NovelToon NovelToon
Penjinak Hati Duda Hot

Penjinak Hati Duda Hot

Status: sedang berlangsung
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Selingkuh
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: fania Mikaila AzZahrah

“Sadarlah, Kamu itu kunikahi semata-mata karena aku ingin mendapatkan keturunan bukan karena cinta! Janganlah menganggap kamu itu wanita yang paling berharga di hidupku! Jadi mulai detik ini kamu bukan lagi istriku! Pulanglah ke kampung halamanmu!”

Ucapan itu bagaikan petir di siang bolong menghancurkan dunianya Citra.

“Ya Allah takdir apa yang telah Engkau tetapkan dan gariskan untukku? Disaat diriku kehilangan calon buah hatiku disaat itu pula suamiku yang doyan nikah begitu tega menceraikan diriku.”

Citra meratapi nasibnya yang begitu malang diceraikan oleh suaminya disaat baru saja kehilangan calon anak kembarnya.

Semakin diperparah ketika suaminya tanpa belas kasih tidak mau membantu membayar biaya pengobatannya selama di rawat di rumah sakit.

Akankah Citra mampu menghadapi ujian yang bertubi-tubi menghampiri kehidupannya yang begitu malang ataukah akan semakin terpuruk dalam jurang putus asa?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fania Mikaila AzZahrah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab. 16

“Oh Tuhan… kenapa kami bisa kembali dipertemukan di sini?” gumam Citra.

Tubuh Citra sontak menegang. Napasnya seolah terhenti sepersekian detik, jantungnya serasa jatuh ke perut ketika ia sadar siapa orang yang baru saja turun dari mobil mewah itu.

“Ya Allah… kenapa tiga orang yang tadi sempat aku lihat di rumah sakit ada di sini juga?” gumamnya lirih, wajahnya memucat.

Perasaan malu, gugup, was-was, dan bingung menyerang sekaligus sampai kakinya seperti menempel ke lantai karena direkatkan oleh lem abadi kualitas terbaik.

Ucapan pria yang dianggapnya sombong dan arogan masih terngiang-ngiang di rungunya.

“Kau tahu apa akibat dari kelakuanmu!? Kau mempermalukan aku CEO Lee Dewantara di depan semua orang! Aku sumpahi, biar hidupku tidak pernah dipertemukan denganmu lagi. Bahkan di ujung dunia sekalipun!” murkanya yang menyumpahi.

Kata-kata yang cukup bikin darah tinggi dan emosi itu terpatri dan terekam jelas di dalam benaknya sampai-sampai setiap kata yang terucap seakan-akan terus berdengung di telinganya.

“Ingat baik-baik, kejadian hari ini bakal aku simpan dalam memoriku dan wajahmu ini tidak akan pernah aku lupakan seumur hidupku!”

Citra baru kali ini merasakan kalau ucapan seseorang yang baru dikenalnya mampu dihafalnya dengan sangat baik bahkan karena terlalu dihafal hingga kata-kata itu menancap di dalam sanubarinya.

Pak Ridho yang menyadari kedatangan Citra dan Manda segera berjalan cepat ke depan, tak ingin calon pengasuh baru itu dibiarkan berdiri terlalu lama. Namun langkahnya melambat ketika melihat Citra berdiri mematung seperti patung lilin.

“Kenapa ini anak kok terlihat aneh yah?” batinnya.

Ia menoleh ke Manda sambil memberikan kode dengan gerakan kepala, bertanya tanpa suara namun penuh tanda tanya.

“Manda, ada apa?” bisiknya setengah kebingungan.

Manda mengangkat bahunya kemudian menggeleng pelan. “Aku juga nggak tau Pak. Tapi setelah mobil Nona Muda Ariestya terparkir dan orang-orang turun dari dalam kabin mobil Citra tiba-tiba kayak gini kayak orang nggak waras.”

Ariestya, Alice, dan Dirga yang baru pulang dari rapat di luar ikutan terdiam melihat pemandangan itu.

Mereka saling berpandangan, sama-sama syok mengenali sosok perempuan yang tadi beberapa jam lalu terlibat insiden memalukan di lobi rumah sakit umum bersama kakaknya, Ardhanza.

“Bagaimana mungkin dia ada di sini?”

“Kalau dia bertemu dengan Kak Ardhanza bakal terjadi perang dunia ketiga,”

“Oh My God! Apakah cerita babak baru pertengkaran mereka akan kembali berlanjut ke season kedua?”

Ucapan Itu terpikir bersamaan di kepala mereka karena tak menduga jika perempuan yang membuat moodnya Ardhanza CEO Tirtajaya Dewantara TD Corp badmood dan beberapa meeting penting perusahaan mereka dengan relasi bisnisnya dibatalkan dan sebagian dipending.

Seakan menyadari situasi yang mulai canggung yang tampak sekali dimatanya, Pak Ridho segera maju dan menyambut kedatangan Ariestya Nona Muda pertama keluarga besar Dewantara.

“Selamat datang, Nona Muda Ariestya,” ucapnya sambil membungkuk hormat.

Manda ikut memberi salam penuh hormat. Sementara Citra masih berdiri kaku tidak tahu harus berbuat apa, kedua pasang matanya membola sempurna, bibirnya gemetar tak tahu harus pergi atau menyapa.

“Ya Allah…apakah aku akan tinggal bersama mereka? Kalau kayak gini bisa-bisa Pria congkak dan kasar itu akan menjadi musuh bebuyutanku,” batinnya Citra.

Ariestya melangkah mendekat, melewati Citra. Aroma parfum mahalnya sampai menusuk indera Citra yang justru membuat kekakuan tubuhnya makin parah.

Ariestya berhenti di depan Pak Ridho, namun matanya sempat melirik Citra dari ujung kaki hingga ke ujung kepala.

“Perempuan ini cantik tapi sayangnya gaya berpakaiannya sedikit kampungan. Wajahnya alami dan tak ada bercak noda membandel di kedua pipinya,” batinnya Ariestya yang diam-diam mengagumi kecantikan alami Citra perempuan muda berasal dari Makassar yang berstatus janda di usianya yang baru menginjak 25 tahun.

Alice pun diam-diam menelisik penampilan Ariestya,” kalau diperhatikan sih dia ini lebih cantik daripada Nona Inara calon istrinya Tuan Muda Ardhanza.”

Dirga pun tak mau ketinggalan memperhatikan dengan seksama wajah dan bentuk tubuhnya Citra yang masih terlihat seperti gadis remaja.

“Apakah dia akan menjadi saingannya mbak Inara calon istrinya Abang Ardhanza? Tapi,ngemeng-ngemeng kalau sampai Abang Ardhanza balik dan mereka bertemu aku jamin dan pastikan mereka akan kembali beradu mulut,” batinnya Dirga adik sepupu jauhnya Ardhanza yang menjadi asisten pribadinya di perusahaan TD Corp.

“Pak Ridho, dia siapa?” tanyanya Ariestya tegas namun elegan.

“Dia pengasuh baru baby twins, Jaylani dan Jianira, Nona Muda.” jawabnya Pak Ridho.

Sekejap wajah Citra berubah, wajahnya memanas dan pucat dalam waktu bersamaan.

“Ya Allah… jadi perempuan cantik ini adalah Nona Muda majikanku rupanya. Terus pria arogan dan songong itu jangan-jangan kakaknya? Aku bakal dapat banyak masalah kalau seperti itu ya Allah. Aku benar-benar mati hari ini,” batinnya mulai mengkhawatirkan banyak kemungkinan besar yang bisa terjadi.

Tangan Citra spontan mengusap wajahnya yang mulai berkeringat dingin sebesar biji merica. Ia bahkan nyaris lupa caranya bernafas dengan benar saking paniknya.

Ariestya akhirnya berbalik menatap Citra sepenuhnya, lalu tersenyum anggun senyum yang entah itu artinya apakah menenangkan atau malahan menegangkan.

“Selamat datang, Mbak. Semoga betah bekerja di rumah kami. Aku berharap dengan kedatanganmu, kedua keponakan kembar aku bisa mendapatkan pengasuh yang baik dan tulus. Karena sejujurnya sudah banyak yang datang dan pergi dari sini, tapi nggak ada yang benar-benar tulus bekerja dan bertahan.”

Suara Ariestya tenang, lembut, namun tersirat wibawa yang membuat lutut Citra semakin lemas bagaikan jelly tidak bertulang.

Citra cepat-cepat membungkukkan badan dalam-dalam, menggenggam jemarinya sendiri erat-erat menahan tubuhnya gemetaran.

“Insya Allah… aku akan bekerja sebaik mungkin, Nona Muda. Aku berjanji, aku tidak akan mengecewakan Nona Muda dan keluarga.” timpalnya Citra yang berusaha menetralkan perasaannya.

Ariestya mengangguk kecil, lalu menepuk bahunya Citra dengan pelan dan ringan, sentuhan singkat tapi terasa seperti itu adalah ujian awal selama dia mulai bekerja sebagai baby sitter.

“Baik. Aku percaya Mbak. Semoga kehadiran Mbak jadi kunci kebaikan di rumah ini.” ujarnya Ariestya.

Di balik kalimat itu, Citra bisa merasakan aura yang tak bisa ia jelaskan ada kehangatan, tekanan, dan tanda peringatan dalam satu waktu bersamaan.

Detik itu, ia sadar hidup barunya akan dimulai dan tidak akan mudah.

Sedangkan di tempat lain…

Suara beberapa barang terjatuh ke atas lantai saking kesalnya dengan apa yang saat ini dirasakannya.

Prang!!

Brak!!

Bruk!!

Suara benda terlempar dan terjatuh itu memenuhi segala penjuru sebuah apartemen penthouse mewah milik seorang CEO muda kharismatik dan ganteng paripurna.

Dia mengingat ucapan seorang perempuan muda tak dikenalnya yang membuatnya malu karena menjadi badut tontonan beberapa orang yang kebetulan ada di sekitar area loby rumah sakit.

Ucapan perempuan itu menggema di telinganya seperti sebuah kaset kusut yang terus diputar di dalam kepalanya sampai membuatnya mengerang kesal.

“Kalau Bapak mau marah, silahkan tapi saya sudah berkali-kali bilang saya tidak sengaja!” suaranya bergetar menahan tangis tapi tetap tegas.

“Saya juga malu! Saya juga tidak ingin kejadian memalukan ini terjadi kepadaku! Bapak pikir saya menikmati semua ini!?” tukasnya.

Ardhanza mencibir, terkekeh sinis. “Tentu saja. Perempuan ceroboh sepertimu biasanya suka cari perhatian dengan cara konyol.”

“Cukup!!” Perempuan itu memotong, suaranya meninggi tanpa sadar.

“Saya bukan perempuan murahan yang mau cari perhatian dari laki-laki angkuh dan arogan seperti Anda! Intinya saya sudah berusaha untuk meminta maaf, terserah bapak mau memaafkan atau tidak,” pungkasnya lagi.

Ardhanza benar-benar harga dirinya terpukul dan merasa direndahkan.

“Berani sekali kau bicara begitu pada aku!?” suaranya mengguntur menggelegar di tengah keramaian lobi rumah sakit.

Perempuan itu berdiri tegak dan tubuhnya masih gemetar tapi matanya kini menyala karena terluka.

“Saya minta maaf dari tadi. Tapi Anda malah menghina saya seolah saya ini sampah! Saya tidak akan diam! Saya bukan perempuan yang bisa Anda injak martabatnya!” protesnya.

“Kau pikir suaramu bisa mengubah fakta? Kau tetap penyebab rasa malu yang aku alamin ini. Ingat baik-baik aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Tidak di rumah sakit ini. Tidak di luar sana. Tidak di kehidupan manapun juga, enyahlah dari hidupku!”

Perempuan itu membalas tanpa mundur sedikit pun. “Bagus! Saya juga tidak mau bertemu dengan seseorang yang pikirannya setinggi langit tapi hatinya serendah tanah!”

“Semoga Tuhan tunjukkan siapa yang sebenarnya ceroboh dan siapa yang akan menyesal suatu hari nanti.” ketusnya.

“Argh!! Kenapa aku bisa bertemu dengan perempuan paling menjengkelkan sedunia!” Teriaknya Ardhanza sambil melempar vas bunga antik yang ada di atas meja.

Pecahan beling vas bunganya memenuhi hampir keseluruhan lantai setelah sang pemilik melemparnya dengan kuat.

“Oh Tuhan… kalau sampai aku kembali dipertemukan dengan perempuan kampungan dan jelek itu aku akan membuat perhitungan dengannya dan akan membalas apa yang sudah diperbuatnya kepadaku!” Tekadnya Ardhanza sembari mencengkram kuat rambutnya.

Saking fokusnya dengan amarahnya yang menggebu-gebu itu dia tidak menyadari kalau kekasih sekaligus calon istrinya sudah berkali-kali meneleponnya.

“Aku berjanji bakal buat hidup perempuan itu bagaikan di neraka!”

Ardhanza menjatuhkan bobot tubuhnya ke atas sofa beludru dan berusaha untuk membuang bayangan wajah dan suaranya perempuan muda cantik yang terus mengusik ketenangannya.

“Oh Tuhan… tolonglah aku buang perempuan jelek dan norak itu dari hidupku!” Pekik Ardhanza.

Setelah berteriak melampiaskan emosinya, dia kemudian tanpa terduga dia malah kelelahan dan kedua kelopak matanya terpejam dan tertidur pulas sore menjelang malam itu.

Dan ini sungguh ajaib karena seumur hidupnya dan selama beberapa bulan belakangan ini dan ditambah ketika mendiang almarhumah istrinya Luna meninggal dunia, ia tidak pernah lagi merasakan tidur siang seperti saat ini walaupun barang semenit. Hidupnya terlalu sibuk bekerja dan bekerja sehingga dia terkenal CEO word kholik.

Sedangkan seseorang di depan pintu masuk apartemen tersebut marah-marah, misuh-misuh, ngomel-ngomel tidak jelas karena untuk pertama kalinya pintu apartemen milik calon suaminya terkunci dan dia tidak mengetahui kode akses untuk masuk.

“Apa jangan-jangan Abang Ardhanza bersama dengan wanita lain sehingga pintunya kodenya diubah? Sial! Padahal aku bawa ramuan baru kakek jompo bangkotan itu. Sia-sia dong kalau seperti ini aku serahkan diriku untuk disentuhnya kalau aku nggak kasih minum ramuan cinta ini untuk Abang,” kesalnya.

Inara marah-marah sambil menggoyangkan sebuah botol kecil plastik berisi air suci beberapa campuran bunga tujuh rupa yaitu bunga mawar, melati, anggrek, matahari, seruni, dahlia, kamboja dan tai ayam pun ada dipadukan dengan mantra ajaib yang sudah terbukti khasiatnya beberapa bulan belakangan ini.

“Shit!! Kenapa pintu ini kodenya berubah segala! Bukannya kode kuncinya tanggal jadian kami!” Ketusnya seraya menendang pintu tersebut.

Tetapi karena terlalu bersemangat dan emosi yang meletup-letup sehingga tanpa disadarinya dia menendang pintu itu dengan kuat-kuat.

“Argh!! Auhh sakit,” keluhnya yang meringis menahan rasa sakit perih di ujung kakinya sembari berjalan terpincang-pincang.

Inara sudah capek menelpon kekasihnya yang malah keenakan tertidur pulas di dalam sana sedangkan dia sudah berulang kali menghubungi nomor ponselnya Ardhanza tapi, satupun telepon tak diangkat, pesan chat tidak dibalas.

“Brengsek!! Aku akan memarahinya kalau sampai malam ini dia tidak menghubungi nomorku!” Geramnya kemudian berjalan meninggalkan apartemen mewah tersebut dengan rasa dongkol dan murka.

1
Aqella Lindi
tetap d tguya thor semangat💪
Aqella Lindi
jgn lama2 ya thor nti lupa ceritany
Dew666
🍒🍒🍒🍒🍒
Evi Lusiana
dasar laki² gila lo yg nyakitin,nyerai in tp msih jg mo ngganggu hidupny dasr gak waras
Evi Lusiana
sungguh kluarga ardian yg toxic itu pst dpt balasan tlh menyakiti mendholimi mnsia ber akhlak baik sprti citra
Evi Lusiana
menggelikan satu kluarga toxic tunggu sj karma kalian
Dew666
💥💥💥💥💥
Dew666
💃💃💃💃💃
Sastri Dalila
😅😅😅 semangat Citra
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak kak 🙏🏻🥰
total 1 replies
Dew666
🔥🔥🔥🔥🔥
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
Adrian tabur tuai pasti ada .ingat apa yg kamu tuai itu yg akan kamu dpt, dasar mantan suami iblis
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
Bagus Citra.. usah di balas dgn kejahatan pd org yg tlh berbuat jahat kpd kamu.
Sastri Dalila
👍👍👍
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
semoga bener Citra itu anak pak Ridho yg hilang. aduhhh Citra terima saja pekerjaan yg ditawarkan semoga kehidupan kamu berubah dgn lbh baik lagi.
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
rose pasti akan menerima nasib yg sama seperti Citra, jgn terlalu sombong kerna karma itu ada. apa yg dituai itu yg kamu dpt begitu juga dgn ibu serta sdra Andrian yg sudah menyakiti hati dan mental Cutra
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
siapa yg dtg ya
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: ditebak kira-kira siapa???
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
ayuh Citra ga usah peduli dgn kata2 pedas dari keluarga mantan sok percaya diri bgt mereka.
Zie Zie
cerita yg menarik mencetuskan emosi yg berbagai
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: Alhamdulillah makasih banyak kakak sudah mampir ditunggu updatenya yah 😘🙏🏻🥰
total 1 replies
§𝆺𝅥⃝©༆𝓐𝓯𝔂𝓪♡𝓣𝓪𝓷༆ѕ⍣⃝✰☕︎⃝❥
kk mampir di sini thor
itu suami kayak bagaimana ya ga ada perasaan dan hati nurani kpd istrinya yg baru saja keguguran.
Soraya
lanjut thor
GeGe Fani@🦩⃝ᶠ͢ᵌ™: makasih banyak sudah mampir kakak 🙏🏻😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!