"Loh, Kok Bisa Kamu Suka Aku?"
Kalau ada penghargaan “Cewek Paling Ngejar Cowok di Sekolah”, semua orang sepakat,pialanya pasti buat Mayra.
Axel adalah cowok paling dingin di sekolah. Tatapannya kosong, sikapnya rapi, dan geraknya terlalu sempurna untuk sekadar remaja SMA.
Saat dunia modeling mempertemukan mereka di bawah sorotan kamera, chemistry yang tak seharusnya ada justru tertangkap jelas.
Mayra mengira Axel hanya sulit didekati.
Ia tidak tahu bahwa Axel adalah manusia ciptaan.
Di antara audisi, photoshoot, dan rahasia yang tak boleh terbongkar, satu pertanyaan mulai menghantui mereka berdua:
Jika perasaan tidak pernah diprogram…
loh, kok bisa kamu suka aku?
~Salam Hangat Dari Penulis🤍
ig:FahZa09
Tiktok: Catatan FahZa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan_nic, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesempatan
Seperti biasa,Mayra bertemu Nathan dan Hans dicafe.
Namun kali ini,senyum Mayra selalu mengembang.
"Cerah banget,apa ada kabar baik?" Nathan menatap Mayra dengan tatapan tengil,seperti menggoda.
"Axel...pegang tangan aku" Mayra menjawab datar.
"Ha...? Cowok itu, berani-beraninya menyentuh tuan putri ku!" Nathan pura-pura marah.
"Nggak usah berlebihan. Apaan sih" Mayra membalas tatapan Nathan dengan malas.
"Jadi,kalian berpacaran?" Hans ikut bersuara.
Mayra tidak lansung menjawab. Pandangannya jauh ke arah jendela kaca.Sambil memainkan sendok kecil di piring cake brownies pesanannya.
"Axel cuma bilang kalau hatinya hangat saat memegang tanganku. Aku masih belum tahu,apa ini artinya kita sudah berpacaran atau belum."
"Apaan cowok nggak jelas begitu.Tapi sudah berani pegang-pegang tangan kamu.Mayra,sama aku aja. Akan aku elus tanganmu seperti ini...lalu aku kecup begini." Nathan memperagakannya di tangan Hans.
Tapi Hans,justru terlihat sebal...karna sebenarnya dia sedang menyedot energi Hans. Hans tahu itu,tapi membiarkannya saja,meski sedikit kesal.
"Dasar!,apa otakmu selalu mesum begitu Nathan. Nyebelin banget."
Seorang pria berpakaian rapi,mendatangi tempat duduk mereka.
"Morgan,bos...kenapa kau kemari?" Nathan bersikap akrab.
Pria yang di sebut Morgan oleh Nathan tadi tersenyum sambil menepuk lembut bahunya,lalu ikut duduk di bangku sebelah Hans.
"Boleh aku bergabung dengan kalian?" tanyanya sambil menghempaskan tubuhnya di kursi.
"Tentu saja boleh" Hans menjawab.
"Aku tidak sengaja kemari,setelah bertemu klien. Lalu aku tertarik melihat nona ini,boleh aku berkenalan dengan mu?" Ujar Morgan sambil mengulurkan tangan,berjabatan pada Mayra.
Nathan melirik sekilas,lalu tersenyum samar.
"Aku Morgan,aku CEO agensi yang merekrut Nathan sebagai model di agensi kami"
"Aku Mayra" Mayra menjawab singkat.
"Aku melihat ada potensi model di dirimu Mayra. Apa kau berminat untuk bergabung bersama kami?"
"Aku?...emm....apa ini hanya tawaran basa basi?"
"Tawaran sungguhan,aku tidak suka berbasa-basi. Ini kartu namaku,hubungi aku kalau kau berubah fikiran."
Morgan menyerahkan selembar kartu nama berwarna hitam dengan tulisan berwarna silver mengukir namanya juga nomor telepon di bawahnya.
Mayra mengambil kartu nama itu,membacanya sekilas.
"Baiklah,silahkan kalian lanjutkan perbincangan kalian. Aku permisi dulu." Morgan berdiri, sambil menatap mereka satu persatu.Kemudian berlalu pergi.
Mayra masih menatap kartu nama itu,dalam hatinya menimbang-nimbang.
"Sudah terima saja tawaran itu. Aku yakin kau berbakat Mayra. Karna Morgan bukan orang sembarangan yang dengan mudah merekrut." Nathan bicara seolah tahu apa yang di pikirkan Mayra.
"Aku ,hanya...orang tuaku,bagaimana caranya aku meminta izin pada orang tua kolot itu. Kalian tahu sendiri bagaimana seorang Rektor dan juga Psikolog itu.Mereka terkenal karna kecerdasannya. Kakakku juga merintis karirnya sama seperti orang tuaku. Huh....aku sendiri di keluarga itu yang sama sekali tidak menyukai buku."
"Aku juga dulu berfikir kalau kau bukan anak dari mereka.Kau lebih mirip dengan anak pungut..hahaha"
Nathan yang selalu ceplas-ceplos.
"Tapi,ini jalan yang aku inginkan.Dan sekarang kesempatan itu datang.Aku harus mengambil kesempatan ini."
"Bagus! Keputusan yang tepat,Mayra sayang..."
"Oke,aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang tidak datang dua kali ini."
"Apa kau serius?,kau tidak ingin membicarakannya dulu pada orang tuamu?" Kali ini Hans ikut bicara.
Terbayang oleh Mayra,bagaimana jika hal ini ia bicarakan pada mereka.Dia sudah tahu jawaban apa yang akan dia dapat.
Mayra tegas menggeleng kan kepalanya.
"Tidak,di izinkan atau tidak di izinkan aku mau jadi Model. Aku tidak peduli dengan apa yang akan mereka katakan."
"Sayang kau begitu mengagumkan..." Nathan kembali menggoda Mayra.
"Ini hidupku,aku yang punya kendali penuh atas diriku."
"Bagus,Sayang...."
Mayra menatap Nathan,"Berhenti panggil aku sayang!!"
*
*
*
~Salam hangat dari Penulis🤍
