NovelToon NovelToon
Pernikahan Darah Sang Raja Mafia

Pernikahan Darah Sang Raja Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Nikah Kontrak / Pelakor jahat
Popularitas:473
Nilai: 5
Nama Author:

Islana Anurandha mendapati dirinya terbangun di sebuah mansion besar dan cincin di jemarinya.

​Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk keluar dari rumah istana terkutuk ini. “Apa yang sebenarnya kamu mau dari aku?”

​“Sederhana. Pernikahan.”

​Matanya berbinar bahagia saat mengatakannya. Seolah-olah dia sudah lama mengenalku. Seakan-akan dia menunggu ini sejak lama.

​“Kalau aku menolak?” Aku bertanya dengan jantung berdebar kencang.

​Mata Kai tidak berkedip sama sekali. Dia mencari-cari jawaban dari mataku. “Orang-orang terdekatmu akan mendapat hukuman jika kamu menolak pernikahan ini.”

Islana berada di persimpangan jalan, apakah dia akan melakukan pernikahan dgn iblis yg menculiknya demi hidup keluarganya atau dia melindungi harga dirinya dgn lari dari cengkraman pria bernama Kai Itu?

CHAPTER 17

Chapter 17

Masa Kini

POV – Islana

Aku tidak menyangka kalau Kai tidak bergerak keluar dari rumah ini sedikitpun setelah mendengar berita besar satu jam yang lalu itu. Justru dia tampak tenang dan terlihat tidak begitu peduli.

​Aku mengambil waktu yang panjang untuk mandi pagi sekaligus menghindari tatapan Kai yang sepertinya tidak meninggalkan aku sama sekali. Aku bahkan mencuci rambutku – sesuatu yang sangat anti untuk aku lakukan – dan berendam dalam waktu yang lama. Meskipun trauma di rumah sebelumnya membuat aku tidak bisa menutup mataku selama berendam.

​Setelah memilih pakaian dari dalam koper dan memastikan emosiku sudah lebih terkontrol, aku memberanikan diri keluar dari kamar. Tidak butuh waktu yang lama, mataku melihatnya yang sudah mandi di kamar mandi lain lebih dulu, tapi dia hanya memakai celana panjang. Dia membiarkan bagian atas tubuhnya tidak memakai apapun.

​Apa dia sengaja melakukannya?

​Aku menutup pintu dengan tanpa mengeluarkan suara. Tapi Kai – yang sepertinya punya kemampuan pendengaran super – berbalik dari dapur dan melihatku.

​Aku membawa mataku melihat ke arah pundaknya saja. Itu adalah tempat paling aman.

​“Kamu sudah selesai?” tanyanya dengan nada yang tidak pernah dia gunakan untuk siapapun. Nada yang begitu lembut.

​Kendalikan diri kamu, Isla! Jangan semakin masuk dalam jurang pesona seorang Kairav Arumbay!

​Aku hanya bisa mengangguk dan duduk di kursi meja makan. Di situ sudah ada spageti dan satu teko teh. Tidak lupa ada anggur, apel dan kiwi.

​Kai sepertinya merasakan kecanggungan yang muncul dari aku. Dia berjalan dan berjongkok. “Sayang, kenapa kamu nggak berani liat aku?”

​“Ehm….” aku harus bilang apa???

​Kai menarik daguku. Dan dengan terpaksa aku melihat dia. Aku melihat seorang Kai dengan kebahagiaan yang begitu terpancar. Apa semua pria akan merasakan hal yang sama setelah melalui malam mendebarkan seperti itu?

​“Aku sebenernya sedikit kecewa.” Tiba-tiba Kai mengatakan hal itu dengan memiringkan wajahnya. Tapi wajahnya tidak terlihat kesal.

​“Kecewa?”

​Kai mengangguk. “Aku bilang aku cinta sama kamu. Tapi kamu nggak bilang sebaliknya.”

​Oh Tuhanku!

​“Kita baru bertemu, Kai.” Dalihku. Tanganku memegang kencang meja kayu di sampingku. Bagaimana bisa aku bilang kalimat yang sebesar itu di depan seseorang? Aku bahkan tidak pernah bilang seperti itu pada siapapun!

​Kai tampak kecewa. Itu lebih buruk daripada wajah murka seorang Kai. Tapi tangannya masih membelai tanganku tanpa henti. “Terkadang cinta itu nggak perlu waktu yang lama. Sekarang aku hanya penasaran, kamu sekarang masih takut atau sebenernya masih belum terbiasa karena semalam?”

​Wajahku memanas. Oh, wajahku pasti semerah tomat sekarang. Dan Kai menahan senyumnya melihat reaksiku. Dia benar-benar merasa senang berada di atas angin.

​“Kai, spageti kita bakal dingin,” ucapku cepat.

​Kai tahu aku sengaja mengganti topik untuk menghindari dari pertanyaan membingungkan itu. Tapi dia anehnya menjadi begitu pengertian. Dia duduk di kursi dan tidak membahas itu lagi.

​Apa ini benar-benar Kairav Arumbay?

​Aku seperti melihat orang lain.

​“Apa kamu nggak cek keadaan kota? Seisi kota bukannya lagi kalang kabut?” Aku berusaha mencari cara agar bisa ‘mengusirnya’ secara halus dari sini. Apa ada seorang istri yang mengusir suaminya setelah ‘malam pertama’?

​Oh Tuhanku, aku istri Kairav Arumbay! Mendengar statusku sekarang, aku ingin pingsan selama tujuh puluh dua jam. Kenapa semua ini jadi menakutkan?!

​Kai menatapku cukup lama. “Omar bisa mengatasi semuanya?”

​“Sendiri?” Aku merasa kasihan pada Omar.

​“Dia pria umur tiga puluhan, Islana. Dia bisa jaga diri dia sendiri.” Kai jelas-jelas tidak menyukai membahas Omar.

​Oh! Aku tiba-tiba teringat keluargaku. “Kai, apa aku bisa ke kota? Kirana dan Tiyana….”

​“Mereka baik-baik aja.” Kai mengambil tanganku. Mencium jemariku.

​Di satu sisi aku merasa lega. Tapi di sisi yang lain, apa yang harus aku lakukan menghadapi Kai yang begitu perhatian dan selalu peduli seperti ini?

​Sebelum aku bisa menjawab. Seseorang mengetuk pintu. Dengan suara ketukan yang cukup buru-buru. Melihat pengalaman sebelumnya, sebuah ketukan pintu biasanya petanda buruk.

​Kai dengan berat hati berjalan dan membuka pintu.

​“Kenapa kamu ke sini?” ucap Kai berang.

​Aku berjalan mendekati pintu.

​Omar. Dia datang. Wajahnya letih tapi pakaiannya tidak seperti biasanya. Dia memakai pakaian serba hitam. Dia melihatku sejenak sambil berbicara dengan Kai. Suara mereka sama sekali tidak bisa aku dengar.

​Wajah Kai santai sekarang berubah total. Apapun yang dikatakan oleh Omar benar-benar membuatnya kesal.

​“Sekarang di mana Oza?” Hanya itu yang ditanyakan Kai setelah sekian lama diam.

​“Dia dan antek-anteknya mengepung gubernur.” Kai tidak menutupi kenyataannya.

​“Siapkan semuanya,” ucap Kai. “Jangan pernah tinggalkan tempat ini, jaga Islana dengan sebaik mungkin.” Kai benar-benar mengancam Omar di depan mataku.

​Omar mengangguk tapi mataku kembali melihat Kai yang menarikku ke dalam kamar. Entah kenapa aku begitu khawatir dengan keselamatan Kai. Meskipun tahu dengan tubuh atletis seperti dia dan betapa mahirnya dia bela diri, justru yang perlu dikasihani adalah musuhnya.

​“Jangan khawatir.” Pinta Kai. Dia memelukku dengan erat.

​“Apa kamu harus pergi sekarang?” kataku di dalam dekapannya.

​“Ya. Aku meninggalkan Omar di sini. Jujur, dia bukan orang tepat sekarang, tapi aku tidak punya pilihan. Hamdan dan yang lainnya harus mengawasi perimeter di luar.”

​“Oke,” aku menimbang-nimbang apakah harus mengatakan kalimat berikutnya. Tapi dia sekarang suamiku, dan setidaknya dia sudah bersikap baik selama ini. “hati-hati.”

​Kai tersenyum. “Cium aku.”

​Aku melihat bibirnya. Setelah semalam, kenapa melihat bibirnya saja membuatku terlena dengan semuanya?

​Aku mengecup bibirnya singkat. Berharap itu sudah cukup.

​Kai hanya menggeleng sambil terkekeh. Dia lalu berpamitan dan keluar bersama sekelompok pengawal lainnya yang datang bersama Omar.

​Setelah dia pergi, sekarang aku hanya berdua dengan Omar di dalam. Anehnya, kali ini aku merasakan hal yang berbeda dari Omar. Dia lebih diam daripada sebelumnya. Apa sesuatu terjadi?

​“Isla.” Omar memanggilku. Dia bersandar di dekat dapur sementara aku sedang duduk di sofa dan menghabiskan waktu di depan televisi.

​“Ya.” Sahutku.

​Omar berjalan dan duduk di sampingku. Matanya tidak melihatku sama sekali. “Apa aku bisa bertanya sesuatu?”

​“Tentang apa?”

​“Apa kamu jatuh cinta sama Kai?”

​Pertanyaan itu terlalu mengagetkan keluar dari mulut Omar. Ditambah lagi wajahnya yang sepertinya tidak rileks.

​Aku tidak bisa menjawab apapun.

​“Apa dia memaksa kamu semalam?” Omar tampak gusar.

​“Ini bukan hal yang perlu kita bahas, Omar.” Aku berusaha menghindar dan berdiri meninggalkan dia. Tapi yang kudapat justru dia menarik tanganku dan sekarang aku terjatuh ke sofa dan Omar menekan kedua tanganku sehingga aku tidak bisa bergerak.

​“Omar!” Aku membentaknya.

​Tapi dia tidak berhenti sampai disitu. Dia melakukan sesuatu yang tidak terbayangkan olehku.

​Dia menciumku.

​Menciumku seakan-akan dia sudah menunggu ciuman ini datang seumur hidupnya….

1
danisya inlvr
Gemes banget 😍
Irisa_Sherenada: Gemes* Sama Kai ya? 😊
Irisa_Sherenada: Genes Sama Kai ya Kak? 😘
total 2 replies
Inari
Baru baca beberapa chapter aja udah pengen rekomendasiin ke temen-temen semua!
Irisa_Sherenada: Makasih kakak. Stay tuned yah 😉
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!