ke Jakarta. Gue mau daftarin diri sebagai manajer Arvin, biar gue bisa pantau dia dari dekat," ucap Freya.
"Yee, itu namanya lu ambil kesempatan Frey," ucap Anya.
"Hehehe, itu bonus Nya," ucap Freya sambil cengengesan.
"Tapi kuliah kamu gimana sayang?" ucap tante Rita lembut.
"Freya ambil cuti aja. Freya rela ketinggalan semester demi Arvin. Urusan orang tua Freya, biar nanti Freya yang bujuk mereka," ucap Freya yakin dengan dirinya sendiri. Dirinya sebenarnya setidak gak rela cuti, mengingat dia sudah semester 5. Namun dia khawatir akan kewalahan jika bekerja sebagai manajer artis sekaligus kuliah online. Mengingat manajer artis bukan kerjaan yang main-main. Terlebih-lebih ia akan menjadi manajer Arvin, artis yang dikenal memiliki jadwal yang padat karena banyak banget perusahaan dan perfilman yang mengontrak cowok itu. Ia harus mengurus dan mengatur jadwal Arvin serapih mungkin agar tak bertabrakan.
"Ya sudah kalau itu keinginan kamu, tante gak bisa melarang. Kamu sudah dewasa, kamu pasti tau resiko dari keputusan yang kamu ambil. Dan kamu harus bertanggung jawab dengan resiko itu suatu saat ini," ucap tante Rita dengan tulus. Ia sebenarnya tidak menyetujui keinginan keponakannya itu yang mengorbankan pendidikannya. Tapi ia tahu betul perasaan keponakannya itu. Yang ada kalau dipaksa untuk tetap kuliah, Freya bakal tidak fokus dan mengganggu nilai kuliahnya. Jika orang tua Freya keberatan nanti, dia akan membantu keponakannya membujuknya orang tua gadis itu, terutama mamanya Freya yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri.
"Beneran aaaa makasih banget tante. Pokoknya tante Rita memang the best banget. Freya janji, kalau Freya dapat gaji nanti Freya ganti ongkosnya tante," ucap Freya dengan mata berbinar sambil memeluk tantenya.
"Kek yakin aja lu diterima," ucap Gleen yang mematahkan semangat Freya.
"Ya harus yakin donk," ucap Freya dengan percaya diri. Pokoknya ia akan berusaha menjadi manajer idolanya itu gimanapun caranya.
"Itu artinya kita berpisah donk Frey," ucap Anya dengan nada sedihnya. "Gue sendiri donk dikampus, entar yang nemenin gue siapa? Lo tau sendiri, cuma lo teman akrab gue dikampus," ucap dengan nada sedihnya. Bahkan mata gadis itu berkaca-kaca. Freya yang melihat itu lansung memeluk sahabatnya. Dia juga sedih berpisah dengan Anya, tapi tak mungkin juga ia harus mengorbankan kuliah sahabatnya itu dan mengajaknya ke Jakarta. Cukup kuliahnya saja yang ia korbankan.
"Gak usah cengeng, kan ada hp. Kita bisa masih bisa komunikasi kok, entar kalo lo libur lo bisa nyusulin gue ke Jakarta. Kita berquality time disana," ucap Freya yang sedang menghibur sahabatnya itu.
"Janji ya Frey, pokoknya lo jangan lupain gue ya," ucap Anya lagi.
"Udah ah, gak usah mellow-mellowan kek gini. Mending kita lanjutin bersihin villa ini. Habis itu kita ke mall, tante traktir kalian sepuasnya.