NovelToon NovelToon
Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Ketika Suamiku Jatuh Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hasriani

Dinda memilih untuk menikah dengan seorang duda beranak satu setelah dirinya disakiti oleh kekasihnya berkali-kali. Siapa sangka, awalnya Dinda menerima pinangan dari keluarga suaminya agar ia berhenti di ganggu oleh mantan pacarnya, namun justru ia berusaha untuk mendapatkan cinta suami dari hasil perjodohannya itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 16

Saking nyamannya Dinda ditengah-tengah mereka, ia tidak menyadari waktu menunjukkan hampir pukul sepuluh malam. Ia pun berniat untuk pamit pulang, takut jika Ayahnya menunggunya terlalu lama.

"Tante, Dinda mau pamit pulang, sudah mau jam sepuluh malam." Kata Dinda meminta izin untuk pulang.

"Waktu cepat sekali yah berjalannya." Ucap Ibunya Indra yang menyayangkan waktu mereka yang terbatas, padahal ia masih ingin berlama-lama dengan Dinda.

"Terima kasih Tante karena sudah mengundang Dinda, terima kasih juga untuk makan malamnya." Dinda yang seakan mengerti, langsung mengucapkan rasa terima kasihnya.

"Iya sayang, Tante senang kamu nyaman disini. Lain kali kita jalan-jalan bertiga sama Ciara, boleh kan?." Tanya Ibunya Indra penuh harap.

"Boleh dong Tante." Jawab Dinda antusias.

Merasa senang dengan antusiasnya Dinda, Ibunya Indra pun berdiri dan berjalan ke arah Dinda.

"Ya sudah, hati-hati dijalan yah." Katanya sembari memeluk Dinda pelan karena masih ada Ciara ditangannya.

"Iya Tante." Ucap Dinda merasa sangat senang dengan perlakuan manis Ibunya Indra padanya.

"Indra, pastikan Dinda aman sampai rumahnya yah." Kata Ibunya berpesan dengan tegas, Indra pun turut bangkit dari tempat duduknya.

"Iya Ma, Indra sama Ciara juga pamit kalau begitu." Jawab Indra dan juga ikut berpamitan.

"Kalian hati-hati Yah." Pesan Ibunya menepuk-nepuk pelan bahu putranya.

Setelah berpamitan, mereka pun berjalan keluar dari rumah bersama-sama, Ciara pun masih berada dalam dekapan Dinda, saking nyamannya bayi itu sampai tertidur di pelukan Dinda.

Perasaan haru dan bahagia tergambar jelas diraut wajah Ibunya Indra melihat anaknya berjalan menjauh bersama Dinda, berharap akan ada cerita baik tentang mereka berdua nantinya.

***

Indra dengan cepat membukakan pintu mobil untuk Dinda, ia juga meletakkan tangannya di atas mobil agar kepala Dinda tidak terbentur, mengingat Ciara sedang tertidur pulas dalam pelukannya.

Saat memastikan Dinda sudah duduk dengan nyaman, ia pun beranjak mengitari mobil dan duduk di kursi kemudi.

"Kamu tidak capek gendong Ciara terus?." Tanya Indra merasa tidak enak karena anaknya terus di gendong oleh Dinda.

"Tidak kok kak, anaknya anteng." Jawab Dinda dengan senangnya, sama sekali tidak terlihat tidak nyaman.

"Dia sepertinya nyaman sekali sama kamu." Ucap Indra tersenyum kecil melihat putrinya yang tertidur lelap dalam timangan Dinda.

"Akunya juga nyaman sama Ciara." Ucap Dinda tersenyum senang menatap wajah teduh Ciara yang terlelap, sangat menggemaskan hingga membuat Dinda tidak tahan melihatnya.

"Kita berangkat?." Tanya Indra seolah meminta persetujuannya.

"Iya kak, hati-hati mengemudinya." Jawab Dinda mengangguk dan tersenyum merasa lucu dengan situasinya.

Indra pun menyalakan mesin mobilnya dan membawa mereka pergi dari rumah Ibunya.

Diperjalanan, sesekali Indra melihat ke sampingnya memastikan Dinda masih terjaga , takut kalau ia tertidur Ciara bisa saja lepas dari tangannya.

"Aku tidak tidur kok kak, fokus ke depan saja." Ucap Dinda yang menyadari Indra terus memperhatikannya dan Ciara secara bergantian.

"Kalau mengantuk kamu bilang saja, nanti Ciara biar duduk di car seatnya." Kata Indra mengkhawatirkan putrinya, Dinda pun mencebik merasa Indra tidak mempercayakan anaknya padanya.

"Aman kak, sebentar lagi juga sampai." Jawab Dinda memastikan ia tidak mengantuk sama sekali.

***

Setelah cukup lama diperjalan, mereka pun sampai didepan rumah Dinda. Indra dengan cepat turun dari mobil dan membuka pagar yang sudah diperbaiki pagi tadi. Ia lalu kembali ke mobil setelahnya dan mengemudikan mobilnya perlahan masuk ke halaman rumah Dinda.

Mereka berdua disambut oleh Ayahnya Dinda yang langsung keluar dari rumah bergitu mendengar suara mesin mobil dari dalam rumah.

"Maaf Om, pulangnya agak terlambat." Ucap Indra begitu melihat Ayahnya Dinda yang berdiri di depan mobilnya.

"Tidak apa-apa, Dindanya mana?." Jawabnya dan beralih menanyakan keberadaan putrinya.

"Sebentar Om." Jawab Indra kemudian.

Indra langsung berjalan ke samping dan membukakan pintu mobilnya untuk Dinda, membantunya turun dari sana. Ayahnya sedikit terkejut melihat Dinda keluar dari mobil dengan seorang bayi ditimangannya.

"Sebentar yah, aku pindahin car seat nya Ciara dulu." Ucapnya pada Dinda.

"Iya kak." Jawab Dinda mengangguk mengerti.

Indra pun dengan cepat membuka pintu belakang mobilnya dan mengeluarkan car seat Ciara lalu memasangnya di kursi depan disampingnya.

Ayah Dinda yang penasaran langsung menghampiri putrinya ditengah kesibukan Indra.

"Dinda, ini anaknya Indra?." Tanya Ayahnya penasaran setengah berbisik takut bayi itu terbangun, ia juga terkejut karena Dinda menggendong bayi itu seperti sudah terbiasa, padahal seingatnya Dinda belum pernah menggendong bayi atau anak kecil sekali pun.

"Iya Pa, cantik kan?." Jawab Dinda dan memamerkan kecantikan Ciara pada Ayahnya layaknya anaknya sendiri.

"Istrinya mana?, nanti bisa salah paham loh." Bisik Ayahnya lagi kembali bertanya.

"Nanti Dinda ceritakan didalam." Jawab Dinda panik, takut Indra mendengar pertanyaan Ayahnya dan menimbulkan rasa tidak nyaman lagi bagi Indra.

"Dinda, Ciara.." Ucap Indra yang berbalik padanya dan meminta Ciara.

"Hati-hati kak, nanti Ciaranya bangun." kata Dinda sembari dengan pelan menyerahkan Ciara padanya.

Indra pun mengambil alih Ciara dengan perlahan dan meletakkannya di car seat nya dengan sangat pelan agar tidurnya tidak terganggu. Setelah memastikan Ciara aman, ia pun menutup pintu mobilnya dengan pelan juga.

"Terima kasih yah untuk hari ini, aku pamit pulang dulu." Ucap Indra dengan senang, lalu tidak lupa berpamitan padanya.

"Sama-sama kak, aku juga terima kasih sudah dijemput dan diantar begini." Jawab Dinda yang juga mengucapkan rasa terima kasihnya pada Indra.

"Om, Saya pamit pulang dulu." Kata Indra kemudian pada Ayahnya Dinda.

"Hati-hati dijalan yah Indra." Pesan Ayahnya Dinda, Indra pun mengangguk mengiyakan.

"Iya Om. Mari Om, Dinda." Pamitnya kemudian dan berjalan masuk ke dalam mobilnya.

Ayah Dinda berjalan mengikuti mobil Indra sampai keluar melewati pagar, setelahnya ia menutup pagar rumahnya dan menguncinya, lalu berjalan ke arah putrinya setelahnya.

"Ayo masuk, sudah malam." Ajak Ayahnya dan berjalan lebih dulu.

Mereka berdua pun segera masuk ke dalam rumah.

"Jadi istrinya Indra kemana?." Tanyanya lagi masih sangat penasaran begitu mereka sudah masuk ke dalam rumah.

"Besok saja Dinda ceritanya, Dinda mengantuk sekali karena kekenyangan." Pinta Dinda, ia sama sekali tidak berbohong, ia baru merasakan pegal-pegal dibadannya setelah Ciara lepas darinya.

"Ya sudah, kamu ke kamar saja, tidur yang nyenyak yah." Kata Ayahnya kemudian tidak ingin melihat putrinya kelelahan, rasa sayangnya pada Dinda mengalahkan rasa penasarannya.

"Papa juga yah." Ucap Dinda kemudian dan berjalan dengan cepat menaiki anak tangga.

Ayahnya pun sama, berjalan menuju ke kamarnya untuk segera tidur.

Begitu sampai dikamarnya, Dinda langsung melemparkan tasnya ke sembarang arah di atas kasur dan langsung merebahkan tubuhnya yang lelah.

1
kalea rizuky
lanjut donk
Evi Lusiana
emng d rmh dinda gk ada ART dn satpam ny y kak?
Hasriani: Gak ada kak, Dinda sama Papanya cuma tinggal berdua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!