NovelToon NovelToon
Misteri Permainan Takdir

Misteri Permainan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / CEO Amnesia / Pengasuh
Popularitas:874
Nilai: 5
Nama Author: Sagitarius-74

Maya yang kecewa dengan penghinaan mantan suaminya, Reno, mencoba mencari peruntungan di kota metropolitan.. Ia ingin membuktikan kalau dirinya bukanlah orang bodoh, udik, dan pembawa sial seperti yang ditujukan Reno padanya. "Lihatlah Reno, akan aku buktikan padamu kalau aku bisa sukses dan berbanding terbalik dengan tuduhanmu, meskipun dengan cara yang tidak wajar akan aku raih semua impianku!" tekad Maya pada dirinya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sagitarius-74, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEHANGATAN YANG TERGANGGU

Murni dan Made terpaku, seakan tubuh mereka mengandung super glue, rapat!

"Mas, ayo cepat! Ambil selimut aja!" Murni menunjuk ke arah lipatan kain yang ikut terjatuh, dengan jarak agak dekat dari Made.

Dengan kecepatan kilat bagai MC di film the flash, Made menyambar onggokan kain berbulu lebat tersebut. Lalu dia tutup diatas tubuhnya yang masih dalam posisi menindih Murni. Hingga yang terlihat hanya kepala Made sendiri.

"Yang, ayo kamu sembunyikan kepalamu! maaf ya, aku tutup biar gak kelihatan. Semoga kamu gak sesak nafas!" Made menutupi seluruh tubuh mereka berdua, dan kini hanya Made yang terlihat sedang tidur tengkurap.

Ketika orang-orang sudah masuk ke dalam kamar, mereka berkerumun mengelilingi ranjang Murni yang berantakan.

"Lho ko, ini Made lagi ngapain?" seru I Wayan terheran-heran. Ia jongkok lalu memegangi telapak kaki Made. I Wayan menggoyang-goyangkan kakinya Made dengan keras.

" Made, Made.. bangun! Kamu lagi tidur ya?.. Ranjang kamu berantakan. Masa kamu gak ngerasa sih? Terus si Mur kemana? Aku kira tadi dia disiksa kamu!" I Wayan geleng-geleng kepala.

"Maaf, aku dari tadi lagi tiduran. Aku lagi gak enak badan. Murni mungkin lagi di kamar mandi," jawab Made tanpa merubah posisinya.

" Ibu - ibu, bapak - bapak.. Tolong semuanya keluar!.. Aku ngantuk. Kalau keluar mohon pintunya di tutup kembali!" Made mengangkat sedikit kepalanya memandang ke arah kerumunan orang yang berada di sampingnya.

Semua yang berkerumun minta maaf, lalu mereka berjalan beriringan keluar rumah. Baru beberapa langkah mereka mengayunkan langkah, tiba-tiba Murni merasa di kakinya ada sesuatu yang merayap, terasa geli. Setelah tahu itu kecoa, otomatis ia menjerit keras karena ia paling takut binatang tersebut.

"Aaaaawww... Tolooong..!!"

Sontak orang-orang yang sedang berjalan beriringan menghentikan langkah mereka dan berbalik arah menuju kamar Made kembali.

Tapi ketika mereka melihat penampakan didalam kamar, mereka kaget dan tak bisa berkedip,

"Ya Ampuun.. Mur?.. Ternyata kalian sedang anu-anu toh?!" Nyi Ketut melongo, ia melihat selimut yang tersingkap karena tendangan kaki Murni. Sementara posisi Murni dan Made masih dalam pose 'ON'.

"Duh, ko aku jadi kepengen sih!" pikir Nyi Ketut ketika melihat posisi yang menggiurkan terpampang di hadapannya. Membuat ia jadi gelisah setengah mati.

"Pak, sepulang dari sini, kita gituan ya?" bisik Nyi Ketut di kuping I Wayan.

"Hush!.. Kamu ini! Kita udah tua jangan sering gituan. malu!" I Wayan kembali berbisik, matanya melotot ke arah istrinya.

Sementara Made saat itu tak bisa melihat kearah mereka, wajahnya terasa panas. Malu! Tak bisa berbuat apa-apa, selain diam membisu, pura-pura tertidur.

"Waw! Ini sih adegan wajib sensor. Hihihi.." Salah seorang pemuda langsung menutupi matanya walau dia masih mengintip dibalik celah jemarinya.

"Udah.. Udah.. Ayo semuanya cepat keluar! Gak baik melihat privasi orang!" I Wayan yang merupakan tetua disana tak mau aib kedua pasangan tersebut jadi bahan tontonan.

Akhirnya mereka semua meminta maaf dan segera keluar dari rumah Made.

"Ah.. Akhirnya..!" Made bernafas lega. Ia menggulingkan tubuhnya di samping Murni.

"Ya Allah, aku benar - benar malu." Made mengusap wajahnya. Ia menghela nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya dengan tatapan mata kosong melihat langit - langit gubuk.

Murni duduk, ia memandang Made dengan wajah menyesal, " Mas, maaf.. Jangan marah sama Mur ya?.. Gara-gara Mur, kita jadi ketahuan deh." Murni menunduk sembari memainkan jemarinya.

Made tersenyum, ia langsung duduk menghadap Murni. Di pegangnya kedua bahu Murni. "Yang, aku gak marah sama kamu ko! udah, gak usah dipikirin ya!" Made mengelus puncak kepala Murni, lalu mengecupnya dengan lembut. Menenangkan rasa bersalah istrinya itu.

"Makasih ya Mas.. Mas sayang Murni?"

"Jelas sayang, kamu ko nanya gitu sih?"

" Enggak, Mur takut aja.." Murni tak meneruskan kata-katanya. Ia takut Made marah.

Dalam hatinya, Murni sangat mengagumi ketampanan Made, apalagi kini ia tahu permainan Made dalam hal belah-membelah sudah membuatnya klepek-klepek, hingga ia tak mau jika Made pindah ke lain hati.

Made memijit hidung sang istri yang kecil itu dengan gemas. "Sayangku, aku tahu apa yang mau kamu katakan. Jangan takut, aku laki-laki setia. Hanya ada satu yang aku cinta. Kamu seorang! Aku tak mau menodai janji suci pernikahan kita. Kamu percaya, kan?" tanya Made dengan tak pernah lepas dari senyum menawannya.

Murni mengangguk, "Iya Mas, aku percaya. Makasih banyak ya Mas," jawab Murni, ia senang dan hatinya berbunga-bunga.

Made memeluk Murni, lalu mengecup lembut puncak kepalanya. "Sekarang kamu jangan punya pikiran macam-macam lagi ya!.. Nah, berhubung hari sudah malam.. Kamu pindah dulu ke atas sana, ya.." Made menunjuk kearah kursi kayu sedikit reyot yang terletak di sudut kamar.

Murni melepaskan tubuhnya dari pelukan Made. Wajahnya langsung merenggut manja, "Emang Mas udah bosan ya malam pengantin sama Mur?? Ko Mur disuruh tidur di kursi?" protes Murni.

"Hahahha.. Ko kamu kemana aja sih mikirnya? Mas mau benerin dulu ranjang biar bisa dipake lagi tidur sama kita. Emang kamu mau tidur diatas ranjang yang berantakan?" Made memegangi kedua pipi Murni yang bulat.

"Oh, heheh.. gitu ya? Maaf, Murni salah sangka." Wajah Murni cengengesan. Tanpa menunggu lama, Murni mengambil bajunya cepat, ia berlari kearah kamar mandi.

"Mur, kamu kenapa?" teriak Made. Ia langsung menyambar sarung dan memakainya asal. Ia mengikuti Murni ke kamar mandi setengah berlari.

Made khawatir melihat Murni lari, takut ia kenapa-napa. Maklum, namanya pengantin baru, masih perhatian berlebih, apalagi Made termasuk orang yang sedikit protektif.

"Mur, kamu sakit perut?" Made mengetuk pintu kamar mandi yang sudah dikunci Murni dari dalam.

"Enggak Mas," jawab Murni pelan.

"Terus, kenapa kamu lari?"

"Malu Mas, mau pake baju," jawab Murni. Tak lama pintu terbuka. Murni sudah berpakaian kembali ke asal. Baju daster sedikit lusuh.

"Ya ampun Murni.. Kamu aneh. Aku ini suamimu. masa malu sama suami sendiri! Gak usah malu Yang.. Dalaman kamu aja Mas udah lihat ko!" Made tersenyum, geleng-geleng kepala.

Murni hanya tersipu, ia tak mengeluarkan sepatah katapun. Ia merangkul tangan Made, bergelayut, "Mas, makasih ya.. Mas udah perhatian sama Murni."

Kini sudah terlihat jelas sifat asli Murni. Ia gadis polos, manja dan pencemburu. Dari awal ia sudah ketakutan Made direbut orang.

"Ya iyalah.. kamu udah jadi istri Mas. Mas harus sayang dan perhatian sama kamu! Adapun yang kamu mau, aku harus nurutim kamu. Ayo Yang, kita masuk kamar!" Made melingkarkan tangannya di pinggang Murni.

Kedua pasutri baru itu masuk kamar..

Selama beberapa menit, Murni duduk di kursi, ia memandangi Made membetulkan ranjang besi peninggalan Mak Eroh yang sudah sedikit karatan.

Dengan penuh rasa kagum, pandangan Murni tak pernah lepas menatap Made yang sedang fokus bekerja.

Satu jam kemudian..

"Alhamdulillah.. akhirnya beres juga!.. Mur..." Made mendongak, " Murni?.. "

1
Tie's_74
Walaupun karyaku ini ada beberapa adegan dewasanya, tapi ada pelajaran kehidupan yang bisa diambil, kalau dalam hidup ini kita jangan menilai orang dari luarnya saja. Bisa jadi orang yang kita pandang rendah, ternyata dia mempunyai kemampuan diatas kita. Selain itu pelajaran yang dapat diambil dari cerita ini, kita jangan cepat menyerah dengan keadaan, dan harus selalu semangat.. Yakinlah kalau dibalik cobaan pasti akan ada hikmahnya. Ok gess, selalu semangat ya.. 🥰🤗
Tie's_74
Dari bab ini, bisa dipetik pelajaran, bahwa dalam hidup ini kita jangan cepat menyerah. Sesulit apapun Tuhan berikan ujian pada kita, kita jangan cepat menyerah dan selalu semangat menjalani hidup. Karena laut pun tak selamanya pasang, ada masanya surut. Begitupun dengan kehidupan kita. Ada saatnya kita di uji, tapi bila kita tak cepat menyerah, yakinlah kalau badai akan segera pergi, berganti dengan balasan yang setimpal dari Tuhan akan Perjuangan kita. Akan indah pada waktunya.. Untuk para pembaca setiaku, selalu semangat ya.. Semoga kita sehat selalu dan diberikan rezeki lancar, Aamiin.. /Heart/
Tie's_74
Dari bab ini, kita bisa ambil pelajaran, jangan menilai orang dari luarnya ya guys.. Dengan usaha dan kerja keras, yakinlah bahwa hidup kita akan lebih baik. dan tentunya, kita harus percaya diri.. 😁.. Selalu semangat untuk semua pembaca setiaku. 🙏🏻🤗
Tie's_74
Makasih Kaka komennya.. 🙏
Codigo cereza
Terharu banget
Tie's_74: makasih komennya, Kaka 🙏🏻🤗
total 1 replies
Hao Asakura
Ceritanya keren, bahasanya juga mudah dimengerti!
Tie's_74: makasih komennya kakak... 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!