TOLONG DI PERSIAPKAN MENTAL UNTUK MEMBACA CERITA INI YA KAWAN KAWAN...
Cerita ini menceritakan tentang Rere yang berumur 17 tahun mengalami kekerasan dan penculikan secara brutal, konflik hebat dan berat.
.....
Semilir angin sejuk dirasakan Rere ketika mobil sudah berjalan. Dia sama sekali tidak bisa mencerna semua kejadian 10 menit yang lalu. Tamparan Ben di pipinya sekarang terasa panas, namun entah kenapa rasa itu sekarang menghangatkan hatinya. Perilaku Ben yang kasar sekaligus lembut tadi benar-benar menggugahnya. Rere juga tidak bisa memutar otaknya untuk bertindak lebih lanjut. Rasa luar biasa lelah menggerogoti tubuhnya sekarang. Kedua kelopak matanya yang indah itu sekarang terasa berkilo-kilo beratnya. Rere memejamkan mata mencoba mempelajari apa yang sekarang dirasakannya dalam hati. Dia bahkan sempat merasakan Ben membelai rambutnya sambil berbisik “I’m really sorry Re…” sebelum dia terlelap tertidur terbawa alam bawah sadarnya untuk mengistirahatkan hati dan tubuhnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MegaHerdian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Konflik berat
Alih-alih kursi malas, ternyata Rere masih tergeletak di suatu ruangan.
Rupanya dia tadi bermimpi. Dilihat sekelilingnya gelap gulita, didapati dirinya masih telanjang bulat. Perutnya sakit akibat pukulan tanpa sadar di mimpinya sendiri. Tubuhnya basah bermandikan keringat. Rere berusaha memfokuskan pandangannya yang buram. Dia meraba sesuatu di sebelahnya. Dilihatnya samar-samar, itu Albie.
Rere terkejut ketika melihat Albie pun tertidur telanjang bulat seperti dirinya. Rere melihat sekelilingnya. Sepertinya dia kenal ruangan ini. Rere bangkit berdiri. Tetapi tiba-tiba kakinya sakit luar biasa. Sekujur tubuhnya sakit. Selangkangannya terasa perih dan panas.
Akhirnya Rere ingat. Dia masih diruangan BP sekolahnya. Kembali dia tersadar atas apa yang baru saja menimpanya. Tertatih-tatih Rere berjalan sambil mencoba meraba ke tembok-tembok berusaha meraih electricity outlet untuk menghidupkan lampu atau mencari penerangan. Ditemukan electricity outlet dan dihidupkan lampu. Ketika ruangan sudah terang, dilihatnya ruangan itu, masih segar dalam ingatannya ketika Albie merenggut keperawanannya di sofa sana.
Tak terasa air matanya kembali mengalir ras sedih kecewa dan sakit hatinya menjadi satu.
Siapa sebenarnya dalang di balik semua ini!? Dan kenapa mereka tidak boleh menyakiti Albie sedangkan mereka dengan brutal menyiksa dirinya.
Dilihatnya jam yang ada di tangannya. "Jam 9 malam…" katanya dalam hati. Pasti mama sudah mencari-carinya. Mungkin sudah menelepon ke HPnya untuk menyuruh pulang.
Rere tidak ingat dimana tasnya, dimana semua barang-barang bawaannya. "dingin…" Rere berseru pelan kepada dirinya sendiri. Rere berusaha mencari sesuatu untuk menutupi tubuhnya yang telanjang. Tetapi setelah dia sadar bahwa tidak ada sehelai Benang pun untuk menutupi keterlanjangannya, Rere pun merosot terduduk. Jongkok sambil memeluk kakinya. Membenamkan wajahnya di kedua lututnya yang masih sakit, terisak-isak menangis.
Rere tak tahu sudah berapa lama dia tersedu-sedu ketika didengarnya disudut ruangan Albie mengerang pelan. Rupanya Albie sudah sadarkan diri. Rere melihat Albie memegangi kepalanya yang beberapa jam lalu dihantam keras oleh Sam sampai dia jatuh pingsan. Beberapa saat kemudian Albie pun menyadari sesenggukan Rere di tempat Rere membenamkan wajahnya di kedua lututnya. Albie bangkit berdiri dan menghampiri Rere.
"Re… kamu masih disini? Aku pikir kamu udah dibawa mereka… Kamu gak apa-apa kan?" Albie membelai rambut Rere yang sudah awut-awutan itu.
"Apanya yang gak apa-apa Bie??" seru Rere sambil menangis. "Kamu udah liat apa yang terjadi!!"
"Sorry Re, aku gak tahu… si bangsat itu mukul aku dari belakang… Apa yang terjadi Re??" tanya Albie sambil terus membelai rambut Rere, berusaha menenangkan suaranya meskipun dia bisa menebak apa yang akan dijawab Rere.
"AKU DIPERKOSA BIE!!!!" Rere menepis tangan Albie dari kepalanya.
"ABIS KAMU PINGSAN AKU DIPERKOSA RAME-RAME SAMA MEREKA!!"teriak Rere histeris, seolah itu adalah kesalahan Albie.
"MEREKA MENGGILIR AKU BIE!! MEREKA MAKE AKU RAME-RAME… DI SANA! MEREKA BUANG DI DALAM PERUT AKU BIE!!" sambil menunjuk sofa tempat perbuatan maksiat itu terjadi. Albie pun tahu, ketika melihat tempat yang ditunjuk Rere, dilihatnya darah kering tercetak di cover sofa itu. Albie sadar itu adalah darah perawan Rere yang sudah diteguknya.
Albie menempelkan dahinya dengan dahi milik Rere, kedua tangannya menyapu halus air mata yang terus mengalir di pipinya.
"Aku bakal tanggung jawab Re..Aku janji".
Hebatt bgt km thor..sehari 2x ..
aq ma suami sminggu 2x atau kadang sminggu 1x..sama2 repot,sama2 pasif mainnya,kpn2 bagi tips ya thor hehehehe
gmn baiknya tuh 2 bocah deh thorr..tinggal urus sj..aq sediain sesaji sama like yg bnyk dehhh
thooor bikin rere bahagia kasian