Viola pranindhita(29) seorang perempuan independen yang sukses di segala bidang usaha hingga berhasil menjadi CEO perusahaan ternama.terpaksa menerima perjodohan nya dengan Evan Erlangga(27). seorang pembisnis muda yang sekaligus saingan bisnis nya yang terkenal angkuh dan dingin terhadap wanita..
akankah keangkuhan, keras kepala, dan sifat individulis dari ke duanya bisa menciptakan sebuah ikatan rumah tangga yang manis dan romantis???Jika ada trauma di masa lalu tentang pernikahan...bagaimana cara mereka untuk berusaha memahami tentang arti pernikahan yang sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iis Surya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Full service
Evan membuka pintu kamar dengan pelan. dia melihat Viola sedang duduk di tempat tidur dengan mata fokus pada laptop nya.
"Kenapa kamu nggak tunggu aku pulang,..tadi pulang sama siapa ? " Tanya Evan sambil membuka jas nya.
"Pulang sama Bella.." jawab Viola tanpa mengalihkan pandangan nya.
Evan menatap Viola..
"Bisa bantu aku.. kancing nya susah di buka.. " ujar Evan seraya duduk di dekat Viola.
Viola menyimpan laptop nya di samping dan menghampiri Evan.
Kini matanya fokus untuk membuka kancing atas kemeja evan.
"Baju tidur baru..? " tanya Evan memperhatikan baju tidur berwarna maroon yang di kenakan Viola.
Viola menatap Evan dan mendorong nya pelan.
"Kepo.. "
Evan tersenyum dan membuka kemejanya.
"Kamu, kalau buka baju di sana jangan di depan aku.. "protes Viola merasa gugup setiap kali Evan bertelanjang dada di depan nya.
"Kenapa.. takut tergoda ya... " ujar Evan kembali mendekat kan tubuh nya ke Viola.
"Ih... narsis.. " Viola mendorong Evan, tapi Evan malah menarik tangannya hingga tubuh mereka kini merapat.
"Evan, lepas.. "
"Kenapa.. bukan nya tadi kamu tergoda..? " bisik Evan di telinga Viola.
"Apaan sih.. Evan sana, aku masih banyak kerjaan.. " Viola berusaha melepaskan tubuh nya dari pelukan Evan.
"Ok.. aku nyerah, bukan kamu yang tergoda... tapi, aku yang tergoda melihat kamu.. dengan gaun tidur seperti ini... " bisik Evan lagi, seraya menciumi wajah Viola dengan hidungnya.
Viola memejamkan mata nya.. dalam hati dia mengutuki keputusan nya menuruti saran Bella yang menyuruhnya membeli gaun tidur itu..
"Kamu mau goda aku ya..? " lanjut Evan dengan aksi nakalnya, mengecup setiap inci leher jenjang Viola.
"Evan,.. aku mau kerja.. " ucap Viola mencoba menahan desahan yang nyaris keluar dari mulutnya.
"Nanti aku bantu selesaikan pekerjaan kamu,.. tapi.. kamu bantu aku dulu ya.. selesaikan ini.. " desah Evan sambil menuntun tangan Viola ke arah perutnya.
Viola hanya bisa menuruti Evan meskipun urusan pekerjaan numpuk di kepalanya. tapi, ia tidak bisa menolak pesona Evan.. terlebih Evan sudah memulainya dengan sangat lembut.
Evan membaringkan tubuh Viola dan memagut bibir ranum itu perlahan namun pasti..tak berapa lama kemudian keduanya tampak telah saling memagut bibir dengan liar.
"Sekarang kamu sudah pintar sayang.. " puji Evan di sela ciuman panas dari Viola .
Viola hanya terhenti sejenak mengatur napas nya dan Evan kembali melancarkan serangan nya.. bukan hanya ciuman dan cumbuan panas.. tangan nya tengah asyik melucuti gaun tidur Viola satu persatu hingga tak tersisa.
"Viola aku mencintaimu... kamu jangan pernah meragukan itu.. " bisik Evan sebelum keduanya terhempas dengan kenikmatan gairah yang memicu hormon dopamin yang semakin tidak bisa di kendalikan. Evan mencumbu istrinya dengan rakus.. gairah muda nya begitu menggebu setiap melihat istrinya itu.. hingga beberapa waktu pun tak terasa, akhirnya mereka terkulai lemas setelah pelepasan yang panjang.
Evan mencium Viola lembut sebelum dia menggulingkan tubuh nya di samping Viola.
Viola tersenyum geli karena Evan menaruh kepala nya di bahu Viola.
"Geli Van,.. malah dusel-dusel gitu.. "
"Kamu wangi banget Vi.. " ujar Evan menciumi leher Viola.
"Evan udah dong geli tau... "
"Nggak Apa-apa lah sama istri sendiri.. " jawab Evan sambil mencium pipi Viola.
"Vi... apa kamu bahagia..? "tanya Evan pelan
Viola menoleh pada Evan yang menatap nya dalam.
"Kenapa kamu tanya itu..? "
"Aku hanya ingin memastikan.. "
Viola tersenyum dan mengangguk pelan.
Evan memeluk Viola.
"Syukurlah.. jika ada sesuatu yang buat kamu tidak nyaman... kamu harus bilang ya.. "
Viola terdiam. Evan mengangkat wajah Viola pelan.
"Ada yang mau kamu bicarakan..? " tanya Evan.
"Evan, apa kamu tau... kata orang, suami itu ada ikatan batin yang kuat.. kadang seorang istri bisa merasakan perasaan suami nya... tapi, apa suami juga akan sepeka itu..?"
"Maksud kamu..? "
"Aku kadang nggak bisa ngungkapin perasaan aku, ketidaknyamanan aku.. apa kamu bisa ngerasain itu..? "
Evan terdiam sejenak ia mencoba berpikir maksud dari perkataan istri cantiknya itu. kemudian dia tersenyum.
"Maksudmu tiara..? "
Viola sedikit terkejut dengan jawaban Evan, dia segera mendorong tubuh Evan pelan.. berusaha menyembunyikan kegugupan nya.
Evan menarik tubuh Viola kembali ke pelukan nya.
"Viola.. sejak menikah denganmu,.. aku tidak peduli kamu menganggap pernikahan ini seperti apa... tapi, aku tulus.. aku akan membuatmu jatuh cinta padaku.. aku tidak akan pernah mengecewakan mu.. hanya kamu satu -satunya perempuan dalam hidupku... " jelas Evan sambil mencium kepala Viola.
"Bohong... lalu kenapa tiara tadi gandeng-gandeng tangan kamu segala.. memang dia nggak bisa jalan sendiri... " oceh Viola membuat Evan gemas. meskipun usia Viola lebih tua darinya tapi kadang Viola begitu lucu dan imut di mata Evan.
"Jadi kamu cemburu..? "
Viola menengadah kan wajah nya menatap Evan.
"Nggak.. " jawabnya tegas.
Evan tersenyum.
"Sayangku Viola.. seperti katamu tadi di depan tiara.. kamu bilang, walau bagaimanapun.. aku adalah suami mu.. jadi yang tau luar dan dalam nya aku... hanya kamu, istri ku.. " bisik evan membuat Viola malu dengan ucapan nya sendiri.
"Itu aku bilang supaya dia sadar,.. jangan so, merasa lebih mengenal kamu ..tetap saja kan, aku yang akan lebih tau segalanya tentang kamu.. " ujar Viola cemberut.
"Iya, iya... contoh nya sekarang... yang lain mana pernah lihat aku tanpa pakaian seperti ini... kamu bukan hanya lihat tapi juga... "
"Evan apa sih.. ih mes**m.. " Viola membenamkan wajahnya di dada Evan yang bidang.
Evan menciumi kepala Viola dengan gemas.
"Vi,. kamu jangan dusel gitu.. aku geli.. "
"Memang kenapa kalau geli... " tatap Viola menantang.
Evan menelan saliva nya menatap wajah Viola yang cantik. bibir nya yang ranum seakan menggoda nya kembali untuk segera di cicipi.
"Kalau geli.. aku nggak bisa nahan lagi.. "jawab evan dengan suara mendesah.
"Terus.. siapa yang nyuruh kamu nahan.. " ujar Viola mendekatkan wajah nya yang langsung di sambut dengan ciuman Evan yang semakin liar..
Sekali lagi mereka terbuai dengan permainan panas di atas tempat tidur yang menjadi saksi kebrutalan darah muda yang penuh cinta.
...****************...
Viola menggeliat pelan ketika sinar matahari masuk ke ruang tidurnya. Viola menatap sekeliling ruangan, tak ada Evan di sana.
Viola melangkah ke luar kamar masih dengan menggunakan gaun tidurnya.
Dia menuruni tangga dan berhenti di ruang makan .. yang tampak sudah tersaji beberapa hidangan.
"Sudah bangun,.. hari ini aku masak spesial untuk kamu.. karena hari ini libur.. jadi, aku akan melayani kamu full seharian... " ujar Evan dengan menyimpan sepiring lauk di meja.
Viola tersenyum..
"Kamu bisa masak..? " tanya Viola menghampiri Evan dan berusaha menarik celemek yang di pakai suaminya.
Evan memeluk Viola.
"Kenapa kamu belum ganti baju..? "bisik Evan karena Viola berani keluar kamar dengan gaun tidur nya yang sexy.
"Aku tadi nyari kamu, nggak kerasa sampai ke bawah.. "
Evan mengecup bibir Viola.
"Sana mandi dulu,.. biar aku siapkan makanan nya.. anggap saja hari ini aku yang akan melayani mu... karena servis mu semalam sangat memuaskan.. " bisik Evan.
Viola mengangguk dan tersenyum.. sungguh dia merasa seperti di ratukan oleh Evan.. meskipun lebih muda dari nya dia tau bagaimana cara menyenangkan istrinya.. hingga Viola yang semula adalah seorang wanita yang mandiri dan tegas,akhirnya bisa luluh dan terlihat manja saat bersama nya.
